DOSEN PEMBIMBING
DRS.HASRINAL,AMd.Kep, MM
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
2022
KATA PENGANTAR
PENULIS
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
A. Pengukuran .................................................................................................5
B. Pengertian Tes Inteligensi.......................................................................6
C. Pengertian Tes Kepribadian....................................................................8
D. Pengertian Tes Kemampuan .............. .....................................................10
BAB III PENUTUP............................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
2. Apa yang dimaksud dengan tes inteligensi?
3. Apa yang dimaksud dengan tes keperibadian?
4. Apa yang dimaksud dengan tes kemampuan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang Pengukuran.
2. Menjelaskan tentang tes inteligensi.
3. Menjelaskan tentang tes keperibadian.
4. Menjelaskan tentang tes kemampuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengukuran
Pengukuran menurut Azwar (dalam Gabrield, 2016) adalah cabang dari ilmu
statistika terapan yang bertujuan untuk membangun dasar-dasar teoretik dalam
pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang dapat
berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel. Pengukuran (measurement)
merupakan suatu cara yang sistematis untuk menetapkan secara pasti bilangan-
bilangan (angka-angka) atau nama-nama terhadap suatu obyek dan atribut-
atributnya.
Joni (dalam Idris 2014) menyatakan bahwa pengukuran psikologi merupakan
pengukuran aspek-aspek tingkah laku yang nampak, yang dianggap
mencerminkan prestasi, bakat, sikap dan aspek-aspek kepribadian yang lain.
Dalam prakteknya, pengukuran psikologi pada umumnya banyak menggunakan
tes sebagai alatnya. Istilah test psikologis merupakan suatu alat untuk menyelidiki
reaksi atau disposisi seseorang atas dasar tingkah lakunya.
Dengan demikian pengertian pengukuran psikologi dan tes psikologi pada
dasarnya sama. Perbadaannya terletak pada proses dan alatnya yang digunakan
sebagai dasar penggunaan istilah dalam praktek.
Pengukuran psikologi ini pada dasarnya memiliki fungsi yang cukup besar.
Adapun fungsi-fungsi dari ilmu psikologi itu adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Seleksi. Fungsi seleksi adalah untuk memutuskan individu-individu
yang akan dipilih. Misalnya tes masuk untuk suatu lembaga pendidikan atau
tes seleksi untuk suatu jenis jabatan tertentu
2. Fungsi Klasifikasi. Fungsi klasifikasi, adalah mengelompokkan individu
dalam kelompok sejenis. Misalnya mengelompokkan siswa yang mempunyai
masalah yang sejenis sehingga dapat diberikan bantuan yang sesuai
masalahnya. Atau mengelompokkan siswa ke program yang khusus.
3. Fungsi Deskripsi. Fungsi deskripsi, adalah menyuguhkan hasil pengukuran
psikologis yang telah dilakukan tanpa kalsifikasi tertentu. Misalnya
melaporkan profile minat seseorang yang telah dites dengan tes minat.
4. Mengevaluasi suatu treatment, yaitu untuk mengetahui apakah suatu tindakan
tertentu yang telah dilakukan terhadap seseorang atau kelompok individu telah
mencapai hasil atau belum.
5. Menguji suatu hipotesis, yaitu untuk mengetahui apakah hipotesis yang
dikemukakan itu betul atau salah
B. Tes Inteligensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga bersalal dari
bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia”. Teori tentang intelegensi
pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951.
Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu
kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal
pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan
“Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.
Vernon (dalam Aeni, 2012) menyatakan ada tiga arti mengenai inteligensi,
pertama inteligensi adalah kapasitas bawaan yang diterima oleh anak dari orang
tuanya melalui gene yang nantinya akan menentukan perkembangan mentalnya.
Kedua, istilah inteligensi mengacu pada pandai, cepat dalam bertindak, bagus
dalam penalaran dan pemahaman, serta efi sien dalam aktifi tas mental. Arti
ketiga dari inteligensi adalah umur mental atau IQ atau skor dari suatu tes
inteligensi.
Stren (dalam Rahma, 2013) menyatakan bahwa inteligensi merupakan
kemampuan untuk mengetahui problem serta kondisi baru, kemampuan berfikir
abstrak, kemampuan bekerja, kemampuan tingkah laku instinktif, dan kemampuan
menerima hubungan yang kompleks.
Tes yang mengungkapkan intelegensi untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan umum seseorang untuk memperkirakan apakah suatu pendidikan atau
pelatihan tertentu dapat diberikan kepadanya. Nilai tes intelegensi seringkali
dikaitkan dengan umur dan menghasilkan IQ untuk mengetahui bagaimana
kedudukan relative orang yang bersangkutan dengan kelompok orang sebayanya
(Aeni, 2012).
Selanjutnya, Persada (2014) menjelaskan bahwa tes inteligensi terbagi
menjadi tiga, yaitu (1) tes inteligensi umum, (2) tes inteligensi khusus, dan (3) tes
inteligensi differensial.
1. Tes Inteligensi Umum
Tes inteligensi umum yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum
yang mengenai taraf inteligensi umum dari seseorang. Tes inteligensi umum
yang bertujuan memberikan gambaran tentang taraf inteligensi umum seseorang
pada umumnya berdasarkan pada teori Spearman. Menurut Spearman
pengukuran kemampuan umum yang terbaik adalah melalui persoalan-persoalan
yang membutuhkan kemampuan menalar yang abstrak.
C. Tes Keperibadian
Kepribadian menurut Allport adalah suatu organisasi yang dinamis yang
berada dalam individu dari sistem psikofi sik yang menciptakan pola karakteristik
individu dalam berperilaku berpikir dan merasakan. Kepribadian adalah sesuatu
yang memberi tata tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku
ber beda-beda yang dilakukan oleh individu. Kepribadian mencakup usaha-usaha
menyesuaikan diri yang beraneka ragam namun khas yang dilakukan oleh
individu. Kepribadian merupakan istilah untuk menunjukkan hal-hal khusus
tentang individu dan yang membedakannya dari semua orang lain, atau
kepribadian merupakan hakekat keadaan manusiawi (Aeni, 30-31:2012)
Tes kepribadian merupakan suatu alat ukur yang disusun untukmengungkap
kepribadian seseorang. Untuk menggunakan suatu alat ukur kepribadian perlu
melihat landasan teoritisnya sehingga dapat menggunakan alat tersebut dengan
tepat. Alat tes yang disusun untuk mengungkap kepribadian secara garis besar
dapat dikelompokkan berdasar : teknik pengungkapannya (proyektif dan non
proyektif), bentuk alat (verbal dan non verbal). Tes kepribadian yang
menggunakan teknik proyektif sering disebut tes proyektif.
1. Tes Proyektif
Proyeksi merupakan suatu proses pelampiasan dorongan, perasaan dan
sentimen seseorang keluar melalui suatu media sebagai suatu mekanisme
pertahanan diri, proses tersebut terjadi tanpa disadari oleh yang bersangkutan.
Adapun tes proyektif adalah alat ukur kepribadian yang dalam mengungkap
kepribadian menggunakan media atau materi sebagai tempat untuk
memproyeksikan dorongan, perasaan ataupun sentimen seseorang.
Ada dua macam tes proyektif yaitu yang berbentuk verbal dan non verbal. Tes
proyektif verbal yaitu tes proyektif yang materinya maupun reaksi subyek dan
instruksinya menggunakan bahasa, sehingga dalam tes ini dituntut suatu
kemampuan Bahasa. Tes proyektif non verbal yaitu tes proyektif yang memakai
bahasa hanya instruksinya .
2. Tes Nonproyektif
Pada umumnya alat ukur kepribadian yang tidak menggunakan teknik
proyektif menggunakan bentuk inventory. Pada jenis tes yang berbentuk inventory
ini antara lain:
a. Sixteen PF (Sixteen Personality Factors Questionaire). Tes ini disusun
oleh Raymont B. Cattel. 16 PF mempunyai 5 macam bentuk yaitu A, B, C,
D, E, tes ini dapat dikenakan untuk mereka yang telah berusia 16 tahun ke
atas.
b. NSQ (Neurotic Scale Questionaire). Tes ini disusun oleh Ivan H. Scheier
dan R. B. Cattel. Yang diungkap dalam tes ini adalah kecenderungan
neurotik dan tingkat neurotiknya.
c. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory). Tes ini disusun
untuk mengungkap karakteristik umum dari
abnormalitas/ketidakmampuan psikologis.
d. CAQ (Clinical Analysis Questionaire). Tes ini layak digunakan untuk usia
remaja sampai dengan dewasa dan akan menggambarkan kondisi klinis
seseorang.
e. SSCT (Sach Sentence Completion Test). Tes yang dikembangkan oleh
David Sach, item-itemnya ber jumlah 60 berbentuk kalimat belum selesai
dan harus diselesaikan oleh testee dan dari respon testee akan dapat
diketahui adanya hambatan sosial dari individu dengan agens of
relationnya yaitu kelompok atau situasi yang memiliki relasi dengan
kehidupan individu.
D. Tes Kemampuan
Tes kemampuan merupakan tes yang digunakan untuk mengukur tngkat
kemampuan seseorang. Tes ini diadakan atau dilaksanakan dengan tujuan untuk
membedakan tingkat kemampuan seseorang.Dalam tes kemampuan potensi yang
ada pada diri peserta tes akan tergambar dalam hasil tes tadi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa tes kemampuan sangat bermanfaat besar bagi peserta dan
pengada.
Dalam hal ini tentu saja tes kemampuan juga memiliki karakteristik atau ciri-
ciri khusus, seperti:
1. Mengerjakan tes kemapuan dibatasi oleh waktu
2. Banyak soal yang memiliki pilihan berganda dan jawabannya
membutuhkan jawaban yang pendek
3. Lembar jawaban dipisah dengan soal
4. Jawaban yang disediakan hanya memiliki satu jawaban yang benar
5. Tingkat kesukaran biasanya meningkat dari soal awal hingga akhir
6. Pada tes kemampuan membutuhkan akurasi daripada kecepatan
Dari tes kempuan sendiri juga terbagi dalam kebeberapa kelompok. Adapun
jenis tes kemampuan terdiri dari:
1. Tes kemampuan verbal reasoning (melakukan evaluasi kritis terhadap
informasi tertulis)
2. Tes kemampuan numerical reasoning (interpretasi logis dari informasi
numerik dan statistik)
3. Tes kemampuan comprehension (pemahaman bahasa)
4. Tes kemampuan abstract, mechanical, atau spatial reasoning (pattern
recognition)
5. Tes kemampuan information checking (memeriksa error/perhatian
terhadap detail)
6. Tes Kemampuan following logical instructions
7. Tes kemampuan kecepatan mempelajari dan menjadi terampil pada hal-hal
baru
Pada dasarnya tes kemampuan didesain untuk mengetahui kemmapuan yang
dimiliki oleh peserta seperti ketelitian, kecepatan, keakuratan, kelogisan dalam
berpikir, kemampuan mengikuti instruksi dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui tingkat
kemampuan seseorang terhadap suatu objek ukur. Pengukuran psikologi
adalah kegiatan untuk mengetahui tingkat kemantapan kepribadian seseorang
yang dilihat dari berbagai aspek, yaitu kecerdasan, intelegensi dan
kemampuan.
Tes inteligensi merupakan rangkaian tes yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana seseorang mampu menerima Pendidikan secara
maksimal. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat Pendidikan yang
dapat dijangkau seseorang dalam kecepatan tertentu.
Tes keperibadian merupakan rangkaian tes psikologi yang dilakukan
untuk mengetahui kesiapan seseorang dalam menjalani aktifitas dan bersikap.
Tes kepribadian ini diharapkan mampu menggambarkan tingkat emosi yang
dimiliki seseorang dan kemampuan seseorang dalam mengontrol diri.
Tes kemampuan adalah suatu tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan seseorang terhadap suatu kondisi yang dihadapi dan mencari
penyelesaian yang tepat.
B. SARAN
Dalam membuat suatu hipotesis dari uji psikologi hendaknya dilakukan
dengan cermat, teliti dan seksama sehingga hasil yang didapat lebih akurat
dan efisien.
KEPUSTAKAAN
3. Apa yang termasuk unsur dari tes psikologi typical performance test?
a. Minat
b. Bakat
c. Cita-cita
d. Kecakapan
5. Suatu alat ukur harus menunjukkan ketepatan nilai yang diperoleh dalam
kesempatan yang berbeda dengan item test yang sama. Artinya alat ukur
memiliki tingkat ?
a. Reliabilitas
b. Validitas
c. Norma
d. Subyektivitas
6. Kegiatan apa yang harus dilakukan dalam rangka menyusun alat test psikologi,
setelah melakukan uji coba?
a. Identifikasi tujuan penggunaan test
b. Menyusun norma untuk interpretasi skor
c. Identifikasi domain tingkah laku dan indicator sesuai konstruk
d. Menilai item tes sesuai kisi-kisi dan kriteria penulisan item
7. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah,
melakukan adaptasi dan kemampuan untuk mengadakan kritik adalah…
a. Tes bakat
b. Tes minat
c. Tes psikotes
d. Tes intelegensi