Anda di halaman 1dari 37

JENIS-JENIS TES BAKAT

Dengan munculnya teknis analisis faktor dalam berbagai penelitian yang berdasarkan teori
kecemsan, terutama teori kecerdasan, terutama teori kelompok faktor dan struktur intelek, hasilnya
mempunyai pengaruh besar dalam penyusunan tes bakat, termasuk tes multiple bakat. Tes Seri
Multiple Bakat adalah sejumlah tes yang dipakai untuk mengukur berbagai macam bakat. Jenis tes
ini tidak hanya mengukur satu macam bakat saja, tetapi dapat menjaring berbagai macam bakat
pada banyak subjek. Ada bermacam – macam tes seri multiple bakat, diantaranya :

a.      Differential Aptitudes Test (DAT)

b.      General Aptitude Test Battery (GATB)

c.       Falanagan Aptitude Clasification Test (FACT)

d.      Academic Promise Test (APT)

e.       Flanagan Industri Test (FIT)

f.       Guilford Zimmerman Aptitude Survey

g.      Nonreading Aptitude Test Batteray (NATB), 1969 Edition.

B.  Differential Aptitude Tests ( DAT )

      Tes ini disusun oleh : George K. Bennet, Harlold G. Seashore, dan Alexandra G. Wesman.

      Tes ini dibuat dengan maksud agar dapat mengukur kemampuan mental dari beberapa faktor
bukan hanya satu faktor saja sehingga skor yang dihasilkan tidak pula hanya satu akan tetapi ada
beberapa sesuai dengan kemampuan yang diukur. Karena itulah tes ini dibuat agar mendapatkan
prosedur penilaian yang ilmiah, terintegrasi, dan standard bagi murid-murid sekolah pada grade 8-
12, Karena IQ bukanlah merupakan standar yang memadai lagi.

      DAT berisi 7 materi tes, mengungkap 7 aspek bakat berhitung, penalaran, ruang bidang, tes
mekanik, cepat teliti, verbal reasoning & language tes. DAT merupakan salah satu dari bateri motif
bakat yang sering digunakan. Pertama kali dipublikasikan pada tahun 1947, DAT telah direvisi secara
berkala. Baterai itu dirancang terutama digunakan dalam bimbingan karir siswa kelas 8 – 12. DAT
edisi ke - 5 tersedia dalam 2 level : level 1, dirancang terutama untuk siswa di kelas 7 – 9 dan orang
dewasa yang sudah bersekolah lebih dari 9 tahun tetapi yang mungkin belum tamat sekolah
menengah.

      DAT memiliki 7 tes, yaitu :

   1. Verbal reasoning

   2. Numerical ability

   3. Abstract reasoning


   4. Space relation

   5. Mechanical reasoning

   6. Clerical speed and acurary

   7. Language usage -Part I : Spelling

Part II :Sentence

   Tes ini dapat diberikan satu seri atau hanya sebagian saja, sesuai dengan tujuan dan aspek apa
yang akan diukur.

      Tes ini dapat digunakan untuk pendidikan atau untuk pemilihan pekerjaan.

    Pada saat ini baru 5 tes dari 7 tes yang baru digunakan setelah melalui poses menerjemahkan
petunjuk/instruksinya ke dalam bahasa Indonesia, yaitu :

         1. Numerical Ability - Tes Berhitung (A5)

         2. Abstract Reasoning -  Tes Penalaran (A3)

         3. Space Relation – Tes Pola (C5)

         4. Mechanical Reasoning – Tes Pengertian Mekanik (C4)

         5. Clerical Speed and Accuracy – Tes Cepat Teliti (D4)

1.      TES BERHITUNG

a)     Nama

      Nama Asli : Numerical Ability Form A

            Nama Indonesia : Tes Berhitung

b)     Bentuk Yang Tersedia

Berupa buku cetakan, berukuran setengah folio. Pada halaman pertama tertulis petunjuk
mengerjakannya. Jumlah soal = 40 butir, lembar jawaban terpisah.

c)     Aspek yang diukur

Tes ini mengukur kemampuan berfikir dengan angka, penguasaan hubungan numerik, misalnya
penjumlahan yang sederhana. Sehingga tes ini disebut arithmetic compulation  bukan arithmetic
reasoning.

Walaupun tes ini mengukur aspek yang sederhana, bersama – sama dengan verbal reasoning dari
DAT dapat mengukur kemampuan belajar secara umum (general learning ability). Tes berhitung ini
bersama – sama dengan abstrack reasoning atau Penalaran (A3) dan Verbal Reasoining akan
mengukur intelegensi umum (Bennett, 1952, p. 6-7.)

d)     Sajian

      Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal

e)     Waktu Penyajian

      Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 30 menit. Sedangkan waktu untuk
instruksi sekitar 5 – 10 menit.

f)Tujuan

      Tes ini digunakan untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan (Bennett,
1952, p. 1). Bidang pendidikan meliputi matematika, fisika, kimia, teknik, ilmu sosial, bahaa Inggris
(untuk bahasa Inggris harus bersama – sama dengan verbal reasoning, sentence,  dan spelling.

      Di samping itu dapat digunakan pula untuk bidang yang lain yang kurikulumnya mengutamakan
berfikir secara kuantitatif. Sedangkan mengenai bidang pekerjaan diantaranya meliputi : asisten
laboratorium, tata buku, statistik. ( Bennet, 1952, p. 6)

g)     Validitas dan Reliabilitas

Dalam manual validasi dilakuakan dengan menggunakan prestasi sekolah sebagai kriterium,
diantaranya Bahasa Inggris, Matematika, Science, Ilmu Sosial, dan Sejarah, Bahasa selain Bahasa
Inggris (Perancis, Jerman, Latin, Modern, Spanyol). Dalam validasi ini jenis kelamin dipisahkan dan
tingkat pendidikan kelas II SMP sampai kelas III SMA (grade 8 – 12).

Reliabilitas tes ini dicari dengan menggunakan metode split half. Untuk pria diperoleh koefisien
reliabilita yang bergerak sekitar 85 – 93  dan untuk wanita sekitar 82 – 88. (Binnet, 1952,  p. 66).

h)     Cara Pemberian Skor

Untuk memberikan nilai diperhatikan jumlah jawaban yang benar dan jumlah jawaban yang  salah.
Yang benar diberi nilai 1 (satu) sedang yang salah diberi nilai 0 (nol).

i) Norma

Norma yang ada ialah menggunakan presentil. Terdapat dalam manual DAT. Dalam norma ini
dibedakan antar pria dan wanita serta dibuat grade 8 – 12. Telah dibuat pula norma berdasarkan
sampel yang datang di Biro Konsultasi Fakultas Psikologi UGM, dengan sampel wanita 215 orang dan
sampel pria 310 orang dengan tingkat pendidikan kelas III SMA. (Retno Suhapti & Wisnu Martani,
1981).

j)Catatan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikutip oleh Super dan Krites (1965, p. 346) terbukti bahwa verbal
reasoning dan tes berhitung digabungkan mempunyai korelasi dengan tes WAIS sebesar 0,76
(subjeknya anak – anak berumur 16 tahun ), dan sebesar 0,74 (subjeknya remaja berumur 17 tahun).
Mengenai penelitian yang lain di Indonesia tes berhitung ini telah diselidiki validitasnya dengan
menggunakan kriterium prestasi belajar pada siswa SMA kelas II IPA dan IPS (N=153) di daerah
perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan koefisien validitas 0,51 (sangat signifkan). Ada penelitian
lain mengeni tes berhitung ini tentang reliabilitasnya. Metode yang dipakai adalah tes-te tes. Sampel
yang digunakan adalah murid SMP Negeri 1 Yogyakarta, jumlahnya 84 orang, pendidikan kelas II dan
menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan koefisien sebesar 0,709. (Toto Kowato et. al.,
1981).

1.      TES PENALARAN

a)     Nama

      Nama Asli : Abstract Reasoning

            Nama Indonesia : Tes Penalaran (A3)

b)     Bentuk Yang Tersedia

Berupa buku cetakan. Pada halaman pertama tertulis petunjuk mengerjakannya. Soal berjumlah = 50
butir dan lembar jawaban terpisah.

c)     Aspek yang diukur

Tes ini mengukur kemampuan penalaran individu yang bersifat “non – verbal”, yaitu meliputi
kemampuan individu untuk dapat memahami adanya hubungan yang logis dari figur – figur  abstrak
atau prinsip – prinsip “non – verbal designs”. Abstrak Reasoning bersama – sama dengan Verbal
Reasoning dan Numerical  mengukur General Intelligence.

d)     Sajian

      Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal

e)     Waktu Penyajian

      Menurut manual aslinya, waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 25 menit.
Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar 5 – 10 menit.

f)Tujuan

      Tes ini digunakan dilingkungan sekolah, perusahaan, dan kegiatan sosial lainnya. Tes ini relevan
untuk pelajaran atau  pekerjaan/profesi yang memerlukan persepsi hubungan antara benda –
benda.

g)     Validitas dan Reliabilitas

VALIDITAS

Menurut aslinya (DAT) tes ini mempunyai tingkat validitas yang bervariasi berdasarkan spesifikasi
kriteria dan populasinya seperti halnya sub tes dari DAT lainnya.
RELIABILITAS

Reliabilitas tes penalaran yang asli dilakukan  dengan menggunakan metode belah dua dan
koreksi Spearman – Brown  dengan memperhatikan variabel jenis kelamin dan tingkatan sekolah,
menunjuk adanya variasi seperti tedapat pada DAT p. 66 dengan koefisien korelasi berkisar antara
0,85 – 0,92. Sebagai pembanding, penelitian Dalil Adisubroto di DIY (1975) dan Jatim, Jateng, Jabar
(1976) dengan metode ulang, dengan jumlah subyek 970 dan 1085 memperoleh  koefisien
Reliabilitas 0,783 dan 0,765.

h)     Cara Pemberian Skor

Apabila sesuai dengan kunci jawaban diberi nilai 1 (satu), bila tidak sesuai  diberi nilai 0 (nol).
Sehingga skor tertinggi = 50. Rumus pemberian skor kasar = R - ¼ W ( jumlah yang benar dikurangi ¼
kali jumlah yang salah).

i) Norma

Norma yang ada ialah menggunakan presentil. Terdapat dalam manual DAT. Dalam norma ini
dibedakan antara pria dan wanita serta dibuat grade 8 – 12. Di Biro Konsultasi Fakultas Psikologi
UGM, telh dibut norma adaptasi, yang disusun dari hasil tes murid – murid SLTA kelas III,
dengan stan five dandibedakan antara pria dan wanita.

j)Catatan

         Tes penalaran ini cocok untuk kondisi di Indoneia sebab sifatnya yang Culture Free.  Namun
diperlukan pembakuan yang memadai untuk kondisi stempat, mislnya membuat norma kelompok.

Penelitin di Indonesia pernah dilakukan oleh Dalil Adisubroto :

a.      DIY (1975) pada siswa SMP dengan N = 970 (L/P) dengn criteria luar pretasi belajar (r = 0,388; p
< 0,01)

b.      Jatim, Jateng, Jabar (1976), pada siswa SMP dengan N = 1085 (L/P) dengan criteria luar prestsi
belajar ( r = 0,328; p < 0,01).

1.      TES POLA

a)     Nama

      Nama Asli : Space Realtion

            Nama Indonesia : Tes Pola (B3)

b)     Bentuk Yang Tersedia


     Berupa buku cetakan, berukuran setengah folio. Pada halaman pertama tertulis petunjuk
mengerjakannya. Jumlah soal = 40 butir, lembar jawaban terpisah.

     Disamping itu ada juga edisi tahun 1991. Butir soal berjumlah 60 dengan nama Tes Ruang Bidang
(C5).

c)     Aspek yang diukur

Tes Pola atau Space Relations dimaksudkan untuk mengungkap atau mengukur kemampuan
mengenal barang – barang kongkrit melalui proses penglihatan khususnya mengenl barang secara
tiga dimensi. Butir – butir soal dibuat agar testi dapat mengkonstruksikan barang dengan pola yang
tersedia secara tepat. Jadi subjek/testi harus dapat memanipulasi secara mental, mempunyai kreasi
terhadap sesuatu Struktur barang tertentu dengan perencanaan yang baik.

d)     Sajian

      Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal

e)     Waktu Penyajian

      Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes pola edisi tahun 1952 ini ialah  30 menit.
Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar 5 – 10 menit.

f)      Tujuan

      Tes ini digunakan untuk khusus untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan seseorang
mengenal ruang tiga dimensi,  baik untuk bidang studi maupun untuk pekerjaan. Kemampuan ini
diperlukan sekali dalam bidang – bidang perencanan desain pakaian, arsitektur, seni, dekorasi, atau
bidang – bidang lain yang membutuhkan pengamatan tiga dimensi. Prediksi paling baik
untuk engineering, mechanical design,  dan  plane geometri.

g)     Validitas dan Reliabilitas

Menurut manual DAT, validitas tes dicari dengan menggunakan kriterium bahasa Inggris,
Matematika, Science, Ilmu Sosial dan Sejarah serta bahas selain Inggris (Jerman, Perancis). Dalam
validitas ini dibedakan jenis kelamin dan grde yitu 8 – 12. Reliabilita dicari dengan teknik belah dua.
Untuk pria diperoleh koefisien antara 0,92 – 0,94. Sedangkan untuk wanita antara 0,86 – 0,92.

h)     Cara Pemberian Skor

Tes Pola diskor dengan cara salah dan benar menurut kunci jawaban yang tersedia. Skor akhir ialah
jumlah jawaban yang benar dikurangi jumlah jawaban yang salah. Rumus : R – W. Skor maksimal
100.

i)       Norma

Sebagian disebutkan di atas bahwa belum ada penelitian untuk para remaja Indonesia, maka norma
yang ada ialah masih asli dari DAT edisi 1952. Belum ada norma hasil adaptasi atau hasil penyusunan
khusus untuk hal itu.
j)      Catatan

1.      Tes ini sangat penting untuk mengungkap kemampuan khusus seseorang, maka perlu
penelitian – penelitian agar lebih mantap penggunaannya. Karena pembukuan di Indonesia belum
ada maka perlu membuat norma kelompok jika melakukan tes secara kelompok.

2.      Petunjuk cara mengerjakan perlu diberikan lebih dahulu. Perlu diberitahukan bahwa tiap soal
ada kemungkinan lebih dari satu jawaban..

4.      TES PENGERTIAN MEKANIK

a)     Nama

      Nama Asli               : Mechanical Reasoning

            Nama Indonesia     : Tes Pengertian Mekanik (C4)

b)     Bentuk Yang Tersedia

Bentuk buku cetakan. Pada halaman depan tertulis petunjuk mengerjaknnya. Soal berjumlah 68
butir dan lembar jawaban terpisah.

c)     Aspek yang diukur

Tes Pengertian Mekanik  ini merupakan bentuk baru dari Mechanical Comprehensive  yang dibuat
oleh Bennett. Aspek yang diukur ialah daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika,
yang merupakan salah satu faktor intelegensi dalam arti luas. 

d)     Sajian

      Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal

e)     Waktu Penyajian

      Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes pola edisi tahun 1952 ini ialah  30 menit.
Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar 5 – 10 menit.

f)      Tujuan

Tujuan tes ini untuk mengetahui kemampuan khusus dalam bidang kemampuan mekanik. Dengan
mengetahui kemampuan ini maka dapat ditentukan jurusan studi maupun untuk memilih
pekerjaan.  

Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain ialah : Tukang kayu, ahli mesin,
pemeliharaan mesin, perakit (assembler).

g)     Validitas dan Reliabilitas


Menurut manual DAT, validitas tes ini dilakukan dengan menggunakan kriterium prestasi belajar
dalam pelajaran Matematika, bahasa Inggris, Science, Ilmu Sosial dan Sejarah serta bahasa selain
bahasa Inggris (Jerman, Perancis). Dalam validitas ini diperhatikan  jenis kelamin dan grade yaitu 8 –
12. Reliabilitas dicari dengan metode split half. Untuk pria diperoleh koefisien reliabilita antara 0,81
– 0,86. Sedangkan untuk wanita bergerak antara 0,69 – 0,73.

h)     Cara Pemberian Skor

Apabil sesuai dengan kunci jawaban diberi skor 1 (satu), bila tidak sesuai diberi skor 0 (nol). Sehingga
skor tertinggi = 68. Rumus pemberian skor kasar = R – ½ W (jumlah benar dikurangi ½ kali jumlah
yang salah).

i)       Norma

Norma yang ada ialah menggunakan presentil. Terdapat dalam manual DAT. Dalam norma ini
dibedakn antara pria dan wanita serta dibuat untuk grade 8 – 12. Perlu diperhatikan norma tes
Pengertian Mekanik ini untuk pria dan wanita sangt menyolok perbedaan angkanya.

Di Biro Konsultasi Fakultas Psikologi UGM, telah dibuat norma adaptasi, yang disusun dari hasil tes
murid – murid Sekolah Lanjutan Tingkat Atas kelas III dengan menggunakan stan –tive  dan
dibedakan antara pria dan wanita.  

j)      Catatan

Tes ini memang banyak gunanya dan banyak menolong konsultan untuk menentukan jurusan studi
dan pemilihan pekerjaan, maka perlu dikembangkan lebih lanjut.

Dalam penggunaan tes ini,  agar lebih dapat dipercaya supaya dibuat norma kelompok setiap
melakukan testing.

5.      TES CEPAT DAN TELITI

a.       Nama

 Nama Asli : Clerical Speed and Accuracy

 Nama Indonesia : Tes Cepat dn Teliti (D4)

b.      Bentuk Yang Tersedia

Berupa buku cetakan dalam ukuran kuarto. Terdiri dari satu halaman petunjuk pada halaman
pertama. Dua halaman soal bagian 1 dan 2 halaman soal bagian II. Masing – masing bagian terdiri
dari 100 butir soal.  Lembar jawaban terpisah terpisah dari buku soal.

c.      Aspek yang diukur


Tes ini mengukur respon subjek terhadap tugas – tugas atau pekerjaan yang menyangkut kecepatan
persepsi (dari stimulus yang bersifat sederhana), kecepatan respon terhadap kombinasi huruf dan
angka, ingatan yang sifatnya tidak lama (momentary relation). 

d.      Sajian

Penyajian tes ini dapat dilakukan secara individual maupun klasikal

e.      Waktu Penyajian

      Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes ini ialah 5 menit untuk bagian I dan 3 menit untuk
bagian II. Sedangkan waktu untuk instruksi sekitar 5 – 10 menit. Karena tes ini merupakan tes
kecepatan maka sebelum testi mengerjakan tes, tester harus yakin bahwa testi telah tahu apa yang
harus dikerjakan.

f.       Tujuan

      Tes ini dapat digunakan untuk konseling sekolah (siswa yang mendapatkan skor rendah dalam tes
ini kemungkinan mengalami kesulitan dalam kecepatan dan presisi misalnya) atau untuk seleksi para
pelamar pekerjan tertentu.

      Karena tes ini dapat  meramalkan produktivitas seseorang dalam mengerjakan pekerjaan –


pekerjaan rutin yang melibatkan masalah persepsi dan pemberian tanda – tanda maka yang
terutama tes ini dibutuhkan untuk pekerjan – pekerjaan “clerical”.

      Misalnya “Filing, Coding, Stock Room Work.”

g.      Validitas dan Reliabilitas

Menurut manual DAT validasi tes ini dilakukan dengan menggunakan prestasi belajar sebagai
kriterium yaitu Bahasa Inggris, Matematika, Science, Ilmu Sosial, dan Sejarah, Bahasa selain Bahasa
Inggris. Dalam validasi ini dipisahkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan grade 8 – 12. Reliabilitas
tes ini dicari dengan menggunakan metode belah dua. Untuk pria diperoleh antara 0,77 – 0,93 dan
untuk wanita antara 0,84 – 0,91.

h.      Cara Pemberian Skor

Skor hanya diberikan pada bagian II saja, bagian I tidak diskor (dianggap sebagai latihan). Skor total
ialah jumlah soal yang dikerjakan dengan benar.

i.        Norma

Norma dibuat berdasarkan nilai presentil. Di Biro Konsultasi Fakultas Psikologi UGM ada dua macam
norma yaitu : norma asli dan norma hasil adaptasi. Norma hasil adaptasi ini khusus untuk siswa kelas
III SMA baik laki – laki maupun perempuan dan dibuat berdasarkan 5 kategori dari baik sekali sampai
dengan kurang sekali.
j.       Catatan

Kesimpulan dari penelitian yang pernah dilakukan menyebutkn bahwa mereka yang telah berhasil
dalam beberapa pekerjaan ternyata tidak memerlukan skor yang tinggi untuk tes ini, asalkan
beberpa sub tes lain dari DAT mendapatkan skor tinggi. Misalnya untuk salesman justru skor tes ini
yang terendah, sedangkan untuk business administration skor tes ini diminta tinggi. Penelitian di
Fakultas Psikologi UGM tentang tes ini tampaknya belum begitu banyak. Satu penelitian yang pernah
dilakukan Buntran (972 – Skripsi) mencari hubungan antara tes cepat teliti (dan juga beberpa tes
lain) dengan prestasi kerja karyawan bagian rajut dan finishing di salah satu perusahaan “wig” di
Yogykarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara skor tes cepat
teliti dengan prestasi kerja karyawan di dua jenis pekerjaan tersebut.

C.  General Aptitude Test Battrey ( GATB )

      Tes ini diciptakan oleh Charles E. Odell, yang digunakan pada konseling pekerjaan di States
Employment Service Office.

Aptitude yang diungkap GATB adalah :

      Aptitude G : Intelegence

Merupakan tes kemampuan belajar secara umum, yaitu     kemampuan  untuk menangkap dan


mengerti prinsip-prinsip, menalar dan membuat keputusan.

      Aptitude V : Verbal Aptitude

Merupakan tes untuk mengerti arti beberapa kata dan memepergunakannya secara efektif, serta
untuk mengerti bahasa secara komprehensif, mengerti hubungan antar kata dan mengerti arti
keseluruhan paragraph dan kalimat. 

 Aptitude N : Nuemerical Aptitide

Merupakan kemampuan untuk mengoperasikan angka-angka secara cepat dan tepat.

      Aptitude S : Spatial

Merupakan kemampuan berpikir secara visual pada bentuk geometris dan untuk menangkap objek 3
dimensi, serta mengingat hubungan dari gerakan objek dalam satu ruang.

      Aptitude P : Form perception

Merupakan kemampuan untuk melihat bagian-bagian dari suatu gambar, benda, dan grafik.
Membuat perbandingan dan pembedaan secara visual dan melihat perbedaan yang nyata pada
bentuk atau bayangan.
   Aptitude Q : Clerical perception

Merupakan kemampuan untuk mengungkap obyek-obyek angka dan huruf, serta kemampuan
persepsi terhadap komputasi secara sepintas.

      Aptitude K : Motor coordinate

Merupakan kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan organ mata, jari-jari secara


terampil dan teliti pada gerakan yang cepat dan tepat.

      Aptitude F : Finger dexterity

Merupakan kemampuan gerakan jari jemari: memanipulasi obyek-obyek kecil dengan jari jemari
secara cepat dan teliti.

      Aptitude M : Manual dexterity

Merupakan kemampuan untuk menggerakkan tangan dengan mudah  dan terampil. Kemampuan


untuk bekerja dengan tangan dalam menempatkan dan memindahkan sesuatu.

               Adapun Jenis – Jenis dari tes GATB, yaitu sebagai berikut :

1.      TES RUANG BIDANG

a. Nama :

Nama Asli : Three dimentional Space

Nama Indonesia : Tes Ruang Bidang Seri GATB

b. Bentuk yang tersedia

Bentuk tes yang ada adalah sekumpulan soal dalam buku tes. Tersedia lembar jawaban untuk
mengerjakan.

c. Aspek yang diukur

Tes ini mengukur kemampuan berfikir secara visual dari bentuk geometris memahami gambar dari
dua dimensi untuk menjadi bentuk tiga dimensi.

d. Sajian

Tes ini dapat disajikan secara individual maupun secara klasikal

e. Waktu penyajian
Total waktu sekitar 8 menit. Perincian : 3 menit untuk memberikan penjelasan, dan 5 menit untuk
mengerjakan soal.

f. Tujuan

Tes ini sebagai serangkaian tes untuk mengungkap intelegensi bersama dengan dua sub tes lainnnya,
yaitu :

a. Tes Perbendaharaan Kata (Vocabulary)

b. Tes Berhitung Soal (Arithmetic Reasoning) 

g. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Dengan menggunakan kriteria prestasi belajar maka tes ini memperoleh koefisien validitas sebesar
0,369 dengan N = 160, ternyata tes tersebut valid dengan tes 1 %

b. Reliabilitas

Adapun reliabilitas tes ini tidak berdiri sendiri, tetapi bersama tes Perbendaharaan Kata dan
menghitung soal dengan sampel yang sama dengan mencari validitas dan dengan cara tes-re-tes
diperoleh konsep.

Sampel penelitian dari Nuri Arti adalah siswa kelas I SMAN II Argo Mulyo Yogyakarta. 

h. Cara Pemberian Skor

Skor yang diperoleh oleh seorang teste adalah sebagai penjumlahan dari jawaban yang betul.

i. Norma

Norma yang ada sekarang ini adalah norma yang asli dari GATB, sedangkan norma yang disesuaikan
belum ada. Adapun norma yang asli dari GATB berupa mengubah skor mentah menjadi skor yang
dikonversikan. Jadi berupa skor yang berskala.

j. Catatan

Tes ini merupakan adaptasi dari seri tes GATB, maka untuk penggunaannya perlu diadakan
penelitian standarisasi. Penelitian yang dimulai dari standarisasi waktu, validitas, reliabilitas
administrasi dan norma.

1.      TES MEPERSAMAKAN PERKAKAS

a. Nama :

Nama Asli : Tool Matching


Nama Indonesia : Tes Mempersamakan Perkakas

                              Tes ini merupakan satu sub tes dari serangkaian tes GATB

b. Bentuk yang tersedia

Tes yang ada adalah berupa buku setebal delapan halaman dan lembar jawaban.

c. Aspek yang diukur

Tes ini mengukur aspek kemampuan atau kecermatan dalam pengamatan. Testi diminta mengamati
gambar soal dan mencari persamaan gambar di antara tiga gambar lain yang bentuknya sama hanya
berbeda dalam corak warnanya.

d. Sajian

Tes ini dapat disajikan secara individual maupun secara klasikal

e. Waktu penyajian

Total waktu sekitar 9 menit. Perincian : 4 menit untuk memberikan penjelasan, dan 5 menit untuk
mengerjakan soal sebanyak 49 butir.

f. Tujuan

Bersama dengan  sub tes yang lain, tes ini hanya bergunan untuk mengenal Profil Bakat Seseorang
dan mengenal Pola Bakat Kejujuran. 

g. Validitas dan Reliabilitas

Penelitian mengenai reliabilitas dan validitas tes ini belum pernah dilakukan, sehingga tidak
didapatkan informasi mengenai keadaan tes tersebut.

h. Cara Pemberian Skor

Berdasar pada jawaban yang benar, maka diperoleh nilaii yang bergerak dari 0 – 49.

i. Norma

Norma masih berpegang pada buku asli Manual GATB.

j. Catatan

1.      Mengingat pendeknya waktu untuk mengerjakan soal, maka disarankan bila menggunakan tes
ini kepada subjek diberi pengertian sejelas – jelasnya sebelum mengerjakan soal.

2.      Kemungkinan besar dikemudian hari, bahwa baik lembaran jawaban dan cara skoringnya
dilakukan dengan mesin, mungkin sekali terjadi beda waktu yang akan mempengaruhi nilai
seseorang subjek. Oleh karena itu, disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai kemungkinan ini.

3.      TES KECEKATAN JEMARI


a. Nama :

Nama Asli : Finger Dexterity Test

Nama Indonesia : Tes Kecekatan Jemari

                              Tes ini merupakan satu sub tes dari serangkaian tes GATB

b. Bentuk yang tersedia

Tes ini dibuat berdasarkan gambar yang ada di buku manual GATB. Tes yang asli bahannya dari
logam semua, bentuknya segi empat paanjang dengan 100 lubang, 50 baut dan ring pada tiap tiang.
Lubang itu dibagi dua bagian atas dan bawah masing – masing 50 lubang. Adapun materi tes yang
ada di Fakultas Psikologi UGM (dibuat oleh Sumitra) dibuat dari aluminium dan didalamnya ada
kayunya. Bentuknya persegi panjang, dengan panjang 35 cm dan tebal 1 cm. Lubang ada dua
kelompok yang masing – masing 50 lubang, dan jarak antara kelompok lubang bagian atas dan
kelompok bawah 15 cm. Jumlah baut sebanyak 50 buah, ring 75 buah dan satu tiang untuk tempat
ring yang dapat didirikan pada lubang yang ada di sisi kiri/kanan tengah antara dua kelompok lubang
itu. Alat – alat lain yang perlu ada untuk tes ini yang digunakan tester adalah alat – alat tulis gambar
jawaban untuk mencatat dan stop watch untuk mengukur atau menentukan waktunya.

c. Aspek yang diukur

Tes Kecakapan Jemari dimaksudkan untuk mengukur kecepatan tangan dan jari – jari individu. Yang
dimaksud dengan kecekatan adalah meliputi pengertian tentang koordinasi kecepatan dan
ketepatan dari gerakan – gerakan tangan dan jari – jari individu. Dengan demikian tes ini termasuk
Tes Psikomotor yang mengukur kemampuan kecekatan jari – jari kedua tangan yang meliputi
koodinasi, terampil dan cepat untuk memperlakukan benda – benda kecil dengan jari – jari. Sesuai
dengan prinsip   individu differences kecekatan jemari individu itu akan berbeda.

d. Sajian

Tes ini termasuk tes individu karena pelaksanaannya dilakukan secara individu . Pada tes Kecekatan
Jemari ini ada dua bagian yaitu assemble (perakitan) dan disassemble  (pembongkaran). Karena itu
sajian tes (administrasinya) juga ada dua macam. Sebelum tes dimulai untuk kedua sajian ini kepada
teste perlu dibeikan contoh oleh tester. Kelompok testi dapat terdiri dari testi yang tangan kanan
atau tangan kiri (kidal). Oleh karenan itu materi tes dapat disajikan untuk kedua macam kelompok
tersebut.

e. Waktu penyajian

Waktu yang digunakan untuk merakit ring pada baut dan memindahkan (memasukkan) ke lubang
papan adalah 120 detik. Sedangkan untuk pembongkaran ring dan bautnya adalah 90 detik.

f. Tujuan

Sesuai dengan faktor – faktor yang diungkap oleh tes ini maka tujuan penggunaan tes adalah untuk
mengukur bakat atau kemampuan khusus kecekatan jemari individu. 
g. Validitas dan Reliabilitas

Penelitian mengenai validitas dan reliabilitas Tes Kecekatan Jemari ini (di Fakultas Psikologi UGM)
dilakukan oleh Wazar Pulungan dan Sumitro Untuk Wazar Pulungan dengan mengambil sampel pada
karyawan bagian pengelintingan rokok di Gombong dihasilkan validitas 0,863 dan reliabilitasnya
0,865. Sedangkan Sumitro mengambil sampel karyawan pembungkus kembang gula di Yogyakarta
dihasilkan validitas 0,632 dan reliabilitasnya 0,963. Keduanya menggunakan validitas eksternal.

h. Cara Pemberian Skor

Cara menyekor tes perakitan (assemble) adalah dengan mencatat jumlah baut – baut dan ring yang
terpasang oleh testi. Jadi tester akan menghitung jumlah baut dan ring yang dimasukkan ke dalam
lubang dibagian bawah papan ditambah dari jumlah baut yang jatuh. Sedangkan pada
pembongkaran (disassemble) yang diperlu dicatat adalah jumlah baut yang sudah dibongkar untuk
dipasang di papan atas dan jumlah ring yang dimasukkan kembali di tiang.

i. Norma

Mengenai norma dalam hal ini dapat disajikan dua macam yaitu (A). Norma asli dan (B) Norma
adaptasi.

(A)  Norma Asli (diambil dari GATB, B-1002, hal 113 – 114)

1.      Assemble (Perakitan)

2.      Disassemble  (Pembongkaran)

(B)  Norma Adaptasi (diambil dari penelitian Sumitro)

Norma yang dibuat Sumitro menggunakan sampel wanita. Dalam hal ini sub tes perakitan
(assemble) dan pembongkaran (disassemble) dijadikan satu dengan alasan kedua sub tes mengukur
aspek yang sama (finger dexterity)

j. Catatan

                         1.      Tes ini sangat coocok untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan


psikomotor yaitu koordinasi kecekatan jemari, misalnya : pekerjaan melinting rokok, permen,
memasak, merakit komponen – komponen dalam bidang mekanik, dan semacamnya.

                         2.      Perlu dilakukan penelitian ulang terutama variabel umur perlu dimasukkan


sehubungan dengan kemampuan psikomotor tersebut.

                         3.      Perlu juga standarisasi dilakukan untuk sampel jenis kelamin laki – laki

                         4.      Alat tes ini berguna bagi calon karyawan yang belum terlatih sebab faktor latihan
memiliki peranan yang sangat besar.

                         5.      Ada kemungkinan tes individual ini dapat dilakukan secara klasikal.


     C. Flanagan Aptitude Clasification ( FACT )

      Tes ini disusun oleh J.C. Flanagan, seorang profesor psikologi pada universitas Pittsburgh dan
direktur American Institute for Reaseach. Tes ini dibuat sebagai usaha unutk mendapatkan suatu
system klasifikasi baku dalam penetuan bakat dan kemampuan dasar seseorang pada tugas-tugas
tertentu.

  Tes ini digunakan sebagai alat Bantu untuk memprediksi keberhasilan kerja dan perencanaan
program latihan dalam rangka konseling pekerjaan dan sebagai alat seleksi dan penempatan
karyawan.

            Tes ini terbagi menjadi 14 tes, yaitu :

             1. Inspection                          2. Coding

             3. Memory                               4. Precisison

             5. Assembly                            6. Scales

             7. Coordination                      8. Judgemen and Comprehension

             9. Arithmatic                          10. Patterns

             11.Components                     12. Tables

             13. Mechanics                       14. Expression

1.TES KODE DAN INGATAN

a. Nama :

Nama Asli : Coding,  merupakan sub tes kedua dari FACT

                     Memory,  merupakan sub tes ketiga dari FACT

Nama Indonesia : Kode (Sandi) dan Ingatan.

b. Bentuk yang tersedia

Kertas dengan bahan tercetak. Tersedia lembar jawaban.

c. Aspek yang diukur

1. Kode (atau Sandi) : Kecepatan dan kecermatan menyandi informasi kantor.

2. Ingatan : Keberhasilan mempelajari dan mengingat sandi – sandi dalam FACT 2 yaitu
kemampuan menghafalkan bahan – bahan tercetak.

d. Sajian
Dapat secara individual maupun klasikal

e. Waktu penyajian

1. Sandi : Petunjuk - 20 menit. Pengerjaan – 10 menit. Waktu Total – 30 menit.

2. Ingatan : Petunjuk – 1 menit. Pengerjaan – 4 menit. Waktu Total – 5 menit.

f. Tujuan

Sebagai bagian dari FACT, tes ini bertujuan :

1. Dalam konseling pekerjaan sebagai alat bantu guna memprediksi keberhasilan kerja
berdasarkan kemampuan khusus (aptitude) dan sebagai petunjuk dalam
peencanaan program pelajaran sekolah yang cocok.

2. Dapat digunakan dalam seleksi dan penempatan karyawan.

g. Validitas dan Reliabilitas

Belum terdapat informasi yang dapat dijadikan pegangan.

h. Cara Pemberian Skor

1. Sandi : Skor jumlah yang benar. Jumlah skor tertinggi yang mungkin 150.

2. Ingatan : Skor jumlah jawaban yang benar. Jumlah skor tertinggi yang mungkin 25.

i. Norma

Tes Sandi dan Tes Ingatan adalah dua sub tes dari batere FACT. Norma untuk Indonesia sejauh ini
belum ditegakkan secara jelas. Norma asli yang ada disusun berdasarkan stamina dari
skor performance siswa senior di Pittsburgh Public High School.  Khusus tes menyandi dianggap
penting dalam kesuksesan kerja sebagai akuntan dan klerk. Tes Ingatan penting bagi pekerjaan
seperti: akuntan, business, klerk professor humanis, ahli hukum, perawat, dokter, sales person, dan
waiter. Interpretasi skor harus dilihat dalam  kontesnya dengan sub tes lain secara keseluruhan
berdasarkan suatu profile. Norma interpretasi ada dalam bentuk asli, namun harus diingat bahwa
jenis pekerjaan yang dikemukakan dalam norma tersebut, selain terbatas jumlahnya, juga tidak
selalu sesuai dengan deskripsi pekerjaan sejenis yang ada di Indonesia.

j. Catatan

Tes ini merupakan suatu baterre. Sub Tes Sandi dan Ingatan hendaknya tidak dipakai sebagai tes
yang berdiri sendiri. Dalam menginterprestasikan skor tes haruslah diingat bahwa norma yang
khusus buat Indonesia belum ada. Kewaspadaan juga perlu diutamakan dalam menginterpretasikan
jenis pekerjaan yang cocok yang diungkap oleh tes ini karena kondisi dan persyaratan kerja yang
mungkin berbeda di Indonesia dibandingkan pekerjaan – pekerjaaan di luar negeri.

1.      TES MERAKIT OBJEK

a.   Nama :

Nama Asli : Assembly,  sub tes ke 5 dari FACT

Nama Indonesia : Tes Merakit Objek, dengan kode C1

b.                                                            Bentuk yang tersedia

Tes yang tersedia berbentuk buku cetakan yang mengandung 20 soal termasuk contoh mengerjakan.
Tersedia lembar jawaban untuk mengerjakan.

c.       Aspek yang diukur

Tes Merakit Objek mengukur kemampuan untuk mengenal, mengetahui dan membayangkan bentuk
suatu objek yang disusun dari bagian – bagian tertentu yang terpisah.

d.      Sajian

Tes ini dapat disajikan secara individual maupun secara klasikal. Dalam hal testing secara klasikal
maka harus diusahakan setiap orang tester menangani maksimal 25 testi.

e.       Waktu penyajian

Total waktu sekitar 18 menit. Perincian : untuk memberi petunjuk : 6 menit, untuk mengerjakan
bagian I : 6 menit, untuk mengerjakan bagian II : 6 menit.

f.       Tujuan

Bersamaan dengan sub tes yang lain dari FACT maka Tes Merakit Objek ini berguna untuk
memprediksi mengenai bakat dan kemampuan seseorang untuk meramalkan keberhasilan kerja
pada berbagai bidang tugas. 

g. Validitas dan Reliabilitas

Sejauh ini belum ditemukan penelitian yang mencoba mengungkap validitas dan reliabilitas Tes
Merakit Objek. 

h. Cara Pemberian Skor

Skor didasarkan pada jawaban yang benar. Skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 20. Bilamana
terdapat dua tanda silang (tanda pilihan jawaban) maka nomor soal yang bersangkutan dinilai nol.

i. Norma

Norma yang baku untuk diperlakukan di Indonesia untuk Tes Merakit Objek masih harus dilakukan.
j. Catatan

Mengingat perkembangan industri di Indonesia sebenarnya tepat sekali bila Tes Merakit Objek ini
dikembangkan. Sehingga untuk itu perlu diadakan penelitian yang luas mengenai validitas,
reliabilitas, sekaligus pembaakuan norma.

D.                                                                3.   TES SKALA DAN GRAFIK

a. Nama :

Nama Asli : Scale,  merupkan sub tes dari tes baterre FACT

Nama Indonesia : Tes Skala dan Grafik , tes ini disebut juga dengan kode : C8

b. Bentuk yang tersedia

Tes yang tersedia berbentuk buku cetakan, edisi pertama tahun 1973 dan cetakan kedua tahun
1982. Tersedia lembar jawaban untuk mengerjakan.

c. Aspek yang diukur

Tes Skala dan Grafik ini mengukur kecepatan dan ketepatan dalam membaca skala, grafik dan peta.
Contoh yang diambil untuk menyusun tes ini berupa bentuk – bentuk yang biasa terdapat pada
bidang permesinan dan bidang teknik pada umumnya.

Menurut Flanagan, Tes Skala dan Grafik ini diperlukan untuk dapat melihat “Cretical Fact Elements
bagi :

1. Biological Scientist                                     2. Mathematician

3. Chemist                                                       4. Nurse

5. Clerk                                                           6. Physician

7. Drfatsman                                                   8. Physicist

9. Engineer                                                      10. Pilot Airplane

d. Sajian

Tes ini biasa disajikan baik secara individual maupun secara klasikal. Untuk dapat menjaga ketertiban
penyelenggaraan tes secara klasikal, dibutuhkan seorang pembantu pengawas untuk setiap 25 testi.
Pembantu pengawas bertugas mebagikan dan mengumpulkan kembali tes dan jawabannya dan
menjaga agar jangan sampai testi mulai lebih dahulu dari yang lain, atau bila ada tes yang lain baik
yang sudah atau yang belum diinstruksikan.
e. Waktu penyajian

Waktu yang dibutuhkan untuk penyajian tes Skala dan Grafik yang terdiri dari tiga bagian ini, sebagai
berikut :

Kadang – kadang petunjuk sukar untuk dapat dipastikan batas waktunya karena kemungkinan
timbulnya pertanyaan dari testi untuk meminta penjelasan . Sedang batas waktu pengerjaan soal
latihan dan pengerjaan soal tes memang harus sesuai dengan apa yang sudah ditentukan.

f. Tujuan

Penggunaan tes ini ditujukan untuk dapat menentukan atau mengukur bakat atau kemampuan
membaca skala, grafik dan peta. Pada umumnya tes Skala dan Grafik digunakan sebagai salah satu
komponen dari suatu batere tes untuk mendeteksi bakat seseorang. 

g. Validitas dan Reliabilitas

Penyajian validitas dan reliabilitas tes Skala dan Grafik ini belum pernah dilakukan. 

h. Cara Pemberian Skor

Skor seseorang untuk tes Skla dan Grafik diperoleh dengan cara mengurangi jawaban betul dengan
jawaban salah. Skor maksimal adalah 120. Skor yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam
nilai stanine. Dari skor – skor stanine untuk masing – masing komponen tes suatu batere akan
diperoleh suatu jawaban skor  stanine itu ke dalam skor stanine okuposional. Nilai inilah yang
diinterpretasikan apakah seseorang berbakat dalam bidang keahlian tertentu atau tidak.

Jadi sebetulnya nilai atau skor tes Skala dan Grafik ini baru bisa digunakan apabila dikombinasikan
dengan tes lain yang akan merupakan suatu batere tes yang cocok untuk melihat bakat dalam
bidang keahlian tertentu seperti yang dikemukakan oleh Flanagan. Inipun memerlukan suatu norma
untuk dapat menentukan apakah suatu skor final termasuk sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, atau
sangat kurang bagi suatu keahlian bagain tertentu.

i. Norma

Norma yang didapati belum ada. Oleh karena itu, norma yag biasa digunakan sementara ini adalah
norma aslinya yang ada pada buku. Interpreting Test Scores    yang merupakan salah satu rangkaian
FACT.

j. Catatan

Mengingat pentingnya arti standarisasi suatu tes apabila mungkin seceptnya perlu dilakukan uji
validitas, reliabilitas dan pembakuan norma bagi tes yang telah ada di Fakultas Psikologi UGM,
termasuk juga tes Skala dan Grafik ini.

Masalah lain yang perlu dikemukakan adalah pengelompokan job dan analisis, elemen – elemen job
itu yang apabila langsung diterapkan di Indonesia mungkin tidak cocok.

Flanagan berpendapat bahwa Tes Skala dan Grafik perlu dipasang hanya pada sepuluh job. Ini perlu
dikaji dan diuji kecocokannya dengan jenis pekerjaan yang ada di Indonesia.
4.   TES PEMAHAMAN

a. Nama :

Nama Asli :  Judgment and Comprehension,  merupakan sub tes ke 8 dari FACT

Scale,  merupkan sub tes dari tes baterre FACT

Nama Indonesia : Tes Pemahaman, dengan kode lain A1.

b. Bentuk yang tersedia

a.      Cetakan I tahun 1973.

Sebuah buku di dalamnya tercetak soal 40 soal yang harus dikerjakan subjek. Pada buku ini soal
nomor 1 dan nomor 2 telah ditunjukkan kunci jawabannya.  Lembar jawaban yang telah tercetak
kunci nomor 1 dan 2.

b.      Cetakan II tahun 1982.

Sebuah buku di dalamnya tercetak 40 soal yang harus diselesaikan. Pada cetakan yang baru ini soal
nomor 1 dan 2 tidak ditunjukkan kunci jawabannyat. Tes yang tersedia berbentuk buku cetakan,
edisi pertama tahun 1973 dan cetakan kedua tahun 1982. Tersedia lembar jawaban untuk
mengerjakan.

c. Aspek yang diukur

Tes ini mengukur kemampuan membaca dan memahami untuk melihat alasan yang logis serta
mengambil keputusan dengan menangkap makna dari suatu situasi yang praktis.

d. Sajian

Tes ini dapat disajikan secara individual maupun kelompok.

e. Waktu penyajian

Total waktu 40 menit. Perincian : - waktu untuk pemberian petunjuk 5 menit, waktu untuk
mengerjakan soal 35 menit.

f. Tujuan

Bersama dengan sub tes yang lain maka alat ini berguna untuk memprediksi keberhasilan seseorang
di dalam pekerjaannya berdasarkan bakat yang dimilikinya. 

g. Validitas dan Reliabilitas

Sejauh ini belum ditemukakan penelitian yang mengungkap mengenai validitas dan reliabilitas tes
Pemahaman ini. 
h. Cara Pemberian Skor

Skor subjek merupakan jumlah dari jawaban yang benar sesuai dengan kunci jawaban.

i. Norma

Norma masih berpegang pada norma asli.

j. Catatan

Untuk subjek yang pendidikannya dianggap cukup, SLTP ke atas, maka seyogianya diminta untuk
mengerjakan sendiri dalam artian membaca dan memilih jawaban yang benar, tester tidak perlu
membacakan bagian demi bagian.

5.  TES MENGUTIP

a. Nama :

Nama Asli : Patern,  batere ke 10 FACT

Nama Indonesia : Tes Mengutip (B4).

b. Bentuk yang tersedia

Terdiri atas dua bagian, yaitu bagian I dengan 18 macam pola dan bagian II dengan 12 macam pola.

Bagian I dan II memuat pola – pola yang taraf kesulitannya semakin meningkat sebab semakin
banyak aspek – aspek mentalitas yang akan diperlukan testi dalam menyelesaikan tugas tersebut.

Di samping memuat dua bagian pola yang akan ditiru oleh testi juga pada halaman pertanyaan
dijumpai beberapa petunjuk mengerjakannya.

c. Aspek yang diukur

Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memproduksi outline dari pola
– pola yang sederhana dengan cara tepat akurat.

d. Sajian

Tes Mengutip  ini dapat disajikan secara individual maupun klasikal. Masing – masing individu dalam
klasikal diberikan sebuah buku tes dan sebelum mengerjakannya terlebih dahulu mendapatkan
penjelasan yang secukupnya dari penyelenggara/pelaksana.

e. Waktu penyajian

Total Mengutip  ini disediakan waktu mengerjakannya selama 20 menit, yaitu 10 menit untuk
mengerjakan bagia I, dan 10 menit untuk mengerjakan bagian II.

f. Tujuan
Tes ini berguna untuk melihat kemampuan seseorang dalam bidang merancang design, arsitek,
perancang mode, bidang periklanan, kemudian dalam dunia media massa baik media cetak maupun
media elektronik. Disamping itu juga untuk melihat kemampuan seseorang membaca blueprint dan
diagram – diagram teknik sketsa – sketsa. 

g. Validitas dan Reliabilitas

Sejauh ini belum ditemukakan penelitian yang mengungkap mengenai validitas dan reliabilitas yang
menyangkut jenis tes ini. 

h. Cara Pemberian Skor

Nilai dua diberikan untuk tiap – tiap pengutipan pola yang dikerjakan secara tepat (benar). Suatu
figur adalah benar jika semua garis peniruan yang dilakukan adalah tepat seperti figur dari pola yang
tergambar. Nilai satu diberikan kepada pengutipan pola yang ada penyimpangannya sedikit, tetapi
tidak lebih dari satu blok dari pola yang benar. Nilai nol diberikan kepada pengutipan pola yang
salah, karena tidak ada sedikitpun unsur kemiripannya dengan pola asal yng dijadikan objek
peniruan (pengutipan).

Skor testi adalah penjumlahan dari masing – masing skor yang diselesaikan.

i. Norma

Dari penelitian yang dilakukan Flanagan bersama asisten – asistennya, ternyata FACT mempunyai
hasil yang cukup gemilang, terutama dalam kemampun prediktifnya terhadap berbagai klasifikasi
pekerjaan yang ada (khususnya di Amerika).

j. Catatan

Penyajian tes mengutip ini hendaknya sangat memperhatikan waktu penyajiannya, sebab faktor
waktu pengerjaan soal merupakan hal yang sangat dipentingkan dalam penilaian (scoring).
Disamping itu masalah pemberian penjelasan atau instruksi benar – benar jelas sehingga tidak
menimbulkan kesalahpahaman testi dalam mengerjakan tes.

Karena konsentrasi testi terhadap informasi yang diberikan sangat penting artinya bagi kemampun
daya tangkap testi, maka kelas yang terlalu besar atau testi yang terlalu banyak perlu dihindarkan.

Penjelasan tentang bagaimana caranya mengerjakan bagian II misalnya harus benar – benar dapat
dipahami testi secara baik, sehingga tidak terjadi kesalahan mengerjakannya, misal : testi
mengrjakan dengan cara yang sama soal – soal pada bagian I.

           6.  TES KOMPONEN

a. Nama :

Nama Asli : Component.


Nama Indonesia : Tes Komponen, merupakan tes ke 11 dari batere tes FACT.

      Juga dikenal dengan kode C2.

b. Bentuk yang tersedia

Berupa buku cetakan disertai dengan lembar jawaban yang terpisah.

c. Aspek yang diukur

Tes Komponen mengukur kemampuan mengidentifikasikan komponen – komponen yng penting.

d. Sajian

Tes Komponen dapat disajikan secara individual, dan juga secara klasikal. Dalam hal penyajian secara
klasikal disarankan setiap seorang tester menangani maksimal 25 testi.

e. Waktu penyajian

Total waktu 24 menit. Perincian : - membaca petunjuk 4 menit, mengerjakan soal 20 menit.

f. Tujuan

Bersama dengan sub tes yang lainnya dari FACT,  maka tes ini berguna untuk keperluan konseling
pekerjaan yaitu untuk memprediksi kesuksesan kerja berdasar bakat. Tujuan yang lain ialah seleksi
dan penempatan pegawai.

g. Validitas dan Reliabilitas

Sejauh ini belum ditemukakan penelitian yang mengungkap berkenaan dengan  validitas dan
reliabilitas tes Komponen. 

h. Cara Pemberian Skor

Skor seseorng adalah jawaban yang dikerjakan betul dengan kunci. Skor maksimal yang mungkin 40
buah.

i. Norma

Sejuh ini norma masih berpegang pada norma asli dari buku Manual FACT.

j. Catatan

Bila mnggunakan tes Komponn, untuk sesuatu keperluan dan jumlah testi tergolong besar, maka
norma dapat diambilkan dari norma kelompok yang bersangkutan. Selanjutnya mengenai validitas
dan reliabilits nampaknya perlu diadakan penlitian, bila tes ini akan dikembangkan di Indonesia.
     7.  TES TABEL

a. Nama :

Nama Asli : Tables.

Nama Indonesia : Tabel – table (D3).

b. Bentuk yang tersedia

Lembaran kertas. Jumlah kertas ada  lembar, 4 halaman.

Halaman pertama dan ketiga berisi petunjuk dan contoh pengerjaan soal.

Halaman kedua dan kempat berisi tabel acuan untuk mengerjakan soal

c. Aspek yang diukur

Kemampuan membaca tabel. Dalam hal ini ada dua macam tabel, yaitu :

1. Tabel yang terdiri angka – angka

2. Tabel yang terdiri atas kat adan huruf alfabet

d. Sajian

Tes ini dapat disajikan secara individual maupun klasikal.

e. Waktu penyajian

Petunjuk selama 5 menit, waktu testing : untuk bagian I = 5 menit, untuk bagian II = 5 menit.

f. Tujuan

Sebagai informasi atau bahan pertimbangan dalam personnel selection  atau vocational  guidance


terutama untuk beberapa jenis pekerjaan seperti : sekretaris, stenographer, akuntan, typest, dan
lain – lain. 

g. Validitas dan Reliabilitas

Dari penelitian yang dilakukan Muhammad Thayeb Manrihu (964) diperoleh indeks validasi sebesar
0,69 dan indeks reliabilitas sebesar 0,885, dari sampel sebanyak 180 dan waktu penyajian 5 menit
untuk bagian pertama, dan 4 menit untuk bagian kedua. 

h. Cara Pemberian Skor

Jawaban yang betul dikurangi jawaban yang salah. Maksimum skor 120.

i. Norma
Dari beberapa data yang diperoleh dari beberapa penelitian didapatkan norma – norma sebagai
berikut.

Jumlah : 180 orang                  42 orang          96 orang

Sampel

Tingkat : STMA KLS I           SLTA lulus      SMEA KLS II

Pendidikan II, III

Status : Pelajar                                    Kursus AGN               Pelajar

Pekerjaan                                 Jur .adm/keu

Time limit : 9 menit                 Tidak disebut              8 menit

j. Catatan

Dalam tes ini yang perlu mendapat perhatian dari para tester, ialah masalah waktu penyajian tes.

Tes harus disajikan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam buku manual FACT asli.

8.  TES UNGKAPAN

a. Nama :

Nama Asli : Expression,  yang merupakan sub tes dari “The Flanagan” Clssification Test (FACT)

Nama Indonesia : Tes Ungkapan (A6)

b. Bentuk yang tersedia

Bentuk dari tes ungkapan yang tersedia di Fakultas Psikologi UGM hanya satu. Materi tes ini terdiri
dari sebuah buku soal. Ada 19 buah soal, tipe soal terdiri dari 3 pertanyaan yang baik dan satu
pertanyaan yang dianggap jelek pada tiap – tiap soal.

(disediakan lembar jawaban)

c. Aspek yang diukur

Tes ini mengukur perasaan dan pengetahuan tentang bahasa. Selain itu juga dapat untuk
mengungkap kemampuan untuk berkomunikasi melalui tulisan dan kemampuan berkomunikasi
secara verbal.

d. Sajian

Tes Ungkapan merupakan salah satu bagian dari tes FACT yang bisa disajikan secara individual
maupun klasikal.
e. Waktu penyajian

Waktu yang dipergunakan untuk mengerjakan tes Expression menurut buku petunjuk adalah 35
menit dan 5 menit untuk memberikan instruksi  (jadi waktu seluruhnya 40 menit).

Sedangkan waktu untuk mengerjakan yang digunakan di Fakultas Psikologi UGM adalah 30 menit.

f. Tujuan

Tes ungkapan ini untuk keperluan :

1. Vocationl Counseling sebagai alat Bantu untuk memprediksi keberhasilan seseorang


dalam bekerja sesuai dengan kemampuannya. Dan juga digunakan
untuk Educational  Guidance sehingga membantu dalam pengarahan (sebagai tes
bakat penjurusan). Tetapi perlu dicatat bahwa tes ini sebenarnya lebih berorientasi
kepada “Vocational Counseling”  daripada“Educational Guidance.”

2. Selain itu tes ini dapat juga digunakan dalam seleksi dan penempatan karyawan. 

g. Validitas dan Reliabilitas

Sejauh ini belum pernah diadakan penelitian yang mengukur validitas dan reliabilitas. Sedangkan di
buku petunjuk yang asli juga tidak tercantum. 

h. Cara Pemberian Skor

Dalam tes ini subjek mempunyai jawaban dalam setiap soal (baik dan jelek).

Kalau hanya satu yang betul dalam satu soal juga tetap dihitung  (jadi tidak harus betul kedua –
duanya)

Kemudian diberi skor 1 untuk masing – masing pilihan. Kemudian dijumlahkan serta dikonsultasikan
dengan tabel untuk mengetahui klasifikasi subjek. Jumlah nilai tertinggi yang biasa diperoleh = 38.

i. Norma

Norma yang ada adalah norma dari tes Ungkapan (hasil daptasi). Norma ini hanya biasa dipakai
untuk subjek yang sebaya dengan anak – anak Kelas III SMA (karena sampel normanya adalah siswa
kelas III SMA). Dan norma ini dibuat untuk anak laki – laki sendiri dan anak perempuan sendiri.

Tabel Norma Tes A6

Keterangan :

Pria Wanita Kategori

32 – 38 29 – 38 Baik Sekali
26 – 31 24 – 28 Baik

20 – 26 18 – 23 Sedang

13 – 19 13 – 17 Kurang

0 – 12 0 – 12 Kurang Sekali

N Putra : 310 orang

N Putri : 215 orang

j. Catatan

Tes ini dipandang perlu, mengingat masih langkahnya tes yang mengungkap kemampuan verbal.
Hanya bahasa yang digunakan dalam tes ini kelihatan kurang mengikuti perkembangan bahasa
Indonesia dewasa ini.

9. TES INPECTION (Inspeksi)

Tes ini mengukur kemampuan untuk secara cepat dan akurat melihat kekurangan – kekurangan atau
titik – titik robek pada gambar – gambar objek atau serangkaian artikel. Jadi tes inpeksi ini untuk
mengetes ketajaman persepsi detail, sehingga tesnya dapat disebut juga tes persepsi detail.
Kemampuan ini dibutuhkan dalam memeriksa hasil – hasil pabrik yang hampir selesai atau sudah
selesai.

10. TES PRECISION (Presisi, Ketepatan)

Tes ini mengukur kecepatan dan keakuratan dalam gerakan – gerakan jadi secara melingkar dengan
satu tangan dan dengan kedua tangan, kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam kecepatan bekerja
dengan objek – objek kecil.

11. COORDINATION (Koordinasi)

Tes ini mengukur kemampuan untuk menkoordinasikan gerakan – gerakan lengan dan tangan (hand
– and – arm coordination).

12. ARITHMETIC (Aritmetik, berhitung)

Tes ini mengukur profisiensi atau kecakapan dalam 4 hal proses berhitung dalam penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian (+, -, x, :). Kemampuan ini amat penting bagi juru bayar
toko.
13. MECHANICS (Mekanika)

Tes ini mengukur kemampuan pemahaman prinsip – prinsip mekanika dan kemampuan menganalisis
gerakan – gerakan mekanik.

14. INGENUITY ( Kegeniusan)

Tes ini mengukur kretivitas atau daya penemuan (inventiveness) dalam peralatan – peralatan
dengan prosedur – prosedur genius, perlengkapan, atau presentasi – presentasi. Tes ini bersifat tes
penalaran berdasarkan suatu pengamatan masalah atau problem.

15. ALLERTNES (Kesiapan)

Tes ini mengukur kemampuan untuk menguasai suatu situasi dan mencatat bahwa ada situasi
bahaya yang timbul, atau suatu tindakan spesifik harus dilakukan. Ini suatu tes persepsi detail –
detail dalam gambar dan interelasi – interlasinya.

    D. TES KRAEPLIN

      Bentuk tes ini adalah berupa satu lembar kertas dobel kuarto memanjang bolak-balik terdiri atas
4 halaman, yaitu meliputi ;

- Halaman 1, untuk menuliskan identitas diri subjek dan contoh subjek

- Halaman 2&3, berisi soal-soal tes

- Halaman 4, untuk scoring grafik dan interprestasi.

      Subjek akan diminta menghitung angka-angka sederhana 1-9 dari bawah keatas untuk dua angka
yang berdekatan tanpa ada angka ynag dilewati.

      Aspek yang diukur adalah

            -  Kecepatan kerja ( Panker )

            -  Ketelitian kerja  ( Tianker )

            -  Keajegan kerja   ( Junker  )

            -  Ketahanan kerja ( Hanker )

   Tes ini disajikan secara individual ataupun klasikal

      Waktu : 20 menit

               - Pengisisan data subjek : 4 menit


               - Instruksi : 2 menit

               - Mengerjakan soal.

    Tes ini dapat digunaka pada saat yang mendesak, karena baik waktu dan materinya sederhana.
Watunya singkat dan tidak memerlukan persiapan yang rumit.

     E. TES PAULI

      Tes ini diciptakan oleh Dr. Richard Pauli pada tahun 1938.

      Tes ini mengukur apa yang diukur oleh tes kraeplin, sisamping juga mengukur emosi,
produktifitas kerja, penyesuaian terhadap pekerjaan, dan gaya bekerja.

Tes Pauli, berbentuk satu lembar kertas memanjang bolak balik terdiri dari 4 halaman , yaitu :

- Halaman 1, untuk menuliskan identitas diri subjek dan contoh subjek

- Halaman 2&3, berisi soal-soal tes

- Halaman 4, untuk scoring grafik dan interprestasi.

      Dalam tes ini terdapat angka sederhana 1-9. Subjek akan diminta intuk menjumlahkan angka-
anagka secara berurutan dari bawah keatas, lalu kesanping kanan untuk dua angka yang berdekatan
tanpa ada angak yang dilewati, kemudian ada aba-aba garis.

      Aspek yang diukur adalah :

                        - ketekunan dan konsentrasi

                        - daya tahan

                        - keuletan

                        - daya penyesuaian

                        - validitas

                        - sikap terhadap tugas

                        - control diri

                        - sikap menghadapi tekanan

    Tes dapat disajikan secara individual ataupun kelompok

      Waktu penyajiannya lebih kurang 1 jam.

Setiap deret waktu diberi 3 menit dan setiap 3 menit itulah subjek akan di beri    aba-aba untuk
membuat garis. Kemudian mengerjkan tugas selanjutnya dan jawaban ditulis disebelah kanan.

      Tujuan dari tes ini lebih kepada kepentingan industri. Namun juga digunakan untuk mengukur
kepribadian dan mendeteksi klinis.
F. EMPLOYEE APTITUDE SURVEY TEST : A. MULTI - APRIRUDE TES BATTEREY (EAS).

            Sumber            : www. Parinc. Com

            Tujuan             : menilai kemampuan kognitif, perceptual, dan psikomotor.

            Usia                 : dewasa

            Admin             : individu atau kelompok

            Waktu                         : bervariasi tergantung pada tes yang dipilih

            Kualifikasi       : A

            Laporan sampel : N/A

            Produk terkait             : Watson Glaser Critical Thinking Appraisal

      Terdiri dari 10 tes yang mengukur kemampuan kognitif, perseptual dan psikomotor yang
dibutuhkan untuk prestasi kerja yang sukses dalam pekerjaan yang bervariasi.

      Didesain untuk fleksibilitas. Anda dapat memilih dari rangkaian 10 tes terpisah untuk
menghimpun tes yang sesuai dengan kebutuhan.

      Sebuah General Mental Ability  (GMA) baterray dan baterray tes lainnya yang diarahkan,
dikembangkan untuk grup pekerjaan yang penting telah diidentifikasi untuk memaksimalkan
vasiliditas

      Administrasi individual atau kelompok mudah dan cepat. Kebanyakan tes hanya mengambil
waktu 5  menit, tiap tes dibatasi pada sebuah lembaran tunggal dengan instruksi yang jelas yang
dicetak di dalam lembar tes.

      Mudah diberi skor dengan tangan. Stensil disediakan untuk respon benr salah

     Data normatif yang ekstensif tersedia. Examiner’s Manual   menyediakan norma – norma yang
paling umum digunakan untuk tes EAS individual dan tes battere. Supplemental Norma Report
menyediakan norma persentil untuk > 85 klasifikasi pekerjaan & edukasi berdasarkan lebih dari
210.000 skor tes.

    Kesejahteraan penelitian mendukung validitas rangkaian tes EAS untuk memprediksi prestasi kerja
dan keberhasilan pelatihan (160 kriteria – studi validitas tes karl, mencakup >25 koefisien validitas)

TES EAS INDIVIDUAL   


1. Verbal Comprehension Test, mengukur kemampuan menggunakan kata – kata dan
komunikasi oral dan tertulis dan dalam perencanaan. Untuk eksekutif, sekretaris,
profesional personal, pekerja kantor level tinggi. Waktu 5 menit.

2. Numerical Ability Test,  mengukur kemampuan untuk menganalisa hubungan


numerik logis dan menemukan prinsip yang mendasar untuk eksekutif, supervisor,
insinyur, akuntan, sales, dan clerical workers. Waktu 10 menit.

3. Visual Persuit Test, mengukur kecepatan dan  ketepatan dalam jejak sonic visual.


Untuk perancang, design engineer, pengawas, teknisi. Waktu 5 menit.

4. Visual Speed Accuracy Test, mengukur kemampuan melihat detail dengan cepat dan
akurat. Untuk bookkeeper akuntan, juru tulis kantor umum, stenographes, operator
mesin, kebanyakan sales supervisor dan eksekutif, sebenarnya di atas rata – rata.
Waktu 5 menit.

5. Spare Visualization Test, mengukur kemampuan memvisualisasikan dan


memanipulasi objek secara mental. Bernilai untuk pekerjaan yang menginginkan
bakat mekanis, seperti perancang, insinyur, teknisi. Waktu 5 m enit.

6. Numerical Reasoning Test, mengukur kemampuan menganalisa generalisasi dan


melihat hubungan Untuk teknisi, supervisory, dan posisi, eksekutif. Waktu 5 menit.

7. Verbal Reasoning Test,  mengukur kemampuan untuk menganalisa informasi dan


membuat kesimpulan berdasarkan informasi itu. Berharga untuk pekerjaan yang
membutuhkan kemampuan untuk mengatur, mengevaluasi dan menggunakan
informasi, seperti pengambilan keputusan administratif, teknisi, supervitory, sains
dan akuntansi. Waktu 5 menit.

8. Word Fluency Test,  mengukur fleksibilitas dalam komunikasi dengan mensyaratkan


orang yang dites menulis sebanyak mungkin kata yang dimulai dengan huruf
tertentu. Untuk ekspresi oral atau tertulis, khususnya diperlukan oleh penjual,
jurnalisis, perwakilan, penulis, resepsionis, sekretaris, dan eksekutif. Tidak
dibutuhkan kunci penskoran. Waktu 5 menit.
9. Manual Speed and Accuracy Test,  mengukur kemampuan membuat gerakan –
gerakan jari – jari repetitif secara cepat dan akurat. Untuk clerical workers, operator
mesin, teknisi dan tukang memperbaiki. Tidak diperlukan kunci penskoran. Waktu 5
menit.

10. Symbolic Reasoning Test,  mengukur kemampuan untuk memanipulasi simbol


abstrak secara mental dan membuat keputusan yang valid. Untuk mengevaluasi
pekerja sains & teknologi tingkat tinggi, trouble shooter (tukang), programmer data,
akuntasi, insinyur & personil ilmiah. Waktu 5 menit.

G. TES BAKAT KREATIFITAS (NON INTELEKTUAL)

            Adanya tes bakat PMA maka kemudian berkembanglah tes bakat khusus misalnya GAT, DAT,
FACT dan sebagainya. Macam-macam seri tes bakat tersebut dipandang termasuk sebagai tes
Intelektual. Maka para ahli memikirkan tes bakat lainnya yang bersifat Non-Intelektual, misalnya Tes
Bakat Musik, Tes Bakat Sastra, Tes Bakat Tari dan sebagainya. Macam-macam tes Bakat non-
intelektual ini disebut tes bakat kreatif (Creative Talent Test).

           

            Munculnya Tes Bakat Kreatif ini diawali dengan adanya Riset dan Pengukuran pada Kreatifitas
Manusia. Berikut ini beberapa contoh tes bakat seni yang telah dikembangkan di USA, misalnya:

1. Seashore Measure Of Musical Talent (Tes bakat Musik dari Seashore)

Tes ini merupakan tes bakat seni pertama yang disusun. Tes ini diperuntukkan untuk anak  tinkatan 4
sampai mahasiswa  Perguruan Tinggi. Seashore mengukur 6 (Enam) macam aspek pendengaran
dengan rekaman ponograf. Aspek-aspek pendengaran yang dimaksud ialah:

Ø  Pitch Discrimination (Membedakan Tinggi rendahnya Nada)

Ø  Intensity or Loudness Discrimination (intensitas atau diskriminasi kerasnya nada)

Ø  Time Discrimination (Membedakan waktu lamanya bunyi nada)

Ø  Discrimination of Timbre (Diskriminasi Jenis Bunyi)

Ø  Judgement of Rhytem (Menentukan Ritme)

Ø  Tonal Memory (Mengingat Pola Nada)


Jumlah nilai dari keenam aspek pendengaran diatas dipakai untuk membuat atau menggambarkan
profil kemampuan bermain musik seseorang.

2. Wing Standardized Test of Musical Intelligence (Tes Standar bakat Musik dari Wing)

Tes ini diperuntukkan untuk anak berusia 8 tahun keatas. Tes ini mengukur tujuh macam aspek
persepsi musik, yaitu:

Ø  Chord Anallysis (Analisis Chor)

Ø  Pitch Chage (Perubahan Tinggi Nada)

Ø  Memory (ingatan Nada)

Ø  Rhythmic Accent (Aksen Ritme)

Ø  Harmony (Harmoni Nada)

Ø  Intensity (Kerasnya Nada)

Ø  Prashing (Pengucapan Nada)

3. Drake Musical Aptitude (Tes bakat musik dari Drake)

Tes ini mengukur dua aspek bakat musik yaitu ingatan dan ritme. Tes ini diperuntukkan bagi anak
berusia 8 tahun keatas.

4. Aliferis Music Achievement Test (Tes Prestasi Musik dari Aliferis)

Tes ini digunakan untuk menyeleksi calon siswa sekolah musik. Unsur-unsur yang di tes adalah
pembedaan melodi, harmoni, Ritme dan idiom Musik. Selain tes bakat seni musik  adapula tes bakat
seni grafis. Misalnya:

Ø  Graves Design Judgement Test (Tes pilihan design dari Graves)

Tes ini diguanakan untuk mengukur kemampuan persepsi dan prinsip-prinsip tatanan seni yang
mengenai:
1.      Unity (Kesatuan)

2.      Dominance (Dominasi)

3.      Variety (Variasi)

4.      Balance (Keseimbangan)

5.      Simetry (Simetris)

6.      Proportion (proporsi)

7.      Rhythm (Ritme)

Ø  Meier Art Judgment Test (Tes pilihan seni dari Meier)

Alat tes ini merupakan alat lain untuk mengukur Pilihan Estetik secara Global. Menurut Meier bahwa
pilihan estetik adalah kunci kemampuan, sebagai pegangan terpercaya dan indeks signifikan dalam
bakat seni dan jalan sukses kepada karier seni yang akan datang. Tes ini terdiri atas seratus pasang
gambar hitam putih yang di presentasekan kepada testee secara sepasang-sepasang. Setiap pasang
gambar sepintas terlihat sama. Gambar pertama merupakan Masterpiece sedang gambar kedua
mendapat perubahan-perubahan dari gambar pertama. Disinilah testee diminta untuk menunjukkan
mana gambar yang asli dengan melihat prefensi estetik dari tiap pasang gambar.

Ø  Knauber Art Ability Test (Tes Kemampuan Seni dari Knauber)

Diperuntukkan untuk anak-anak tingkatan 7 sampai 16. Beberapa Contoh Tugas yang diberiakan
dalam tes ini adalah:

1.      Menggambar suatu design dari ingatan

2.      Menggambarkan ingatan, gambar dari ruang terbatas

3.      Menggambar suatu karakter stereotip, misalnya Santa Claus

4.      Menyusun suatu komposisi spesifik dalam suatu ruang tertentu

5.      Mencipatakan dan menyempurnakan desain-desain dari unsure

Ø  Horn Aptitude Inventory (inventori Bakat Seni dari Horn)

Tes ini digunakan untuk menyeleksi calon siswa Sekolah Seni terutama dalam mengukur kekreatifan
individu yang menggunakan fleksibelitas atau suatu kerangka (petunjuk/guide) untuk menggambar.
Tes Horn terdiri atas dua bagian, yaitu:
1.      Bagian I; Para testee diminta membuat 20 macam sketsa kecil-kecil dari objek-objek yang
serupa, misalnya lingkaran, rumah, bukau dan sebagainya dalam waktu singkat. Selain itu testee juga
dimainta untuk membuat desain abstrak yang sederhana yang diawali satu set bahan yang telah
disediakan misalnya segitiga, persegi dan sebagainya.

2.      Bagian II; berisi tugas-tugas yang lebih sulit dan memerlukan tingkat kreatifitas yang lebih
kompleks misalnya kemampuan menciptakan fantasi karya seni. Materi tugasnya berupa 12 kartu
persegi. Pada setiap kartu berisi beberapa garis sebagai kerangka apa yang dapat digambarkan dari
penggambaran desain yang diciptakan atau diimajinasikan oleh  Testee.

Penilaian terhadap hasil gambar berdasarkan  kepada imajinasi kretif dan kualitas tekniknya,
misalnya susunannya, kejelasan pemikirannya, pemberian bayangannya dan kualitas garis-garis yang
terbentuk.

           

PENUTUP

KESIMPULAN

Adapun jenis – jenis dari Tes BAKAT, yaitu :

            JENIS – JENIS TES BAKAT

A. DIFFERENTIAL APTITUDE TEST (DAT)

1.Tes Berhitung

2.Tes Penalaran

3.Tes Pola

4.Tes Pengertian Mekanik

5.Tes Cepat dan Teliti

B.     GENERAL APTITUDE TEST BATTERY (GATB)

1.      Tes Ruang Bidang

2.      Tes Mempersamakan Perkakas

3.      Tes Kecekatan Jemari

C.    FLANAGAN APTITUDE CLASSIFICATION TEST (FACT)


1.      Tes Kode dan Ingatan

2.      Tes Merakit Objek

3.      Tes Skala dan Grafis

4.      Tes Pemahaman

5.      Tes Mengutip

6.      Tes Komponen

7.      Tes Tabel

8.      Tes Ungkapan

D.    TES KREAPLIN

E.     TES PAULI

F.      EMPLOYEE APTITUDE SURVEY TEST (EAS)

G.    TES BAKAT KREATIVITAS

Anda mungkin juga menyukai