Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dede Adella Rahma Putri

Npm : 18370001

Matkul : wawancara

 PERTANYAAN
1. apakah ada harapan baik untuk kuliah anda?
2. bagaimana cara anda agar menjadikan hari esok lebih baik dari hari ini

3. Bagaimana anda menghadapi kegagalan? Apakah menurut Anda


kegagalan itu bersifat sementara? Ceritakan pengalaman kegagalan anda
dan bagaimana mengatasinya?
4. akan anda lakukan untuk mencapai kesuksesan di maa depan?
5. apa yang akan anda lakukan saat gagal mencapai target kuliah?
6. bagaimaa kamu bisa melewati setiap mata kuliah? Apa yang membuat
kamu bisa lulus ?
7. apakah yang akan kamu lakukan untuk menjadi seseorang yang sukses di
masa depan ?
8. ceritakan kegagalan apa saja yang pernah anda alami?
9. menurut anda factor apa yang membuat anda gagal?
10. bagaimana cara anda menyikapi kegagalan tersebut
11. Apakah kamu tahu apa yang akan kamu lakukan saat ingin mengejar
ketinggala nilai mata kuliah
 Tabel blueprint

Aspek definisi indikator pertanyaan


Permanence yaitu membahas Yakin bahwa hal 1apakah ada
tentang yang baik bersifatharapan baik untuk
bagaimana permanen atau kuliah anda?
seseorang buruk bersifat 2.bagaimana cara
menyikapi sementara anda agar
kejadian-kejadian menjadikan hari
yang menimpanya esok lebih baik
apakah akan dari hari ini
berlangsung lama 3. Bagaimana anda
atau sementara menghadapi
kegagalan?
Apakah menurut
Anda kegagalan
itu bersifat
sementara?
Ceritakan
pengalaman
kegagalan anda
dan bagaimana
mengatasinya?
4.akan anda
lakukan untuk
mencapai
kesuksesan di maa
depan?
5. apa yang akan
anda lakukan saat
gagal mencapai
target kuliah?
Pervasiveness bagaimana Mejelaskan secara 1.bagaimaa kamu
seseorang spesifik ketika bisa melewati
memandang menghadapi setiap mata
kegagalan dan masalah buruk kuliah? Apa yang
kesuksesan yang dan menjelaskan membuat kamu
terjadi pada secara umum bisa lulus ?
dirinya, apakah ia dalam 2.apakah yang
berpandangan menghadapi akan kamu
secara universal sesuatu yang baik lakukan untuk
atau secara menjadi seseorang
spesifik. yang sukses di
masa depan ?
3.Apakah kamu
tahu apa yang
akan kamu
lakukan saat ingin
mengejar
ketinggala nilai
mata kuliah mu?
personalization bagaimana ). Orang-orang 1.ceritakan
seseorang yang kegagalan apa saja
memandang menyalahkan yang pernah anda
kegagalan dan dirinya sendiri alami?
kesuksesan yang saat mereka gagal 2.menurut anda
terjadi apakah membuat rasa factor apa yang
karena faktor penghargaan membuat anda
internal atau terhadap diri gagal?
eksternal. Orang mereka sendiri 3. bagaimana cara
yang optimis menjadi rendah. anda menyikapi
yakin bahwa Mereka berpikir kegagalan
kesalahan itu dari mereka tidak tersebut?
faktor eksternal, berguna, tidak
dan kesuksesan punya
berasal dari faktor kemampuan, dan
internal. Saat hal tidak dicintai.
buruk terjadi, kita Orang-orang yang
bisa menyalahkan menyalahkan
diri sendiri kejadian eksternal
(internal) atau tidak kehilangan
meyalahkan orang rasa penghargaan
lain atau keadaan terhadap dirinya
(eksternal). sendiri saat
kejadian-kejadian
buruk
menimpanya.
Secara
keseluruhan,
mereka lebih
banyak suka pada
diri mereka
sendiri daripada
orang yang
menyalahkan diri
mereka sendiri.
 LANDASAN TEORI

Optimisme

Optimisme dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah keyakinan atas segala
sesuatu dari segi yang baik dan menguntungkan. Orang yang memiliki sikap
optimisme disebut orang optimis atau dapat diartikan orang yang selalu semangat
berpengharapan baik. Seligman

(dalam Ghufron & Rini, 2010) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan
secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif dan mudah memberikan
makna bagi diri. Individu yang optimis mampu menghasilkan sesuatu yang lebih
baik dari yang telah lalu, tidak takut pada kegagalan, dan berusaha untuk tetap
bangkit mencoba lagi bila kembali gagal.

Goleman (2007) mendefinisikan optimisme dari titik pandang kecerdasan


emosional, sebagai sikap yang memiliki pengharapan yang kuat bahwa secara
umum, segala sesuatu dalam kehidupan akan selesai, kendati ditimpa kumunduran
dan kefrustasian. Sikap optimisme pada individu dapat membawa ke arah
kebaikan karena adanya keinginan dalam 7 diri individu tersebut untuk tetap
menjadi orang yang ingin menghasilkan sesuatu (produktif) yang menjadi tujuan
untuk mencapai keberhasilan. Individu dapat dengan cepat mengubah diri agar
dapat menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi sehingga diri tidak menjadi
kosong

(Carver & Scheir, 2003). Optimisme membantu dalam bekerja, dan tidak hanya
dalam pekerjaan penuh persaingan. Optimisme bisa berguna setiap kali pekerjaan
menjadi sangat sulit dilakukan. Optimisme dapat membuat perbedaan besar antara
menyelesaikan pekerjaan dengan baik, buruk, atau tidak selesai sama sekali

(Seligman, 2008). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa


optimisme adalah keyakinan dalam menyikapi sebuah peristiwa, baik peristiwa
yang menyenangkan ataupun peristiwa yang tidak menyenangkan dengan
memiliki harapan dan ekspektasi menyeluruh bahwa akan ada lebih banyak hal
baik yang akan terjadi pada masa mendatang.

Aspek-aspek optimisme

Menurut Seligman (2001) mendeskripsikan individu-individu yang memiliki sifat


optimisme akan terlihat pada aspek-aspek tertentu seperti dibawah ini:

a. Permanence berbicara tentang waktu, yaitu membahas tentang bagaimana


seseorang menyikapi kejadian-kejadian yang menimpanya apakah akan
berlangsung lama atau sementara. Orang yang optimis yakin bahwa kejadian
negatif yang menimpanya bersifat sementara, sedangkan kejadian positif yang
menimpanya bersifat lama atau permanen.

b. Pervasiveness atau kemudahan menyebar berbicara mengenai ruangan, yaitu


membahas tentang bagaimana seseorang memandang kegagalan dan kesuksesan
yang terjadi pada dirinya, apakah ia berpandangan secara universal atau secara
spesifik. Orang yang optimis yakin bahwa kegagalan yang terjadi karena sesuatu
yang bersifat spesifik, sedangkan kesuksesan disebabkan oleh sesuatu yang
bersifat universal.

c. Personalization membahas tentang bagaimana seseorang memandang kegagalan


dan kesuksesan yang terjadi apakah karena faktor internal atau eksternal. Orang
yang optimis yakin bahwa kesalahan itu dari faktor eksternal, dan kesuksesan
berasal dari faktor internal. Saat hal buruk terjadi, kita bisa menyalahkan diri
sendiri (internal) atau meyalahkan orang lain atau keadaan (eksternal). Orang-
orang yang menyalahkan dirinya sendiri saat mereka gagal membuat rasa
penghargaan terhadap diri mereka sendiri menjadi rendah. Mereka berpikir
mereka tidak berguna, tidak punya kemampuan, dan tidak dicintai. Orang-orang
yang menyalahkan kejadian eksternal tidak kehilangan rasa penghargaan terhadap
dirinya sendiri saat kejadian-kejadian buruk menimpanya. Secara keseluruhan,
mereka lebih banyak suka pada diri mereka sendiri daripada orang yang
menyalahkan diri mereka sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Seligman, PH.D., & Martin, P.E. (2008). Menginstal optimisme. Bandung: PT


Karya Kita
Carver, C. S., Scheir M.F., Segerstrom S.C. (2010, February 1 st).
Optimism.Retrieved January 08, 2015, from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4161121/

Anda mungkin juga menyukai