Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP


PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA AWAL

Disusun oleh:
Dini Rahma Lestari
1511422036

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Semarang
Semarang
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Internet merupakan produk ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat.


Ceyhan (2007) menjelaskan bahwa individu mengirim pesan, mencari informasi, dan
melakukan interaksi dengan siapa saja secara cepat melalui internet. Setiap individu
mengakses media sosial dengan internet. Media sosial telah berkembang dengan pesat.
Berbagai macam media sosial saat ini antara lain Facebook, Twitter, Instagram, Path,
Google plus, dan lainnya.

Lenhart dkk (2010) menunjukkan bahwa 93% pengguna media sosial adalah
remaja dengan rentang usia 12 hingga 17 tahun. Kementerian KOMINFO melakukan
survei terhadap 400 responden dengan rentang usia 10-19 tahun pada tahun 2014. Hasil
survei menunjukkan bahwa 79,5% responden adalah pengguna internet. Motivasi
utama mereka dalam penggunaan media sosial adalah untuk berkomunikasi (Siaran
Pers, 2014) Hasil penelitian tersebut menunjukkan remaja merupakan pengguna aktif
media sosial di Indonesia.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa (Santrock, 2003). Masa peralihan ini melibatkan perubahan secara biologis,
kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2003). Remaja memiliki tugas perkembangan
untuk menjalin hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya serta mencapai
tingkah laku sosial yang bertanggung jawab (Havighurst, dalam Hurlock, 1990).

Remaja awal mengalami perkembangan psikososial (Ma’rifah & Budiani,


1012). Perkembangan psikososial adalah proses pencarian identitas diri (Papalia, Olds,
& Feldman, 2008). Erikson menjelaskan bahwa proses ini penting bagi individu untuk
berproses mengenali diri sendiri (Feist & Feist, 2010). Gunarsa dan Gunarsa (1981)
menjelaskan bahwa identitas merupakan persatuan dari azas-azas, cara hidup, dan
pandangan-pandangan yang menentukan cara hidup selanjutnya. Persatuan ini
merupakan inti yang menentukan cara seseorang meninjau diri sendiri dan orang lain
dalam pergaulan (Gunarsa & Gunarsa, 1981).

Lingkungan keluarga dan sosial sangat mempengaruhi proses pencarian


identitas diri pada remaja (Erikson, dalam Feist & Feist, 2010). Gunarsa dan Gunarsa
(1981) menjelaskan faktor lingkungan sangat berperan pada proses pembentukan
identitas, terutama lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga yang positif,
remaja berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (Enright, dkk dalam Santrock,
2007), suasana kekeluargaan yang mendukung terasakan (Cooper, dkk dalam Santrock,
2007), dan komunikasi antar anggota keluarga baik(Gunarsa & Gunarsa, 1981).
Pengaruh lingkungan keluarga yang positif menghasilkan identitas diri yang jelas pada
remaja (Gunarsa & Gunarsa, 1981).
Santrock (2003) menjelaskan rasa percaya diri atau self esteem (harga diri)
merupakan dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Beberapa ahli mengatakan
bahwa kepercayaan diri bersinonim dengan Harga diri (Hamblin dkk, dalam Oney &
Guven, 2015). Owens dkk (dalam Oney & Guven, 2015) mengatakan bahwa harga diri
dan kepercayaan diri mengacu pada cara seseorang mengevaluasi berbagai kemampuan
dan karateristik pribadi. Setiyo (dalam Puspitasari dan Laksmiwati, 2012) menjelaskan
bahwa kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala
kelebihan yang dimiliki dan membuat mereka merasa mampu untuk mencapai berbagai
tujuan hidup.

Kepercayaan diri mempengaruhi kemampuan seseorang berkomunikasi dan


berinteraksi dengan orang lain (Adywibowo, 2010). Siska dan Purnamaningsih (2003)
menjelaskan bahwa kepercayaan diri mempengaruhi komunikasi interpersonal Remaja
dengan kepercayaan diri tinggi berani untuk berinteraksi dengan orang lain secara
langsung. Remaja yang cenderung takut berinteraksi dengan orang lain secara langsung
mengalami kegagalan dalam memperluas hubungan antarpribadi dan berkomunikasi
secara lebih dewasa dengan teman sebaya (Havighurst, dalam Gunarsa & Gunarsa,
1981).

B. Rumusan Masalah
Apakah kepercayaan diri berpengaruh pada penggunaan media sosial pada
remaja awal?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri pada
penggunaan media sosial pada remaja awal.

D. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini menyatakan kepercayaan diri berpengaruh terhadap
penggunaan media sosial pada remaja.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menyumbang ilmu pengetahuan berkaitan dengan
media sosial pada bidang psikologi perkembangan remaja.

2. Manfaat Praktis
A. Bagi orang tua, mengetahui tingkat kepercayaan diri dan intensitas
penggunaan media sosial pada remaja awal.
B. Bagi remaja, penelitian ini memberikan gambaran jelas mengenai pengaruh
kepercayaan diri terhadap intensitas penggunaan media sosial, sehingga
remaja menggunakan informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan
berperilaku sehari-hari.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Remaja Awal
Masa remaja awal berlangsung dari usia 12-16 tahun atau 17 tahun
(Hurlock, 1990; MÖnks, Knoers & Haditono 2004). Pada masa tersebut, remaja
mengalami perubahan-perubahan secara biologis, kognitif, dan sosioemosional
(Santrock, 2007). Masa tersebut merupakan masa pencarian identitas diri
(Erikson dalam Santrock, 2003).

2. Ciri-ciri Remaja Awal


Mappiare (1982) menyebutkan ciri-ciri masa remaja awal adalah sebagai
berikut:
A. Ketidakstabilan perasaan dan emosi
Masa remaja awal merupakan masa individu memiliki perasaan
yang sangat peka. Perasaan seseorang pada masa remaja mudah berubah.
Perasaan gembira mudah berubah menjadi kesedihan. Rasa yakin pada diri
berganti menjadi meragukan diri.

B. Kecerdasan atau kemampuan mental meningkat


Alfred Binet (dalam Mappiare, 1982) menjelaskan bahwa pada usia
12 tahun kemampuan anak memahami informasi abstrak mulai sempurna.
Seseorang pada masa remaja awal mulai bersikap kritis terhadap pendapat
dan pandangan yang irasional.

C. Remaja kesulitan menentukan status identitas


Remaja awal sulit menentukan status identitas karena perlakuan
orang dewasa yang berganti-ganti. Orang dewasa merasa ragu memberi
tanggung jawab karena menganggap remaja masih “kanak-kanak”. Orang
dewasa memberikan teguran jika remaja awal bertingkah laku seperti
kanak-kanak.

3. Tugas Perkembangan Remaja Awal


Wattenburg (dalam Mappiare, 1982) mengemukakan lima tugas
perkembangan remaja awal sebagai berikut :
A. Mampu mengontrol diri sendiri seperti orang dewasa
Tugas perkembangan ini muncul karena remaja awal telah
berkembang semakin dewasa. Lingkungan sosial mengharapkan remaja
mampu mengontrol diri sendiri seperti kontrol diri pada orang dewasa.
B. Memperoleh kebebasan
Remaja awal bebas menentukan pilihan dalam berbagai alternatif
pilihan kemudian melaksanakan keputusan dengan tanggung jawab, seperti
memilih jenis sekolah/jurusan, lapangan pekerjaan, dan teman kencan.
C. Bergaul dengan teman sebaya
Tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan kepercayaan diri.
Proses interaksi sosial memberikan umpan balik. Umpan balik yang bersifat
positif (pujian) meningkatkan kepercayaan diri remaja. Umpan balik yang
bersifat negatif (penolakan) menurunkan kepercayaan diri (Musen, dalam
Afiatin & Andayani, 1996). Maka dari itu, remaja memiliki tugas untuk
memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa
dengan teman sebaya.
D. Mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
Remaja awal memiliki tugas untuk berlatih dan mengembangkan
berbagai keterampilan baru yang sesuai dengan tuntutan hidup di masa
dewasa kelak.
E. Memiliki citra diri yang realistis
Lingkungan sosial mengharapkan remaja awal memiliki gambaran
diri secara realistis, serta dapat memaknai segala hal pada diri mereka.
Remaja awal memiliki tugas untuk mampu
DAFTAR PUSTAKA

Adywibowo, I.P. (2010). Memperkuat kepercayaan diri anak melalui percakapan Referensial.
Jurnal Pendidikan Penabur. No. 15 Tahun ke-9.
Afiatin, T & Andayani, B. (1996). Peningkatan kepercayaan diri remaja Penganggur melalui
kelompok dukungan sosial. Jurnal Psikologi, XXV (2), 35-46.
Afiatin, T & Martaniah, S. M. (1998). Peningkatan kepercayaan diri remaja Melalui konseling
kelompok. Psikologika : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi. No. 6. Tahun III.
Yogyakarta : Perpustakaan ICBC.
Andarwati, S.R & Sankarto, B.S. (2005). Pemenuhan kepuasan penggunaan Internet oleh
peneliti Badan Litbang Pertanian di Bogor. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 14,
Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai