Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKSI

Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial


Dalam Membentuk Identitas

Disusun oleh :
Kelompok 8
Amelia Amanda D 20170810035
Muh.Alfaridzi Reza M 20170810030
Firda Sukma N 20170810005
Yusril Abdel A 20170810032
Edwigar Annas A 20170810049
Bagas Alrisyam 20170810058
Cakra Arif S 20180810047
Tri Kurnia 20180810063

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS HANGTUAH SURABAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah cara interaksi individu
dengan individu yang lain. Internet menjadi sebuah ruang digital baru yang menciptakan sebuah
ruang kultural. Tidak dapat dihindari bahwa keberadaan internet meberikan banyak kemudahan
kepada penggunanya. Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia
dapat dicari melalui internet. Internet menembus batas dimensi kehidupan pengguna, waktu, dan
ruang, yang dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun.
Keberadaan internet secara tidak langsung menghasilkan sebuah generasi yang baru,
yaitu generasi. Generasi ini dipandang menjadi sebuah generasi masa depan yang diasuh dan
dibesarkan dalam lingkungan budaya baru media digital yang interaktif, yang berwatak
menyendiri (desosialisasi), berkomunikasi secara personal, melek komputer, dibesarkan dengan
videogames, dan lebih banyak waktu luang untuk mendengarkan radio dan televisi (Ibrahim,
2011: 310).
Terjadi pergeseran budaya, dari budaya media tradisional yang berubah menjadi budaya
media yang digital. Salah satu media sosial yang cukup berpengaruh di Indonesia adalah
Facebook. Pada tahun 2009, Koran Kompas (dalam Ibrahim, 2011: 312) menyatakan bahwa
pengguna Facebook di Indonesia mencapai 11 juta orang. Keberadaan media sosial telah
mengubah bagaimana akses terhadap teknologi digital berjaringan.
Media sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan internet. Data dari
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tahun 2013 (kominfo.com),
mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka
tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Panji (2014),
menyatakan terdapat tiga motivasi bagi anak dan remaja untuk mengakses internet yaitu untuk
mencari informasi, terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan. Pencarian
informasi yng dilakukan sering didorong oleh tugas-tugas sekolah, sedangkan penggunaan media
sosial dan konten hiburan di dorong oleh kebutuhan pribadi.
Penggunaan media sosial di kalangan remaja pada saat ini merupakan sesuatu yang tidak
dapat dihindari lagi. Hampir setiap hari remaja mengakses media sosial hanya untuk sekedar
mencari informasi melalui twitter, kemudian menyampaikan kegiatan yang mereka lakukan
melalui facebook atau path. Hasil dari survey yang dilakukan oleh Kementrian Kominfo (Suara
Merdeka, 27 Maret 2015), menunjukkan 5 media sosial terpopuler di Indonesia, yaitu Facebook
dengan 65 juta pengguna, Twitter 19,5 juta pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna, LinkedIn 1
juta pengguna, dan Path 700 juta pengguna.
CEO Twitter, Dick Costolo menyebut Indonesia sebagai salah satu pengguna daring
(online) terbesar di dunia. Dia menambahkan dengan adanya Twitter membuat masyarakat
Indonesia pada saat ini menyadari apa yang sedang terjadi, saling memberikan informasi yang
bermanfaat. Anak muda Indonesia mampu menggunakan industry kreatifnya dan menggunakan
Twitter untuk hal-hal positif. “Keuntungan Twitter adalah semakin banyak pengguna semakin
banyak yang dapat mengonfirmasi rumor yang ada”, Dick Costolo (Suara Merdeka, 27 Maret
2015).
Berbeda dengan Twitter, yang mengandalkan pesan singkat 150 karakter, Path hadir
dengan membawa fitur media sosial yang lain. Lebih personal, namun keberadaan Path sebagai
salah satu media sosial di Indonesia cukup menarik perhatian. CEO Path sekaligus pendiri, Dave
Morin (dalam Desyana, 2015:1) mengklaim bahwa Indonesia adalah pengguna path nomor
pertama di Indonesia. Meski baru diluncurkan pada November 2010, jejaring sosial ini meraup
banyak pengguna. Jumlah pengguna di Indonesia saat ini sudah meraup jumlah pengguna lebih
dari 4 juta.
Path merupakan media sosial yang menarik karena pada mulanya path merupakan sebuah
aplikasi media sosial yang sifatnya pribadi. Misalnya berbagi momen special bersama keluarga,
teman, atau sahabat. Tapi ternyata di Indonesia sendiri pengguna path menjadikan sebagai
aplikasi privat maupun publik. Pengguna path di Indonesia mendapat dan berbagi informasi
melalui fitur repath (Tunggaldjaja, 2015:1).
Kehadiran media path di kalangan remaja menjadi suatu fenomena yang menarik. Seperti
yang kita ketahui, bahwa keberadaan internet di Indonesia paling banyak di akses oleh remaja.
Studi yang dilakukan oleh UNICEF dengan Kominfo, The Berkman Center for Internet and
Society, dan Harvard University yang melakukan survei nasional mengenai penggunaan dan
tingkah laku internet para remaja, menunjukkan bahwa setidaknya 30 juta orang remaja di
Indonesia yang mengakses internet secara regular, itu berarti hampir setengahnya adalah remaja
(Lukman, 2014).
Kehadiran media sosial di kalangan remaja, membuat ruang privat seseorang melebur
dengan ruang publik. Terjadi pergeseran budaya di kalangan remaja, para remaja tidak segan-
segan mengupload segala kegiatan pribadinya untuk disampaikan kepada teman-temannya
melalui akun media sosial dalam membentuk identitas diri mereka. Penelitian ini ingin
mendeskripsikan bagaimana media sosial digunakan remaja sebagai sebuah media untuk
membentuk identitas diri.
I.2. Identifikasi Makalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami mengidentifikasikan beberapa masalah yang
akan di jadikan bahan penelitian selanjutnya :
1. Kurangnya etika remaja dalam menggunakan media sosial.
2. Pengaruh media sosial dalam perkembangan remaja dapat membentuk identitas diri
remaja tersebut.
I.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara ber-etika yang baik dalam menggunakan media sosial dalam remaja?
2. Bagaimana pengaruh media sosial terhadap perkembangan remaja?

I.4. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana ber-etika baik dalam menggunakan media
sosial
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengaruhh dari media sosial terhadap perkembangan
remaja

I.5. Manfaat

II. Tinjauan Pustaka


II.1. Remaja
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga
masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia
18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan
berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik
seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran
semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun.
Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang
tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan penting
dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata latin
"adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,
dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena
sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki
masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun
bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat
(1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa
ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir
atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh
Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi
antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-
emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21
tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:
1. Masa remaja awal, 12 – 15 tahun
2. Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
3. Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian,
yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan
15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:192) Definisi yang
dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut
menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa
dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses
pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

II.2. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan,
dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi ini dilakukan secara verbal atau
lisan sehingga memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti.

Secara harafiah, definisi komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau lebih untuk
menyampaikan suatu pesan atau informasi. Komunikasi secara umum bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada orang lain.

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat dimengerti dan diterima oleh orang
lain. Selain dengan cara verbal, komunikasi juga bisa dilakukan dengan bahasa tubuh atau
menggunakan gesture untuk tujuan tertentu.

Dalam sebuah organisasi atau bisnis, komunikasi memiliki peranan sangat penting karena


merupakan bentuk koordinasi antar anggota atau tim untuk menyampaikan ide dan gagasan.
Dalam artikel ini akan dibahas lebih dalam tentang pengertian komunikasi dan peranannya dalam
bisnis.

PENGERTIAN KOMUNIKASI MENURUT PARA AHLI :

1. Everett M. Rogers
Menurut  Everett M. Rogers, pengertian komunikasi adalah proses pengalihan ide dari satu
sumber ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar mengubah tingkah laku.
2. James A. F. Stoner
Menurut James A. F. Stoner, pengertian komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang
berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan
kepada orang lain.
3. Prof. Drs. H. A. W. Widjaya
Menurut Prof. Drs. H. A. W. Widjaya, arti Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan
antara individu maupun kelompok.
4. Anderson
Menurut Anderson, pengertian Komunikasi adalah rangkaian langkah serah terima maksud
yang terjadi dengan dinamis serta konstan berubah sesuai dengan kondisi yang berlaku.
5. Lexicographer
Menurut Lexicographer, definisi komunikasi adalah upaya yang bertujuan untuk memberi dan
meraih kebersamaan. Tujuan yang ingin diinginkan kedua beluah pihak akan tercapai bila
mereka berkomunikasi dan memiliki pemahaman yang selaras tentang informasi yang saling
ditransfer.
6. Aristoteles
Menurut Aristoteles, definisi komunikasi adalah usaha yang berfungsi sebagai alat warga
masyarakat dalam berperan serta dalam demokrasi.
7. Hoben
Menurut Hoben, definisi komunikasi adalah suatu proses transfer pemikiran maupun ide dan
gagasan yang diutarakan secara lisan.
8. Redi Panuju
Menurut Redi Panuju, pengertian Komunikasi adalah arus sistem yang melekat serta kinerja
antar bagian-bagian organisasi yang mengeluarkan suatu keharmonisan.
9. Murphy & Mendelson
Menurut Murphy & Mendelson, pengertian komunikasi adalah sebuah upaya yang dilakukan
untuk mempertahankan dan menjalin hubungan interpersonal.
10. Rogers dan D. Lawrence Kincaid
Menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid, definisi komunikasi adalah sebuah tahapan dimana
dua orang atau lebih saling bertukar informasi satu sama lain, yang pada pokoknya akan
muncul saling pengertian yang bersifat mendalam.
11. Shannon dan Weaver
Menurut Shannon dan Weaver, pengertian Komunikasi adalah wujud interaksi manusia yang
keduanya ada ikatan dan saling mempengaruhi satu sama lain, baik sengaja atau tidak
sengaja.
Komunkikasi tidak hanya dalam bentuk verbal saja, namun termasuk ekspresi muka,
teknologi dan lukisan seni.
12. Raymond S. Ross
Menurut Raymond S. Ross, pengertian Komunikasi adalah sebuah proses menyaring,
memilah, dan memberikan berbagai simbol dalam bentuk sedemikian rupa yang mana dapat
memudahkan penyimak membangkitkan arti maupun respom dari fikiran yang sama dengan
yang dikehendaki komunikator.
13. William Albig
Menurut William Albig, pengertian komunikasi adalah rangkaian tahapan transfer kata yang
memiliki makna yang dilakukan oleh antar individu ataupun lebih.
14. William I. Gordon
Menurut William I. Gordon, pengertian komunikasi adalah sebuah pertukaran dinamis yang
meliputi perasaan serta gagasan.
15. Djenamar SH
Menurut Djenamar SH, pengertian komunikasi adalah seni dalam menyampaikan gagasan,
informasi, yang dilakukan seseorang terhadap orang lain.

II.3. Media Sosial


Media sosial tersusun dari dua kata, yakni “media” dan “sosial”. “Media” diarti- kan sebagai
alat komunikasi (Laughey, 2007; McQuail, 2003). Sedangkan kata “sosial” diartikan sebagai
kenyataan sosial bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada
masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua perangkat
lunak merupakan “sosial” atau dalam mak- na bahwa keduanya merupakan produk dari proses
sosial (Durkheim dalam Fuchs, 2014).
Media Sosial adalah media online (daring) yang dimanfaatkan sebagai sarana pergaulan
sosial secara online di internet. Di media sosial, para penggunanya dapat saling berkomunikasi,
berinteraksi, berbagi, networking, dan berbagai kegiatan lainnya.
Media sosial mengunakan teknologi berbasis website atau aplikasi yang dapat mengubah
suatu komunikasi ke dalam bentuk dialog interaktif. Beberapa contoh media sosial yang banyak
digunakan adalah YouTube, Facebook, Blog, Twitter, dan lain-lain.
MEDIA SOSIAL MENURUT PARA AHLI :
1. Philip Kotler dan Kevin Keller
Menurut Philip dan Kevin Keller pengertian media sosial adalah sarana bagi konsumen untuk
berbagai informasi teks, gambar, video, dan audio dengan satu sama lain dan dengan
perusahaan dan sebaliknya.
2. Marjorie Clayman
Menurut Marjorie Clayman pengertian media sosial adalah alat pemasaran baru yang
memungkinkan untuk mengetahui pelanggan dan calon pelanggan dengan cara yang
sebelumnya tidak mungkin.
3. Chris Brogan
Menurut Chris Brogan pengertian media sosial adalah seperangkat alat komunikasi dan
kolaborasi baru yang memungkinkan terjadinya berbagai jenis interaksi yang sebelumnya
tidak tersedia bagi orang awam.
4. M. Terry
Menurut M. Terry definisi media sosial adalah suatu media komunikasi dimana pengguna
dapat mengisi kontennya secara bersama dan menggunakan teknologi penyiaran berbasis
internet yang berbeda dari media cetak dan media siaran tradisional.
5. Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlien
Menurut Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlien pengertian media sosial adalah kelompok
aplikasi berbasis Internet yang dibangun dengan dasar-dasar ideologis Web 2.0 (yang
merupakan platform dari evolusi media sosial) yang memungkinkan terjadinya penciptaan dan
pertukaran dari User Generated Content.
6. Michael Cross
Menurut Michael Cross pengertian media sosial adalah sebuah istilah yang menggambarkan
bermacam-macam teknologi yang digunakan untuk mengikat orang-orang ke dalam suatu
kolaborasi, saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi pesan yang berbasis web.

Karakteristik Media Sosial :


Kita dapat mengenali sebuah media sosial melalui ciri-ciri yang dimilikinya. Berikut ini adalah
beberapa karakteristik media sosial tersebut:
1. Partisipasi Pengguna
Semua media sosial mendorong penggunanya untuk berpartisipasi dan memberikan umpan balik
terhadap suatu pesan atau konten di media sosial. Pesan yang dikirimkan dapat diterima atau
dibaca oleh banyak orang.
2. Adanya Keterbukaan
Sebagian besar media sosial memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk memberikan
komentar, melakukan voting, berbagi, dan lain-lain. Pengiriman pesan dapat dilakukan dengan
bebas tanpa harus melalui Gatekeeper.
3. Adanya Perbincangan
Kebanyakan media sosial memungkinkan adanya interaksi terhadap suatu konten, baik itu dalam
bentuk reaksi ataupun perbincangan antar penggunanya. Dan penerima pesan bebas menentukan
kapan melakukan interaksi terhadap pesan tersebut.
4. Keterhubungan
Melalui media sosial, para penggunanya dapat terhubung dengan pengguna lainnya melalui
fasilitas tautan (links) dan sumber informasi lainnya. Proses pengiriman pesan ke media sosial
yang lebih cepat dibandingkan dengan media lainnya membuat banyak informasi terhubung
dalam satu media sosial.

Fungsi Media Sosial :


Setelah memahami pengertian media sosial dan karakteristiknya, tentunya kita juga perlu
tahu apa saja fungsinya. Berikut ini adalah beberapa fungsi media sosial secara umum:
1. Memperluas interaksi sosial manusia dengan memanfaatkan teknologi internet dan website.
2. Menciptakan komunikasi dialogis antara banyak audiens (many to many).
3. Melakukan transformasi manusia yang dulunya pemakai isi pesan berubah menjadi pesan itu
sendiri.
4. Membangun personal branding bagi para pengusaha ataupun tokoh masyarakat.
5. Sebagai media komunikasi antara pengusaha ataupun tokoh masyarakat dengan para
pengguna media sosial lainnya.

Tujuan Media Sosial :


Seperti yang disebutkan pada definisi media sosial di atas, salah satu tujuannya adalah
sebagai media komunikasi alternatif bagi masyarakat. Berikut ini adalah beberapa tujuan
menggunakan media sosial secara umum:
1. Aktualisasi Diri
Bagi sebagian besar orang, media sosial merupakan tempat untuk aktualisasi diri. Mereka
menjunjukkan bakat dan keunikan di media sosial sehingga dapat dilihat banyak orang. Tidak
heran kenapa saat ini banyak artis berlomba-lomba untuk terkenal di media sosial mereka.
2. Membentuk Komunitas
Komunitas online sangat mudah ditemukan saat ini, baik itu di situs forum maupun di situs social
network lainnya. Media sosial menjadi wadah tempat berkumpulnya masyarakat online yang
memiliki minat yang sama untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi atau pendapat.
3. Menjalin Hubungan Pribadi
Media sosial juga berperan penting dalam aktivitas menjalin hubungan personal dengan orang
lain secara pribadi. Ada banyak sekali pengguna media sosial yang menemukan pasangan hidup,
sahabat, rekan bisnis, di media sosial.
4. Media Pemasaran
Pengguna media sosial yang jumlahnya sangat banyak tentu saja menjadi tempat yang sangat
potensial untuk memasarkan sesuatu. Bisnis online yang banyak berkembang sekarang ini
banyak dipengaruhi oleh media sosial sebagai tempat promosi.

II.4. Etika berkomunikasi


Sistematika Etika
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang mengatur tata cara manusia
bergaul. Tata cara pergaulan untuk saling menghormati biasa kita kenal dengan sebutan sopan
santun. Tata cara pergaulan bertujuan untuk menjaga kepentingan komunikator dengan
komunikan agar merasa senang, tentram, terlindungi tanpa ada pihak lain yang dirugikan
kepentingannya dan perbuatan yang dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku serta
tidak bertentangan dengan hak asasi.
Secara umum tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam bermasyarakat
dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik disebut sebagai etika.
Sistematika Etika
Secara umum, menurut A. Sonny Kreaf (1993: 41), etika dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Etika Umum yang membahas kondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis, dalam
mengambil keputusan etis, dan teori etika serta mengacu pada prinsip moral dasar yang
menjadi pegangan dalam bertindak dan tolok ukur atau pedoman untuk menilai baik atau
buruknya suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
2. Etika Khusus yaitu penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang khusus, yaitu
bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari pada proses
dan fungsional dari suatu organisasi. Etika khusus dibagi menjadi dua bagian yaitu, Etika
individual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri. Etika
sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap, dan perilaku sebagai anggota masyarakat
yang berkaitan dengan nilai-nilai sopan santun, tata krama dan saling menghormati.
Etika berasal dari kata ethikus dan dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti
kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah
laku manusia. Jadi, etika komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku baik dalam
kegiatan komunikasi di suatu masyarakat.
Dari definisi etika diatas, dapat diketahui bahwa “etika” berhubungan dengan empat hal
sebagai berikut:
a. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan
oleh manusia.
b. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil
pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas,
dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika juga
memanfaatkan berbagai ilmu yang memebahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
c. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
Terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut
akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih
berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika
lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan
zaman.
Johannesen (1996) mengemukakan, dalam perspektif politik diperlukan empat pedoman
etika, yaitu: (1) menumbuhkan kebiasaan bersikap adil dengan memilih dan menampilkan fakta
dan pendapat secara terbuka, (2) mengutamakan motivasi umum dari pada motivasi pribadi, dan
(3) menanamkan kebiasaan menghormati perbedaan pendapat.
Selanjutnya, Nilsen (dalam Johannesen, 1996), mengatakan bahwa untuk mencapai etika
komunikasi, perlu diperhatikan sifat-sifat berikut: (1) penghormatan terhadap seseorang sebagai
person tanpa memandang umur, status atau hubungannya dengan si pembicara, (2)
penghormatan terhadap ide, perasaan, maksud dan integritas orang lain, (3) sikap suka
memperbolehkan, keobjektifan, dan keterbukaan pikiran yang mendorong kebebasan
berekspresi, (4) penghormatan terhadap bukti dan pertimbangan yang rasional terhadap berbagai
alternatif, dan (5) terlebih dahulu mendengarkan dengan cermat dan hati-hati sebelum
menyatakan persetujuan atau ketidaksetujuan.

II.5. Kajian Teoritis

II.5.1. Identitas
Identitas, merupakan sebuah hal yang penting di dalam suatu masyarakat yang memiliki
banyak anggota. Identitas membuat suatu gambaran mengenai seseorang, melalui; penampilan
fisik, ciri ras, warna kulit, bahasa yang digunakan, penilaian diri, dan faktor persepsi yang lain,
yang semuanya digunakan dalam mengkonstruksi identitas budaya. Identitas menurut Klap
(Berger, 2010: 125) meliputi segala hal pada seseorang yang dapat menyatakan secara sah dan
dapat dipercaya tentang dirinya sendiri – statusnya, nama, kepribadian, dan masa lalunya.
Gudykunst (2002: 225), menyatakan bahwa identitas merupakan hal yang penting dalam
sebuah komunikasi budaya. Konsep identitas juga dapat dilihat dari aspek budaya (Tingtoo-mey,
dalam Gudykunst, 2002: 214) yang didefinisikan sebagai emotional signifikan, yang membuat
seseorang dilekatkan pada suatu hal, yang membedakannya dengan orang lain sehingga lebih
mudah untuk dikenal.
Social Identity Theory (SIT) menurut Tajfel & Turner (Gudykunst, 2002: 225) bertujuan
bahwa individu memiliki sebuah konsep pada dirinya sendiri dalam bersosialisasi dan
mengidentifikasi dirinya sendiri. Identitas personal melihat bahwa individu adalah sebuah
makhluk yang unik, memiliki budaya, hidup di dalam sebuah group, dan identitas sosial
mengacu pada pengetahuan dalam anggota kelompok budaya dan berkomunikasi dengan budaya
yang lain. Karakteristik individu yang dipengaruhi oleh kolektivistik dalam komunikasi individu:
a. Personality Orientations (orientasi personal), menggambarkan bagaimana orientasi
personal dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain.
b. Individual Values (nilai-nilai individu), merupakan nilai-nilai personality yang dimiliki
oleh Individu dalam mempertahankan dan menjaga kepercayaan diri seseorang ketika
melakukan komunikasi.
c. Self Constractuals (penyingkapan diri/ ekspresi diri), menggambarkan bagaimana
individu menggekspresikan dirinya ketika berkomunikasi dengan individu yang lain.
Fokus utama di dalam teori ini adalah melihat bagaimana identitas merupakan suatu hal
yang diproduksi dalam kategori sosial (Hogg, 1993; Hogg & Abraham, 1988; Turner 1991,
dalam Gudykunst, 2002: 259). Kategori sosial bisa berupa etnisitas, jender, dan afiliasi politik,
sebagai bagian dalam struktur sosial. Individu termasuk bagian dalam kategori sosial dan pada
dasarnya adalah anggota dalam kategori sosial tersebut. Identitas menghubungkan antara
individu dengan masyarakat melalui anggota suatu kelompok yang mempengaruhi kepercayaan
individu, perilaku, dan pengetahuan dalam hubungan mereka dengan anggota dari kelompok
sosial yang lain.
Dalam perspektif komunikasi, identitas tidak dihasilkan secara sendiri, melainkan
dihasilkan melalui proses komunikasi dengan yang lain. Prinsip utama di dalam identitas muncul
ketika sebuah pesan berubah di antara dua orang. Identitas dapat dinegosiasikan, diperkuat, dan
dirubah dalam suatu proses komunikasi. Tujuan dari identitas ini adalah menjadikan dan
membangun sebuah komunikasi.

II.5.2. Interaksi Simbolik


Teori interaksi simbolik merupakan sebuah cara berpikir mengenai pikiran, diri, dan
masyarakat. George Herbert Mead (dalam Morissan dkk, 2010: 126), memahami interaksi
simbolik sebagai interaksi di antara manusia, baik secara verbal maupun nonverbal untuk
memunculkan suatu makna. Dengan adanya aksi dan respon dari individu yang lain, secara tidak
langsung kita memberikan makna ke dalam kata-kata atau tindakan yang ada.
Hal yang mendasar di dalam teori ini adalah pentingnya makna dalam perilaku manusia,
pentingnya konsep diri, dan hubungan antara individu dengan masyarakat. Mead (dalam
Morissan dkk, 2010: 128-133) mengemukakan tiga konsep penting di dalam teori ini yaitu;
1. Masyarakat
Masyarakat dalam pemikiran teori interaksi simbolik, terdiri atas perilaku yang saling
bekerja sama di antara para anggotanya. Mead menyebut bahwa masyarakat terwujud atau
terbentuk dengan adanya simbol-simbol berupa isyarat dari tubuh. Karena dengan adanya
kemampuan manusia dalam mengucapkan simbol dan bertindak, serta merespon apa yang
dihasilkan maka kita akan berempati dan mengambil peran mereka. Di sini masyarakat
merupakan sebuah jaringan interaksi sosial dimana anggota masyarakat memberikan makna
terhadap tindakan mereka sendiri dan tindakan orang lain dengan menggunakan simbol.
Keadaan saling mempengaruhi antara menanggapi orang lain dan menanggapi diri sendiri
merupakan sebuah konsep penting di dalam teori ini.
2. Diri
Menurut paham dalam interaksi simbolik, individu berinteraksi dengan individu lainnya
sehingga menghasilkan suatu ide tertentu mengenai diri. Sebuah teori yang mengungkapkan
mengenai diri, bagaimana pengalaman berinteraksi dengan dengan orang lain. Dalam teori
tentang diri ini, terdiri atas seperangkat elemen yang terdiri dari tiga dimensi. “Dimensi
pertama adalah dimensi menunjukkan (display), yaitu apakah aspek dari diri itu dapat
ditunjukkan kepada pihak luar (public) atau merupakan sesuatu yang privat. “Dimensi kedua
adalah realisasi atau sumber, yaitu tingkatan atau derajat pada bagian atau wilayah tertentu
dari ‘diri’ yang dipercaya berasal dari dalam individu sendiri atau berasal dari luar. Elemen
diri yang dipercaya berasal dari internal disebut dengan istilah individually realized,
sedangkan elemen diri yang dipercaya berasal dari hubungan orang itu dengan kelompoknya
disebut dengan collectively realized. Dimensi ketiga adalah disebut dengan agen, yaitu
derajat atau tingkatan dari kekuatan aktif yang ditimbulkan oleh diri. Elemen aktif
merupakan tindakan yang dilakukan orang, sedangkan elemen pasif adalah kebalikannya”
(Morissan dkk, 2010: 136-137).
Teori mengenai diri membahas mengenai bagaimana kesadaran diri (self consciousness),
dimana seseorang memikirkan dirinya sebagai suatu objek, yang berarti etika seseorang
memikirkan dirinya ia menunjukkan kesadaran akan dirinya. Kita memiliki diri karena kita
dapat menanggapi diri kita sebagai suatu objek. Satu-satunya syarat agar sesuatu menjadi
objek adalah dengan cara memberikannya nama dan menunjukkannya secara simbolik. Para
remaja sering sekali memandang diri mereka dengan cara orang lain memandang mereka.
Mereka akan menggunakan gambaran yang diberikan oleh orang lain kepada mereka melalui
berbagai interaksi yang mereka lakukan dengan orang lain. Hal ini dapat dilakukan melalui
proses pengambilan peran atau menggunakan perspektif orang lain dala, melihat diri kita,
menuntun kita untuk memiliki konsep diri. Konsep diri adalah keseluruhan persepsi kita
mengenai cara orang lain melihat kita. Dimana seorang individu telah belajar untuk
mengenal gambaran diri mereka melalui interaksi simbolik selama bertahun-tahun dengan
individu yang berada di sekelilingnya. Orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara,
teman dekat, dan pacar adalah orang-orang yang sangat penting karena reaksi mereka akan
berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri seseorang. Mead menambahkan bahwa diri
memiliki dua sisi yang masing-masing memliki tugas penting, yaitu diri yang mewakili
‘saya’ sebagai subjek (I) dan ‘saya’ sebagai objek (me). Saya sebagai subjek adalah bagian
dari diri saya yang bersifat menuruti dorongan hati, tidak teratur, tidak langsung, dan tidak
dapat diperkirakan. Sedangkan saya sebagai objek adalah konsep diri yang terbentuk dari
pola-pola yang teratur dan konsisten yang dipahami oleh individu dan dipahami oleh orang
lain yang bersama dengannya.
3. Pikiran
Pikiran di dalam teori interaksi simbolik merupakan suatu proses dari kegiatan interaksi
dengan diri anda sendiri. Kemampuan berinteraki yang berkembang bersama-sama dengan
diri menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena menjadi bagian dari
setiap tindakan. Teori interaksi simbolik dalam artikel ini akan melihat bagaimana seorang
individu berinteraksi dengan masyarakat dalam menyampaikan konsep dirinya melalui
menampilkan kehidupan pribadi (ruang privat) ke dalam ruang publik.

Anda mungkin juga menyukai