Anda di halaman 1dari 21

KEPRIBADIAN

I Tujuan Pembel~jaran
Setelah mempelajari Bab 4, pembaca diharapkan dapat:
menjelaskan konsep dasar kepribadian;
menjelaskan pengertian kepribadian;
menjelaskan kepribadian, temperamen, dan karakter;
menjelaskan proses pembentukan kepribadian;
menjelaskan konsep diri;
menjelaskan kepribadian yang sehat; dan
menjelaskan faktor faktor yang memengaruhi timbulnya keragaman dalam kepr
badian.

Pokok Bahasan
Konsep dasar kepribadian
Pengertian kepribadian
Kepnbadian, temperamen, dan karakter
Proses pernbentukan kepribadian
Konsepdin
Kepnbad1an yang sehat
faktor·faktor yang memengaruhi umbulnya keragaman dalam kepnbad a

A. KONSEP DASAR KEPRIBADIAN


lle1bita13 tenrang kq>1 il>adi.111, h rdapat beberapa pertanyaan rang perlu
ditdaah: (I) Meugapa 111 ang yang saru tampak mudah marah tanpa mampu
mcnunjukk.111 peng1.11d.11t.111 dm > ang memadai, sedangkan or.mg yang lam

Bab 4 I Kepnbadian
tampak menunjukkan slkap yang terkendali dan tmang metkipundllladallrilli
pada berbagai penoalan yang rnenekan! (2) Mengapa orang yang satu NII•
mudahnya melanggar peraturan yang telah disepakat1 bersama tanpa IDerala
berdosa, sedangkan orang yang lain begitu patuh dan takut akan konsekucnsi
yang mungkin diterimanya?
Jawaban yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan di atas sering kah
bermuara pada penjelasan tentang kepribadian. Kepribadian dapat ditunjuk-
kan dengan adanya keteraturan dan kesesuaian tingkah laku yang ditunjukkan
seseorang di bcrbagai situasi. Sebagai contoh, pada suatu waktu ada seseorang
yang mcngalami kekcccwaan lalu ia melakukan tindakan kekerasan kepada
orang lain, hal tersebut bclum dapat dikatakan bahwa ia memiliki sifat atau
kepribadian agresif jika perilaku kekerasan tersebut hanya muncul pada satu
peristiwa tertentu. Namun, jika la tcrbukti pernah melakukan kekerasan be-
berapa kali di masa yang lalu, khususnya ketika ia sedang mengalami kekece-
waan maka dapat disimpulkan bahwa ia memang memiliki sifat agresif dalam
kepribadiannya. Contoh tersebut mengungkapkan bahwa kekerasan yang di-
lakukan muncul secara teratur dan konsisten di bcrbagai sltuasi, yakni situasi
saat ini dan situasi masa lalu. Bahkan, dapat diprediksi tingkah laku tersebut
berpeluang besar muncul di masa yang akan datang.
Berbicara tcntang kepribadian, para ahli tampaknya rnasih sangat bera-
gam dalam membcrikan rumusan tentang kepribadian, tergantung dari sudut
pandang masing-rnasing. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan.
Gordon W. Allport (Hall dan Gardner, 2005) menemukan hampir SO deflnisi
tentang kepribadian yang bcrbeda-beda, Berawal dari studi yang dilakukan
nya, ia menemukan suatu rumusan tentang kepribadlan yang dianggap lebih
Jengkap. Beliau berpendapat bahwa kepribadlan adalah organisasi dinanus
dalam diri individu sebagal sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang
unik daJam menyesuaikan din terhadap lingkungannya.
Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah "penyesuaian dm•
Scheneider (1964) mengartlkan penyesuaian diri sebagal suatu proses l'e"'
apom lndlv1du, buk yang Mr1lfat Mhavaoral maupun mental dalam u.,.,a
mcnpt111 bbutuhan bbutuhan dari dalarn diri kelegangan emoaionaL frUli.

. ,...._......
trasi dan konflik, serta memelihara keseimbanpa antata l*Mll1!ii
tuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkunpn.
Sementara itu, yang dimaksud dengan "unlk" adatlh bahWI kWW
pcrilaku itu khas sehingga dapat dlbedakan antara lndtvidu Situ dengtdl
indh·idu lainnya. Kcuniknnnya tersebut didukungoleh keadaan struktutpt9io-
fis1kny.1, misalnya konstitusi dan kondisi flslk, tampang, hormon. setfa 9eli
ktlgnitif dan afektifnya yang sating berhubungan dan berpengaruh. Hal lnilah
yang mcncntukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Scbagaimana penjelasan Hall dan Gardner tentang kepnbadian yang
mcnyatakan bahwa kepribadian dapat ditunjukkan dengan adanya keteraturan
Jan kcse~uaian tingkah laku yang ditunjukkan seseorang di berbagai situasi
kunci pokok dalarn memahami pengertian kepribadian terletak pada adanya
keteraturan dan kesesuaian tingkah laku di berbagai situasi.
Pada dasarnya, kata "kepribadian" (personality) berasal dari bahasa Latin
yakni pe1.so11a. Awalnya, kata tersebut rnerujuk pada topeng yang biasa digu-
nakan oleh pernain sandiwara di zarnan Romawi, Pada saat itu, setiap pemain
sandiwara mcmainkan perannya masing-rnasing sesuai dengan topeng yang
dikenakannya. Kernudian, kata pcr:;otw berubah menjadi suatu lstilah yang
mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh indiv idu dan
kelompok atau masyarakat, lalu individu tersebut diharapkan bertingkah laku
berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) }·ang diterimanya
(Koswara, I 991).
I Iampir scrupa dengan pL'ngerti.1n di utas. Mulon. seorang ahli psikologt
kepribadian nw11yat<1kan bahwa kl'pnhadian adalah cerrnman dari pola
1uga
yang melekat dan meluas kc dalam kugnitif. afektlf dan s1fat sifat tingka.h
laku nyata yang bertahan dalam jangka waktu yang lama. Dengan kata lain.
kcpribac.Jian menurut Jvlilton bcrtahan dalam waktu yang lama. Kemampuan
bertahan dengan waktu yang lama 111en11hk1 kemiripan dengan pcngertian
kcpnbadian meuui ut t lall Jan (,ardner yang mengatakan adan btcntuau
dan kesesuaiun 1 >c.:luus1 kepnbad1an ter but Jap.tt menunja1kk1D ....
kepribad1an sulit berubah Jan relauf stabU
Sehsa1 teonng ahU pPldosi bpribadtm ,... menpnut PlllCllbi
BiOIOdal Laming, Milton menyatabn bahwa sifat sifat t;npah lalm tialllral
dan terdapat suatukomplibsi antaradisposisi biologisdan pengalaman belaJar
indlvidu. Dengan kata lain. dapat dlpahami bahwa kepnbadian DlerupaQq
hull clan terdapat faktor yang saling berpengaruh, yakni antara faktor biologia
dan faktor belajar di Ungkungan sosial. Pemikiran ini akan melatari uraian-
uraian berikutnya dalam memandang kepribadian.
Lebih lanjut penjelasan tentang proses yang mendasari pembentukan ke-
pribadian seseorang diuraikan sebagai berikut.

1. Cara lndividu Berinteraksi dengan Tuntutan Lingkunpn


lnteraksi dengan tuntutan lingkungan diartikan bahwa cara lndividu bereakst
dengan lingkungannya sehingga mendasari pembentukan kepribadian indl-
vidu tersebut. Sementara itu, cara bereaksi atau cara berinteraksi itu sendiri
dipelajari oleh individu berdasarkan law of reinforcement, yang artinya pen-
laku yang menyenangkan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang rnem-
bawa dampak tidak menyenangkan cenderung tidak diulang kernbali, Dengan
demikian, cara individu bereaksi terhadap tuntutan lingkungannya rnenun-
jukkan bahwa cara yang dikembangkan tersebut mcndapatkan reinforcement
dari lingkungannya.

2. cara lndividu Berelasi dengan Dirinya Sendiri


Relasi dengan diri sendiri mengarahkan pada pemahaman tentang adanya ke-
hidupan intrapsikis dalam diri individu. Hal ini termasuk cara individu dalam
mengendalikan kegelisahan emosi, serta menunjukkan bahwa kehldupan in·
trapsikis Individu dalam mencari keseimbangan. Cara Individu dalam bere
aksi juga terbentuk dan pengalaman belajar mengatasi dinamika yang tef}adi
da1am antrapsikis.

B. TIPE KEPRIBADIAN
Setiap indlvidu memlllld bpribadian yang berbeda satu sama lain PeneJldtll
tentang bprlbadian manusia udah dlltbk•n oleh pan ahli sejak ~
$ebap•m•n• pendapat HJppocrat11 dlft Galen\11 _, SM clan I 5 M)
nilai-nilai sosial sebagai nilai yang paling memengaruhi jiwa mereb.
Mereka senang bergaul, suka bekerja sama dalam menyelesaikan masalah,
dan suka mcmbantu orang lain, terutama yang mengalami kesulitan.
4. Manusia seni, yaitu orang yang merniliki nilai-nilai keindahan. Sebagai
besar waktunya dipcrgunakan untuk mengabdi pada kesenian, Orang-
orang dengan ripe ini menjadikan segala sesuatu yang memiliki nilai
seni sebagai sesuatu yang paling bcrharga dalarn pandangan mereka.
Pada umumnya, rnereka suka rnenyendiri, serta jauh dari kebisingan dan
kemcwahan hidup.
5. Manusia agama, yaitu orang yang menjadikan pengabdian kepada Tuhan
Yang Maha Esa merupakan hal yang paling penting. Mereka selalu
ingin berbuat kebajikan tcrhadap orang lain, serta melakukan syariat
agama semaksirnal mungkin. Dalam sernua tindak-tanduknya, mereka
senantiasa mernperlihatkan ajaran-ajaran agama.
6. Manusia teori, yaitu orang yang suka berpikir, berfilsafat, dan mengabdi
pada ilmu. Orang-orang dengan Lipe ini biasanya suka mernbaca, senang
berdiskusi rncngenai teori teori ilmu pngetahuan, menyelidiki suatu
kebenaran/mengadakan penelitlan, cenderung menyendiri ketirnbang
mengobrol dengan orang lain . Mereka juga berpendapat bahwa ilmu
pengetahuan adalah hal yang paling pcnting dan berada di atas segala-
galanya.
Selain itu, seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss bernarna C.G. Jung juga
mernbuat pernbagian tipe manusia dengan cara lain. la mengatakan bahwa
penelit ian manusia tertuju pad a dua urah yuitu ke luar dirinya disebut extrovert,
dan ke dalarn dirinya disebut introvert. Dalam ha) ini, uruh perhatian manusia
yang terkuat antara ke luar dirinya atau kc dalam dirinya menentukan npe
manusia tersebut,
I. Extrovert, yaitu orang-or.mg yang perhatiannya lebih diarahkan ke luar
dirinya, kepada orang lain, Jan kepada masyarakat. Orang dengan tipe
Im memilikl hati yang lebih terbuka, mudah bergaul, ramah, riang, dan
memlliki kontak dengan hnHkungan yang besar. Mereka juga mudah
memengaruhl dan mudah dlpengaruhl oleh Ungkungannya.
l. Introvert, yaitu orang-orang yang perhatlannya leblh menpntll:iltit
dirinya. Orang dengan tipe inl memillki sifat pemtiam. Jmrant pd'ihl
dalam bergaul, sukar diselaml batinnya, suka mmyendJri, bahkan sea ...
takut kepada orang lain.
I ebih Ianjut, Crow dan Crow menguraikan perbedaan s1fat antara HOl'IDI
rang rncmiliki tipe kepribadian extrovert dan introvert sebagai berikut.
label 4.1 Perbedaan Tipe Extrovert dan Introvert
.. ,,
Extrovert lnbovert
La near dalam berbicara Lebih la near menulis ketimbang berbicara
Sebas darl kekhawatiran dan kecemasan Cenderung a tau sering dihputi kekhawat1ran
Umumnya bersifat konservatif Umumnya bersifat radikal
Memiliki minat pada atletik Suka membaca buku dan majalah
Dipengaruhi oleh data objektif Lebih dipengaruhi oleh perasaan subjektif
Ramah dan suka berteman Agak tertutup
Suka bekerja sama dengan orang lain Lebih senang bekerja sendiri
Kurang memedulikan penderitaan dan Sangat menjaga/berhati-hati terhadap pen-
hal-hal mi!iknya deritaan dan miliknya
Mudah menyesuaikan diri dan luwes Sukar menyesuaikan diri dan kaku dalam per-
gaulan
-
Tidak lekas malu dan tidak canggung Lekas malu dan canggung
.

Seorang ahli psikologi asal Belanda bernama Gerart He} mans juga men-
coba membuat pembagian kepribadian manusia berdasarkan sifat psikis, Me-
nurut pendapatnya, sifat psikis merupakan sifat-sifat pokok dari jiwa manusia
antara lain ernosionalitas, aktivitas, dan sekunder-fungsi (proses pengiring).
Heymans membagi tipe kepribadian manusia berdasarkan kuat Jan lemahnva
ketiga unsur tersebut dal,1111 diri manusia menjadi lUJUh upe sebagai berikut,
J. Orang hebat (gapasiv11t•t•rdt•11), yuitu orang ) ang aktif Jan emOSlonaL
serta memlliki tungsi sekunder >ang kuat, Orang dengan npe kepnbadian
ini memiliki sitat yang keras, emosional, gila kuasa egois, dan sub
mengecam, Mereka adalah patriot yang baik, merniliki rasa kekeluargaan
yang kuat, dan suka menulong orang yang lemah
2 Orang garang (tlwlenci). yaknt orang yana akttf dan emostONI. et'lpl
memlllki tungst sekunder yang lemah Oran& d ngan llpe k.eprltwlka
bersifat Ilncah, raJtn bekerja periang, pemberani. optimla. daa .. ..._
6it118P hltz ilmll•uI.,.._,. ~··
11

J. 0tang pet'llJU (NMIWcnlfl), yabi ~-,.... .. altif. ~·


memiliki fungsi sekunder yang kuat. Orang denpD tipe -r·-
bersifat emosioDal, sering impulsif (menuturbn bta hati), pintar ...
sehingga muclah memengaruhi orang lain. senang terbadap kehids I•
alam, serta sulca menjauhkan diri dari kebisingan dan keramaian.
4. Orang pengguggup (nerveuzen), yakni orang yang tidak alctif dan Dlemi-
liki fungsi sekunder yang lemah, tetapi memiliki emosi yang kuat, Orang
dengan tipe kepribadian ini bersifat emosional (mudah naik darah, tetapi
cepat menjadi dingin), suka memprotes atau mengecam orang lain, tidak
sabar, tidak mau berpikir panjang, agresif tetapi tidak pendendam.
5. Orang tenang (flegmaciti), yakni orang yang tidak aktif dan memiliki
fungsi sekunder yang kuat. Orang dengan tipe kepribadian ini bersifat
tenang, sabar, tekun belajar secara teratur, tidak lekas putus asa, berbicara
singkat, tetapi mantap. Mereka berpandangan luas, berbakal dalam bidang
matematika, senang membaca, dan memiliki ingatan yang baik. Mereka
juga rajin dan cekatan, serta mampu berdiri sendiri tanpa memerlukan
bantuan banyak orang.
6. Orang kekanak-kanakan (sanguinici), yakni orang yang tidak aktif tidak
emosional, tetapi memiliki fungsi sekunder yang kuat. Orang dengan ttpe
kepribadian ini sukar mengambil keputusan, kurang berani atau ragu
ragu dalam bertindak, pemurung, pendiam, suka menyendiri, berpqaDI
teguh pada pendiriannya, pendendam, tidak gila hormat dan kuasa. serta
dalam bidang politik selalu berpandangan k.onservatif.
7. Orang tak terbentuk (amorfem), yakni orang yang tidak aktif. tidll
emoslonal. dan memillki fungsi sekunder yang lemah. Orang c1enpn tp:
bpribadian int memllikt intelektual yang kunns, pidk, tidak D1'811&1
Miah• men-.. canaauns. clan memmkJ ,.,...... ,_. buruk
tult•u a.u....,,...,.,._,.....
• 1111·,, nu I llU:J• ~P
n all
•4-1._..
3.

C. KEPRIBADIAN, TEMPI
~=~1a1a.<•
·~ ... .a.,••
w«ilJli¥il-i• ·••
..
anak,..JahirbdnpW•• •ptlribl& &1uapa pola
•1Jc11mn4aa
iespons'--
Sebagai contoh, pMla bel>erapa heyi talabir dengan siklus tidur.
clan buang llr yang taatur. sed•ngbn pada beberapababayt llllllDJa
menunjukkan adanya kderaturan tersebut; beberapa YI mudah lllila.~
sedangkan bayi yang Jain terlihat tenang; bebenpa bayi menun1ukbn ~
yang energik. sedangkan bayi yang lam memiliki gerakan yang lambq daa
lesu,
Dengan demikian, temperarnen sebagai fung 1 dan faktor b1olog15 diban.
dingkan dengan faktor lingkungan. Faktor biologls tersebut sudah terwu;lld
sebelum kelahiran. Faktor faktor biologis pembentuk temperamen antara lain
berkaitan dengan neurologis, endokrin dan biokimia Dalam hal 101, faktor
biologis merupakan awal dari pembentukan kepribadian 111d1"W1du
Pengertian lam) ang sering dipertukarkan dengan pengertian kepnbadian
adalah karakter. Karakter sering kali dlpahaml sebagai nilai dan atribut
seseorang yang diberikan oleh rnasyarakat tempat sescor,mg tmggal Dengan
pengertian lain, karakter dipahami sebaga] rcfleksl dan moral, serta etika yang
ditunjukkan seseorang di dalam ma!>) arakat tempar mdlvidu tmggal. Karakter
memiliki pengernan yang lebih luas dibandmgkan dengan temperamen, tetapi
memiliki pengertian yang lebih sernpu d1bandmgkan dengan pengeruan
kepribadian. Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa temperamen dipandang
sebagai materi biologis ketika kepribadian terbentuk, dan karakter dapandang
sebagai bagian dari kepnbadian yang lebih luas dibandmgkan dengao
temperamen, tetapi lebih sempit dibandingkan dengan kepribadian

D. PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN


pengertian tentang kepribadian, ada baiknya jika memahami tentang pe11ri
pernbentukan kepribadian itu sendiri.
Di awal tahun kehidupannya, seorang anak yang lahlr puti membt&wa
ciri-ciri konstitusionalnya. Ciri-ciri konstitusional tersebut akan turut
ntt•lllCngaruhi cara anak bcreaksl terhadap stimulus yang datang. Hal tersebut
d.ip.lt dilih.1t dari adanya bayi rang sering menangis atau adanya bayi yang
t•unpak tenang dalam situasi yang sama. Perbedaan tersebut dapat dilcatakan
sebagai pcmbawaan lahir karena bayi belum mernilikl pengalaman belajar
menghadapi situasi tersebut. Perbedaan reaksi tersebut jelas lebih banyak
didasan oleh pembawaan lahir, yang selanjutnya dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor biologis dun kondisi prenatal.
Sclanjutn} a.sernakin anak bertambah usia rnaka faktor lingkungan tempat
anal- turnbuh memainkan peran bcsar dalarn perkernbangan kepribadiannya.
Llngk-ungan tempat anak tumbuh memberikan kesempatan belajar kepada
anak. Dalam hal ini, perbedaan dalam tingkah laku yang awalnya banyak
dipengaruhi oleh kondisi biologis, semakin lama juga dipengaruhi oleh
pengalarnan belajar dari lingkungan.
Dalarn bereaksi terhadap situasi lingkungannya, anak sering kali men-
coba berbagai tingkah laku. Tingkah laku tersebut kadang bersifat trial-error,
dengan kata lain anak belajar tingkah laku rnana yang tepat dan mana yang
tidak tepat berdasarkan pengalaman yang diperolehnya. Berdasarkan sudut
pandang pembelajaran, anak mencoba tingkah laku mana yang akan menda-
patkan reinforcement atau yang akan menimbulkan kesenangan dalarn dirmya.
serta tingkah laku mana yang akan mendatangkan hukuman atau yang akan
menlmbulkau kctidak!>l'llangan dalam dirinya.
Dalam bereaksi tcrhadup lingkungannya. anak belajar tmgkah laku mana
yang mendatangkan konsekuensi positif dan tingkah laku mana yang men-
datangkan konsekuensi negatif di berbagai sltuasi, Berdasarkan pengtlam n
leri;ebut terjadilah proses pernbentukan tingkah laku dalam diri anak. Sella-
Jutnya, tingkah laku yang dilakukan berulang ulang oleh seorana analt ....
lllendatangkan suatu keblai;aan dalam diri anak Sebapl ontoh. aDlk
nangis dan menjeru ketika menganginlcan baton lalu OfUI tuln,. •11•• I ti
membelikan halon dan anak pun terdiam Dalun Ml lat.~,. .. .__.
. ulsif. dan tingkah laku impu}sjf iat
bahwa anak akan belajar tingkah laku amp . ' ktif b hwa jika densa ..
3
akan dipertahankan karena ternya t a te rbukta efe • . . . ka lr""' Ille·

nangis dan menjerlt anak akan men d apa tkan apa yang dnngm n.
Apabila proses helajar tersebut diIUI ang P ada berbagai kesempatan
. maka
tingkah laku impulsif tersebut akan menjac ·. Ii kebiasaan
· (habit), terutama jika
anak mcnginginkan scsuatu, Sc • I anju· t n} ,.a, dengan bcrtambahnya usia, jika ke-
biasaan nu· terus dipertahan
· k·an ma ka an ak yang telah turnbuh dewasa akan
ruenjadi individu yang irnpulsif dan sulit mengendalikan dirinya jika meng.
.
inginkan sesuatu .
Dalarn pcrkembangan selanjutnya, sescorang tidak hanya mcngcmbang.
kan satu kcbiasaan. Dalam hal ini, berbagai keblasaan yang dikembangkan
anak akan ll'rbentuk kumpulan kebiasaan. Kumpulan kebiasaan yang dikem.
bangkan seseorang sering dipahami dengan pengertian sifat. Dengan derniki.
an, dapat dikatakan bahwa sifat itu sendiri berasal dan kumpulan kebiasaan.
Proses yang terjadi selanjutnya adalah terkristalisasinya tingkah Jaku anak
menjadi pola-pola lingkah laku di rnasa rang akan datang. Pola tingkah laku
yang dikernhangkan anak cendcrung bertahan lama dan sulit dihilangkan. Hal
ini karena pola tingkah laku yang dikcmbangkan anak tcrbukti berhasil men·
dapatkan penguatan. Selanjutnya, pola pola tingkah laku tersebut dipaharni
dengan pengertian kepribadian.

E. KONSEP DIRI
Hurlock (J 980) menyatakan bahwa pola kepribadian mcrupakan suatu penya
tuan struktur yang 111uhiduncn~1 terdir i atus konsep Jiri ('elf concept) seba
ga1 anti atau pusat gravilasi kepnbaJ1an dan sifat sitar (traib) sebagai struk
tur } ang menguuegi asikan kel:enderu1wa11 t)•>l i n >la L• diri
o t ' • r l respons. "onsep
(self concept) mi dapat diartikan :.ebauai (I) per•er) · k k aan
o ~ r M, ·e\'3 man, peras •
atau slkap seseorang tentang dirtll)'a endin· (2) ku ii t k di du
• • 1 as penya apan m Vl
tentang dirinya sendirr; serta (3) suaru SUilem p .. k d d t .. na
" 111 a naan in lvi u ten -
d1nnya endin dan pandangan orang lam tentang Jinnya
Kon p din ( elj um pt) m nUllka llga ko.mponen ya.itu (I) pen:ephl.Ol
atau phy 1eal If cone 'P' llra !l'ang l'"ntano 11__ ..11...i .. ~
.. --. penampU4111 _._,..,

90 P1P~~
seperti k~cantikan, keindahan, atau keelokan tubuhnya; (l) amaptlldl at'dif
psfchol~ig1a1/ se[f-con(ept. konsep seseorang tentang kemampuan ~
dan kctidakmam~uan (.kdemahan) dirinya dan masa depannya. llerta mtlipud
kualitas J'l'nyt•su.u.m hidupnya, scpcrti honesty, self conf1denct, indtpnulaia.
d.111 ,·,nmig.~; scrtu (J) attltudinal, hal yang berhubungan dengan peruun
Sl'~l·orang lt'Jllilng dirinya, sikap terhadap keberadaan dirlnya sekarang dan
depannya. serta sikapnya terhadap keberhargaan, kebanggaan. dan
01,1s.1
kepenghina.mnyi.l. Apabila seseorang sudah masuk masa dewasa, komponen
ketiga mi [uga terkait dengan beberapa aspek, seperti keyakinan, nila1-nilai.
idcalit.1~. a'pir;.1'i, dan komitrnen tcrhadap wC1y of life hidupnya.
Dilihat dari jcnisnya, konsep diri (st·lj· concept) terdiri dari empat jerns,
yanu The Basic Sel] Concept, The Transitory Self-Concept, The Social Self-
Concept. dan The Ideal Self-Concept.

1. The Basic Self-Concept


Konsep seseorang tentang dirinya sebagaimana adanya. Ienis konsep diri ini
mcliputi persepsi seseorang tcntang penampilan dirinya. kemampuan dan
kctidakmampuannya, peranan dan status dalarn kehidupannya, nilai nilai,
keyakinan, dan aspirasinya

2. The Transitory Self-Concept


Seseorang memiliki se!fco11cept yang pada suatu saat Ia memegangnYa., tetapi
pada saat lain ia melepaskannra. [enis konsep diri ini mungkin men}enang
kan, tetapi juga tidak nienyenangkan. palam hal ini, kondisi sangat 1tuas1onaJ
dan sangat dipengaruhi oleh su.1sana pt.'rasa•lll (emosi). Jan/atau pengalaman
yang lalu.
3. The Social Self-Concept
lenis konsep din ini berkembang berdasarkan cara inJlv1du memcrca oraaa
lain yang mcmbcnkan perscps1 terhadap d1nnya baik melalui perbillla
maupun tlndakan [erus konsep din lni ~nng JUP disebut sdali
image. Sebagal comoh. Jtka a;eurang anak dakatakan bapi anak
secara terus rnenerus maka ia akan m~npnibangUn konup dlrilWI
anak yang nakal.
Dalarn hal ini, perkcmbangan konscp diri sosial seseorang dipengaruhi
oleh jenis kclompok sosial dirinya hidup, baik keluarga. sekolah, teman sebaya,
atau masyarakat. lersild mcnyatakan hahwa apabila seorang anak diterima,
dicintai, dan dihargai olch or.mg orang y.mg berarti baginya (yang pcrtama
orang tuanva, kcmudian guru, dan ternan) maka anak akan dapat mengcm-
bangkan sikap untuk menerima dan mcnghargai dirinyu sendiri. Namun, apa-
bila orang-orang rang berarti bagi anak (signij(mt others) malah menghma,
menyalahkan, dan rnenolaknya maka anak akan mengembangkan sikap-sikap
yang tidak menyenangkan bagi dirinya sendiri.

4. The Ideal Self-Concept


Konsep diri ideal merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diingmkan
mengenai dirinya, atau keyakinan tcntang apa yang scharusnya mengenat
dirinya, [enis konscp dirl ini terkait dengan citra fisik maupun psikis. Pada
masa anak terdapat diskrepansi yang cukup renggang antara konsep diri ideal
dengan konsep diri yang lainnya. Namun, diskrepansi ini dapat berkurang
seiring dengan berkembangnya usia anak (terutarna apabila seseorang sudah
masuk usia dewasa).

Secara urnum, pcrkcrnbangan konsep diri (selj:c:o11ccpt) dipengaruhi oleh


berbagai faktor sebagaimana tertera dalarn garnbar berikut.

Gambar f ktor F-ak1or yang Memenga1uh1 Konsep Din

92 Psikolog1 Pend1d1kan
Sama halnya dengan konsep diri (self conapt), sifat 1ifat (lr'alU) pwJ.
Jalam perkcmbangannya dipengaruh] oleh faktor herechtasdan belajar. DalaJn
hal [ni, foktnr Y""8 paling rnemcngaruhi adalah (a) pola asuh orang tua dm
thl imtt.1~i anak tcrhadap or.mg yang mcnJad1 idolanya Beberapa trait dipela
pn ,t•,.u.1 11111l 1111d n rm .• irunya belajar anak lebih bersifat kebetulan, seperti
rl·nl.1ku .1grci.il d.ilam mcreaksi Irustasi, Scbagai contoh, anak menangi sam
hil nll'1nhanting pmtu kamar kurena tidak clihclikan rnaman yang d1inginkan
ApJbila dcngan perbuatan agrestt tersebut orang tua akhirnya membebkan
mainan yang diinginkan anak, anak ccndcrung akan rnengulangi perbuatan
rerscbut.
l lal tersebut juga dapat tcrjudi pada orang dewasa yang bersikap kurang
pcr.ap1 kcpada orang lain schingga mcnunjukkan perilaku suka protes, sepern
uojuk rasa secara brutal terhadap ketidakpuasan manajerial perusahaan atau
menuntut kenaikan gaji pada perusahaan. Dalam hat ini, pcngunjuk rasa yang
melakukan uojuk rasa secara brutal tersebut, jika pada akhirnya tuntutan
mereka dipenuhi oleh perusahaan maka cara protes demikian akan diulang
untuk meugintlmidasl para pengambil kebijakan,
Di sisi lain, anak juga harus belajar atau memahami bahwa traits atau sifat
sifat dasar tertentu sangat dihargai (dijunjung tinggi) oleh sernua kelompok
budaya secara universal, seperti kejujuran, respek terhadap hak hak orang
lain, disiplin, tanggung jawab, dan sikap apresiatif.

F. KEPRIBADIAN YANG SEHAT


J idak jauh berbeda dengan pendapat sdwlutnn} a, Makmun (2001) men a
kan bahwa aspek aspek kepi lbadian mencakup hat hal berikut
I. Kai akter, yailu twnsl'kuen atuu t1dakn>'•' indiv Idu dalam rnematuh
perilaku, set ta dalam memegang pt.>ndinan atau pendapat
2 Temper amen, yaitu dispost 1 rt>akttl 1nJ1v1du atau '" pat lambam
vidu dat,1111 member ikan rcakl>I te1 hadap rangsan an a.ngtsaJlJrtlJ\
dataur; dar i Iingkungen
3 S1kap, ya1tu amhutan h:1hddap objek yiln
amlnvalcn
eaksl emosional terh,..1-
4. Stabditas emosi, yaatu kadar kest abu an r -P raog.
sangan dan lingkungan. seperti mudah atau tidaknya individu ~
gung, marah, sedih, atau putus asa.
S. Resporu ibilitas (tanggung 1awab}, yanu kesiapan untuk menerima risiko
dari ltndakan atau perbuatan yang dilakukan, seperti mau menerirna
risiko secara wajar, atau malah melarikan diri dari tanggung jawab dan
risiko Yang dihadapi,
(l. osiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan in-
terpersonal, seperti sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemarn.
puan berkornunikasi dcngan orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, ada yang me-
nunjukkan ciri-ciri kcpribadian sehat, tctapi ada pula rang menunjukkan cin.
ciri kepribadian rang tidak sehat. Dalam hal ini, Hurlock (dalam Yusuf, 2003)
menyampaikan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat sebagai beri.
kuL
Tabet 4.2 Ciri-Ciri Kepribadian Sehat dan Tidak Sehat

Kepribadian Tidak Sehat


Mampu men1la1 diri sendm secara Mudah marah
reahstis
Menunjukkan kekhawatiran dan
Mampu menilai situasi secara realistis kecemasan
Mampu menilai prestasi yang
Sering merasa tertekan (stres atau
diperoleh secara realistis depresi)
Menerima tanggungjawab
Bersikap kejam
Mem1liki kemandirian
Dapat mengontrol emosl Ketidakmampuan untuk rnenghlndar
dari perilaku rnenyrmpang
Kebiasaan bcrbohong
~-1-- H1perakt1f
Berorlentasi lUJUan ~~~~~~~~~-i
Beronentasi keluar (extrovert) Bersiknp memusuh semua bentuk
Penenmaan soslat otor1tas
Mem1hk1 fdsafat hrcup Senang mengkrtt1k/mencemooh
Berbahag1a Suitt tJdur
Kurang rasa tanggungiawab
Sering mengalam1 pusrng kepala
Kurang mem11ik1 kesadaran untuk
menaat1 ajaran agama
Pes1mls
Kuning berga1rah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa ketika seorq gma
tierhadapan dengan peserta didiknya di kelas, ia dihadapkan dengan sejum
IJh kcragaman kecakapan clan kcpribadian yang dimiliki oleh para vescrta
Jidiknya. Oleh karena itu, seyogianya guru dapat memperlakukan peserta
dtllik d.111 mcngcmhangkun stratcgi pcmbclajaran, dengan memperhatikan
a,pck pcrhcduan atau keragaman kccakapan dan kepribadian yang dimtbki
rc~erta didiknya. Dcngan demikian, peserta didik dapat mengembangkan din
scsuai dengan kecepalan belajar dan karakteristik perilaku dan kepribadian-
11,·a masing-masing.
'

G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI


TIMBULNYA KERAGAMAN DALAM KEPRIBADIAN
Timbulnya kcragaman dalam kepribadlan dipengaruhi oleh bebagai faktor.
;\leskipun dernikian, para ahli sepakat bahwa pada dasarnya keragaman dalam
kecakapandan kepribadian dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu hereditas
(11ert•dity), lingkungan (environmenti, clan kernatangan (maturity).

~ f(ILE.~

P = pribadi atau perilaku


f = fungsi
H = hercditas (pembawaan)
E = environment (lingkungan, terrnasuk belajar)
,1\.1 = maturity (tingkat kematangan)

1. Hereditas (Heredity)
Hercditas merupakan pernbawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan
yang bersifat kodrati, seperti konstilu~i dan struktur flsik, kecakapan potensial
(bakat dan kecerdasan), Seberapa kuat pengaruh keturunan sangat bergantung
pada besarnya kualitus gen rang dimiliki oleh orang tuanya (ayah atau ibu
Ben.lai..11 kan pt'I uibaan ) ang J1lakukan oleh Gregor Mendel dengan cara
rnengawrnkan huuga mcrah Jan bunga putih, Mendel mengemukakan be-
herapa pandangan, (a) uap nap &ilat (tr11it~) makhluk htdup ltu Jikcndeffbn
oleh keturunan: (b) uap nap pasangan faktor kcturunan mtnentukan •11Rk
angan alternatif itu m1C1114-..
alternatif sesamanya, dan satu dari pad a pas tuka Ik .
1 1
pengaruh besar; serta (c) pada waktu proses pemben . n se -se e.~pa;.,
. h dan tiap-tlap sel kelammnya llle.o
sangan faktor keturunan tersebut mem1sa • .
unan tersebut. Hasil percoi....__
nerima salah satu faktor dari pasangan ke t ur UllilJl
Mendel ini menjelaskan bahwa faktor keturunan memegang peranan penting
bagi perilaku dan pribadi individu.
·
Berikut bebcrapa asas tentang kcturuna n ·sebagai gambaran perbandingan
tcntang hal-hal yang diturunkan orang tua kepada anaknya.

a. Asas Reprod11ksi
Bcrdasarkan asas reproduksi, kecakapan (achievement) dari ayah atau ibu
tidak dapat diturunkan kepada anak anaknya. Sifat atau ciri perilaku yang
diturunkan orang tua kcpada anaknya hanyalah bersifat reproduksi, yakni
mernunculkan kembali mengenai hal-hal yang sudah ada pad a hasil perpaduan
benih saja, serta bukan didasarkan pada perilaku orang tua yang diperolehnya
melalui hasil belajar atau hasil berinteraksi dengan Iingkungannya.

b. Asas Variasi
Berdasarkan asas variasi, penurunan sifat pcmbawaan dari orang tuu kepada
anak-anaknya akan bcrvariasi, baik kuantitas maupun kualitasnya. Dengan
alasan, pada saat terjadinya pembuahan komposisi gen berbeda-beda, baik
yang berasal dari ayah maupun ibu. Oleh karena itu, akan terdapat beberapa
perbedaan sifat dan ciri perilaku individu dari orang yang bersaudare-
walaupun berasul dari ayah dan ibu yang sarna. Dalarn hal mi, mungkin sa1a
kakak lebih banyak menyerupai sitat d.111 ciri perilaku ayuh, sedangkan adik
Iebih banyak menyerupai Mlat dan ciri perilaku ibu, atau sebaliknya,

c, Asas Regres! Filial


Berdasarkan asas regresi filial, rerjadl penyurutan sifat atau cm perilaku dart
kedua orang tua pada anaknya, Hal 1111 disebabkan oleh gaya tank menarik
dalam perpaduan pembawaan ayah dan ibunya sehmgga akan didapad
sebaglan kecil dari i;1fat ayah dan sebag1an kecll dart slfat lbu ementara ltu..
perbandmgan pengaruh mana yang I b1h besar antara liifat ayah dan ab\l
sangat bcrgantung pada daya tank mtnar1k ttap tlap sifat keturunan ~
J. Asas /erris Menyilang

Berdasarkan asas jenis mcnyilang, apa yang diturunkan oleh orang tua kepada
an.tk .maknya memiliki sasaran menyilang jenis. Seorang anak perempuan
nk·'" lcbih bauyak memilikl sifat dan lingkah laku ayahnya, sedangkan anak
1.ik• l.1k1 akan lebih banyak memilikt sifat dan tingkah laku ibunya.

,.. ;\StJS Kouformitas

Berdasarkan asas konformitas, seorang anak akan lebih banyak memiliki


-ifat Jan ciri tingkah laku yang diturunkan oleh kelompok rasnya atau suku
bangsanya. Contohnya, orang Eropa akan rnenyerupai sifat dan ciri tingkah
laku sclayakny::i orang Eropa lainnya dibandingkan dengan orang-orang Asia.

2. Lingkungan (Environment)
Lmgkw1gan berarti tempat individu berada dan berinteraksi, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk di dalamnya adalah
lingkungan belajar. Faktor lingkungan ini sering kali disebut sebagai ernpiris
yang berarti pengalaman karena dengan lingkungan individu rnulai mengalami
dan mcngccap alam sekitarnya .. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara
rnutlak dari pcngaruh lingkungan karena lingkungan senantiasa terscdia di
sekitarnya.
Sejauh rnana pengaruh lingkungan bagi diri individu dapat dilihat pada
uraian berikut.

a. I ingk1111ga11 Membuat lndividu sebaga! i\lakl1l11k Sosiu!


Dalam hal ini, lingkungan mchputi orang Ot<\11g .11.1u manusi., lain yang dapat
mernbcrikan pengaruh dan dapat d1pengaruhi. J),11.un h.111111, ukun menuntut
ind1vidu scbagai makhluk sosial untuk berinreruksi, berkomunikasi, dan
bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusra dcngan masvarakut manusia pada tahun
tahu11 pc rmulaun JH.: 1 kc mbunganuj a, akan mengakibatkan berubuhnya tabrat
inanusia• lit! I ),Jg,11· llHlllUSI• 1 • Ai 1111\1' 1 • 111d1vidu 1t•1 schut rldak atau kurung marn
pu Jal.un hl'i gaul dnn hci ungk.ih luku dt•ngan esamanya Dapat dibayangkan
hka st:·orang .111a k· seja k lultin•) a d11us.1hka11 dan pergaulan manusia sampai

Bab 4 Keprlbadlan 91
berusla IO tahun, rneskipun mcndapat ma kanan dan minuman
. yang c ... _
'""'Up.
anak sebut akan mcmiliki h.m1bat.m dalam berinteraksi dengan orang lain.
ll'l
.
Dalam hul ini, meskipun 11.1111111y.11111•1 k l I • J"ll hk untuk bersosialisast, tetapi pe
ll) csu,11.m dirinyu nkun hcrl.111gsung l.11nh.11.

b. I 1,,~lmngm1 Alf'ml111111 Wa/1111 Hml"Y" Riigi lmlivit"'


l 111gk1111g.1n lkng.111 .11wk.1 r.1g.1m kckayaannya mcrupakan sumber insp1
rasl dan daya np1.1 untuk diolah menjadi kckayaan budaya bagi individu.
I ingkungan dapat membentuk prlbadi seseorang karcna manusia hidup ada.
lah 111.111usi.1 }•mg herpikir, serta mernillki rasa ingin tahu Jan serta ingin men-
coba :.cgala hal r.1ng terscdia di sckitarnya.
Hcbcr.ipa peran lingkungan b;1gi individu diuraikan sebagai berikut,
1) Alai untuk kcpcntingan clan kclangsungan hidup individu, serta rnenjadi
alat pcrgaulan sosial individu. Contohnya, air dapat digunakan untuk
minum atau menjarnu Leman ketika berkunjung ke rumah.
2) Tantangan bagi individu sehingga individu berusaha untuk dapat me-
nundukkan tanlangan tersebut. Contohnya, air banjir pada rnusirn hujan
mendorong manusia untuk mencari cam mcngatasinya.
3) Sesuatu yangdiikuti oleh individu. Dalam ha! ini, lingkungan yangberaneka
ragarn senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untulc
berpartisipasi, serta berupaya untuk meniru dan mengidennfikasinya
apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contohnya, seorang anak bergaul
dengan temannya yang rajin belajar; sedikit banyu], sifat rajin ter,ebut
akan diikutinya sd1ingga lama kelamaan in pun berubah mcnjadi anak
yang rajin.

4) Objek penyesuatau dir i hagi individu, baik secara alloplastis maupun


auioplasrls. Penyesuaian diri ullop/11~tis herarti individu berusaha untuk
rnengubah lmgkungann} a. Contohnra, ketika cuacu pana~ ind1V1du
mcma~ang kipas angin sehingg.1 ra merasa sejuk di karnarnya. Palam
ha! 1111, 111d1v1du melakukan ma111pulas1 yauu mengad.ik.m usaha untuk
mernalsukan lingkungan panas menJad1 seiuk s h Jengan
e mgg.1 sesuai
dlrlnya Sementara uu, penyesuaaan darl Clutop/,utis berarti penyesusaall
d1r1 yang ddakukan lnJavidu agar Jaranya sesual dengan lingkungann)'I-

Anda mungkin juga menyukai