Ellyta
Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti Pontianak
el_lyta@yahoo.com
ABSTRACT
The theme of the research waV FRPPXQLFDWLRQ QHWZRUN DQDO\VLV RI $ORH YHUD¶V IDUPHU LQ WKH
central agribusiness area in Pontianak. The objectives of the research were: (1) to explain the diversity
of communication network structure, (2) to explain the correlation between internal and external
factors of communication and communication network, (3) to explain the correlation between
communication network and farmers marketing behavior, (4) to explain the correlation between
internal and external factors of communication and farmers marketing behavior. The respondents in
WKH UHVHDUFK ZDV DOO RI $ORH YHUD¶V IDUPHUV L H SHUVRQ 7KH UHVXOW RI WKH UHVHDUFK LQGLFDWHG WKDW
there were 7 respondents as stars, 4 as bridges, 2 respondents as liaison and 2 respondents as isolate.
There were 7 cliques in the system in which 5 cliques take forms as radials or stars, 1 cliques as
acircle form and 1 cliques takes form as all chanells. The research also indicated that there was
correlation between internal and external factors and network communication; correlation between
communication network and farmers marketing marketing behavior; correlation between internal and
external factors and farmers marketing behavior.
adalah semua petani lidah buaya sebanyak 67 dari Rank Spearman untuk melihat hubungan
orang. faktor internal dan eksternal dengan jaringan
Sumber data yang dikumpulkan komunikasi, ubungan jaringan komunikasi
meliputi data primer dan sekunder, baik dengan perilaku petani dalam pemasaran,
bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data hubungan faktor internal dan eksternal dengan
primer diperoleh melalui wawancara langsung perilaku petani dalam pemasaran.
dengan petani yang dipandu dengan kuesioner
teruji. Agar kuesioner memiliki uji validitas HASIL DAN PEMBAHASAN
tinggi (Singarimbun dan Efendi, 2006): (1)
Deskripsi Sosiogram
mendefinisikan secara operasional, (2) uji Sosiogram pada gambar
coba skala pengukur, (3) mempersiapkan tabel memperlihatkan interaksi komunikasi yang
tabulasi jawaban, (4) menghitung korelasi terjadi antar petani yang digambarkan dengan
dengan menggunakan rumus teknik korelasi tanda panah yang menghubungkan setiap
Product Moment Pearson. Reliabelitas
petani. Sosiogram juga menunjukkan
instrumen penelitian diuji dengan metode bagaimana arah dan intensitas komunikasi
&URQEDFK . GLSHUROHK QLODL . VHEHVDU yang terjadi yang ditandai dengan arah panah
Data sekunder diperoleh dari kantor desa,
timbal balik. Interaksi komunikasi yang
kelompok tani, PPL, Terminal Agribisnis, dilakukan setiap petani telah membentuk suatu
Aloe vera center, Dinas Pertanian Kotamadya jaringan komunikasi dengan pola cenderung
Pontianak dan kantor Kecamatan.Dalam
bersifat tertutup. Untuk lebih jelasnya dapat
penelitian ini teknik analisis data yang dilihat pada sosiogram berikut ini.
digunakan adalah analisis jaringan komunikasi
dari Rogers dan Kincaid dan analisis korelasi
anggota dan klik ketujuh memilki 4 (empat) Derajat keterhubungan system rata-
anggota. rata adalah sebesar 0.0429. Nilai ini
Pada klik 1 responden yang menjadi menunjukkan keterhubungan individu dalam
star adalah responden no. 2, berperan sebagai system sangat rendah. Hanya 4.3 persen dari
bridge adalah responden 2,6,14 dan 15 anggota system yang berkomunikasi. Derajat
sedangkan sebagai liaison adalah responden keterbukaan system bernilai 0.01. Rendahnya
no. 8 dan 12. Klik 2 yang berperan sebagai star derajat keterbukaan system rata-rata dan
sekaligus bridge adalah responden no. 19 dan keterbukaan system karena sifat dari etnis
sebagai liaison adalah no. 8. Klik 3 sebagai Cina yang cenderung tertutup terutama dalam
star adalah no. 54 dan sebagai bridge adalah hal harga dan tujuan pembelian. Persaingan
no. 3. Klik 4 yang berperan sebagai star dan untuk mendapatkan pasar disamping produksi
bridge adalah responden no. 61. Klik 5 yang melimpah menyebabkan mereka
responden no. 55 sebagai star, klik 6 dengan introvert anta sesama petani. Kelesauan pasar
star no. 44 dan klik 7 dengan star adalah juaga menyebabkan mereka tidak terbuka.
responden no. 50. Pola jaringan komunikasi Pabrik Inaco mengurangi pembelian dari
klik berbentuk roda petani dan PPL serta aparat Dinas oleh petani
Struktur jaringan komunikasi yang hanya dianggap meberikan janji-janji saja.
terbentuk secara umum menggambarkan Penelitian jaringan komunikasi pada produk
bahwa pola jaringan yang terjadi antar pertanian juga dilakukan oleh Ningsih (2014)
individu dalam sistem adalah jaringan yang mengatakan bahwa rendahnya tingkat
personal mengunci (interlocking Personal keterhubungan komunikasi dengan indeks
Network) yang bersifat memusat. Artinya pola 0.188 pada jaringan komunikasi kelompok
jaringan ini terdiri dari individu-indivudu yang tani pada jaringan komunikasi perkembangan
homofili namun kurang terbuka terhadap harga kopi di Kabupaten Jember. Hal ini
lingkungan. Hal ini sejalan dengan hasil berarti lemahnya keterhubungan antar petani
penelitian Bulkis (2015) yang menyatakan dalam kelompok tani itu pada komoditi
petani sayuran di Desa Egon membentuk pertanian.
jaringan komunikasi jaringan personal saling
mengunci (Interlocking Personal Network). Hubungan Faktor Internal dengan
Keterhubungan dan Integrasi Individu Jaringan Komunikasi
Nilai derajat keterhubungan tertinggi Petani sebagai individu tentunya
pada responden no.19, 54, dan 2. Ketiga orang memiliki perbedaan antara satu dengan yang
ini memiliki nilai keterhubungan tertinggi lain dalam hal keterlibatannya dalam jaringan
karena disamping sebagai petani mereka juga komunikasi. Faktor internal dan eksternal
sebagai pedagang pengumpul. Derajat dikaitkan dengan jaringan komunikasi yang
integrasi nilai tertinggi pada responden no. 19, terdiri dari derajat keterhubungan, derajat
2, 12, dan 54. Tingginya nilai integrasi mereka integrasi dan derajat keterbukaan. Tabel 1
karena mereka adalah petani sekaligus sebagai menyajikan hasil analisis korelasi antara factor
pedagang pengumpul. internal berdasarkan analisis rangking dari
Spearman dengan hasil analisis jaringan
Keterhubungan Sistem Rata-Rata dan komunikasi.
Keterbukaan Sistem
34
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545
Tabel di atas dapat diuraikan bahwa semakin kecil lahan maka intensitas
umur tidak mempunyai hubungan dengan pengolahan lahan semakin intensif dan mereka
jaringan komunikasi tetapi mempunyai nilai akan berusaha sebaik mungkin menggunakan
negatif. Hal ini berarti semakin muda petani lahan yang ada untuk mendapatkan hasil yang
maka keikutsertaan dalam jaringan maksimal caranya adalah dengan lebih aktif
komunikasi cenderung semakin tinggi. Umur berkomunikasi dengan petani lain.
petani dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) Pengalaman mempunyai hubungan
kategori yaitu muda, baya dan tua. Petani yang sangat nyata dengan keterbukaan sebesar 32.9
berumur muda sebanyak 25.4 persen, baya persen. Hal ini berarti semakin banyak
sebanyak 47.8 persen dan tua sebanyak 26.9 pengalaman bertaninya maka semakin terbuka
persen. petani tersebut untuk memberikan pengalaman
Makin tinggi pendidikan yang pernah kepada petani lain dan semakin terbuka pula
ditempuh seseorang maka makin banyak mereka untuk mendapatkan informasi. Hal ini
pengetahuan tentang ilmu dan teknologi sejalan dengan penelitian Rangkuti (2009)
sehingga diharapkan dapat meningkatkan dari yang menyatakan bahwa karakteristik petani
segi kognitif dan afektifnya. Apabalia jenjang mempunyai pengaruh nyata terhadap jaringan
pendidikan yang ditempuh oleh petani tinggi komunikasi dalam proses adopsi inovasi
maka kecenderungan untuk ikut serta dalam traktor tangan di Desa Neglasari.
jaringan komunikasi juga tinggi. Kenyataan
yang ada rata-rata pendidikan petani rendah. Hubungan Faktor Eksternal dengan
Pendidikan responden sebagian besar hanya Jaringan Komunikasi
sampai Sekolah Dasar yaitu sebanyak 53.7 Terpaan media sebagai factor eksternal
persen dan diikuti dengan responden yang terbagi menjadi dua sub variable yaitu
tidak sekolah sebanyak 23.9 persen. Hal ini keterdedahan terhadap media dan kepemilikan
menyebabkan keikutsertaan petani dalam media. Hasil analisis dengan metode rangking
jaringan komunikasi juga akan rendah. dari Spearman menunjukkan adanya
Luas lahan mempunyai hubungan hubungan antara factor eksternal dengan
nyata negatif dengan integrasi sebesar 28.3 jaringan komunikasi. Untuk lebih jelasnya
persen. Hal ini berarti semakin kecil lahan dapat dilihat pada tabel 2.
maka semakin terintegrasi petani karena
35
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545
informasi yang mereka terima. Sebaliknya, semakin bagus tindakan mereka dalam
responden yang meiliki pendidikan rendah berusahatani. Luas lahan yang sempit
lebih sulit mengambil tindakan karena menyebabkan petani terbatas hanya
pengetahuan yang mereka miliki juga rendah. mengusahakan lahan yang mereka punyai
Hasil analisis menunjukkan bahwa sehingga pekerjaan usahatani mereka lebih
pendidikan mempunyai hubungan positif maksimal.
sangat nyata dengan perilaku pemasaran. Pengalaman berusahatani tidak
Pendidikan menpunyai hubungan sangat nyata berhubungan dengan pengetahuan dan
dengan nilai 0.320 dan 0.507. Hal ini berarti tindakan. Hal ini disebabkan karena petani
semakin tinggi pendidikan maka pengetahuan disana kurang aktif berbagi informasi sehingga
petani akan semakin meningkat karena pengetahuan dan tindakan tidak berkembang.
individu yang mempunyai tingkat pendidikan Disamping itu petani lidah buaya sudah
lebih tinggi akan semakin terbuka pula ia akan melakukan budidaya sesuai dengan anjuran
informasi baik itu dalam hal harga, mutu dan dan bahkan petani menjadi tempat berbagi
pembeli. Semakin tinggi pendidikan akan informasi bagi PPL dan aparat Dinas Pertanian
semakin baik pula tindakan mereka dalam dalam hal budidaya. Lamanya pengalaman
usahatani baik itu dalam hal budidaya maupun berusahatani walaupun sudah lama tetapi tidak
dalam pemasaran. Petani lebih memperhatikan menimbulkan peningkatan pada pengetahuan
harga jual dan berusaha untuk mencapai dan tindakan.
produksi dengan mutu yang baik karena
dengan mutu yang baik maka akan semakin Hubungan Faktor Eksternal dengan
tinggi pula harga jual mereka. Informasi Perilaku Pemasaran
tentang mutu banyak diterima petani melalui Secara umum faktor eksternal tidak
PPL sehingga produksi yang mereka hasilkan berhubungan dengan perilaku pemasaran. Hal
sekarang ini sudah sesuai dengan mutu yang ini berarti tinggi rendahnya terpaan media
diharapkan pembeli. tidak mempengaruhi pengetahuan dan
Luas lahan mempunyai hubungan tindakan petani lidah buaya. Hal ini
negatif dengan perilaku pemasaran. Luas disebabkan karena terpaan media yang
lahan mempunyai hubungan sebesar -0.047 diterima disana sangat rendah. Walaupun
dengan pengetahuan dan sebesar -0.314 media mudah masuk pada KSA tetapi media
dengan tindakan. Luas lahan tidak tidak menyediakan informasi tentang
berhubungan dengan pengetahuan berarti pertanian apalagi yang berhungan dengan
besar kecilnya luas lahan yang mereka miliki pemasaran lidah buaya. Hasil analisis korelasi
tidak akan menambah pengetahuan mereka. antara faktor ekternal dengan perilaku
Hubungan negatif sangat nyata pada tindakan pemasaran dapat dilihat pada tabel 5.
berarti bahwa semakin kecil lahan maka
Rogers, E.M dan L. Kincaid. 1981. Sulistiawati. A, Lubis. D.P., dan Mulyani.E.S.
Communication Network: Toward A 2014. Analisis Jaringan Sosial Dalam
New Paradigm for Research. Collier Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Macmillan Publisher. London Tani Berkah. Jurnal Sosiologi
Pedesaan. Vol. 2, No 2. 2014.
Singarimbum M dan S. Efendi. 2006. Metode
Penelitian Survei. Cetakan Keempat.
LP3ES. Jakarta.