Anda di halaman 1dari 10

30

•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM PEMASARAN LIDAH BUAYA


DI KALIMANTAN BARAT

()DUPHU¶V &RPPXQLFDWLRQ 1HWZRUN in Aloe vera¶V 0DUNHWLQJ LQ :HVW .DOLPDQWDQ)

Ellyta
Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti Pontianak
el_lyta@yahoo.com

ABSTRACT
The theme of the research waV FRPPXQLFDWLRQ QHWZRUN DQDO\VLV RI $ORH YHUD¶V IDUPHU LQ WKH
central agribusiness area in Pontianak. The objectives of the research were: (1) to explain the diversity
of communication network structure, (2) to explain the correlation between internal and external
factors of communication and communication network, (3) to explain the correlation between
communication network and farmers marketing behavior, (4) to explain the correlation between
internal and external factors of communication and farmers marketing behavior. The respondents in
WKH UHVHDUFK ZDV DOO RI $ORH YHUD¶V IDUPHUV L H SHUVRQ 7KH UHVXOW RI WKH UHVHDUFK LQGLFDWHG WKDW
there were 7 respondents as stars, 4 as bridges, 2 respondents as liaison and 2 respondents as isolate.
There were 7 cliques in the system in which 5 cliques take forms as radials or stars, 1 cliques as
acircle form and 1 cliques takes form as all chanells. The research also indicated that there was
correlation between internal and external factors and network communication; correlation between
communication network and farmers marketing marketing behavior; correlation between internal and
external factors and farmers marketing behavior.

Keyword: communication network, cliques, farmers marketing behavior

PENDAHULUAN Menurut Sudiyono (2002) pemasaran


pertanian adalah proses aliran komoditi yang
Posisi Indonesia sebagai salah satu
disertai perpindahan hak milik dan penciptaan
pemasok komoditas lidah buaya di tingkat
pasar dunia dengan daerah produksi guna waktu, guna tempat dan guna bentuk,
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
Kalimantan Barat khususnya di kota Pontianak
pemasaran dengan melaksanakan satu atau
untuk tujuan pasar Hongkong, Malaysia,
lebih fungsi pemasaran. Beberapa masalah
Jepang dan Taiwan masih menghadapi
pemasaran komoditi pertanian yang terjadi di
berbagai kendala terutama yang berkaitan
Indonesia antara lain (1)Tidak tersedianya
dengan pemasaran. Kendalanya adalah
komoditi pertanian dalam jumlah yang cukup
produktivitas tinggi sedangkan pemasaran
dan kontinu;(2) Fluktuasi harga; (3)
rendah. Penyerapan produk tidak seimbang
Pelaksanaan pemasaran yang tidak efesien
dengan kemampuan atau daya beli pedang
NDUHQD WLGDN ´fair´Q\D SHODNX SDVDU GDODP
pengumpul, pedagang besar atau eksportir
mekanisme pemasaran; (4) Tidak memadainya
antar pulau. Keterbatasan juga disebabkan
fasilitas pemasaran seperti transportasi,
karena biaya transportasi dan pengemasan
gudang dan tempat komoditi pertanian
yang tinggi. Lidah buaya memiliki sifat bulky
dipasarkan; (5) Terpencarnya lokasi produsen
dan perishable memerlukan penanganan yang
dan konsumen;(6) Kurang lengkapnya
khusus agar sampai ke pembeli dalam keadaan
informasi pasar;(7) Kurangnya pengetahuan
masih segar dimana hal inilah yang
terhadap pemasaran; (8) Kurangnya respon
memberatkan eksportir antar pulau karena
produsen terhadap permintaan pasar; (9) Tidak
harus menyediakan cold storage.
31
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

memadainya peraturan-peraturan yang ; Sikula, 1981 dalam Moekijat, 1993). Analisis


mendukung; (8) Mutu yang masih fluktuatif jaringan komunikasi adalah suatu metode
(Mubyarto,1989; Soekartawi ,1993) penelitian untuk mengidentifikasikan struktur
Komunikasi merupakan salah satu komunikasi dalam suatu sistem, dimana data
bagian yang penting dalam pemasaran produk. hubungan mengenai arus komunikasi
Dengan komunikasi produk yang ada di suatu dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe
daerah dapat disampaikan ke daerah lain hubungan interaksi sebagai unit-unit analisis.
ataupun dengan komunikasi produsen dalam Salah satu tujuan penelitian komunikasi
hal ini adalah petani jeruk dapat berhubungan dengan menggunakan jaringan komunikasi
dengan konsumennya. Komunikasi juga adalah untuk memahami gambaran umum
berperan penting dalam menghubungkan mengenai interaksi manusia dalam suatu
antara satu petani dengan petani lainnya. sistem. Hasil analisis jaringan dapat
Dalam melakukan usahataninya terjadi memberikan informasi bentuk hubungan atau
interaksi antara satu petani dengan petani lain koneksi orang-orang dalam organisasi serta
sebagai anggota masyarakat dan tentu akan kelompok tertentu (klik), keterbukaan satu
melibatkan proses berbagi informasi tentang kelompok dengan kelompok lainnya dan
suatu objek antara petani yang diajak orang-orang yang memegang peranan utama
berinteraksi salah satunya adalah berbagi dalam organisasi (Rogers dan Kincaid, 1981;
informasi tentang pemasaran yang sekaligus Muhammad, 2004).
membentuk jaringan komunikasi di antara Salah satu cara memahami jaringan
petani lidah buaya. Jaringan komunikasi komunikasi pada pemasaran lidah buaya
penting untuk dikembangkan dalam usahatani adalah dengan mengamati hubungan sosial
dan pemasaran lidah buaya karena dapat yang terjadi akibat dilakukannya proses
memberikan informasi kepada petani tentang komunikasi interpersonal. Interaksi tentunya
harga jual, mutu dan bentuk produk yang diawali dengan kontak yang mengarah pada
diinginkan konsumen dan tujuan pemasaran kecenderungan untuk berbagi informasi
yang lebih menguntungkan. dengan individu laian dan perwujudan
Sampai saat ini belum ada informasi interaksi akan mengarah kepada siapa
yang rinci mengenai jaringan komunikasi berhubungan kepada siapa. Petani akan
petani lidah buaya, baik itu yang menyangkut membentuk jaringan komunikasi dalam
keterlibatan atau partisipasi dalam jaringan berbagi informasi tentang pemasaran. Jaringan
tersebut, perolehan informasi maupun faktor- komunikasi ini dapat dilihat dari derajat
faktor komunikasi yang berhubungan dengan keterhubungan, derajat intergrasi dan derajat
jaringan komunikasi dalam hal pemasaran keterbukaan.
lidah buaya. Bertitik tolak dari fenomena di
atas, maka dirumuskanlah masalah penelitian METODE PENELITIAN
\DQJ LQJLQ GLOLKDW \DLWX ³%DJDLPDQD SHUDQDQ
Penelitian ini disesain sebagai survey
jaringan komunikasi yang ada dalam deskriptif korelasional. Penelitian
pemasaran lidah buaya"´ dilaksanakan di Kawasan Sentra Agribisnis
Jaringan komunikasi (Communication Pontianak yang terletak di Kecamatan Siantan
Network) adalah suatu hubungan yang relatif Kota Pontianak. Populasi penelitian adalah
stabil antara dua individu atau lebih yang seluruh petani lidah buaya di KSA Pontianak.
terlibat dalam proses pengiriman dan Sesuai dengan ketentuan dalam analisis
penerimaan informasi (Rogers dan Kincaid, jaringan komunikasi maka pengambilan
1981). Jaringan komunikasi dibagi dalam lima sampel dilakukan dengan cara Representative
macam jaringan yaitu jaringan rantai, jaringan Sample of Intact System yaitu mengambil
Y, roda, lingkaran dan jaringan semacam seluruh individu yang termasuk di dalam
saluran (Stoudolar, 1984 ; Koontz, et. al. 1989 sistem sebagai sampel. Sampel penelitian ini
32
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

adalah semua petani lidah buaya sebanyak 67 dari Rank Spearman untuk melihat hubungan
orang. faktor internal dan eksternal dengan jaringan
Sumber data yang dikumpulkan komunikasi, ubungan jaringan komunikasi
meliputi data primer dan sekunder, baik dengan perilaku petani dalam pemasaran,
bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data hubungan faktor internal dan eksternal dengan
primer diperoleh melalui wawancara langsung perilaku petani dalam pemasaran.
dengan petani yang dipandu dengan kuesioner
teruji. Agar kuesioner memiliki uji validitas HASIL DAN PEMBAHASAN
tinggi (Singarimbun dan Efendi, 2006): (1)
Deskripsi Sosiogram
mendefinisikan secara operasional, (2) uji Sosiogram pada gambar
coba skala pengukur, (3) mempersiapkan tabel memperlihatkan interaksi komunikasi yang
tabulasi jawaban, (4) menghitung korelasi terjadi antar petani yang digambarkan dengan
dengan menggunakan rumus teknik korelasi tanda panah yang menghubungkan setiap
Product Moment Pearson. Reliabelitas
petani. Sosiogram juga menunjukkan
instrumen penelitian diuji dengan metode bagaimana arah dan intensitas komunikasi
&URQEDFK . GLSHUROHK QLODL . VHEHVDU yang terjadi yang ditandai dengan arah panah
Data sekunder diperoleh dari kantor desa,
timbal balik. Interaksi komunikasi yang
kelompok tani, PPL, Terminal Agribisnis, dilakukan setiap petani telah membentuk suatu
Aloe vera center, Dinas Pertanian Kotamadya jaringan komunikasi dengan pola cenderung
Pontianak dan kantor Kecamatan.Dalam
bersifat tertutup. Untuk lebih jelasnya dapat
penelitian ini teknik analisis data yang dilihat pada sosiogram berikut ini.
digunakan adalah analisis jaringan komunikasi
dari Rogers dan Kincaid dan analisis korelasi

Gambar 1. Sosiogram interaksi komunikasi antar petani

Gambar 1 menunjukkan ada 7 (tujuh) memiliki 11 anggota, klik keempat memiliki 5


klik dalam jaringan komunikasi. Klik pertama (lima) anggota, klik kelima memiliki 3 (tiga)
pertama memiliki 21 anggota, klik kedua anggota, klik keenam memiliki 6 (enam)
memiliki 7 (tujuh) anggota, klik ketiga
33
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

anggota dan klik ketujuh memilki 4 (empat) Derajat keterhubungan system rata-
anggota. rata adalah sebesar 0.0429. Nilai ini
Pada klik 1 responden yang menjadi menunjukkan keterhubungan individu dalam
star adalah responden no. 2, berperan sebagai system sangat rendah. Hanya 4.3 persen dari
bridge adalah responden 2,6,14 dan 15 anggota system yang berkomunikasi. Derajat
sedangkan sebagai liaison adalah responden keterbukaan system bernilai 0.01. Rendahnya
no. 8 dan 12. Klik 2 yang berperan sebagai star derajat keterbukaan system rata-rata dan
sekaligus bridge adalah responden no. 19 dan keterbukaan system karena sifat dari etnis
sebagai liaison adalah no. 8. Klik 3 sebagai Cina yang cenderung tertutup terutama dalam
star adalah no. 54 dan sebagai bridge adalah hal harga dan tujuan pembelian. Persaingan
no. 3. Klik 4 yang berperan sebagai star dan untuk mendapatkan pasar disamping produksi
bridge adalah responden no. 61. Klik 5 yang melimpah menyebabkan mereka
responden no. 55 sebagai star, klik 6 dengan introvert anta sesama petani. Kelesauan pasar
star no. 44 dan klik 7 dengan star adalah juaga menyebabkan mereka tidak terbuka.
responden no. 50. Pola jaringan komunikasi Pabrik Inaco mengurangi pembelian dari
klik berbentuk roda petani dan PPL serta aparat Dinas oleh petani
Struktur jaringan komunikasi yang hanya dianggap meberikan janji-janji saja.
terbentuk secara umum menggambarkan Penelitian jaringan komunikasi pada produk
bahwa pola jaringan yang terjadi antar pertanian juga dilakukan oleh Ningsih (2014)
individu dalam sistem adalah jaringan yang mengatakan bahwa rendahnya tingkat
personal mengunci (interlocking Personal keterhubungan komunikasi dengan indeks
Network) yang bersifat memusat. Artinya pola 0.188 pada jaringan komunikasi kelompok
jaringan ini terdiri dari individu-indivudu yang tani pada jaringan komunikasi perkembangan
homofili namun kurang terbuka terhadap harga kopi di Kabupaten Jember. Hal ini
lingkungan. Hal ini sejalan dengan hasil berarti lemahnya keterhubungan antar petani
penelitian Bulkis (2015) yang menyatakan dalam kelompok tani itu pada komoditi
petani sayuran di Desa Egon membentuk pertanian.
jaringan komunikasi jaringan personal saling
mengunci (Interlocking Personal Network). Hubungan Faktor Internal dengan
Keterhubungan dan Integrasi Individu Jaringan Komunikasi
Nilai derajat keterhubungan tertinggi Petani sebagai individu tentunya
pada responden no.19, 54, dan 2. Ketiga orang memiliki perbedaan antara satu dengan yang
ini memiliki nilai keterhubungan tertinggi lain dalam hal keterlibatannya dalam jaringan
karena disamping sebagai petani mereka juga komunikasi. Faktor internal dan eksternal
sebagai pedagang pengumpul. Derajat dikaitkan dengan jaringan komunikasi yang
integrasi nilai tertinggi pada responden no. 19, terdiri dari derajat keterhubungan, derajat
2, 12, dan 54. Tingginya nilai integrasi mereka integrasi dan derajat keterbukaan. Tabel 1
karena mereka adalah petani sekaligus sebagai menyajikan hasil analisis korelasi antara factor
pedagang pengumpul. internal berdasarkan analisis rangking dari
Spearman dengan hasil analisis jaringan
Keterhubungan Sistem Rata-Rata dan komunikasi.
Keterbukaan Sistem
34
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

Tabel 1. Hubungan Faktor Internal dengan Jaringan Komunikasi


Jaringan Komunikasi
Faktor Internal
Derajat Keterhubungan Derajat Integrasi Derajat Keterbukaan
Umur -0.33 -0.132 -0.156
Pendidikan 0.233* -0.056 0.181
Luas Lahan -0.018 -0.283 -0.125
Pengalaman 0.021 0.168 0.329
Keterangan:
*: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.05
**: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.01

Tabel di atas dapat diuraikan bahwa semakin kecil lahan maka intensitas
umur tidak mempunyai hubungan dengan pengolahan lahan semakin intensif dan mereka
jaringan komunikasi tetapi mempunyai nilai akan berusaha sebaik mungkin menggunakan
negatif. Hal ini berarti semakin muda petani lahan yang ada untuk mendapatkan hasil yang
maka keikutsertaan dalam jaringan maksimal caranya adalah dengan lebih aktif
komunikasi cenderung semakin tinggi. Umur berkomunikasi dengan petani lain.
petani dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) Pengalaman mempunyai hubungan
kategori yaitu muda, baya dan tua. Petani yang sangat nyata dengan keterbukaan sebesar 32.9
berumur muda sebanyak 25.4 persen, baya persen. Hal ini berarti semakin banyak
sebanyak 47.8 persen dan tua sebanyak 26.9 pengalaman bertaninya maka semakin terbuka
persen. petani tersebut untuk memberikan pengalaman
Makin tinggi pendidikan yang pernah kepada petani lain dan semakin terbuka pula
ditempuh seseorang maka makin banyak mereka untuk mendapatkan informasi. Hal ini
pengetahuan tentang ilmu dan teknologi sejalan dengan penelitian Rangkuti (2009)
sehingga diharapkan dapat meningkatkan dari yang menyatakan bahwa karakteristik petani
segi kognitif dan afektifnya. Apabalia jenjang mempunyai pengaruh nyata terhadap jaringan
pendidikan yang ditempuh oleh petani tinggi komunikasi dalam proses adopsi inovasi
maka kecenderungan untuk ikut serta dalam traktor tangan di Desa Neglasari.
jaringan komunikasi juga tinggi. Kenyataan
yang ada rata-rata pendidikan petani rendah. Hubungan Faktor Eksternal dengan
Pendidikan responden sebagian besar hanya Jaringan Komunikasi
sampai Sekolah Dasar yaitu sebanyak 53.7 Terpaan media sebagai factor eksternal
persen dan diikuti dengan responden yang terbagi menjadi dua sub variable yaitu
tidak sekolah sebanyak 23.9 persen. Hal ini keterdedahan terhadap media dan kepemilikan
menyebabkan keikutsertaan petani dalam media. Hasil analisis dengan metode rangking
jaringan komunikasi juga akan rendah. dari Spearman menunjukkan adanya
Luas lahan mempunyai hubungan hubungan antara factor eksternal dengan
nyata negatif dengan integrasi sebesar 28.3 jaringan komunikasi. Untuk lebih jelasnya
persen. Hal ini berarti semakin kecil lahan dapat dilihat pada tabel 2.
maka semakin terintegrasi petani karena
35
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

Tabel 2 Hubungan faktor eksternal dengan jaringan komunikasi


Jaringan Komunikasi
Faktor Eksternal
Derajat Keterhubungan Derajat Integrasi Derajat Keterbukaan
Keterdedahan 0.402** 0.246* -0.156
Kepemilikan 0.331* -0.056 0.181
Keterangan:
*: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.05
**: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.01

Keterdedahan petani terhadap media korelasi terhadap variabel karakteristik


massa berhubungan nyata dan sangat nyata sumberdaya individu dengan jaringan
terhadap jaringan komunikasi. Keterdedahan interpersonal, didapatkan hasil bahwa: (1)
berhubungan sangat nyata dengan derajat variabel karakteristik sumberdaya individu
integrasi. Hal ini berarti semakin terdedah yang berhubungan secara nyata dengan derajat
petani atau semakin banyak petani menerima sentralitas meliputi umur, skala usaha dan
terpaan informasi dari media massa maka akan tingkat kepemilikan media massa. Sementara
semakin besar kemungkinan mereka untuk itu, tingkat pendidikan formal, status bekerja
berkomunikasi dan ikut serta dalam jaringan dan lama usaha tidak berhubungan secara
komunikasi karena informasi yang mereka nyata dengan derajat sentalitas. (2) Varibel
terima dari media massa akan mereka karakteristik sumberdaya individu yang
bicarakan untuk mendapatkan sudut pandang berhubungan nyata dengan tingkat kedekatan,
nyang sama. meliputi umur dan tingkat kepemilikan media
Kepemilikan media massa petani massa. (3) Variabel karakteristik sumberdaya
berhubungan sangat nyata dengan jaringan individu yang berhubungan nyata dengan
komunikasi terutama pada derajat tingkat kebersamaan antara lain, umur, tingkat
keterhubungan. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal dan tingkat kepemilikan
kepemilikan sarana media massa maka akan media massa.
semakin tinggi pula keterhubungannya dengan Hubungan Jaringan Komunikasi dengan
individu lain kerena informasi yang didapat Perilaku Pemasaran
dari media akan dibicarakan oleh sesama Hubungan antara jaringan komunikasi
petani. Kepemilikan sarana media massa tidak dengan perilaku pemasaran lidah buaya
berhubungan dengan integrasi petani karena disajikan dalam hasil analisis korelasi
derajat integrasi individu sangat kecil. berdasarkan hasil analisis rangking dari
Sejalan dengan hasil penelitian Spearman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Sulistiawati (2014) Berdasarkan hasil uji pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 Hubungan Jaringan Komunikasi dengan Perilaku Pemasaran


Perilaku Pemasaran
Jaringan Komunikasi
Pengetahuan Tindakan
Derajat Keterhubungan 0.223* -0.025
Derajat Integrasi 0.224* 0.111
Derajat Keterbukaan 0.249 0.159
Keterangan:
*: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.05
**: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.01
36
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

Jaringan komunikasi mempunyai Dilihat dari tabel di atas dapat


hubungan nyata positif dengan pengetahuan diuraikan bahwa jaringan komunikasi
tetapi tidak menunjukkan adanya hubungan mempunyai hubungan dengan perilaku petani
pada tindakan petani dalam pemasaran. Berarti dalam pemasaran lidah buaya. Hal ini berarti
jaringan komunikasi hanya berhubungan semakin tinggi keikutsertaan petani dalam
dengan pengetahuan saja tidak pada tindakan. jaringan komunikasi maka semakin tinggi pula
Pengaruh yang diberikan oleh keikutsertaan tingkat pengetahuannya karena informasi
petani dalam jaringan komunkasi hanya dapat meluas melalui komunikasi langsung
menambah pengetahuan petani dalam hal dari siapa ke siapa. Derajat keterbukaan
harga, mutu dan pembelian saja tetapi tidak mempunyai hubungan nyata dengan
mengubah tindakan petani dalam pemasaran. pengetahuan petani dalam pemasaran. Hal ini
Petani disana kurang berkomunikasi dalam hal semakin terbuka individu maka
pemasaran karena ada hal-hal tertentu yang pengetahuannya dalam pemasaran akan
tidak dibicarakan dengan petani lain terutama semakin baik pula.
dalam hal pembeli (tujuan penjualan). Hubungan Faktor Internal dengan Perilaku
Persaingan untuk mendapatkan pembeli atau Pemasaran
kesempatan agar produk dapat diterima pabrik Karakteristik individu yang dimaksud
sebagai tujuan utama penjualan menyebabkan adalah umur, pendidikan, luas lahan,
mereka kurang berkomunikasi antar satu pengalaman berusahatani termasuk dalam
dengan yang lain. Penyebab lainnya adalah faktor internal sedangkan terpaan media yang
lemahnya kemampuan petani dalam posisi terdiri dari keterdedahan media dan
tawar menawar. Mereka hanya dapat kepemilikan media sebagai faktor eksternal.
menerima harga yang ditawarkan pembeli dan Hubungan faktor internal dengan perilaku
secara umum mereka kurang aktif dalam pemasaran dapat dilihat pada tabel 4.
mencari pangsa pasar baru.

Tabel 4 Hubungan Faktor Internal dengan Perilaku Pemasaran


Perilaku Pemasaran
Faktor Internal
Pengetahuan Tindakan
Umur -0.422 -0.503**
Pendidikan 0.320** 0.507**
Luas lahan -0.047 -0.314**
Pengalaman 0.075 0.013
Keterangan:
*: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.05
**: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.01

Dilihat dari tabel di atas umur Pendidikan formal seseorang sangat


memberikan hubungan negative sangat nyata mempengaruhi tingkat pemahaman orang
pada perilku pemasaran yaitu sebesar -0.422 tersebut terhadap sesuatu hal atau
pada pengetahuan dan -0.503 pada tindakan. permasalahan terutama terhadap informasi
Hal ini menunjukkan bahawa semakin rendah pertanian. Tingkat pendidikan responden akan
umur petani atau semakin muda petani maka mempengaruhi pemahaman mereka dalam
pengetahuannya akan semakin baik demikian pemasaran pertanian. Responden yang
pula tindakannya karena petani muda lebih berpendidikan tinggi relative lebih cepat
mudah mengadopsi inovasi dan lebih mudah menerima informasi sehingga pengetahuan
mengambil resiko. mereka meningkat dan relative lebih tanggap
untuk mengambil tindakan sesuai dengan
37
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

informasi yang mereka terima. Sebaliknya, semakin bagus tindakan mereka dalam
responden yang meiliki pendidikan rendah berusahatani. Luas lahan yang sempit
lebih sulit mengambil tindakan karena menyebabkan petani terbatas hanya
pengetahuan yang mereka miliki juga rendah. mengusahakan lahan yang mereka punyai
Hasil analisis menunjukkan bahwa sehingga pekerjaan usahatani mereka lebih
pendidikan mempunyai hubungan positif maksimal.
sangat nyata dengan perilaku pemasaran. Pengalaman berusahatani tidak
Pendidikan menpunyai hubungan sangat nyata berhubungan dengan pengetahuan dan
dengan nilai 0.320 dan 0.507. Hal ini berarti tindakan. Hal ini disebabkan karena petani
semakin tinggi pendidikan maka pengetahuan disana kurang aktif berbagi informasi sehingga
petani akan semakin meningkat karena pengetahuan dan tindakan tidak berkembang.
individu yang mempunyai tingkat pendidikan Disamping itu petani lidah buaya sudah
lebih tinggi akan semakin terbuka pula ia akan melakukan budidaya sesuai dengan anjuran
informasi baik itu dalam hal harga, mutu dan dan bahkan petani menjadi tempat berbagi
pembeli. Semakin tinggi pendidikan akan informasi bagi PPL dan aparat Dinas Pertanian
semakin baik pula tindakan mereka dalam dalam hal budidaya. Lamanya pengalaman
usahatani baik itu dalam hal budidaya maupun berusahatani walaupun sudah lama tetapi tidak
dalam pemasaran. Petani lebih memperhatikan menimbulkan peningkatan pada pengetahuan
harga jual dan berusaha untuk mencapai dan tindakan.
produksi dengan mutu yang baik karena
dengan mutu yang baik maka akan semakin Hubungan Faktor Eksternal dengan
tinggi pula harga jual mereka. Informasi Perilaku Pemasaran
tentang mutu banyak diterima petani melalui Secara umum faktor eksternal tidak
PPL sehingga produksi yang mereka hasilkan berhubungan dengan perilaku pemasaran. Hal
sekarang ini sudah sesuai dengan mutu yang ini berarti tinggi rendahnya terpaan media
diharapkan pembeli. tidak mempengaruhi pengetahuan dan
Luas lahan mempunyai hubungan tindakan petani lidah buaya. Hal ini
negatif dengan perilaku pemasaran. Luas disebabkan karena terpaan media yang
lahan mempunyai hubungan sebesar -0.047 diterima disana sangat rendah. Walaupun
dengan pengetahuan dan sebesar -0.314 media mudah masuk pada KSA tetapi media
dengan tindakan. Luas lahan tidak tidak menyediakan informasi tentang
berhubungan dengan pengetahuan berarti pertanian apalagi yang berhungan dengan
besar kecilnya luas lahan yang mereka miliki pemasaran lidah buaya. Hasil analisis korelasi
tidak akan menambah pengetahuan mereka. antara faktor ekternal dengan perilaku
Hubungan negatif sangat nyata pada tindakan pemasaran dapat dilihat pada tabel 5.
berarti bahwa semakin kecil lahan maka

Tabel 5. Hubungan Factor Eksternal dengan Perilaku Pemasaran


Perilaku Pemasaran
Faktor Eksternal
Pengetahuan Tindakan
Keterdedahan 0.194 -0.198
Kepemilikan 0.271* 0.017
Keterangan:
*: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.05
**: korelasi signifikan pada taraf kepercayaan 0.01
38
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

Keterdedahan media tidak mempunyai dan kepemilikan media berhubungan nyata


hubungan dengan perilaku pemasaran karena dan sangat nyata dengan jaringan
petani kurang mendapatkan informasi tentang komunikasi. Semakin banyak petani
pertanian dari media massa baik itu dari tv, diterpa oleh media maka semakin tinggi
radio, koran atau majalah. Kurangnya keikutsertaan petani dalam jaringan
informasi yang diterima karena media massa komunikasi. Hal ini berarti terdapat
yang sampai di petani sangat kurang hubungan yang sangat erat antara faktor
memberikan informasi pertanian pada internal dan eksternal dengan jaringan
umumnya dan khususnya pemasaran. komunikasi.
Kepemilikan media mempunyai 3. Keikutsertaan petani dalam jaringan
hubungan nyata dengan tingkat pengetahuan komunikasi berhubungan nyata dengan
sebesar 0.271. Hal ini berarti semakin banyak perilaku petani dalam pemasaran lidah
jumlah sarana media massa yang dimiliki buaya. Semakin tinggi keterlibatan petani
petani maka akan semakin tinggi tingkat dalam jaringan komunikasi maka perilaku
pengetahuan petani dengan kata lain petani dalam pemasaran lidah buaya
kepemilikan media berhubungan dengan semakin baik khususnya pada pengetahuan
perilaku petani dalam pemasaran lidah buaya petani.
sebesar 27.10 persen. 4. Faktor internal yaitu umur, pendidikan,
lahan berhubungan sangat nyata dengan
KESIMPULAN perilaku petani dalam pemasaran lidah
buaya. Hal ini berarti terdapat hubungan
Berdasarkan hasil penelitian yang
yang sangat erat antara faktor internal
dilakukan secara keseluruhan dapat ditarik
dengan perilaku petani.
simpulan:
1. Struktur jaringan komunikasi yang
terbentuk menggambarkan bahwa pola DAFTAR PUSTAKA
jaringan yang terjadi antar individu dalam Bulkis. 2015. Analisis Jaringan Komunikasi
sistem adalah jaringan personal mengunci Petani Tanaman Sayuran (Kasus Petani
(interlocking Personal Network) yang Sayuran Di Desa Egon, Kecamatan
bersifat memusat. Artinya pola jaringan ini Waigette, Kabupaten Sikka, Provinsi
terdiri dari individu-indivudu yang Nusa Tenggara Timur). Jurnal
homofili namun kurang terbuka terhadap Matematika, Saint, dan Teknologi, Vol.
lingkungan. Dari pengidentifikasikasian 16, No. 2. 2015
klik diperoleh pola klik adalah roda atau
star. Pola ini menunjukkan bahwa Kerlinger, F.N. 2006. Asas-Asas Penelitian
kecepatan sampainya informasi dalam klik Behavioral. Gajah Mada University
cepat dan informasi yang sampai cermat Press. Yogyakarta.
dan kesempatan timbulnya informasi
tinggi. Peranan khusus individu yang Moekijat. 1993. Teori Komunikasi. Mandar
terjadi dalam sistem adalah adanya star, Maju. Bandung
bridge, liaison dan isolate. Indeks struktur
komunikasi pada semua tingkatan dalam Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi
sistem adalah rendah. Pertanian. LP3ES. Jakarta.
2. Faktor internal yaitu pendidikan dan luas
lahan berhubungan nyata dengan jaringan Ningsih, H.N. 2014. Jaringan Komunikasi
komunikasi sedangkan pengalaman Perkembangan Harga Kopi Pada
berusaha berhubungan sangat nyata Kelompok Tani Sidomulyo I
dengan jaringan komunikasi. Faktor Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
eksternal yaitu keterdedahan dari media
39
•/Z [ ,, Volume 42 Nomor 1, Pebruari 2017 Halaman 30-39 e - ISSN 2355-3545

repository.unej.ac.id. Diunduh tanggal Soekartawi, 1993. Prinsip Dasar Manajemen


17 Januari 2016. Pemasaran Hasil-hasil Pertanian: Teori
dan Aplikasinya. Rajawali Press.
Rangkuti, P.A. 2009. Analisis Peran jaringan Jakarta
Komunikasi Petani dalam Adopsi
Inovasi Traktor Tangan di Kabupaten Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian.
Cianjur Jawa Barat. Jurnal Agro UMM Press. Universitas
Ekonomi. Vol. 27, No. 1. 2009. Muhammadiyah Malang

Rogers, E.M dan L. Kincaid. 1981. Sulistiawati. A, Lubis. D.P., dan Mulyani.E.S.
Communication Network: Toward A 2014. Analisis Jaringan Sosial Dalam
New Paradigm for Research. Collier Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Macmillan Publisher. London Tani Berkah. Jurnal Sosiologi
Pedesaan. Vol. 2, No 2. 2014.
Singarimbum M dan S. Efendi. 2006. Metode
Penelitian Survei. Cetakan Keempat.
LP3ES. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai