ABSTRAK
Dikembangkannya Desa Maju Reforma Agraria (Damara) sebagai pendekatan reforma agraria
oleh Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) di tanah eks HGU perkebunan PT. Sari Bumi Kawi
Kulonbambang Kabupaten Blitar bersama Pawartaku didasari oleh dorongan untuk menyelesaikan
masalah ketimpangan kepemilikan lahan dan kemiskinan di desa. Dengan menganalisa
menggunakan teori difusi inovasi, didapatkan hasil bahwa strategi komunikasi dalam
implementasi Damara di Kulonbambang yang dilakukan oleh KPA dan Pawartaku sudah
memenuhi unsur-unsur dalam tahapan yang ada di teori tersebut dengan catatan khusus. Strategi
komunikasi dalam teori difusi inovasi untuk Damara di Kulonbambang ini masih kurang unggul
pada tahapan persuasi terutama edukasi kepada warga dan anak muda. Penelitian ini menggunakan
metode pendekatan kualitatif deskriptif dan paradigma konstruktivisme.
Kata kunci : reforma agraria, pedesaan, difusi inovasi, perkebunan
ABSTRACT
The development of the Damara (Damara) as an agrarian reform approach by the Konsorsium
Pembaruan Agraria (KPA) in the former HGU plantation area of PT. Sari Bumi Kawi
Kulonbambang Kabupaten Blitar with Pawartaku are based on encouragement to solve the
problem of land ownership inequality and poverty in the village. By analyzing using the diffusion
of innovation theory, it was found that the communication strategy in implementing Damara in
Kulonbambang conducted by KPA and Pawartaku had fulfilled the elements in the stages in the
theory with special notes. The communication strategy in the diffusion of innovation theory for
Damara in Kulonbambang is yet not outstanding at the stage of persuasion, especially education
to residents and youth. This research uses descriptive qualitative approach method and
constructivism paradigm.
Keywords: agrarian reform, rural area, diffusion of innovation, plantation
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.6, No.3 Desember 2019 | Page 6749
sekelompok individu dalam suatu sistem Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
mengevaluasi gagasan baru dan memutuskan adalah paradigma konstruktivisme.
apakah akan menggabungkan gagasan atau Paradigma konstruktivisme memiliki
inovasi itu ke dalam praktek yang beberapa kriteria yang membedakannya
berkelanjutan atau tidak. Tahapan yang dengan paradigma lainnya. Kriteria – kriteria
terjadi dalam difusi inovasi adalah: (1) tersebut adalah ontology, epistemology, dan
Pengetahuan, (2) Persuasi, (3) Keputusan, (4) metodologi.
Implementasi, (5) Konfirmasi.
Penelitian dengan menggunakan metode
pendekatan kualitatif deskriptif. Metode ini
Desa memungkinkan seorang peneliti untuk
menginterpretasikan dan menjelaskan suatu
Dalam pengertian desa menurut UU No 6 fenomena secara holistik dengan
Tahun 2014 menyebutkan bahwa, “desa menggunakan kata – kata tanpa harus
adalah kesatuan masyarakat hukum yang bergantung pada sebuah angka dan
memiliki batas wilayah yang berwenang dipaparkan dengan pendekatan deskriptif
untuk mengatur dan mengurus urusan yang bermaksud untuk membuat
pemerintahan, kepentingan masyarakat pencandraan (deskripsi) secara sistematis,
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang dan sifat – sifat populasi atau daerah tertentu
diakui dan dihormati dalam sistem (Nazir, 2003:54).
pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.”
Unit analisis penelitian ini menggunakan
Definisi secara sosiologis, desa merupakan tahapan-tahapan yang ada pada teori difusi
sebuah gambaran dan kesatuan inovasi yaitu pengetahuan, persuasi,
masyarakat/komunitas penduduk yang keputusan, implementasi, dan konfirmasi.
bertempat tinggal dalam lingkungan dimana
mereka saling mengenal dengan baik dan
arah kehidupan mereka relatif homogen serta PEMBAHASAN
banyak bergantung pada alam. Komunitas di
atas kemudian berkembang menjadi satu Pengetahuan
kestuan masyarakat hukum dimana Jika karakter sosial warga Kulonbambang
kepentingan 25 bersama penduduk diatur masih menganut adanya kelas, masih adanya
menurut hukum adat yang dilindungi dan kecemburuan sosial, maka masuknya
dilambangkan. Ciri dari masyarakat hukum pengetahuan harus lebih ramah, secara
adat yang otonomi adalah yang berhak bertahap, dan pesan-pesannya diperhalus dan
mempunyai wilayah sendiri dengan batas orientasi dalam masuknya pengetahuan
yang sah, berhak mengangkat bupati mengenai Damara dapat menggunakan celah
daerahnya/majelis sendiri berhak mempunyai ekonomi yaitu memberikan gambaran akan
sumber keuangan sendiri, serta berhak atas naiknya pendapatan sehingga warga terpacu
tanahnya sendirii. untuk mengembangkan pertanian di
Kulonbambang.
METODE PENELITIAN Peneliti melihat keuletan dan jiwa
pengabdian yang tinggi pada bidang yang
ditekuni dalam kepribadian kebanyakan
warga Kulonbambang. Dari hasil wawancara
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.6, No.3 Desember 2019 | Page 6752
dengan Suwito pun terlihat bahwa secara Keuntungan dari program inovasi Damara
umum karakter warga Kulonbambang yang untuk warga Kulonbambang selain tentu saja
kompak dan solid sehingga mendukung dari sisi ekonomi, namun lebih dirasakan
dalam masuknya program inovasi. yaitu dari sisi psikologis sebagai orang yang
Peneliti menyimpulkan bahwa integrasi ‘naik kelas’. Ada perasaan memiliki
komunikasi waga Kulonbambang tidak kedaulatan atas tanah yang digarapnya dan
terlalu efektif dalam pelaksanaannya pengakuan dari orang-orang di sekitarnya.
dikarenakan kurangnya forum dimana
seluruh warga berkumpul untuk berdiskusi. Keuntungan yang sejak awal dikonsepkan
Kesempatan untuk memperbaiki pola oleh KPA seperti yang diungkapkan Iwan
komunikasi warga diutarakan Jaka terdapat Nurdin, menurut peneliti belum seleuruhnya
di alat pemersatu warga yaitu lahan kolektif diterima warga terutama pada poin
dan CUG Pawartaku. Menurut peneliti, memperbaiki penataan produksi pertanian
kurangnya integrasi komunikasi di masyarakat dikarenakan hal tersebut
Kulonbambang dikarenakan kurangnya dilakukan sambal berjalannya waktu dan
sosok pemimpin. melalui proses yang panjang. Namun pada
Dari hasil wawancara dengan Kinan dan poin lain yang lebih krusial dan mendasar,
Suwito, peneliti melihat bahwa warga keuntungan sudah dirasakan oleh para warga
Kulonbambang cukup tegas dalam sehingga setidaknya alat produksi sudah
menindaklanjuti adanya pelanggaran seperti dimiliki, dan sisanya tinggal tergantung pada
korupsi, dan warga yang tidak berkontribusi kemauan dan kemampuan warga untuk
saat perjuangan merebut tanah. mengolahnya.
Penyampaian program Damara paling gencar Pada proses persuasi, peneliti melihat bahwa
dilaksanakan oleh KPA pada masa tidak ada kesulitan dalam masuknya program
redistribusi. Namun karena banyaknya materi inovasi dikarenakan konsep Damara dan cita-
yang harus disampaikan kepada para simpul cita warga Kulonbambang sudah sejalan.
dan warga dalam waktu yang singkat, pesan-
pesan pun mengalami simplifikasi. Dalam kerumitan program Damara,
Faktor yang mempengaruhi pemahaman akan Pawartaku dan KPA melihat bahwa
pesan terhadap warga Kulonbambang adalah kerumitan bukan terletak pada pogramnya
faktor senioritas dan apakah dia mengikuti melainkan pada ancaman dari luar serta
sejarah pejuangan merebut hak atas tanah kondisi internal warganya sendiri yang secara
atau tidak. langsung berpengaruh pada kelancaran
pengaplikasian pogram. Diperlukan
Menurut pengamatan peneliti, meskipun konsistensi dan perencanaan yang matang
keterampilan teknis yang kurang mumpuni, dari konseptor-konseptor program selama
warga Kulonbambang sudah memiliki proses adopsi Damara. Namun menurut
karakter dasar yang cukup untuk tetap bisa peneliti, kerumitan juga terdapat pada
mengadopsi inovasi yaitu rasa solidaritas dan jalannya CUG dikarenakan kondisi
soliditas serta common need yaitu kebutuhan pemahaman warga yang masih kurang serta
ekonomi. Dengan memperkuat hal-hal sumber daya manusia dari pihak CUG nya
tersebut disertai dorongan ekonomi, lambat untuk mengedukasi warga pun masih kurang.
laun Kulonbambang akan bisa menjadi Desa Jika CUG diperkuat maka akan memberikan
Maju Reforma Agraria sejati. kontribusi keberhasilan Damara yang
signifikan untuk KulonbambDamara perlu
Persuasi diuji coba secara terus menerus karena
programnya terdiri dari banyak tahap. Maka,
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.6, No.3 Desember 2019 | Page 6753
diperlukan peran anak muda yang lebih selanjutnya, peneliti melihat bahwa
berani dalam bereksperimen untuk pengambilan keputusan dilakukan melalui
mendorong kemajuan ekonomi otoritas simpul atau perwakilan.
Kulonbambang.
Strategi komunikasi berantai melalui simpul Implementasi
tidak efektif sehingga edukasi untuk warga
pun hasilnya kurang. Maka, perlu dilakukan Menurut teori implementasi Direct and
perombakan pola komunikasi dari kolektif Indirect Impact on Implementation yang
menjadi lebih opsional dan disesuaikan dikemukakakan oleh Edward III (1984),
dengan setiap pribadi atau per kelompok terdapat empat variabel yang mempengaruhi
petani. keberhasilan implementasi yaitu komunikasi,
sumber daya, disposisi, dan struktur
Mayoritas warga Kulonbambang menyukai birokrasi. Pada variabel komunikasi, terdapat
program inovasi yaitu Damara. Tampak dari tiga indikator yang dapat dipakai dalam
antusiasme mereka bila membahas mengenai mengukur keberhasilannya yaitu transmisi,
perbandingan peningkatan sosial ekonomi kejelasan, dan konsistensi. Pada variabel
pada sebelum dan setelah program Damara sumber daya, terdapat beberapa elemen yang
awal yaitu redistribusi (tata kuasa). menjadi indikator keberhasilannya yaitu staf,
informasi, wewenang, dan fasilitas. Pada
Warga juga sudah menjadikan pembicaraan variabel disposisi, hal-hal penting yang perlu
antara satu sama lain mengenai perilaku baru dicemati adalah pengangkatan birokrat dan
yaitu hal-hal yang berhubungan dengan insentif. Pada variabel struktur birokrasi, ada
program Damara sebagai kebiasaan. dua karakteristik yang dapat mendongkrak
kinerja struktur organisasi yaitu SOP
Keputusan (standard operational procedure) dan
fragmentasi.
Pada proses pengambilan keputusan,
pengambil keputusan tidak hanya warga
Kulonbambang sebagai sistem sosial objek Konfirmasi
inovasi namun juga melibatkan organisasi Damara memang merupakan program KPA,
tani tingkat kabupaten yaitu PPAB namun tidak semata-mata dilaksanakan tanpa
(Paguyuban Petani Aryo Blitar), organisasi diuji coba. Maka dari itu Kulonbambang
masyarakat sipil tingkat nasional yaitu KPA merupakan satu dari desa yang diuji coba.
(Konsorsium Pembaruan Agraria), SITAS Pada acara Sebelas Cerita Desa Maju
Desa, serta Panitia landreform yang terdiri Reforma Agraria yang diadakan KPA,
dari Pemerintah Daerah, BPN Kota Blitar, terlihat bahwa adanya CUG di
Kepolisian, HKTI, Dinas Pertanian Kulonbambang menjadi diferensiasi
Kabupaten Blitar, Camat Doko, dan Kepala Kulonbambang dari desa Damara lainnya.
Desa Sumber Urip. Namun penentu dari Dengan bimbingan dari CUG Pancur Kasih
keseluruhan proses pengadopsian Damara di dari Kalimantan, CUG Pawartaku pun
awal ini tetap saja masih dipegang oleh warga menjadi contoh untuk Desa lain yang sedang
Kulonbambang sendiri dikarenakan kemauan berusaha membuat CU.
yang kuat dari wargalah yang mendorong
elemen organisasi dan instansi tersebut untuk SIMPULAN
bergerak membantu terutama dalam bidang Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui
administrasi kepemilikan tanah. Untuk analisa teori difusi inovasi, strategi
pengadopsian Damara pada tahap komunikasi pembangunan dalam
ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.6, No.3 Desember 2019 | Page 6754
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, H. Hafied (2013), Perencanaan &
Strategi Komunikasi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Luthfi, Ahmad Nashih., Fauzi & M., Razif.
(2010), Agrarian Chronicles in
Indonesia: Expanding Imagination
Over Periods, Sectors, And Actors.,
Jakarta: STPN Dan KPA
Luthfi, Shohibuddin, Muhammad, Ahmad
Nashih (2010) Landreform A La
Ngandakan: Inovasi Sebuah Sistem
Tenurial Adat di Sebuah Desa di
Jawa 1947 – 1964, Yogyakarta:
Sains Dan STPN Press
Nurdin, Usman., (2002) Konteks
Implementasi Berbasis Kurikulum,
Jakarta: Grasindo
Shohibuddin, Muhammad (2016), Peluang
Dan Tantangan Undang – Undang
Desa Dalam Upaya Demokratisasi
Tata Kelola Sumber Daya Alam: