Kelompok 4:
Ending yulianti
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca .
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang..............................................................................................1
2. Rumusan masalah........................................................................................1
BAB II Pembahasan
A. Definisi perubahan sosial.............................................................................2
B. Tipe-tipe perubahan sosial...........................................................................2
1. Perubahan sosial.......................................................................................2
2. Perubahan sosial agama............................................................................4
3. Perubahan kebudayaan.............................................................................5
C. Teori perubahan sosial.................................................................................6
1. Teori evolusi............................................................................................6
2. Teori konflik............................................................................................6
3. Teori fungsional.......................................................................................7
4. Teori siklus..............................................................................................8
5. Teori linier...............................................................................................8
6. Teori ekoilibrium.....................................................................................8
7. Teori matrealis.........................................................................................9
8. Teori modemisasi...................................................................................10
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan..................................................................................................11
Dafar pustaka...............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial
(social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial.
Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu.
Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan
terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah
keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun
tempatnya.
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang,
organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai
dan norma” serta “pran”. Dengan demikina, istilah yang lebih lengkap mestinya
adalah “perubahan sosial-kebudayaan” karena memang antara manusia sebagai
makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri.
Cara yang paling sederhana untuk mengerti perubahan sosial (masyarakat) dan
kebudayaan itu, adalah dengan membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat itu sendiri, bahkan jika ingin mendapatkan gambaran
yang lebih jelas lagi mengenai perubahan mayarakat dan kebudayaan itu, maka
suatu hal yang paling baik dilakukan adalah mencoba mengungkap semua
kejadian yang sedang berlangsung di tengah-tengah masyarakat itu sendiri.
2. Perumusan Masalah
1) Apa definisi dari perubahan sosial dalam masyarakat dan bagaimana
pendapat para ahli tentang perubahan sosial?
2) Sebutkan tipe-tipe dari perubahan sosial?
3) Apa saja teori perubahan social?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan
fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya
ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang
bersangkutan1.Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap
1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam
sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem social
sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika
Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi
dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi
sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat
sebagai himpunan kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur
masyarakat lainnya (Soekanto, 1990). Perubahan sosial terjadi karena adanya
perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat
seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis dan
kebudayaan.
B. Tipe-Tipe Perubahan
Dalam pandangan awam setiap perubahan yang terjadi pada masyarakat
disebut dengan perubahan sosial. Apakah perubahan itu mengenai pakaian, alat
transportasi, pertambahan penduduk, ataupun tingkah laku anak muda. Pada
beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan sosial, agama dan
budaya.
1. Perubahan sosial.
perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubuingan sosial dan
keseimbangannya. Meskipun begitu perlu disadari bahwa sesuatu perubahan di
masyarakat selamanya memiliki mata rantai diantaranya elemen yang satu dan
1 Elly M Setiady, Ilmu Soisla dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2006) h. 49
eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya. Perubahan sosial dapat
dilihat dari empat teori, yaitu teori kemunculan diktator dan demokrasi, teori
perilaku kolektif, teori inkonsistensi status dan analisis organisasi sebagai
subsistem social.
a. Teori Barrington Moore.
Teori yang disampaikan oleh Barrington Moore berusaha menjelaskan
pentingnya faktor struktural dibalik sejarah perubahan yang terjadi pada negara-
negara maju. Negara-negara maju yang dianalisis oleh Moore adalah negara yang
telah berhasil melakukan transformasi dari negara berbasis pertanian menuju
negara industri modern. Secara garis besar proses transformasi pada negara-
negara maju ini melalui tiga pola, yaitu demokrasi, fasisme dan komunisme.
Demokrasi merupakan suatu bentuk tatanan politik yang dihasilkan oleh
revolusi oleh kaum borjuis. Pembangunan ekonomi pada negara dengan tatanan
politik demokrasi hanya dilakukan oleh kaum borjuis yang terdiri dari kelas atas
dan kaum tuan tanah. Masyarakat petani atau kelas bawah hanya dipandang
sebagai kelompok pendukung saja, bahkan seringkali kelompok bawah ini
menjadi korban dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara tersebut.
Terdapat pula gejala penhancuran kelompok masyarakat bawah melalui revolusi
atau perang sipil. Negara yang mengambil jalan demokrasi dalam proses
transformasinya adalah Inggris, Perancis dan Amerika Serikat.
Berbeda halnya demokrasi, fasisme dapat berjalan melalui revolusi
konserfatif yang dilakukan oleh elit konservatif dan kelas menengah. Koalisi
antara kedua kelas ini yang memimpin masyarakat kelas bawah baik di perkotaan
maupun perdesaan. Negara yang memilih jalan fasisme menganggap demokrasi
atau revolusi oleh kelompok borjuis sebagai gerakan yang rapuh dan mudah
dikalahkan. Jepang dan Jerman merupakan contoh dari negara yang mengambil
jalan fasisme. Masyarakat tanpa kelas. Negara yang menggunakan komunisme
dalam proses transformasinya adalah Cina dan Rusia
b. Teori Perilaku Kolektif
Teori perilaku kolektif mencoba menjelaskan tentang kemunculan aksi
sosial. Aksi sosial merupakan sebuah gejala aksi bersama yang ditujukan untuk
merubah norma dan nilai dalam jangka waktu yang panjang. Pada sistem sosial
seringkali dijumpai ketegangan baik dari dalam sistem atau luar sistem.
Ketegangan ini dapat berwujud konflik status sebagai hasil dari diferensiasi
struktur sosial yang ada. Teori ini melihat ketegangan sebagai variabel antara
yang menghubungkan antara hubungan antar individu seperti peran dan struktur
organisasi dengan perubahan sosial.
3 . Ibid, h. 113
C. Teori perubahan social.
1. Teori Evolusi ( Evolution Theory )
Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses
yang cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus
dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam-macam teori
tentang evolusi. TeoIri tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu
unilinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined
theories of evolution.4
a. Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk
kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan
tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya
sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer.
b. Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu
melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti
suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah
bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen
menjadi kelompok yang heterogen.
c. Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap
perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan
penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke
sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan pengairan.
5 Elly M Setiady, Ilmu Soisla dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana, 2006) h. 57
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang mencakup hampir semua
aspek kehidupan sosial dan budaya dari suatu masyarakat atau komunitas.
Acapkali tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan
sosial dan perubahan kebudayaan. Akan tetapi, perubahan sosial dan budaya
mempunyai satu aspek yang sama yaitu kedua-duanya memiliki keterikataan
dengan suatu penerimaan dari cara baru atau suatu perbaikan dari cara masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya.
Teori mengenai perubahan sosial budaya antara lain yaitu: Teori evolusi,
teori konflik, teori fungsional, teori siklus, teori linier (teori perkembangan) teori
ekuilibrium, teori materialis (materialist theory) dan teori modernisasi.
Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perubahan sosial budaya, di dalamnya
terdapat bentuk, faktor pendorong, faktor penghambat dan faktor penyebab
timbulnya perubahan sosial budaya di dalam masyarakat.
Mengenai relasi antara pendidikan dan perubahan sosial budaya adalah
saling berintegrasi. Posisi pendidikan dalam perubahan social sesuai dengan
pernyataan Eisenstadt, institusionalisasi merupakan proses penting untuk
membantu berlangsungnya transformasi potensi-potensi umum perubahan
sehingga menjadi kenyataan sejarah. Dan pendidikanlah yang menjadi salah satu
institusi yang terlibat dalam proses tersebut. Pendidikan adalah suatu institusi
pengkonservasian yang berupaya menjembatani dan memelihara warisan-warisan
budaya masyarakat. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengurangi
kepincangan yang terjadi dalam masyarakat. Pendidikan harus dipandang sebagai
institusi penyiapan anak didik untuk mengenali hidup dan kehidupan itu sendiri,
jadi bukan untuk belajar tentang keilmuan dan keterampilan karenanya yang
terpenting bukanlah mengembangkan aspek intelektual tetapi lebih pada
pengembagan wawasan, minat dan pemahaman terhadap lingkungan social
budayanya.
DAFTAR FUSTAKA
Setiadi, Elly M, 2006, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta; Kencana