Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti melaksanakan tes awal mengenai Soal Ips yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan prasyarat siswa serta digunakan untuk pembentukan kelompok
belajar yang heterogen.Hasil analisis tes awal menunjukkan dari 24 siswa terdapat 19 siswa
tuntas dan 5 siswa tidak tuntas Berdasarkan hasil tes awalsiswa, dibentuk kelompok belajar
yang heterogen berdasarkan kemampuan akademik. Penelitian ini terdiri dari dua siklus.
Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, sedangkan siklus II dilaksanakan satu kali
pertemuan. Alokasi waktu untuk setiap pertemuannya adalah 2×40 menit.Siklus I
pertemuan pertama membahas perekonomian sedangkan pertemuan kedua membahas
faktor-faktor mempengaruhi perekonomian. Siklus II juga membahas materi faktor-faktor
yang mempengaruhi perekonomian berdasarkan hasil refleksi siklus I.Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1) kegiatan pendahuluan,
2) kegiatan inti, dan
3) kegiatan penutup.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dimulai dengan kegiatan pendahuluan
yaitu fase 1 menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Peneliti
mengawali pembelajaran dengan mengucap-kan salam, mengajak siswa berdoa bersama,
kemudian mengecek kehadiran siswa. Pada siklus I pertemuan pertama,siswa yang
hadir berjumlah 23 siswa, sedangkan padapertemuan kedua dan juga pada siklus II,seluruh
siswa hadir berjumlah 24 siswa.Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu :
1) d isiapkan pertanyaan untuk tiap kelompok siswa dapat melakukan peragaan kegiatan
perekonomian serta pembelajaran Ips.
2)Disiapkan Soal untuk tiap kelompok, siswa dapat melakukan peragaan kegiatan
Pembelajaran ips itu seperti apa dengan benar. Kemudian peneliti memberikan apersepsi
siswa mengenai perekonomian dan pembelajaran Ips serta memberikan motivasi kepada
siswa untuk aktif bekerjasama dalam kelompok karena setiap siswa memiliki
peranan penting dalam keberhasilan kelompok. Kegiatan inti terdiri dari lima fase, mulai
dari fase 2 menyajikan informasi, fase 3 penomoran(numbering),fase 4 memberi
pertanyaan (questioning), fase 5 berpikir bersama(headstogether),dan fase 6 menjawab
pertanyaan (answering). Kegiatan pada fase 2, peneliti menyajikan informasi mengenai
penggunaan frasa kata. Hasil observasi minat belajar siklus I dimana pada pertemuan I rata-
rata minat belajar siswa 40,52 dan terjadi peningkatan di pertemuan II dimana rata-rata minat
belajar siswa 47,57 dengan minat belajar pada siklus I secara klasikal adalah 44,04 %,
dimana masih di kategorikan cukup minat dan masih perlu dilakukan peningkatan pada siklus
selanjutnya.1
Hasil observasi minat belajar siklus II dimana pada pertemuan 1 rata-rata minat
belajar siswa 55,63 dan terjadi peningkatan pada petemuan 2 dimana rata-rata minat belajar
siswa 75,57 dengan persentasi minat belajar siswa secara klasikal adalah65.60 % dimana di
kategorikan minat.

1
Amri, S, dkk. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran.Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya.
4.1.2.4 Refleksi Penelitian Siklus II
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian siklus I sampai dengan siklus II terjadi peningkatan minat
belajar siswa pada tiap siklusnya. Pada siklus I hasil angket minat belajar siswa belum
memenuhi kriteria keberhasilan. Pada pertemuan 1 belum semua langkahlangkah model
pembelajaran Number Head Together terlaksana dan proses pembelajaran juga masih
berpusat pada guru sehingga menyebabkan siswa pasif selama pembelajaran dan bosan.
Siswa masih rendah minat belajarnya dalam belajar terlihat pada pertemuan 1, masih banyak
siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, masih ada siswa yang tidak mau bekerja
dalam kelompok, siswa hanya mengobrol dengan teman dan mengganggu teman yang lain,
masih banyak siswa yang ribut, masih ada siswa yang keluar saat pembelajaran belum selesai
dan bermain ketika proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan pada pertemuan 2, jumlah
siswa yang izin keluar sebelum pembelajaran selesai tanpa alasan yang jelas sudah mulai
berkurang dan siswa yang bermain ketika proses pembelajaran juga sudah mulai berkurang
meskipun masih ada. siswa lebih memilih keluar kelas tanpa izin kepada guru saat
pembelajaran belum selesai, masih ada siswa yang ribut dalam kelas dan tidak
memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas tetapi tidak sesuai petunjuk pengerjaan,
dan masih ada siswa yang mengganggu kelompok lain.2 Namun, dengan dibaginya siswa
kedalam beberapa kelompok secara heterogen dalam proses pembelajaran, membuat siswa
menjadi aktif dan mampu bekerja sama serta meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar
dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Pembelajaran juga menjadi lebih hidup karena siswa
belajar sambil bermain, dikarenakan menggunakan media dari model pembelajaran NHT
yaitu nomor di kepala. Proses pembelajaran pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa minat
belajar siswa mengalami peningkatan dengan diterapkannya model pembelajaran yang lebih
bervariatif yaitu dengan menerapkan model pembelajaran NHT dan tidak hanya dengan
menggunakan model pembelajaran yang konvensional saja serta adanya perbaikan tindakan-
tindakan yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat belajar siswa. Apabila
pembelajaran yang dilakukan tetap saja menggunakan model pembelajaran konvensional dan
tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran maka akan membuat siswa
melakukan hal-hal negatif yang akan membuat minat belajar siswa menurun. Pada
pelaksanaan pembelajaran,siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan sedangkan
siklus II satu kali pertemuan. Alokasi waktu untuk setiap pertemuannya 2×40 menit.
Siklus I pertemuan pertama membahas perekonomian sedangkan
pertemuan kedua membahas pekalian faktor-faktor perekonomian Siklus II juga
membahas materi yang sama berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap, yaitu 1) kegiatan pendahuluan, 2) kegiatan
inti, dan 3) kegiatan penutup. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dimulai
dengan kegiatan pendahuluan yaitu fase 1 menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa.Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
mengajak siswa berdoa bersama, kemudian mengecek kehadiran siswa. Kegiatan
selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi
mengenai perekonomian dan faktor ekonomi Usman (2004) menyatakan bahwa latar
belakang pengetahuan siswa harus mendapat perhatian serius karena sangat penting
untuk pelajaran yang baru. Pengetahuan dasar memberikan pegangan untuk pelajaran
yang baru sehingga perlu dirancang bagaimana konsep atau keterampilan yang akan
dijelaskan terkait dengan apa yang telah diketahui siswa.

2
Huda, M. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Referensi
Depdikbud. (1999).Penelitian tindakan (Action Research). Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Huda, M. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Majid.A 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Ronita. 2015. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan untuk Guru SD.
Bandung : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).

Panjaitan, Reikson. (2008).Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Number


Heads Together) pada pokok bahasan Relasi Himpunan.[Online].

Anda mungkin juga menyukai