Anda di halaman 1dari 20

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI

KELOMPOK

DWI KORA
Guru SMP Negeri 1 Pringgasela
Email : koraningsihdwi @ g mail .com

ABSTRAK

Dalam upaya peningkatan kegiatan belajar mengajar agar cepat mencapai


hasil yang maksimal , perlu adanya strategi pembelajaran yang tepat. Sementara
itu dalam kenyataannya , setiap sekolah khususnya peserta didik kelas VIII 7 SMP
Negeri I Pringgasela sangat rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Sehubungan dengan hal itu , maka permasalahannya adalah kurangnya
aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar, seperti mengajukan
pertanyaan, mengemukakan pendapat, keberanian berbicara, kemampuan
menjawab pertanyaan, mengatasi perbedaan pendapat serta menyimpulkan hasil
diskusi. Akibat dari belum maksimalnya pelaksanaan metode diskusi kelompok
pada peserta didik kelas VIII 7 SMP Negeri I Pringgasela.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas , maka ditetapkan tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah dengan memaksimalkan metode
diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas VIII 7
SMP Negeri I Pringgasela.Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus –
siklus dan masing – masing siklus memiliki tahapan – tahapan yang dimulai dari
tahap perencanaan , tindakan observasi dan diskusi serta aktivitas peserta didik
dalam diskusi yang diakhiri dengan pembuatan laporan .
Untuk menguji hipotesis yang diajukan , dilakukan tindakan melalui
lembar observasi yang berisi tentang keterkaitan antara perencanaan dengan
pelaksanaan . Pelaksanaan diskusi kelompok dan aktivitas peserta didik pada saat
diskusi berlangsung , semua itu diamati oleh observer, yang bertindak sebagai
observer adalah mitra Guru yaitu Bq Mismiarti yaitu guru IPS yang sama – sama
mengajar di SMP Negeri I Pringgasela .

Kata Kunci : Metode Diskusi , Aktivitas Belaja


1. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri ,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Pembelajaran IPS secara terpadu menjadi tuntutan dari kurikulum
2013 ,supaya pembelajaran IPS lebih bermakna bagi peserta didik
dalamkontekkehidupan sehari –hari. Peserta didk akan memperoleh pemahaman
yang lebih luas dan utuh . Dalam pembelajaran IPS yang dilaksanakan secara
terpadu diharapkan mampu menghantarkan dan mengembangkan kompetensi
peserta didik kearah kehidupan masyarakat dengan baik dan memiliki kepekaan
social serta mampu berprestasi dalam mengatasi masalah-masalah social yang
terjadi
Berbagai pendekatan telah banyak dilakukan untuk meningkatkan aktivitas
belajar IPS peserta didik selama ini termasuk metode Tanya-jawab , pemberian
tugas, bermain peran dan lain-lain, namun ternyata metode tersebut belum
nampak berhasil untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar IPS .
Melalui penelitian ini , peneliti ingin mencoba memaksimalkan penggunaan
metode diskusi kelompok pada peserta didik kelas VIII-7 SMP Nrgeri I
Pringgasela Kabupaten Lombok- Timur . Melalui metode diskusi ini ingin
mengetahui sejauh mana penggunaan metode diskusi kelompok oada materi
Perubahan Masyarakat Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Semangat
Kebangsaan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik . Metode diskusi
kelompok adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana dalam proses
belajar mengajar terjadi interaksi dua individu atau lebih yang bertemu untuk
menukar pengalaman atau pendapat untuk memecahkan masalah yang menjadi
bahan pembicaraan, semua anggota aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar
.
Metode diskusi kelompok sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas
peserta didik dalam pembelajaran , karena peserta didik mempunyai peluang
untuk mengemukakan pendapat , mengajukan pertanyaan , bias member tanggapa
kepada peserta didik lainnya , sreta melatih peserta didik untuk percaya diri.
Dalam kenyataan tidak demikian yang selama ini dilaksanakan Di
SMPnegeri I Pringgasela, hal itu bisa dilihat dari kurannya peserta didik yang
bertanya menjawab, mengemukakan pendapat , juga cara peserta didik dalam
membuat kesimpulan kurang tepat . Adapun kendala yang dihadapi guru adalah
sebagian besar peserta didik daya nalarnya masih kurang serta kurangnya
motivasi belajar dirumah dan juga kurangnya buku paket dan buku penunjang
lainnya . Padahal pembelajara sangat diperlukan aktivitas peserta didik , sebab
dalam kurikulum 2013 peserta didituntut untuk belajar secara aktif, percaya diri
dan dapat mengemukan semua isi hatinya dalam bentuk lisan maupun tulisan .

2. METODE
Metode yang ddigunakan pada penelitian ini adalahPenelitian Tindakan
Kelas yang dilakukan dengan menggunakan empat tahapan yaitu : ( 1 )
Perencanaan, ( 2 ) Pelaksanaan, ( 3 ) Observasi, ( 4 ) Refleksi . Keempat tahapan
ini dilakukan dalan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, masing-masing siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan. Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah
peserta didik kelas VIII-7 pada SMP N I Pringgasela yang berjumlah 29 (Dua
Puluh Sembilan ) peserta didik. Sebelum melakukan penelitian , peneliti
menggunakan metode konvensional ternyata hasil post test nya kurang
memuaskan, 17 atau 59 % peserta didik yang belum tuntas atau belum mencapai
KKM = 65 , kemudian peneliti mengganti metode tersebut dengan metode
diskusi kelompok . Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan 3 jenis
penelitian yaitu Penilaian Rencana Pembelajaran, Pelaksanaan Diskusi Kelompok
dan Aktivitas Belajar pada saat berlangsungnya diskusi kelompok , yang
dilakukan oleh obsesver .

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis maka dibawah ini
dipaparkan hasil penelitian selama proses belajar serta digambarkan aktivitas
belajar peserta didik kelas VIII 7 kondisi awal sebelum menggunakan metode
diskusi kelompok, ( saat itu metode yang dipergunakan adalah metode
konvensional ) dan selama menggunakan metode diskusi kelompok serta setelah
menggunakan metode diskusi kelompok.
Pada saat peneliti menggunakan metode konvensional , hasil prestasi siswa
kelas VIII 7 kurang memuaskan, dengan rincian dari 29 siswa yang mendapat
nilai tuntas atau KKM ( 65 ) , sebanyak 12 siswa , sedangkan yang belum
mencapai nilai tuntas atau KKM sebanyak 17 siswa .
Hal ini bisa dilihat pada tabel analisis ulangan harian dibawah ini :

Tabel 4.1 : Analisis Ulamgan Harian


Keterangan : Siswa yang sudah tuntas 12 / 29 x 100 % = 41 %
Siswa yang belum tuntas : 17/29 x 100 %= 59 %
Berdasarkan tabel analisis ulangan harian diatas terdapat 17 atau 59 %
peserta didik yang nilainya belum tuntas , maka peneliti akan mengubah metode
konvensional dengan menggunakan metode diskusi kelompok . dengan harapan
metode diskusi kelompok dapat mengubah prestasi dan aktivitas belajar pada
pembelajaran IPS.
Dalam hal ini peneliti telah melakukan 2 tahapan , yaitu Siklus 1 dan Siklus 2

1. Siklus Pertama

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus I langkah-langkah yang telah dilakukan


peneliti untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam proses
pembelajaran “Kedatangan bangsa barat di Indonesia” yang berlangsung
didalam kelas. Adapun rencana kegiatan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :

1. Menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran ( RPP ) siklus I


seeebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran pada materi Kedatangan
Bangsa barat ke Indonesia dengan menggunakan medel pembelajaran “
Diskusi Kelompok “

2. Mempersiapkan lembar soal diskusi siswa ( LDS ), Siklus I untuk


dikerjakan peserta didik atau didiskusikan untuk memecahkan
masalah.

3. Membuat lembar observasi untuk melihat keadaan kelas ketika metode


diskusi kelompok sedang berlangsung dan membuat alat bantu
mengajar yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengoptimalkan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat. untuk melihat
apakah kepasifan peserta didik dalam menggunakan metode diskusi
kelompok sudah berkurang dan apakah keaktivan peserta didik dalam
mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaannn, keberanian
berbicara dan menyimpulkan hasil diskusssi kelompok sudah mulai
meningkat.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan adalah Pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah


dipersiapkan. Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan pembelajaran IPS
dengan menggunakan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik pada materi kedatangan bangsa barat ke
Indonesia

Tindakan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pendahuluan, kegiatan


inti dan penutup. Adapun tahapan-tahapan dari tindakan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Pada tahap pendahuluan, peneliti mengkoordinasikan siswa untuk


mengikuti pembelajaran. Peneliti mengawali pembelajaran dengan :

a) Mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk


mengikuti pembelajaran dengan melakukan doa bersama,
menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan buku sumber belajar.

b) Mengadakan apersepsi berupa tanya jawab untuk mengetahui


sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang materi yang
akan didiskusikan.

c) Menyampaikan tujuan pembelajaran materi yang akan


didiskusikan.

2) Pada kegiatan inti, peneliti :

a) Menyampaikan inti materi yang akan dicapai.

b) Meminta peserta didik untuk berfikir tentang materi


kedatangan bangsa barat ke Indonesia.
c) Meminta peserta didik membentuk 5 kelompok, dalam satu
kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik.

d) Membagi lembar diskusi siswa ( LDS )

e) Memberikan pengarahan diskusi.

f) Memilih aatau menetapkan pemimpin dan sekretaris.

g) Meminta peserta didik untuk mulai berdiskusi.

h) Kelompok melaksanakan diskusi, guru berkeliling mendatangi


tiap-tiap kelompok untuk membantu meluruskan pertanyaan
atau jawaban anggota kelompok.

i) Peserta didik mepresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain


menanggapi.

j) Hasil diskusi semua kelompok ditulis dalam laporan.

k) Membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi dan


memberikan saran-saran.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat berlangsungnya diskusi kelompok, peneliti


telah mengadakan observasi terhadap pelaksanaan diskusi kelompok
dengan menggunakan lembar observer, untuk mengetahui keaktivan dan
kepasivan peserta didik.

Data Tentang Penilaian Rencana Pembelajaran disajikan pada table berikut ini :

Tabel 4.2 : Data Penilaian Rencana Pembelajaran pada siklus I

N PELAKSANAAN
KOMPONEN
O B S K

1 Penentuan bahan pelajaran V

2 Merumuskan Tujuan pembelajaran V

3 Pengorganisasian materi pelajaran V

4 Penentuan alat bantu mengajar V


5 Penentuan sumber belajar V

6 Ranc Skenario/ Strategi pembelaj V

7 Penentuan alokasi waktu belajar V

8 Cara pengorganisasian siswa V

9 Ranc dan persiapan alat evaluasi V

10 Kesan umum renc pembelaj V

JUMLAH 12 10 1

PROSENTASE 53 % 43% 4%

KETERANGAN : B = Baik : Skor 3

S = Sedang : Skor 2

K = Kurang : Skor 1

Tabel 4.3 : Data Tentang Pelaksanaan Diskusi Kelompok pada Sikus I

N PELAKSANAAN
KOMPONEN
O B S K

Melibatkan kelompok yang banyak


1 V
anggotanya

Berlangsung dalam interaksi secara V


2
bebas dan langsung

Mempunyai tujuan tertentu yang V


3 akan dicapai dengan kerja sama
antar kelompok

Berlangsung menurut proses yang V


4 teratur dan sistematis menuju
kesimpulan

JUMLAH 6 4 -
PROSENTASE 60 % 40 % -

KETERANGAN : B = Baik , Skor 3

S = Sedang , Skor 2

K = Kurang, Skor 1

Tabel 4.4 : Data Tentang Aktivitas Belajar IPS Peserta Didik Masing –
masing Kelompok Diskusi Pada Siklus I

KOMPON I II III IV V
N EN
K T K T K T K T K T
O AKTIVIT A A A A A
A A A A A A A A A A
AS
Mengajuka  
1 n
pertanyaan    x      x      x      x    x  
Mengekak  
2 an
pendapat  x    x     x      x     x    
Keberania  x
3 n
berbicara        x    x      x      x    
Kemampu  x
an
Menuangk
4
an
ide dalam
tulisan      x      x      x        x  
Kemampu  x
an
5
Menjawab
Pertanyaan        x    x        x    x    
6 Kemampu    x    x      x        x    x    
an
Mengatasi
Perbedaan
pendapat
Kemampu  
an
menyimpu
7
lkan
Hasil
diskusi  x      x      x      x      x  
 9  1  1
Jumlah
 6  1  9  6  1 5  2  1  9  6  1 2  6  0
Prosentase (% 5 3  5  3  8  1  5  3  6  3
) 6  8   6 6 8  6 3 1  6 6 8  6 7 3  0

KETERANGAN : A = Aktif : 3

KA = Kurang Aktif : 2

TA = Tidak Aktif : 1

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara mengkaji,


melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang
dilakukan. Dalam tahap refleksi, peneliti telah melakukan observasi yang
kemudian telah dianalisis

Berdasarkan data penilaian rencana pembelajaran pada Siklus 1 ternyata


belum ada keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan hal itu bisa dilihat
dari prosentase pada data diatas , bahwa kategori baik ( B ) mencapai 53 % ,
kategori sedang ( S ) mencapai 43 % dan kategori kurang ( K ) mencapai 4 % ,
artinya prosentase tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang
mencapai 70 % , hal itu dikarenakan dalam kegiatan belajar mengajar penggunaan
metode diskusi masih jarang dilakukan dan belum ada kesiapan peserta didik
dalam kegiatan diskusi kelompok.
Sedangkan dalam pelaksanan diskusi masih belum maksimal hal itu dapat
dilihat pada data prosentase pelaksanaan diskusi kelompok , kategori baik ( B )
baru mencapai 60 % , kategori sedang ( S ) mencapai 40 % dan kategori kurang
( K ) mencapai 0 % , hal itu dikarenakan peserta didik masih keliatan canggung
karena belum terbiasa menggunakan metode diskusi kelompok , akibatnya peserta
didik sering mengalami kesulitan dalam membuat kesimpulan .
Adapun aktivitas belajar dapat dilihat pada data tentang Aktivitas belajar
pada masing – masing kelompok.
Prosentase yang mencapai kategori aktiv ( A ) baru ada satu kelompok yaitu
kelompok III yang mencapai 83 % , untuk kelompok lainnya belum memenuhi
indikator keberhasilan 70 % . Hal itu dikarenakan masih banyaknya peserta didik
merasa malu dalam berbicara mengemukakan pendapat , bertanya dan menjawab
pertanyaan .

Dengan adanya kendala – kendala diatas , maka peneliti telah memberikan


bimbingan dan motivasi untuk pelaksanaan diskusi kelompok pada Siklus II ,
dengan harapan ada perubahan dalam pelaksanaan diskusi kelompok sehingga
terjadi peningkatan aktivitas peserta didik yang akan memenuhi indikator
keberhasilan yaitu lebih dari 70 % .

2. Siklus Kedua

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II langkah-langkah yang telah dilakukan


peneliti untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam proses
pembelajaran pada materi “Kondisi Masyarakat pada Masa Penjajahan”
yang berlangsung didalam kelas. Adapun rencana kegiatan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran ( RPP ) siklus II


seeebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran pada materi Kondisi
Masyarakat Indonesia pada masa Penjajahan dengan menggunakan
medel pembelajaran “ Diskusi Kelompok “
2. Mempersiapkan lembar soal diskusi siswa ( LDS ), Siklus II untuk
dikerjakan peserta didik atau didiskusikan untuk memecahkan
masalah.

3. Membuat lembar observasi untuk melihat keadaan kelas ketika


metode diskusi kelompok sedang berlangsung dan membuat alat bantu
mengajar yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengoptimalkan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat. untuk melihat
apakah kepasifan peserta didik dalam menggunakan metode diskusi
kelompok sudah berkurang dan apakah keaktivan peserta didik
dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaannn, keberanian
berbicara dan menyimpulkan hasil diskusssi kelompok sudah mulai
meningkat.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan adalah Pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah


dipersiapkan. Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan pembelajaran IPS
dengan menggunakan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik pada materi Kondisi Masyarakat Indonesia
pada Masa Penjajahan . .

Tindakan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pendahuluan, kegiatan


inti dan penutup. Adapun tahapan-tahapan dari tindakan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Pada tahap pendahuluan, peneliti mengkoordinasikan siswa untuk


mengikuti pembelajaran. Peneliti mengawali pembelajaran dengan :

a) Mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk


mengikuti pembelajaran dengan melakukan doa bersama,
menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian
kelas, kesiapan buku tulis dan buku sumber belajar.

b) Mengadakan apersepsi berupa tanya jawab untuk mengetahui


sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang materi yang akan
didiskusikan.
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran materi yang akan
didiskusikan.

2) Pada kegiatan inti, peneliti :

a) Menyampaikan inti materi yang akan dicapai.

b) Meminta peserta didik untuk berfikir tentang materi semangat


kebangsaan

c) Meminta peserta didik membentuk 5 kelompok, dalam satu


kelompok terdiri dari 5-6 peserta didik.

d) Membagi lembar diskusi siswa ( LDS )

e) Memberikan pengarahan diskusi.

f) Memilih aatau menetapkan pemimpin dan sekretaris.

g) Meminta peserta didik untuk mulai berdiskusi.

h) Kelompok melaksanakan diskusi, guru berkeliling mendatangi tiap-


tiap kelompok untuk membantu meluruskan pertanyaan atau
jawaban anggota kelompok.

i) Peserta didik mepresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain


menanggapi.

j) Hasil diskusi semua kelompok ditulis dalam laporan.

k) Membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi dan


memberikan saran-saran.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat berlangsungnya diskusi kelompok, peneliti


telah mengadakan observasi terhadap pelaksanaan diskusi kelompok
dengan menggunakan lembar observer, untuk mengetahui keaktivan dan
kepasifan peserta didik.

Data Tentang Penilaian Rencana Pembelajaran disajikan pada table berikut ini :
Tabel 4.5 : Data Penilaian Rencana Pembelajaran pada siklus II

N PELAKSANAAN
KOMPONEN
O B S K

1 Penentuan bahan pelajaran V

2 Merumuskan Tujuan pembelajaran V

3 Pengorganisasian materi pelajaran V

4 Penentuan alat bantu mengajar V

5 Penentuan sumber belajar V

6 Ranc Skenario/ Strategi pembelaj V

7 Penentuan alokasi waktu belajar V

8 Cara pengorganisasian siswa V

9 Ranc dan persiapan alat evaluasi V

10 Kesan umum renc pembelaj V

JUMLAH 24 4

PROSENTASE 86 % 14% 0%

KETERANGAN : B = Baik : Skor 3

S = Sedang : Skor 2

K = Kurang : Skor 1

Tabel 4.6 : Data Tentang Pelaksanaan Diskusi Kelompok pada Sikus II

N PELAKSANAAN
KOMPONEN
O B S K

Melibatkan kelompok yang banyak


1 V
anggotanya

Berlangsung dalam interaksi secara V


2
bebas dan langsung
Mempunyai tujuan tertentu yang V
3 akan dicapai dengan kerja sama
antar kelompok

Berlangsung menurut proses yang V


4 teratur dan sistematis menuju
kesimpulan

9 2 0
JUMLAH
0

PROSENTASE 82 % 18 % -

KETERANGAN : B = Baik : Skor 3

S = Sedang : Skor 2

K = Kurang : Skor 1

Tabel 4.7 : Data Tentang Aktivitas Belajar IPS Peserta Didik Masing –
masing Kelompok Diskusi Pada Siklus II

I II III IV V
N KOMPONEN
K T K T K T K T K T
O AKTIVITAS A A A A A
A A A A A A A A A A
Mengajukan  x
1
pertanyaan      x      x          x    x  
Mengekakan  
2
pendapat  x    x     x      x     x    
Keberanian  x
3
berbicara        x    x      x      x    
Kemampuan  x
Menuangkan
4
ide dalam
tulisan      x      x      x        x  
Kemampuan  x
5 Menjawab
Pertanyaan      x      x        x    x    
Kemampuan  
Mengatasi
6
Perbedaan
pendapat  x    x      x        x    x    
Kemampuan  x
menyimpulka
7
n
Hasil diskusi      x      x        x      x  
 1  1  1  1
Jumlah
5  4  0 8  2  0  21  0  0 5  4  0 8  2  0
79   9 10  7
Prosentase (% )
21   0 0  10  0 0  0  0 9  21  0 90  10  0

KETERANGAN : A = Aktif : 3

KA = Kurang Aktif : 2

TA = Tidak Aktif : 1

e. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara mengkaji,


melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang
dilakukan. Dalam tahap refleksi, peneliti telah melakukan observasi yang
kemudian telah dianalisis

Berdasarkan data Penilaian Rencana Pembelajaran pada Siklus II ternyata


sudah ada keterkaitan antara RPP dengan pelaksanaan , hal itu bisa dilihat dari
hasil prosentase katagori baik ( B ) pada Siklus I mencapai 53 % dan di Siklus II
sudah mencapai 86 %, ada peningkatan 33 %, Hal itu disebabkan sudah adanya
pengarahan dari guru sehingga pada Siklus II ini perencanaan dapat berjalan
lancar.

Sedangkan Pelaksanaan disduksi kelompok juga sudah maksimal. Karena


dalam pelaksanaannya terjadi peningkatan yang signifikan . hal itu bisa dilihat
dari kategori baik ( B ) pada Siklus I mencapai 60 % sedangkan pada Siklus II
mencapai 82 %, ada peningkatan 22 % , sehingga dapat dikatakan pelaksanaan
diskusi kelompok sudah mencapai hasil maksimal .

Adapun Aktivitas Belajar pada masing – masing kelompok pelaksanaannya


juga telah maksimal kalau dibandingkan pada Siklus sebelumnya ( Siklus I ) .

Pada Siklus I baru ada 1 kelompok yaitu kelompok III yang mencapai
kategori aktif ( A ) 83 % , sedangkan kelompok yang lainnya belum memenuhi
indikator keberhasilan ( 70 % ) .

Sedangkan pada Siklus II semua kelompok, dari 1 – 5 kategori Aktif ( A )


terjadi perubahan yang sangat memuaskan , yaitu lebih dari 70 %.

 Kelompok 1 pada Siklus 1 kategori Aktif 56% , di Siklus II menjadi 79


% Adapun peningkatannya sebanyak 23 % .

 Kelompok II pada Siklus I kategori Aktif 56 %, di Silkus II menjadi 90


% Adapun peningkatannya sebanyak 34 % .

 Kelompok III pada Siklus I kategori Aktif 83 % , di Siklus II menjadi 100


% Adapun peningkatannya sebenyak 17 % .

 Kelompok IV pada siklus I kategori Aktif 56 % , di Siklus II menjadi 79


% . Adapun peningkatannya sebanyak 13 % .

 Kelompok V pada Siklus I kategori Aktif 67 % , di Siklus II menjadi 90


% Adapun peningkatannya sebanyak 23 % .

Hal tersebut bisa dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.8 : Perbandingan Skor dan Prosentase Akvitas tiap-tiap Kelompok


Pada Siklus 1 dan Siklus 2
PROSENTASE PENINGKATA
SKOR
(%) N
KELOMPOK
Siklus Siklus Siklus Siklus PROSENTASE
1 2 1 2 (%)
A  9 15  56 %  79 %    23 %
I KA  6  4  38  21  
TA  1  0  6  0  
A  9  18  56 %  90%   34 %
II KA  6  2  38  10  
TA  1  0  6  0  
A  15  21  83 %  100%   17 %
III KA  2  0  11  0  
TA  1  0  6  0  
A  9  15  56%  79%   13 %
IV KA  6  4  38  21  
TA  1  0  6  0  
A  12  18  67%  90%   23 %
V KA  6  2  33  10  
TA  0  0  0  0  
RATA-RATA   6   7   33  33   22 %

Tabel 4.9 : Perbedaan Perolehan Skor dan Prosentase Aktivitas Seluruh


Kelompok

PROSENTASE
SKOR
(%) PENINGKATAN
KOMPONEN
Siklus Siklus Siklus Siklus PROSENTASE
1 2 1 2 (%)
Aktif  54 87  64%  88%    24 %
Kurang Aktif  26  12  31%  12% -19 %
Tidak Aktif  4  0  5%  0% -5 %
Jumlah  84  99  100%  100%  
RATA-RATA   28   33   33   33   22 %

Keterangan = Skor x 100 %


Jumlah

4. PENUTUP
Berdasarkan dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan Sebagai berikut :
Metode diskusi kelompok merupakan salah satu metode yang mampu
meningkatkan aktivitas belajar IPS peserta didik , hal itu dapat dilihat sebagai
berikut :
Dalam pelaksanaan diskusi kelompok pada siklus I belum mencapai hasil
yang diharapkan , karena masih ada kendala – kendala pada Siklus I, setelah
masalah – masalah seperti diatas sudah dijelaskan, diarahkan dan dibimbing guru
maka hal itu dapat dipecahkan sehingga proses pelaksanaan diskusi kelompok
pada Siklus II dapat berjalan maksimal. apabila dilihat dari prosentase
keberhasilan adalah sebagai berikut :
Pada Siklus I kategori baik ( B ) mencapai 60 % dan Siklus II 82 %
mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu 22 % , sehingga pelaksnaan
diskusi kelompok sudah mencapai hasil yang maksimal . Aktivitas peserta didik
dalam melakukan diskusi kelompok pada siklus I belum menunjukkan
keaktivannya , walaupun sudah ada kelompok yang dinyatakan berhasil yaitu
kelompok III mencapai 83 % kategori aktif ( A ) , hal itu karena peserta didik
belum terbiasa berdiskusi belum tahu cara berdiskusi , masih malu – malu dalam
berbicara, buku penunjang juga belum lengkap serta tingkat intelektual peserta
didik rata- rata masih kurang . Akan tetapi setelah kendala-kendala diatas dapat
diatasi dan dipecahkan maka pada Siklus II mengalami peningkatan yang cukup
tajam bahkan luar biasa semua kelompok sudah meningkat 70 % sehingga semua
komponen aktivitas diskusi kelompok dapat dinyatakan aktif. Sehingga dapat
dikatakan bahwa metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik kelas VIII-7 SMP negeri I Pringgasela .

DAFTAR PUSTAKA

Mangunhardjana.A. 1986. Pembinaan Arti dan Metodenya .


Yogyakarta:Kanisius .
Poerwadarminto. 1984 . Kamus UmumBahasa Indonesia. Jakarta : P NBalai
Pustaka .
Riyanto.M. 1998/1999. Metodologi Pembelajaran, Malang. PPPG IPS dan
PMP.
Roestiyah. 1991. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta .
Sriyono. 1992 .Tehnik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: RinekaCipta
Sudjana. N. 1991. Model – model Mengajar CBSA. Bandung : Sinar Baru .
Sudjono. N. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung : Sinar
Baru .
Suraji. 1989. Membuat Siswa Akatif Belajar . Bandung : CV. Mandar Maju .

Anda mungkin juga menyukai