Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN PENGAYAAN PENGETAHUAN PRASYARAT UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI


PERBANDINGAN PADA SISWA KELAS VII - TUJUH SMPN 1
PRINGGASELA SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2018-2019

Nasrudin, S.Pd.
SMPN 1 Pringgasela│Email:

ABSTRAK

NASRUDIN, NIP 196312311984121056. (2019). Guru Bidang Studi Matematika


SMP Negeri 1 Pringgasela dengan PTK “Penerapan Pengayaan Pengetahuan
Prasyarat Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi
Perbandingan pada Siswa Kelas VII - Tujuh SMPN 1 Pringgasela Semester
Genap Tahun Pelajaran 2018-2019”

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian


ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika
khususnya materi perbandingan dengan meningkatkan pengetahuan prasyarat
siswa dan didesain dalam tiga tahapan yaitu tahap pra-siklus, siklus I, dan siklus
II. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan tindakan, (2)
tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan (4) tahap refleksi. Hasil
penelitian menunjukkan, permasalahan dalam pemahaman pengetahuan prasyarat
berangsur-angsur dapat diatasi dengan penerapan metode Scientific Learning.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal perbandingan juga meningkat
dengan signifikan. Ketuntasan nilai klasikal pada pra-siklus sebesar 44,83%. Pada
siklus I, diperoleh persentase ketuntasan sebesar 58,62%. Sedangkan pada siklus
II diperoleh nilai ketuntasan klasikal hingga 86,20%. Berdasarkan tindakan yang
dilakukan, penerapan pengayaan pengetahuan prasyarat mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas VII-7 SMPN 1 Pringgasela dalam materi
perbandingan.
Kata kunci: Penerapan Pengayaan, Pengetahuan Prasyarat, Perbandingan.

Pendahuluan
Pendidikan merupakan proses yang penting dalam membangun sumber
daya manusia.  Pendidikan itu sendiri adalah suatu proses pembelajaran kepada
peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya
menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. Istilah ini juga mengacu pada
usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar
dan mengajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan
adanya pendidikan, maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia,
kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara “pendidikan adalah proses menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.”Hal ini menunjukkan bahwa tuntunan kepada
bakat dan kemampuan anak sangat diperlukan agar mereka bisa menunjukkan
kelebihan yang ada pada diri mereka.
SMPN 1 Pringgasela sebagai salah satu lembaga pendidikan formal
menjalankan kegiatan pendidikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang
didasarkan pada visi dan misi sekolah. Dalam proses belajar mengajar,
pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk
mempelajari suatu bahan ajar baru. Dalam hal ini berkaitan tentang pengetahuan
siswa dalam perkalian, di mana mereka harus menguasai penjumlahan terlebih
dahulu. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat,
guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test).
Matematika merupakan salah satu ilmu yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, matematika digunakan dalam
transaksi perdagangan, pertukangan, dan lain-lain. Bidang ilmu ini memperlajari
tentang besaran, struktur, bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang ada pada
suatu bilangan.
Akan tetapi, dalam pengajaran ilmu matematika di dalam kelas,
indikator yang dicapai siswa masih terhitung rendahkhususnya pada aritmatika
sosial. Rendahnya nilai yang dicapai siswa dapat disebabkan berbagai macam
faktor, diantaranya faktor guru, siswa,teknik / metode mengajar, sarana dan
prasarana pendidikan, maupun materi pelajaran.
Kajian Pustaka
Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan, baik secara
individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Cahyononim dalam J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain
(2010:1487) “penerapan adalah hal, cara atau hasil”. Sedangkan istilah teknik
sangat berkaitan erat dengan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.Teknik sendiri
pada dasarnya merupakan salah satu buah ilmu pengetahuan yang berhasil
membuat kehidupan manusia menjadi jauh lebih mudah. Dengan teknik pekerjaan
yang sulit akan menjadi mudah, pekerjaan yang berat akan menjadi ringan, dan
pekerjaan yang lama akan menjadi cepat. Jika dikaji secara mendalam maka
pengertian teknik adalah sekumpulan gagasan yang didapatkan dari studi tertentu
yang sengaja dibuat demi kemudahan manusia dalam menjalankan
aktivitasnya.Teknik biasanya dibuat secara rinci oleh orang – orang yang ahli di
bidangnya.
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa
kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal
dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya.Sedangkan pengetahuan
prasyarat merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu
bahan ajar baru. Pengetahuan ini sangat membantu proses belajar siswa untuk
materi selanjutnya yang lebih tinggi. Sedangkan belajar adalah proses dimana
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau
latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan 2 unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus
sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Prestasi belajar
merupakan adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar.
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur,
bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang pada suatu bilangan. Matematika
berasal dari bahasa Yunani Mathematikos yang artinya ilmu pasti.Dalam bahasa
belanda matematika disebut sebagai Wiskunde yang artinya ilmu tentang belajar.
Materi ajar atau bahan ajar merupakan salah satu bagian penting dalam
proses pembelajaran. Sebagaimana Mulyasa (2006: 96) mengemukakan bahwa
bahan ajar merupakan salah satu bagian dari sumber ajar yang dapat diartikan
sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang bersifat khusus maupun
yang bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
a. Pengertian Penjumlahan
Penjumlahan merupakan operasi hitung yang pertama kali
diajarkan kepada anak-anak. Contoh: 3 + 2 = 5 disebut kalimat
penjumlahan. Angka 3 dan 2 disebut suku, sedangkan angka 5 disebut
jumlah. Bilangan yang diwakili 5 sama dengan bilangan yang diwakili
oleh operasi 3 + 2.
b. Pengertian Pengurangan
Mencari suku yang belum diketahui merupakan operasi, dan
operasi itu disebut pengurangan. Jadi, 5 + ……. = 12 dapat ditulis 12 – 5 =
………..
Karena pengurangan diperolah dari penjumlah, maka pengurangan
disebut kebalikan dari penjumlah.
c. Pengertian Perkalian
Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan
dengan bilangan lain. Perkalian terdefinisi untuk seluruh bilangan di dalam
suku-suku perjumlahan yang diulang-ulang; misalnya, 3 dikali 4
(seringkali dibaca "3 kali 4") dapat dihitung dengan menjumlahkan 3
salinan dari 4 bersama-sama: 3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 1
d. Pengertian Pembagian
Menurut Drs. Wahyudin Djumanta, pembagian merupakan operasi
kebalikan dari perkalian. Misalkan kita harus menentukan nilai yang
belum diketahui dari pernyataan a x 2 = 10. Nilai tersebut dapat diperoleh
dengan dua cara:
1) Berdasarkan perkalian. Pokok pikirnya adalah: bilangan berapa
bila dikalikan 2 menghasilkan 10? Jawabannya adalah 5.
2) Berdasarkan pembagian. Pola pikirnya adalah: 10 dibagi
berapakah sehingga menghasilkan 2? Jawabannya pun 5.
Pernyataan di atas dapat ditulis 10 : 5 = 2 sama artinya dengan 5
x 2 = 10
Berdasarkan pendapat di atas, operasi hitung pada dasarnya
mencakup empat pengajaran dasar yaitu penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.Dari keempat pengajaran ini yang merupakan
pengerjaan pokok adalah penjumlahan.Pengurangan merupakan lawan
penjumlahan.Perkalian merupakan penjumlahan berulang dan pembagian
pengurangan berulang.
e. Pengertian Perbandingan
Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu
besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara yang sederhana. Dalam
menyelesaikan tiap permasalahan dalam perbandingan, akan terdapat
pernyataan tentang perbandingan dan rasio. Terdapat tiga cara berbeda
untuk menyatakan suatu rasio:
2
a. Pecahan, misalnya
3
b. Duabilangan yang dipisahkan oleh titik dua (:), misalnya 2 : 3
c. Dua bilangan yang dipisahkan oleh kata dari, misalnya 2 dari 3
Contoh: dari 150 siswa diwawancarai tentang kesukaan membaca
berita, 100 siswa memilih media online dan 50 siswa memilih media
cetak. Rasio banyak siswa yang memilih media online terhadap
jumlah siswa yang diwawancarai ditunjukkan sebagai berikut:
100 2
= atau 2 : 3 atau 2 banding 3
150 3
Rasio banyak siswa yang memilih media online terhadap media
cetak ditunjukkan sebagai berikut:
100 2
= atau 2 : 1 atau 2 banding 1
50 1

Dalam skala, perbandingannya menyatakan ukuran gambar dan


ukuran sebenarnya atau sesungguhnya.
Contoh: skala peta adalah 1 : 1.000.000
Jarak 1 cm pada peta sama dengan 1.000.000 cm pada jarak
sebenarnya. Jarak kota Samarinda dengan kota Balikpapan pada peta
adalah 8 cm. jarak kedua kota pada peta = 8 x 1.000.000 = 8.000.000
cm = 80 km.
Jadi, jarak kota Samarinda dengan kota Balikpapan sebenarnya
adalah 80 km.
Selain perbandingan senilai, terdapat juga perbandingan berbalik
y
nilai. Perbandingan tidak selalu sama. Sedangkan hasil kalinya, x
x
x y adalah konstan, yang selalu sama. Karena hasil kali dua variabel
adalah konstan, kondisi inidikatakan perbandingan berbalik nilai.y
berbanding terbalik terhadap x. Hubungan ini dapat ditunjukkan oleh
k
persamaan xy = k, atau y = , k adalah konstanta
x
Contoh: suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 12 orang dalam
waktu 20 hari. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan itu apabila dikerjakan oleh 6 orang?
Masalah di atas dapat diselesaikan dengan konsep perbandingan
berbalik nilai seperti berikut:

Banyak pekerja Waktu yang dibutuhkan

12 20

6 h

12 h
=
6 20
12 x 20 = h x 6
240 = h x 6
240
=h
6
h = 40
Jadi, pekerjaan akan selesai dalam waktu 40 hari apabila dikerjakan
oleh 6 orang.
Sesuai dengan judul penelitian ini, kerangka berpikir yang mendasarinya
adalah sebagai berikut. Kondisi pembelajaran siswa yang masih kaku, tidak
efektif, kurang menyenangkan bagi siswa serta tidak efisien, memerlukan inovasi
dari guru sebagai manajer dalam pembelajaran di kelas.Sumber belajar berkaitan
dengan segala hal yang bisa membantu proses belajar siswa. Bahan ajar, metode
dan media pembelajaran adalah sumber-sumber belajar yang memiliki pengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Bahan ajar perlu diinovasi dengan menghadirkan
bahan ajar yang lebih akrab dengan siswa dan lingkungannya Oleh karena itu,
peneliti bermaksud menggunakan bahan ajar yang berbasis Sains, Lingkungan,
Teknologi dan Masyarakat. Adapun model yang digunakan dalam pembelajaran
adalah Scientific Learning, suatu model yang mengedepankan pembelajaran
sebagai upaya untuk menjadikan siswa memahami lingkungannya. Sedangkan
inovasi media dilakukan dengan memperkenalkan media sederhana secara lebih
efektif, mengaktifkan siswa dan menyenangkan.
Berikut skema pengayaan pengetahuan prasyarat dalam meningkatkan
penguasaan siswa pada materi perbandingan mata pelajaran matematika:

Kondisi awal
Pengetahuan prasyarat siswa dikategorikan rendah

Meningkatkan penguasaan
anak pada pengetahuan
prasyarat

Perencanaan Tindakan

Desain RPP Materi Penerapan teknik pengayaan


perbandingan pengetahuan prasyarat

Pelaksanaa Tindakan

Siklus I
Siklus II

Evaluasi / analisis hasil


pelaksanaan sikl I & II

Hasil yang diharapkan


Prestaasi belajar meningkat
Metode Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-tujuh Unit Dikpora
Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur, tahun pelajaran 2018-2019,
yang berjumlah 29 siswa siswa yang keseluruhannya perempuan dikarenakan
pengelompokan kelas di SMPN 1 Pringgasela memisahkan siswa laiki-laki
dengan siswa perempuan, dengan usia rata-rata mereka 14 tahun.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII-Tujuh SMPN 1 Pringgasela ,
Unit Dikpora Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur Tahun
Pelajaran 2018-2019 dilanjutkan dengan deskripsi keadaan tempat dan lingkungan
sekolah. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, dengan
setiap siklusnya dilaksanakan 2 kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan
selama kurang lebih tiga bulan, yaitu mulai Bulan Januari sampai dengan April
dengan memanfaatkan jam belajar siswa pada sore hari agar proses kegiatan
belajar mengajar pada pagi hari tetap berjalan normal. Prosedur penelitian ini
terdiri dari dua siklus, di mana kedua siklus itu saling berkaitan.Artinya, siklus
dua merupakan kelanjutan dari siklus satu. Setiap siklus meliputi:
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan tindakan
3. Penilaian observasi
4. Tahapan refleksi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pringgasela Kecamatan
Pringgasela Kabupaten Lombok Timur. Subyek dari penelitian tindakan kelas
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten
Lombok Timur Semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa
29 orang yang seluruhnya perempuan. Siswa kelas VII-7 ini hasil belajarnya
rendah dalam pembelajaran Matematika. Dari 29 siswa terdapat 17 siswa
mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65. Karakteristik siswa kelas VII ini berumur
antsra 13 – 14 tahun yang berada pada tahap operasional konkrit, 6 siswa
mempunyai orang tua sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 17 siswa mempunyai
orang tua sebagai petani, dan 6 siswa mempunyai orang tua sebagai pedagang.
1) Sebelum kegiatan inti tidak didahului dengan penerapan pengayaan
pengetahuan prasyarat ( penjumlahan,pengurangan,perkalian,pembagian).
2) Dilihat dari tabel 4.2 diketahui bahwa hasil belajar pada prasiklus
sebanyak 17 siswa (55,17%) tidak tuntas, sedangkan siswa yang tuntas
hanya12 sisw (44,83%.). Hal ini dapat dilihat padatabel 4.2 dibawah ini.
Hasil analisis post test pada pra-siklus memberikan persentase
ketuntasan klasikal 44,83% di mana ketuntasan klasikal ini sangat rendah
dibandingkan dengan ketuntasan klasikal 85% yang disyaratkan kurikulum.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka perlu diadakan perbaikan dan
penyempurnaan untuk meningkatkan prestasi belajar metematika materi
perbandingan. Upaya untuk meningakatkan prestasi belajar pada penelitian ini
adalah penerapan teknik pengayaan pengetahuan prasyarat sebelum kegiatan inti
pembelajaran.
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan mengamati obyek,wawan
cara dengan nara sumber,mengumpulkan imformasi,membaca buku lain selain
buku teks,memperesentasikan ulang,mendiskusikan, saling tukar imformasi
tentang konsep perbandingan (rasio). Untuk pengolahan data, peserta didik dalam
kelompoknya berdiskusi mengolah data hsil pengamatan dengan caran :
berdiskusi,mengolah imformasi, peserta didik mengerjakan beberapa soal tentang
konsep perbandingan dan menentukan perbandingan dua besaran. Peserta didik
mendiskusikan hasil pemgamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya
dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan : Menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan imformasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber untuk mengembangkan sikap
jujur,teliti,disiplin,kerja keras,kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berfikir induktif serta deduktif dalam membuktikan : 1. Konsep perbandingan
(rasio) dan menentukan perbandingan dua besaran.
Tabel Prosentase Hasil Belajar Matematika Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
Nilai ≥ 65 17 58,62 Tuntas
Nilai < 65 12 41,38 Tidak Tuntas
Jumlah 29 100
Nilai Rata-rata 71,58
Nilai Tertinggi 94
Nilai Terendah 45
Kelemahan-kelemahan siklus I dimasukkan dalam perencanaan
pembelajaran siklus II sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari yang terjadi
pada siklus I. Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama
dan pertmuan kedua. Sebelum melakukan tindakan siklus II pertemuan I, maka
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran yaitu
(RPP), , lembar observasi, media pembelajaran. Peneliti merancang RPP
pertemuan I dengan materi pembelajar “memahami perbandingan senilai.”
Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pendekatan
Scientific Learning dan Model Pembelajaran Discovery Learning yaitu :
Stimulaton (pemberian rangsangan ), Problem statement (pertanyaan/identifikasi
masalah), Data collection (pengumpulan data), Data processing(pengolahan data),
Verification (pembuktian), Generalization (menarik kesimpulan). Kegiatan akhir
ditutup dengan menyimpulkan proses pembelajaran dan merefleksi proses
pembelajaran dengan melibatkan siswa.
Tabel Post Test Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
Nilai ≥ 65 25 86,20 Tuntas
Nilai < 65 4 13,80 Tidak tuntas
Jumlah 29 100
Nilai Rata-rata 79,79
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50

Analisa data kuantitatif berupa analisis hasil test ulangan harian untuk
setiap siklus dilakukan dengan menghitung prosentase ketuntasan belajar
siswa secara kelompok dan menentukan siswa yang telah mencapai
ketuntasan minimal secara perorangan.Hasil ulangan akhir prasiklu,siklus
I,dan siklus II dapat dilihat pada table 4.4.1 berikut.
Tabel Perbandingan Hasil Post Test Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 Tuntas 13 44,83 17 58,62 25 86,2

2 Tidak Tuntas 17 55,17 12 41,38 4 13,8

Jumlah 29 100 29 100 29 100

Dari tabel diatas hasil post tes pada pra-siklus diperoleh ketuntasan
klasikal 44,83%, dapat dikatakan bahwa masih jauh dari ketuntasan klasikal
sesuai kurikulum, sehingga perlu diadakan perbaikan skenario pembelajaran dan
penyempurnaan pengetahuan prasyarat. Pada siklus ini siswa pada umumnya
mengalami kesulitan pada setiap item soal. Di samping itu siswa juga mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang melibatkan operasi aljabar,seperti
penjumlahan,pengurangan,perkalian,dan pembagian.
Dari post tes pada siklus pertama diperoleh ketuntasan klasikal 58,62%.
Meskipun pada siklus ini masih dikategorikan tidak tuntas, namun terdapat
peningkatan persentase ketuntasan secara klasikal.
Dari post tes pada siklus kedua diperoleh ketuntasan klasikal 86,20%
sehingga secara kurikulum ketuntasan ini sudah disebut tuntas secara klasikal.
Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas tujuh selama beberapa tahun, hasil
belajar pada pokok bahasan perbandingan yang tidak memberikan pengajaran
pengetahuan prasyarat berupa operasi hitung sebagai apersepsi, rata-rata nilai
siswa secara klasikal tidak mencapai rata-rata yang sesuai dengan KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan teknik pengayaan pengetahuan prasyarat dapat
meningkatkan prestasi belajar
Kesimpulan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat penting untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi. Tenaga pendidik,
dalam hal ini guru harus memahami dampak positif dari penelaahan dan
mengetahui alasan-alasan yang melatarbelakangi keharusan melakukan penelitian.
Alasan-alasan tersebut di antaranya adalah pentingnya menghubungkan antara
teori dengan praktik pendidikan sehari-hari, menanamkan rasa percaya diri dan
kemandirian tenaga pengajar dalam proses pembelajaran, membantu guru
meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam mengajar, dan bisa belajar dari
pengalaman tenaga pendidik lainnya melalui PTK. PTK yang dilaksanakan oleh
tenaga pendidik dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran
melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di dalam kelas.
Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara
berkesinambungan, salah satu buktinya adalah meningkatnya hasil belajar siswa
kelas VII-Tujuh dalam mata pelajaran Matematika khususnya materi
perbandingan. Penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 siklus. Siklus pertama yang
terdiri dari 2 pertemuan menekankan kemampuan dasar siswa dalam memahami
pengetahuan prasyarat. Peneliti memberikan latihan-latihan ringan yang bisa
dijadikan acuan oleh siswa. Siklus kedua yang juga terdiri dari 2 pertemuan
adalah siklus akhir sebagai pemantapan pemahaman siswa terhadap materi
perbandingan. Di siklus ini siswa sudah mampu menyelesaikan soal yang lebih
rumit daripada sebelumnya. Terbukti hasil ujian akhir siswa di siklus ini mencapai
86,20%.
Dari simpulan di atas disarankan bahwa dalam pengajaran matematika
khususnya sub pokok bahasan perbandingan, sangat diharapkan agar pengajaran
operasi hitung sebagai pengetahuan prasyarat dilaksanakan agar hasil belajar
siswa semakin meningkat. Pengajaran pengetahuan prasyarat harus disesuaikan
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan, karena hal ini dapat memotivasi
siswa dalam belajar.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengajaran operasi hitung
agar lebih efektif adalah:
1. Membahas pengertian perkalian dan pembagian.
2. Memberikan tugas kepada siswa untuk menghafalkan dan menguasai
perkalian satu sampai 10.
3. Memilih siswa secara acak untuk maju ke depan kelas untuk menghafal
perkalian.
4. Memilih siswa secara acak untuk menjawab soal perkalian secara
spontan.
5. Membahas contoh penyelesaian soal yang berkaitan dengan
perbandingan.
6. Memberikan soal-soal latihan yang berjenjang, dari yang mudah, sedang,
hingga yang lebih kompleks.
7. Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan soal-
soal latihan.
8. Menyarankan siswa untuk membuat kelompok belajar terutama dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah (PR)
9. Meminta anak-anak yang merasa mampu untuk maju ke depan menjawab
soal-soal yang tidak bisa diselesaikan oleh siswa lain, dan diberikan nilai
tambahan karena bisa menjawab.
10. Menjelaskan soal-soal yang lebih rumit dengan penjelasan yang mudah
dan singkat agar siswa dapat memahami cara penyelesaiannya.

Daftar Pustaka
Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Annisatul Mufarokah. 2010. Strategi dan model-model pembelajaran.
Yogyakarta: teras
Drs. Wahyudin Djumanta. 1998. Matematika SLTP kelas I. Jakarta: Multi Trust.
Dwi Yanti. Pengaruh model pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan
koneksi matematika siswa kelas X SMA Negeri 4 Lubuklingau tahun pelajaran
2015/2016
Heruman. 2010. Model pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Mochammad Masykur. 2007. Mathematical intelligence. Jogjakarta: Ar-Ruz
Media.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang disempurnakan. Bandung: PT Remaja.
Rosdakarya
Negoro, S. dan Harahap. 1982. Ensiklopedia matematika. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Nurul Fajri dkk. Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan
menggunakan pendekatan CTL, Jurnal Matematika PARADIGMA, volume 6
Nomor 2
Ruseffendi, E.T. 1979. Pengantar pengajaran matematika modern orang tua
murid dan SPG.T. Ruseffendi. Bandung: Tarsito
Wina Sanjaya. 2005. Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis
kompetensi. Jakarta: Kencana
Yuni Yamasari. 2010. Jurnal pengembangan media pembelajaran matematika
berbasis ICT yang berkualitas. UNESA

Anda mungkin juga menyukai