Nasrudin, S.Pd.
SMPN 1 Pringgasela│Email:
ABSTRAK
Pendahuluan
Pendidikan merupakan proses yang penting dalam membangun sumber
daya manusia. Pendidikan itu sendiri adalah suatu proses pembelajaran kepada
peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya
menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. Istilah ini juga mengacu pada
usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar
dan mengajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan
adanya pendidikan, maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia,
kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara “pendidikan adalah proses menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.”Hal ini menunjukkan bahwa tuntunan kepada
bakat dan kemampuan anak sangat diperlukan agar mereka bisa menunjukkan
kelebihan yang ada pada diri mereka.
SMPN 1 Pringgasela sebagai salah satu lembaga pendidikan formal
menjalankan kegiatan pendidikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang
didasarkan pada visi dan misi sekolah. Dalam proses belajar mengajar,
pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk
mempelajari suatu bahan ajar baru. Dalam hal ini berkaitan tentang pengetahuan
siswa dalam perkalian, di mana mereka harus menguasai penjumlahan terlebih
dahulu. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat,
guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test).
Matematika merupakan salah satu ilmu yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, matematika digunakan dalam
transaksi perdagangan, pertukangan, dan lain-lain. Bidang ilmu ini memperlajari
tentang besaran, struktur, bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang ada pada
suatu bilangan.
Akan tetapi, dalam pengajaran ilmu matematika di dalam kelas,
indikator yang dicapai siswa masih terhitung rendahkhususnya pada aritmatika
sosial. Rendahnya nilai yang dicapai siswa dapat disebabkan berbagai macam
faktor, diantaranya faktor guru, siswa,teknik / metode mengajar, sarana dan
prasarana pendidikan, maupun materi pelajaran.
Kajian Pustaka
Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan, baik secara
individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Cahyononim dalam J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain
(2010:1487) “penerapan adalah hal, cara atau hasil”. Sedangkan istilah teknik
sangat berkaitan erat dengan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.Teknik sendiri
pada dasarnya merupakan salah satu buah ilmu pengetahuan yang berhasil
membuat kehidupan manusia menjadi jauh lebih mudah. Dengan teknik pekerjaan
yang sulit akan menjadi mudah, pekerjaan yang berat akan menjadi ringan, dan
pekerjaan yang lama akan menjadi cepat. Jika dikaji secara mendalam maka
pengertian teknik adalah sekumpulan gagasan yang didapatkan dari studi tertentu
yang sengaja dibuat demi kemudahan manusia dalam menjalankan
aktivitasnya.Teknik biasanya dibuat secara rinci oleh orang – orang yang ahli di
bidangnya.
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa
kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal
dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya.Sedangkan pengetahuan
prasyarat merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu
bahan ajar baru. Pengetahuan ini sangat membantu proses belajar siswa untuk
materi selanjutnya yang lebih tinggi. Sedangkan belajar adalah proses dimana
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau
latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan 2 unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus
sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Prestasi belajar
merupakan adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar.
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur,
bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang pada suatu bilangan. Matematika
berasal dari bahasa Yunani Mathematikos yang artinya ilmu pasti.Dalam bahasa
belanda matematika disebut sebagai Wiskunde yang artinya ilmu tentang belajar.
Materi ajar atau bahan ajar merupakan salah satu bagian penting dalam
proses pembelajaran. Sebagaimana Mulyasa (2006: 96) mengemukakan bahwa
bahan ajar merupakan salah satu bagian dari sumber ajar yang dapat diartikan
sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang bersifat khusus maupun
yang bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
a. Pengertian Penjumlahan
Penjumlahan merupakan operasi hitung yang pertama kali
diajarkan kepada anak-anak. Contoh: 3 + 2 = 5 disebut kalimat
penjumlahan. Angka 3 dan 2 disebut suku, sedangkan angka 5 disebut
jumlah. Bilangan yang diwakili 5 sama dengan bilangan yang diwakili
oleh operasi 3 + 2.
b. Pengertian Pengurangan
Mencari suku yang belum diketahui merupakan operasi, dan
operasi itu disebut pengurangan. Jadi, 5 + ……. = 12 dapat ditulis 12 – 5 =
………..
Karena pengurangan diperolah dari penjumlah, maka pengurangan
disebut kebalikan dari penjumlah.
c. Pengertian Perkalian
Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan
dengan bilangan lain. Perkalian terdefinisi untuk seluruh bilangan di dalam
suku-suku perjumlahan yang diulang-ulang; misalnya, 3 dikali 4
(seringkali dibaca "3 kali 4") dapat dihitung dengan menjumlahkan 3
salinan dari 4 bersama-sama: 3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 1
d. Pengertian Pembagian
Menurut Drs. Wahyudin Djumanta, pembagian merupakan operasi
kebalikan dari perkalian. Misalkan kita harus menentukan nilai yang
belum diketahui dari pernyataan a x 2 = 10. Nilai tersebut dapat diperoleh
dengan dua cara:
1) Berdasarkan perkalian. Pokok pikirnya adalah: bilangan berapa
bila dikalikan 2 menghasilkan 10? Jawabannya adalah 5.
2) Berdasarkan pembagian. Pola pikirnya adalah: 10 dibagi
berapakah sehingga menghasilkan 2? Jawabannya pun 5.
Pernyataan di atas dapat ditulis 10 : 5 = 2 sama artinya dengan 5
x 2 = 10
Berdasarkan pendapat di atas, operasi hitung pada dasarnya
mencakup empat pengajaran dasar yaitu penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.Dari keempat pengajaran ini yang merupakan
pengerjaan pokok adalah penjumlahan.Pengurangan merupakan lawan
penjumlahan.Perkalian merupakan penjumlahan berulang dan pembagian
pengurangan berulang.
e. Pengertian Perbandingan
Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu
besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara yang sederhana. Dalam
menyelesaikan tiap permasalahan dalam perbandingan, akan terdapat
pernyataan tentang perbandingan dan rasio. Terdapat tiga cara berbeda
untuk menyatakan suatu rasio:
2
a. Pecahan, misalnya
3
b. Duabilangan yang dipisahkan oleh titik dua (:), misalnya 2 : 3
c. Dua bilangan yang dipisahkan oleh kata dari, misalnya 2 dari 3
Contoh: dari 150 siswa diwawancarai tentang kesukaan membaca
berita, 100 siswa memilih media online dan 50 siswa memilih media
cetak. Rasio banyak siswa yang memilih media online terhadap
jumlah siswa yang diwawancarai ditunjukkan sebagai berikut:
100 2
= atau 2 : 3 atau 2 banding 3
150 3
Rasio banyak siswa yang memilih media online terhadap media
cetak ditunjukkan sebagai berikut:
100 2
= atau 2 : 1 atau 2 banding 1
50 1
12 20
6 h
12 h
=
6 20
12 x 20 = h x 6
240 = h x 6
240
=h
6
h = 40
Jadi, pekerjaan akan selesai dalam waktu 40 hari apabila dikerjakan
oleh 6 orang.
Sesuai dengan judul penelitian ini, kerangka berpikir yang mendasarinya
adalah sebagai berikut. Kondisi pembelajaran siswa yang masih kaku, tidak
efektif, kurang menyenangkan bagi siswa serta tidak efisien, memerlukan inovasi
dari guru sebagai manajer dalam pembelajaran di kelas.Sumber belajar berkaitan
dengan segala hal yang bisa membantu proses belajar siswa. Bahan ajar, metode
dan media pembelajaran adalah sumber-sumber belajar yang memiliki pengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Bahan ajar perlu diinovasi dengan menghadirkan
bahan ajar yang lebih akrab dengan siswa dan lingkungannya Oleh karena itu,
peneliti bermaksud menggunakan bahan ajar yang berbasis Sains, Lingkungan,
Teknologi dan Masyarakat. Adapun model yang digunakan dalam pembelajaran
adalah Scientific Learning, suatu model yang mengedepankan pembelajaran
sebagai upaya untuk menjadikan siswa memahami lingkungannya. Sedangkan
inovasi media dilakukan dengan memperkenalkan media sederhana secara lebih
efektif, mengaktifkan siswa dan menyenangkan.
Berikut skema pengayaan pengetahuan prasyarat dalam meningkatkan
penguasaan siswa pada materi perbandingan mata pelajaran matematika:
Kondisi awal
Pengetahuan prasyarat siswa dikategorikan rendah
Meningkatkan penguasaan
anak pada pengetahuan
prasyarat
Perencanaan Tindakan
Pelaksanaa Tindakan
Siklus I
Siklus II
Analisa data kuantitatif berupa analisis hasil test ulangan harian untuk
setiap siklus dilakukan dengan menghitung prosentase ketuntasan belajar
siswa secara kelompok dan menentukan siswa yang telah mencapai
ketuntasan minimal secara perorangan.Hasil ulangan akhir prasiklu,siklus
I,dan siklus II dapat dilihat pada table 4.4.1 berikut.
Tabel Perbandingan Hasil Post Test Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Dari tabel diatas hasil post tes pada pra-siklus diperoleh ketuntasan
klasikal 44,83%, dapat dikatakan bahwa masih jauh dari ketuntasan klasikal
sesuai kurikulum, sehingga perlu diadakan perbaikan skenario pembelajaran dan
penyempurnaan pengetahuan prasyarat. Pada siklus ini siswa pada umumnya
mengalami kesulitan pada setiap item soal. Di samping itu siswa juga mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang melibatkan operasi aljabar,seperti
penjumlahan,pengurangan,perkalian,dan pembagian.
Dari post tes pada siklus pertama diperoleh ketuntasan klasikal 58,62%.
Meskipun pada siklus ini masih dikategorikan tidak tuntas, namun terdapat
peningkatan persentase ketuntasan secara klasikal.
Dari post tes pada siklus kedua diperoleh ketuntasan klasikal 86,20%
sehingga secara kurikulum ketuntasan ini sudah disebut tuntas secara klasikal.
Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas tujuh selama beberapa tahun, hasil
belajar pada pokok bahasan perbandingan yang tidak memberikan pengajaran
pengetahuan prasyarat berupa operasi hitung sebagai apersepsi, rata-rata nilai
siswa secara klasikal tidak mencapai rata-rata yang sesuai dengan KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan teknik pengayaan pengetahuan prasyarat dapat
meningkatkan prestasi belajar
Kesimpulan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat penting untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi. Tenaga pendidik,
dalam hal ini guru harus memahami dampak positif dari penelaahan dan
mengetahui alasan-alasan yang melatarbelakangi keharusan melakukan penelitian.
Alasan-alasan tersebut di antaranya adalah pentingnya menghubungkan antara
teori dengan praktik pendidikan sehari-hari, menanamkan rasa percaya diri dan
kemandirian tenaga pengajar dalam proses pembelajaran, membantu guru
meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam mengajar, dan bisa belajar dari
pengalaman tenaga pendidik lainnya melalui PTK. PTK yang dilaksanakan oleh
tenaga pendidik dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran
melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di dalam kelas.
Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara
berkesinambungan, salah satu buktinya adalah meningkatnya hasil belajar siswa
kelas VII-Tujuh dalam mata pelajaran Matematika khususnya materi
perbandingan. Penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 siklus. Siklus pertama yang
terdiri dari 2 pertemuan menekankan kemampuan dasar siswa dalam memahami
pengetahuan prasyarat. Peneliti memberikan latihan-latihan ringan yang bisa
dijadikan acuan oleh siswa. Siklus kedua yang juga terdiri dari 2 pertemuan
adalah siklus akhir sebagai pemantapan pemahaman siswa terhadap materi
perbandingan. Di siklus ini siswa sudah mampu menyelesaikan soal yang lebih
rumit daripada sebelumnya. Terbukti hasil ujian akhir siswa di siklus ini mencapai
86,20%.
Dari simpulan di atas disarankan bahwa dalam pengajaran matematika
khususnya sub pokok bahasan perbandingan, sangat diharapkan agar pengajaran
operasi hitung sebagai pengetahuan prasyarat dilaksanakan agar hasil belajar
siswa semakin meningkat. Pengajaran pengetahuan prasyarat harus disesuaikan
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan, karena hal ini dapat memotivasi
siswa dalam belajar.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengajaran operasi hitung
agar lebih efektif adalah:
1. Membahas pengertian perkalian dan pembagian.
2. Memberikan tugas kepada siswa untuk menghafalkan dan menguasai
perkalian satu sampai 10.
3. Memilih siswa secara acak untuk maju ke depan kelas untuk menghafal
perkalian.
4. Memilih siswa secara acak untuk menjawab soal perkalian secara
spontan.
5. Membahas contoh penyelesaian soal yang berkaitan dengan
perbandingan.
6. Memberikan soal-soal latihan yang berjenjang, dari yang mudah, sedang,
hingga yang lebih kompleks.
7. Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan soal-
soal latihan.
8. Menyarankan siswa untuk membuat kelompok belajar terutama dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah (PR)
9. Meminta anak-anak yang merasa mampu untuk maju ke depan menjawab
soal-soal yang tidak bisa diselesaikan oleh siswa lain, dan diberikan nilai
tambahan karena bisa menjawab.
10. Menjelaskan soal-soal yang lebih rumit dengan penjelasan yang mudah
dan singkat agar siswa dapat memahami cara penyelesaiannya.
Daftar Pustaka
Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Annisatul Mufarokah. 2010. Strategi dan model-model pembelajaran.
Yogyakarta: teras
Drs. Wahyudin Djumanta. 1998. Matematika SLTP kelas I. Jakarta: Multi Trust.
Dwi Yanti. Pengaruh model pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan
koneksi matematika siswa kelas X SMA Negeri 4 Lubuklingau tahun pelajaran
2015/2016
Heruman. 2010. Model pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Mochammad Masykur. 2007. Mathematical intelligence. Jogjakarta: Ar-Ruz
Media.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang disempurnakan. Bandung: PT Remaja.
Rosdakarya
Negoro, S. dan Harahap. 1982. Ensiklopedia matematika. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Nurul Fajri dkk. Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan
menggunakan pendekatan CTL, Jurnal Matematika PARADIGMA, volume 6
Nomor 2
Ruseffendi, E.T. 1979. Pengantar pengajaran matematika modern orang tua
murid dan SPG.T. Ruseffendi. Bandung: Tarsito
Wina Sanjaya. 2005. Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis
kompetensi. Jakarta: Kencana
Yuni Yamasari. 2010. Jurnal pengembangan media pembelajaran matematika
berbasis ICT yang berkualitas. UNESA