Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENGURANGAN

BERSUSUN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG JURANG


(JUMLAH DAN KURANG) DI KELAS 1 SD.
Eka Azizah Parmadi¹

Lilis Mariatul Fitriah²

¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUniversitas Terbuka

²Dosen matakuliah Karya Ilmiyah fakultas Keguruan dan Ilmu Penddidikan Universitas Terbuka

Email: ekaazizah07@gmail.com

ABSTRAK

Mempelajari matematika bagi sebagian peserta didik masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
terlebih di kelas rendah. Tujuan penelitian dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berhitung
pengurangan bersusun di kelas 1 semester 2 dengan menggunakan media kantong jurang (jumlah dan
kurang) penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus 1
dilaksanakan berdasarkan analisis hasil belajar siswa pra siklus yang belum mencapai KKM sebesar 70,
karena pada pembelajaran sebelumnya menggunakan metode metode ceramah yang ternyata metode
tersebut belum efektif dalam pembelajaran matematika materi pengurangan bersusun. Pada siklus 1 dan 2
dilaksanakan dengan metode demonstrasi dan menggunakan alat peraga kantong jurang (jumlah dan
kurang). Dari hasil penelitian diperoleh tes formatif yang menunjukkan hasil yang memuaskan dibanding
operasi siklus. Pada praktikum siswa yang mencapai KKM sebanyak 7 siswa dari 27 siswa atau 26%,
kemudian pada siklus 1 naik menjadi 23 siswa dari 27 siswa atau 85% dan siklus 2 mencapai 26 siswa atau
96%. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan media kantong jurang dapat
meningkatkan kemampuan berhitung pengurangan bersusun.

Kata kunci: kemampuan berhitung, pengurangan bersusun, media kantong jurang (jumlah dan kurang)

PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan, semua jenjang menghadapi permasalahan yang berbeda-beda, yang sering dijadikan
tolok ukur untuk menentukan tingkat kecerdasan dan kemampuan seseorang. Salah satunya adalah
kemampuan memahami konsep matematika yang paling umum, tidak sedikit siswa yang kesulitan
memahami konsep matematika. Pemahaman kita tentang konsep matematika disusun secara hierarkis, logis,
dan sistematis, dari yang paling sederhana hingga yang paling maju. Dan pemahaman konsep yang paling
kompleks adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk mengkomunikasikan pemahamannya tentang
konsep. Pemahaman konsep matematika melibatkan siswa memahami materi matematika yang dirangkum
dengan merepresentasikan informasi, mengelola informasi, dan menjelaskannya dengan kata-kata sendiri
dalam proses pembelajaran pemecahan masalah menurut kaidah berdasarkan konsep.(Yuliana: 2021)

Setiap anak memiliki kesulitan dalam masing-masing bidang pelajaran, salah satunya kesulitan dalam
pelajaran matematika yang mana pada pembelajaran ini membutuhkan proses berpikir yang tinggi, kesabaran,
dan fokus. Biasanya anak yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika akan memiliki gangguan
emosional dan fokus yang berkurang solusinya adalah guru bisa mengulang-ulang materi pelajaran yang
kiranya banyak siswa yang belum mengerti. Seperti yang dijelaskan oleh (Eti mukhlesi Yeni : 2015)Kesulitan
belajar matematika anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, biasanya faktor yang berasal dari dalam diri anak
dan dari luar anak. Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika juga memiliki kesulitan

1
perilaku, seperti gangguan emosi, kecemasan, gelisah, gugup, lekas marah, gangguan mental, yang
semuanya mengganggu kegiatan pendidikan.

Peserta didik yang memiliki pengetahuan matematika atau memiliki kemampuan berhitung yang baik sangat
membantu dalam memecahkan masalah matematika. Keterampilan matematika siswa karena itu penting
untuk setiap tingkat atau kelas. Selain itu, instruksi dalam keterampilan ini dimulai sebelum pendaftaran. Di
sisi lain, kemajuan teknologi mungkin membuat siswa enggan menggunakan keterampilan otaknya untuk
menghitung angka demi menggunakan alat peraga, namun jika keterampilan kalkulus ini perlu diajarkan
sejak dini, siswa dilarang menggunakan alat peraga tersebut dalam ujian..(Suharrudin: 2018)

Banyak aspek yang mempengaruhi kesulitan belajar matematika seorang anak, umumnya aspek internal anak
itu sendiri, tetapi juga eksternal. Peserta didik yang mengalami kesulitan konsentrasi belajar matematika juga
menunjukkan tantangan perilaku seperti impuls emosional, ketidaknyamanan, kecemasan, lekas marah,
perilaku kasar, dan proses berpikir yang terganggu, yang semuanya membuat kegiatan belajar menjadi sulit.
Salah satu solusi yang dapat ditawarkan guru adalah mengadakan kelas remedial bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar berhitung yang dialami siswa di kelas matematika antara lain
kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep berhitung, kesulitan dalam berhitung, seperti kesulitan
menghitung ciri-ciri aritmatika (x dan ), Kesulitan memecahkan masalah, kesulitan menghitung persentase,
penjumlahan pecahan.(mukminah: 2021)

KAJIAN PUSTAKA

Menurut tata bahasa indonesia , 'kemampuan' berasal dari kata "mampu" yang memiliki arti 'kekuatan',
'dapat', 'dapat melaksanakan sesuatu hal, dapat melakukan'. Kompetensi adalah kemampuan untuk melakukan
sesuatu, dan seseorang dianggap kompeten jika dia dapat melakukan apa yang harus dilakukan. Dari
penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa kekuasaan adalah kemampuan atau kekuasaan untuk
mengendalikan. Aritmatika adalah keterampilan yang membutuhkan keterampilan aljabar, termasuk berpikir
logis dan operasi aritmatika. Kemampuan belajar matematika meliputi kemampuan berhitung angka. Karena
salah satu prasyarat belajar matematika adalah belajar berpikir, dan keduanya saling mendukung. Oleh karena
itu, aritmatika tidak dapat dipisahkan dari matematika hanya karena aritmatika merupakan salah satu
keterampilan sehari-hari yang sangat penting. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendorong pembelajaran
matematika sejak dini karena dengan bantuan matematika kita dapat melatih proses berpikir kita dalam
kehidupan sehari-hari secara sistematis dan terorganisir. Pengenalan matematika dan aritmatika adalah
dengan mengajarkan konsep-konsep dasar melalui pengalaman langsung dan perlunya stimulasi lingkungan.
Dengan harapan perkembangannya lebih optimal.(Febriyanti dkk:2020)

Menurut kumparan (2021)Dalam matematika, terdapat berbagai jenis operasi aritmatika dalam operasi
aritmatika, baik dalam pendidikan maupun dalam kegiatan sehari-hari. antara lain

 Penjumlahan adalah kombinasi dari dua atau lebih angka untuk membentuk angka baru

 Pengurangan melibatkan pengurangan beberapa angka dari angka yang diberikan, menghasilkan
angka yang lebih kecil.

 Perkalian: perkalian adalah penjumlahan yang berulang

 Pembagian: sedangkan pembagian adalah pengurangan yang berulang

Menurut ( Wikipedia: 2022) pengurangan adalah operasi aritmatika untuk menghapuskan angka atau objek
sehingga nilai yang ada menjadi berkurang, operasi hitung pengurangan adalah operasi yang paling sederhana
dan dimulai sejak anak duduk di bangku sekolah dasar awal yaitu kelas 1 dan 2 di sana mereka belajar untuk
memulai pengurangan dari jumlah angka yang kecil dan semakin tinggi kelasnya maka akan semakin besar
pula angka yang menjadi operasi hitung pengurangan. Menurut artikel kumparan (2021) arti dari
penjumlahan adalah menggabungkan dua angka atau lebih agar mendapat hasil angka baru, sedangkan

2
pengurangan adalah mengurangi atau mengambil satu atau dua angka dari sebuah bilangan atau angka
sehingga jumlahnya berkurang.

Menurut Gatot Muhsetyo, dkk (2020), pembelajaran matematika memberikan pengalaman belajar kepada
peserta didik melalui kegiatan yang dirancang untuk membantu peserta didik memperoleh penguasaan materi
matematika yang sedang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan pencapaian kompetensi adalah
penggunaan strategi pembelajaran matematika yang sesuai dengan (1) mata pelajaran, (2) tingkat
perkembangan intelektual siswa, (3) prinsip dan teori pembelajaran, (4). ) partisipasi aktif peserta didik, (5)
hubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa, dan (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematis

Pembelajaran berhitung matematika dikatakan berhasil jika pembelajarannya baik, yaitu secara optimal
melibatkan kecerdasan siswa. Kita ingin agar peristiwa belajar dapat tercapai apabila kita dapat
mengendalikan faktor-faktor berikut sebaik mungkin yaitu: a) siswa, gagal atau suksesnya sangat bergantung
pada siswa. Partisipasi dalam kelas matematika, bagaimana kemampuan siswa mempengaruhi jalannya
pendidikan normal, bagaimana sikap dan minat siswa terhadap matematika, bagaimana kondisi siswa dan
kecerdasannya b) guru, bagaimana guru melakukan kegiatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran
yang diharapkan untuk benar-benar efektif. Kemampuan guru menyampaikan matematika sekaligus
mengelola materi yang diajarkan dalam pembelajaran; c) sarana dan prasarana yang mendukung proses
belajar mengajar akan lebih memperlancar terjadinya proses belajar; d)dan yang terakhir penilaian, Penilaian
digunakan tidak hanya untuk memantau hasil belajar, tetapi juga untuk memantau interaksi yang berlangsung
antara guru dan siswa.

Menurut Arsyad dalam Ninik(2020), Istilah media secara umum didefinisikan sebagai media grafis, fotografi,
atau elektronik yang menerima, merespon, dan mengatur informasi visual atau verbal. Dari sudut pandang ini
dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian dari komunikasi yang berperan sebagai mediator atau
penyampai pesan. pengirim ke penerima. Berdasarkan pengertian umum tentang media, maka konsep kajian
media dapat dibuat tersendiri. Materi pendidikan berupa alat peraga adalah segala sesuatu yang dirancang
untuk mendistribusikan atau mendistribusikan materi pendidikan dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada peserta didik secara efektif dan efisien.

Sudjana dan Rivai dalam Ninik (2020) berpendapat tentang kegunaan media pembelajaran dalam proses
belajar siswa yaitu:

1. Kegiatan Belajar meningkatkan minat siswa, sehingga motivasi belajar dapat meningkat.

2. Materi pembelajaran dijelaskan agar lebih dipahami oleh siswa, sehingga tujuan pembelajaran
terkelola dan tercapai.

3. Metode pengajaran yang digunakan oleh guru menjadi lebih fleksibel, tidak hanya komunikasi verbal
atau ceramah sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar
di setiap pelajaran dan satu hari.

4. Siswa dapat lebih terlibat dalam kegiatan belajar dengan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru,
tetapi juga terlibat dalam kegiatan lain seperti mengamati, mendemonstrasikan dan bermain.

Dalam Kamus Ilmu Pengetahuan Populer Adi Satrio, Abdul Wahab (2020),media adalah alat yang
digunakan komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan pesan kepada komunikator ketika komunikator
berada jauh atau banyak atau keduanya. Sedangkan menurut Perhimpunan Pendidikan Nasional, media massa
adalah bentuk komunikasi cetak dan audio visual beserta perangkatnya. Media berperan sebagai perantara
informasi dalam proses pembelajaran dari sumber atau tenaga kepada penerima atau siswa, sedangkan
metode adalah cara yang membantu siswa menerima dan mengelola informasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kata media secara harfiah berarti perantara, atau penyajian media berasal dari bahasa latin
bentuk jamak media, yang berarti perantara. Secara umum manfaat media massa dalam pembelajaran
mempermudah komunikasi antara guru dan siswa sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien.

3
Penggunaan media pendidikan dalam pendidikan dan pelatihan dapat membangkitkan keinginan dan minat
baru, menimbulkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar, bahkan secara tidak langsung memberikan
efek psikologis bagi peserta didik.( Abdul Wahab dkk: 2022)

Media kantong jurang (jumlah dan kurang) adalah Media pendidikan yang menyajikan konten reduksi dalam
bentuk portofolio sesuai dengan prinsip nilai posisional. Media atau polanya terdiri dari rangkaian satuan dan
puluhan lapis kertas persegi panjang berwarna atau karton yang direkatkan dengan styrofoam berwarna.
Kemudian masukkan es loli sesuai dengan jumlah angka yang dibutuhkan oleh soal matematika dan
masukkan es loli berukuran sedang ke dalam tas dari celah, angka dan celah di tempat tas dan pahami konsep
pengurangan. mampu Jadikan lebih menyenangkan dengan origami warna-warni.

METODE

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan dalam penelitian yang difokuskan pada perbaikan proses
pembelajaran, maka kajian perilaku kelas merupakan upaya penelitian yang valid. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas atau PTK. Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai penelitian yang
dilakukan guru di kelasnya setelah melakukan refleksi, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi
kerja guru serta menciptakan dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran. . Agenda penelitian tindakan
kelas berkaitan dengan model taglat apoteker-MC dengan empat tahapan dalam setiap siklusnya.
Merencanakan, mengamati, dan memikirkan implementasi. Pelaksanaan siklus juga dapat dilakukan berkali-
kali atau berkali-kali sampai hasil belajar yang diharapkan tercapai. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif yang diperoleh dari lembar evaluasi siswa dan hasil belajar. Data kuantitatif disajikan
dalam bentuk persentase berdasarkan angka yang diperoleh dari hasil belajar siswa.

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

a) guru menyiapkan RPP yang digunakan sebelum pembelajar dimulai.

b) guru menyiapkan media yang akan digunakan sebelum pelajaran dimulai.

c) guru mempersiapkan lembar penilaian berupa lembar observasi untuk tindakan

2. Tindakan

Guru memanfaatkan media kantong jurang pada proses peningkatan materi pembelajaran
pengurangan bersusun dengan menggunakan metode presentasi, tanya jawab dan tugas.

3. Observasi

Setelah guru mengobservasi, melontarkan pertanyaan dan memberikan tugas, Pada tahap ini, guru
melakukan observasi,terhadap proses pembelajaran materi berhitung pengurangan bersusun dari
keaktifan siswa dalam mengikuti serta dan kemampuan siswa untuk berhitung pengurangan bersusun

4. Refleksi

Tujuan dari tahap refleksi ini adalah untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dari
pembelajaran yang dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh selama perbaikan setiap siklus.
Jika dirasa nilai anak sudah mencapai nilai KKM maka siklus tidak dilanjutkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa kemampuan berhitung mahasiswa
jurusan matematika dengan materi reduksi berlapis kurang memuaskan, dan hasil belajarnya masih lemah.

4
Ketika pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi berdasarkan kriteria kesempurnaan minimal atau KKM
atau 70, ternyata masih banyak siswa yang tidak mencapai tujuan yang diharapkan, dan hanya 7 siswa yang
melebihi KKM. , yaitu 26% Ada 20 siswa yang dikeluarkan dari KKM, yaitu. 74% Berdasarkan hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kurangnya lingkungan belajar membangkitkan minat siswa. Untuk itu diperlukan
media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Mengidentifikasi masalah dalam penelitian
ini meliputi:

1. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika.

2. Penggunaan media belajar yang kurang tepat, sehingga kurang menarik perhatian siswa di kelas
yang menjadikan siswa kurang paham tentang konsep pengurangan bersusun,

3. Strategi dan metode pembelajaran yang kurang tepat pada kondisi belajar anak dan kesesuaian
dengan materi pembelajaran.

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 1, di MI plus
Fatahillah yang beralamat di jalan masjid Fatahillah IX No.38 Sudimara Timur Ciledug, kota Tangerang.
Masalah yang diangkat adalah kemampuan berhitung siswa pada pelajaran matematika dengan materi
pengurangan bersusun yang kurang memuaskan, jadi peneliti ingin mengadakan perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi dan media kantong jurang, yang bertujuan untuk meningkatkan
keaktifan dan motivasi siswa serta minat siswa dalam pembelajaran matematika materi pengurangan
bersusun.

Pada penelitian ini kompetensi dasar yang ingin dicapai antara lain:

1. Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan
cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan
pengurangan.

2. Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan
bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99.

Indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai pada penelitian kali ini antara lain:

1. Memahami penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kurang dari 99 dalam kehidupan sehari-
hari, serta hubungan antara penjumlahan dan pengurangan.

2. Melakukan Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat hingga 99 dalam kehidupan sehari-hari dan
menggabungkan perhitungan penjumlahan dan pengurangan dalam kehidupan sehari hari.

3. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
hingga 99.

Dari Tabel berikut terlihat bahwa perolehan hasil belajar Matematika mengurangan bersusun dengan metode
demonstrasi menggunakan media kantong jurang meningkat pada pada siklus siswa yang melampaui KKM
ada 7 siswa dengan persentase 26% sedangkan siswa yang belum melampaui KKM sebanyak 20 siswa dari
27 siswa dengan persentase 74%, pada siklus 1 siswa yang melampaui KKM terdapat 23 siswa dengan
persentase 85% dan siswa yang tidak melampaui KKM terdapat 4% dengan persentase 15%, kemudian pada
siklus 2 siswa yang melampaui KKM berjumlah 26 siswa dengan persentase 96% dan siswa yang belum
melampaui KKM terdapat satu siswa dengan persentase 4%, dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media kantong jurang (jumlah dan kurang) dapat meningkatkan kemampuan berhitung
pengurangan bersusun pada kelas 1 di MI plus Fatahillah Ciledug.

Tabel persentase nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

5
Jumlah siswa

Prasiklus Siklus1 Siklus2


Nilai Banyak Banyak Banyak
Presentase Presentase Presentase
siswa siswa siswa

0 1 4% 1 4% 0 0%

20 2 7% 1 4% 0 0%

40 1 4% 1 4% 0 0%

50 2 7% 1 4% 0 0%

60 9 0% 0 0% 1 4%

65 5 18.5% 0 0% 0 0%

70 0 0% 0 0% 0 0%

75 0 0% 0 0% 0 0%

80 1 4% 6 22% 3 11%

85 1 4% 0 0% 0 0%

90 2 7% 0 0% 5 18.5%

95 3 11% 0 0% 1 4%

100 0 0% 17 63% 17 63%

Prasiklus

Sebelum melakukan penelitian di setiap siklus ada tahap pra siklus yang digunakan peneliti untuk
mengobservasi atau mengamati hasil belajar anak pada pelajaran matematika materi pengurangan bersusun
yang nantinya akan menjadi perbandingan sebelum dan setelah penelitian setiap siklusnya,

Berdasarkan hasil pengamatan pada tahap pra siklus hasil belajar siswa pada materi pengurangan bersusun
disebabkan oleh kurang pahamnya siswa pada materi tersebut walaupun sudah menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan penugasan akan tetapi masih banyak siswa yang kurang paham pada materi
pengurangan bersusun. Oleh karena itu, setelah melakukan refleksi dan menganalisis pembelajaran maka
peneliti berdiskusi dengan teman sejawat untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran dengan
menggunakan media kantong jurang (jumlah dan kurang), yang bertujuan untuk menarik perhatian dan
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar matematika pada materi pengurangan bersusun. Tujuan perbaikan
pembelajaran pada materi pengurangan bersusun ini adalah:

1. Meningkatkan kemampuan berhitung pada materi pengurangan bersusun pendek.

6
2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran matematika terutama materi pengurangan bersusun
dengan menggunakan media kantong jurang (jumlah dan kurang)

3. Menarik minat siswa dalam pelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi anak
menjadi lebih tertantang untuk menyelesaikan soal matematika yang diberikan oleh guru.

Siklus 1

Proses penelitian tindakan ini dilakukan di pelajaran matematika melalui pengurangan bersusun dengan
menggunakan media kantong jurang yang melibatkan siswa secara langsung. Tujuannya adalah untuk
membantu guru dan siswa melakukan pembelajaran secara efektif, efisien dan bermakna untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, dengan waktu 2 x 35 menit untuk
setiap pertemuan. Pada setiap akhir pertemuan, guru mengadakan tes untuk menilai pemahaman siswa
terhadap materi.

Pada kegiatan siklus 1 ini, peneliti didampingi oleh teman sejawat yang ikut memantau proses pembelajaran
yang sedang berlangsung. Pada kegiatan siklus satu ini proses pembelajaran cukup aktif karena peneliti
menggunakan media pembelajaran yaitu media kantong jurang (jumlah dan kurang). Adapun kegiatan pada
siklus 1 antara lain:

1) Pertama-tama peneliti menerangkan Apa itu media kantong jurang (jumlah dan kurang) dan
memperagakan bagaimana penggunaan dari media tersebut.

2) setelah menjelaskan tentang media kantong jurang, peneliti mulai memberikan soal di papan tulis tentang
pengurangan bersusun dengan menggunakan media kantong jurang.

3) awal mula peneliti memberikan pertanyaan untuk dijawab secara bersama-sama, kemudian peneliti
meminta salah satu siswa untuk mengerjakan soal pengurangan bersusun yang ada di papan tulis dengan
menggunakan media kantong jurang

4) setelah peneliti yakin bahwa seluruh siswa sudah mengerti materi pengurangan bersusun, maka peneliti
melanjutkan observasi dengan memberikan soal pada lembar kerja siswa yang dibagikan ke setiap siswa.

5) setelah semua siswa mengerjakan soal yang sudah diberikan oleh peneliti, maka peneliti mulai menilai
hasil belajar siswa pada materi pengurangan bersusun di siklus 1 ini.

Pada siklus 1, setelah melakukan tes keterampilan pertama, dilanjutkan dengan pemberian materi operasi
hitung dan pengurangan dalam himpunan kecil. Proses pengajaran dilakukan secara strategis dan terencana,
mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan rangkuman yang ditujukan untuk mengaktifkan siswa,
menitikberatkan pada penjelasan, observasi hingga penarikan kesimpulan, pemberian tugas dan penyajian
lembar kerja kepada siswa Setelah dilaksanakan siklus satu ini dapat diperoleh hasil pengamatan sebagai
berikut:

1. Siswa menunjukkan keberanian maju ke depan kelas untuk menjawab soal yang diberikan oleh
peneliti

2. Siswa mulai aktif dalam pembelajaran matematika

3. Kemampuan berhitung pengurangan bersusun meningkat dengan meningkatnya pemahaman dari


konsep pengurangan bersusun menggunakan media kantong jurang.

Nilai tes penilaian siklus 1 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan nilai tes pra siklus. Pada
periode 1, 23 siswa mendapat predikat sempurna, memperoleh lebih dari 70 poin dengan persentase
sempurna 85, empat siswa lainnya mendapat kurang dari 70, sehingga mendapat nilai tidak tuntas dengan
persentase 15%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada Siklus 1 meningkat, namun

7
belum dapat memenuhi tujuan yang telah ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini. Maka berdasarkan
hasil evaluasi dan refleksi siklus 1, peneliti kembali menyusun rencana pembelajaran untuk pelaksanaan
siklus 2.

Siklus 2

Siklus 2 ini merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memantapkan dan mencapai tujuan penelitian.
Pada siklus 2 ini peneliti lebih menekankan tentang penggunaan kantong jurang sesuai dengan tempatnya
agar hasil belajar semua siswa mencapai KKM. Kegiatan belajar mengajar disampaikan dengan strategi
terencana sebagaimana siklus 1 dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal. hasil siklus 2
menunjukkan peningkatan kemampuan berhitung siswa pada materi pengurangan bersusun pendek yaitu
semua tes rata-rata siswa mencapai KKM.

Pada siklus kedua ini, peneliti menggunakan media kantong jurang, metode demonstrasi, tanya jawab, dan
penugasan. Peneliti memberikan soal formatif pada akhir pembelajaran. Pada siklus kedua ini siswa terlihat
lebih aktif dan antusias dalam pelajaran matematika materi pengurangan bersusun dengan metode kantong
jurang, dari hasil evaluasi siklus 1, peneliti sudah mendapatkan gambaran dari hasil belajar siswa namun,
peneliti ingin lebih meyakinkan bahwa penggunaan media kantong jurang dapat meningkatkan kemampuan
berhitung pengurangan bersusun siswa kelas 1, adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus dua ini antara
lain:

1. Peneliti melakukan apersepsi terhadap pembelajaran sebelumnya.

2. Peneliti menerangkan kembali tentang penggunaan media kantong jurang dengan metode
demonstrasi dan tanya jawab untuk melihat keaktifan siswa dalam belajar.

3. Peneliti memberikan soal kepada siswa di papan tulis tentang pengurangan bersusun, yang bertujuan
untuk mengingatkan kembali tentang pelajaran yang sebelumnya untuk dikerjakan secara bersama-
sama.

4. Peneliti meminta salah satu siswa secara bergantian untuk menjawab soal yang ada di papan tulis
dengan menggunakan media kantong jurang dan metode demonstrasi

5. Kemudian peneliti memberikan lembar kerja siswa tentang pengurangan bersusun untuk dikerjakan
secara mandiri yang nantinya hasil dari evaluasi ini akan menjadi refleksi dan perbandingan dalam
pembelajaran.

6. Setelah mendapat hasil dari pembelajaran matematika menggunakan media kantong jurang dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut

Pada siklus ke-2 terdapat 26 siswa dari jumlah siswa yang mencapai poin minimal di atas KKM, sehingga >
70 dengan persentase kesempurnaan 96%. Dan 1 siswa lagi mendapat 4% dengan <70 persen. Artinya hasil
belajar siswa siklus 2 sudah mencapai tujuan peneliti. Dari hasil analisis hasil belajar dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media kantong jurang yang menarik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I. pada
mata pelajaran matematika pengurangan bersusun

Berdasarkan hasil observasi peningkatan pembelajaran yang dilakukan, telah terjadi perubahan atau
kemajuan dalam hal ini. Pertumbuhan ini tercermin dalam perubahan kesempurnaan setiap pertemuan. Dari
hasil yang diperoleh sebelum dilakukan perbaikan terlihat bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menjawab
dengan benar pertanyaan dari peneliti, karena metode yang digunakan tidak sesuai sehingga siswa tidak dapat
menyerap materi yang diberikan oleh peneliti dengan baik dan benar. .

Kemampuan berhitung siswa meningkat pada siklus 2 ini, dengan demikian hasil belajar siswa kelas I. B MI.
PLUS FATAHILLAH Ciledug. Dari hasil pengamatan dengan penelitian tindakan kelas ini menunjukan
nilai rata-rata hasil belajar dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkan

8
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kantong
jurang pada kelas I. B MI. PLUS FATAHILLAH CILEDUGsebagai berikut:

1. Dengan menggunakan kantong jurang pada matematika pengurangan bersusun meningkat pada pada
prasiklus siswa yang melampaui KKM ada 7 siswa dengan persentase 26% sedangkan siswa yang
belum melampaui KKM sebanyak 20 siswa dari 27 siswa dengan persentase 74%, pada siklus 1
siswa yang melampaui KKM terdapat 23 siswa dengan persentase 85% dan siswa yang tidak
melampaui KKM terdapat 4% dengan persentase 15%, kemudian pada siklus 2 siswa yang
melampaui KKM berjumlah 26 siswa dengan persentase 96% dan siswa yang belum melampaui
KKM terdapat satu siswa dengan persentase 4%, dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media kantong jurang (jumlah dan kurang) dapat meningkatkan kemampuan berhitung
pengurangan bersusun pada kelas 1 di MI plus Fatahillah Ciledug

2. Dengan menggunakan media kantong jurang ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I.
B MI plus Fatahillah. Hal ini dapat dilihat dari keeaktifan siswa dalam mengerjakan soal yang ada di
papan tulis secara bergiliran.

3. Pembelajaran matematika pada materi pengurangan bersusun dengan menggunakan metode kantong
jurang ternyata mampu membangkitkan motivasi dan keaktifan siswa serta meningkatkan hasil
belajar, pembelajaran jadi tidak membosankan bahkan menjadikan pembelajaran lebih
menyenangkan.

4. Penggunaan media pembelajaran sangat bermanfaat untuk meningkatkan keaktifan dan antusias
peserta didik karena dengan adanya media anak-anak jadi belajar secara konkret dalam memahami
konsep secara langsung.

Berdasarkan kesimpulan di atas dan dari hasil analisis data ada beberapa hal sebagai saran untuk
ditindaklanjuti guna peningkatan kualitas atau mutu pembelajaran di sekolah, peneliti memberi saran sebagai
berikut:

1. Sebelum memulai pembelajaran, hendaknya guru mempersiapkan rpp, metode, dan alat peraga yang
mendukung materi pelajaran, sehingga dikelas tidak terjadi kegiatan pembelajaran yang
membosankan.

2. Dalam kegiatan pembelajaran guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

3. Penggunaan metode belajar yang bervariasi akan menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif dan
menyenangkan serta dapat menciptakan suasana belajar yang baik bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Citra, Yuliyana (2021) Kesulitan Pemahaman Konsep Matematika pada Siswa SD kelas

1. K. Artikel

Kumparan (2021) pengertian dari penjumlahan. Diunggah pada 25 Mei 2023 dari

https://m.Kumparan.com

9
Muhsetyo, Gatot (2020) Pembelajaran Matematika SD Modul 1 Pembelajaran

Matematika Berdasarkan KBK. Tangerang Selatan, Universitas Terbuka.

Mukminah, dkk (2021). analisis kesulitan Belajar Berhitung Siswa Pada Mata Pelajaran

Matematika. Jurnal Pacu Pendidikan.

Nutriclub (2022). cara mengajarkan anak berhitung. Diunduh 31 Mei 2023 dari

https://Nutriclub.co.id.

Suharrudin ( 2018) Meningkatkan Kemampuan Berhitung siswa SD menggunakan

metode jarimatika. Jurnal of character Education society.

Supriyadi (2018). Pengertian berhitung. Diunduh pada 31 Mei 2023 dari sanggar anak alam

hhtps://www.salamyogyakarta.com

Utami, Febriyanti (2020)Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini . Edupublisher

Wahab, Abdul ( 2022) Media Pembelajaran Matematika. Yayasan Penerbit Muhammad

Zaini

Wikipedia (2022) definisi pengurangan. Diunggah pada 31 Mei 2023, dari

https://id.m.wikipedia.org

10

Anda mungkin juga menyukai