Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM KURIKULUM

MERDEKA DI SDN PASIR LOR KELAS 1 TAHUN PELAJARAN 2022/2023

ANNISA INDIRANI RAHAYU


NIM.2017405017 (17)
UIN SAIZU PURWOKERTO

ABSTRAK
Kurikulum merdeka mengutamakan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengimplementasikan pembelajaran matematika dalam kurikulum merdeka, meliputi (1)
perencanaan pembelajaran matematika, (2) pelaksanaan perencanaan tersebut. (3) dan
penilaian hasil belajar matematika siswa dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif karena informasi
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik reduksi data,
visualisasi data, dan penarikan kesimpulan digunakan untuk menganalisis data. Sampel yang
digunakan adalah guru dan peserta didik kelas 1 di SDN Pasir Lor. Adapun data hasil
penelitan diperoleh dari wawancara kepada perwakilan guru yang sudah menggunakan
kurikulum merdeka. Rencana pengajaran matematika dibuat sesuai dengan ciri-ciri
lingkungan pendidikan dan dapat mengakomodasi tuntutan siswa. Pelaksanaan pembelajaran
matematika di SD Negeri Pasir Lor menggunakan berbagai strategi pembelajaran untuk
mengatasi kesulitan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas siswa. Dalam kurikulum
merdeka, siswa diberikan kebebasan (kemandirian) untuk mengekspresikan diri sesuai dengan
keahliannya.
Kata kunci : Implementasi Pembelajaran Matematika, Kurikulum Merdeka, Sekolah Dasar
A. PENDAHULUAN
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Permendikbudristek) Nomor 56/M/2022 telah memutuskan untuk menerapkan
Kurikulum Merdeka dalam rangka pemulihan pembelajaran. Penerapan kurikulum
merdeka terbuka untuk seluruh satuan
pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, Pendidikan Khusus, dan Kesetaraan.
Adapun mata pelajaran dalam kurikulum merdeka mencakup Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, PJOK, IPAS
(Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Sosial) dan Seni Budaya.
Berdasarkan Peraturan Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022, bahwa
matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang berpikir logis yang sangat
dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari perkembangan teknologi modern.
Mata Pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir, bernalar,
dan berlogika melalui aktivitas mental tertentu yang membentuk alur berpikir dan
berujung pada pembentukan alur pemahaman terhadap materi pembelajaran
matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, relasi, masalah, dan solusi
matematis tertentu yang bersifat formal-universal. Adapun materi pembelajaran pada
Mata Pelajaran Matematika di jenjang SD/MI adalah (1) konsep bilangan (bilangan
cacah 1-100), (2) operasi aritmatika (penjumlahan, pengurangan, pembagian,
perkalian), (3) pengukuran dan estimasi benda yang dapat diukur menggunakan
berbagai macam satuan, (4) spasial mengenai bangun datar dan bangun ruang serta
sifat-sifatnya, dan (5) analisa data dan peluang (mengurutkan, membandingkan,
menganalisis data dari banyaknya benda).
Teori yang digunakan dalam pembelajaran Matematika di SD/MI adalah Teori
Belajar Bruner. Dalam teori Bruner terdapat 3 (tiga) tahap perkembangan mental anak-
anak, yaitu (1) tahap enaktif, bersifat konkret, (2) tahap ikonik, bersifat semi konkret,
dan (3) tahap simbolik, bersifat abstrak. Adapun pengaplikasian teori belajar Bruner
pada pembelajaran Matematika di SD/MI seperti menentukan rumus luas bangun
datar, misalnya persegi panjang. Rumus luas dalam persegi panjang berupa enaktif
(potongan 2 satuan persegi), dan ikonik (melalui gambar). Selanjutnya teori belajar
Dieses, dalam pembelajaran matematika di SD/MI menggunakan contoh yang banyak
dan bervariasi agar anak memahami konsep secara utuh, dan permainan berperan
penting dalam pembelajaran matematika jika dimanipulasi dengan baik. Teori
Pembelajaran Skemp, dalam teori ini menurutnya anak belajar matematika melalui dua
tahap, yaitu konkret dan abstrak, dan memanipulasi benda-benda untuk belajar lebih
lanjut, contoh dalam belajar 2x3 = 3x2 siswa dapat menggunakan potongan-potongan
karton persegi. Atau melalui permainan.
Harapan kedepannya dengan teori yang digunakan adalah memudahkan siswa
ketika belajar di kelas. Terutama dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep
operasi aritmatika. Dengan teori ini diharapkan siswa dapat berfikir secara logis, kritis,
dan cermat serta dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Penerapan
pembelajaran menggunakan teori tersebut dapat menghidupkan suasana belajar efektif
karena siswa terlibat aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar. Akan tetapi, pada
kenyataannya pembelajaran matematika tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sebagian siswa merasakan kesulitan dalam belajar matematika yang berhubungan
dengan memahami masalah. Dalam kasus lain, siswa tidak memiliki keterampilan
perhitungan untuk menyelesaikan masalah secara memadai. Biasanya siswa dengan
berkebutuhan khusus memiliki kesulitan dengan masalah matematika dan bagaimana
penyelesaiannya. Matematika dikenal sebagai pelajaran yang sulit karena abstrak nya,
sehingga ketika pembelajaran pada matematika tidak menggunakan metode
pembelajaran yang tepat dan efisien bagi anak, maka akan semakin membuat pelajaran
matematika tidak disukai oleh anak-anak. Pembelajaran yang membosankan, seperti
guru hanya menjelaskan dengan metode ceramah saja, tidak menggunakan media
pembelajaran sebagai bantuan kepada anak untuk memahami materi, dan latihan soal
secara terus-menerus tanpa memperhatikan anak sudah memahami konsep dengan
benar atau tidak.
Pembelajaran matematika di kelas 1 adalah mengenal konsep bilangan 1-20.
Konsep ini sangat mudah, dan siapa saja dapat mengajarkannya dengan cepat. Siswa
diberikan latihan motorik menulis angka 1 sampai 20 secara berulang-ulang, kemudian
ajarkan materi dengan drill, sampai siswa menghafalnya. Namun disisi lain kita harus
memperhatikan objek yang diajarkan, yaitu siswa yang berada pada tahap pra-operasi.
Tugas guru adalah mengajarkan konsep bilangan dengan cara yang real atau konkret
sehingga siswa akan memahami dan mengerti. Pada siswa kelas 1, metode belajar
matematika yang menyenangkan adalah menggunakan metode permainan.
Perkembangan konsep matematika dengan menggunakan metode permainan menurut
Dienes dapat dicapai melalui pola berkelanjutan, yang setiap rangkaian kegiatan
belajarnya diawali dari benda kongkret sampai pada penyimpulan konsep matematika.
Banyak permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika menurut
Kennis (2010) misalnya Sudoku, Tic Tac Toe, Kakuro, permainan kartu bilangan, dan
permainan papan saku.
Kesiapan guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka adalah sebagian guru
belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang optimal, meskipun sekolah telah
memberlakukan kurikulum tersebut. Jika guru di sekolah yang sudah memberlakukan
Kurikulum Merdeka saja masih belum cukup, bagaimana dengan guru yang belum
menerapkan kurikulum tersebut. Jadi kesiapan guru yang belum menerapkan
kurikulum ini di sekolahnya masih menimbulkan pertanyaan, karena mereka belum
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengimplementasikannya.
Guru memiliki kesan bahwa pada kurikulum apapun, guru harus inovatif. Akan tetapi,
Kurikulum Merdeka ini menuntut guru untuk jauh lebih inovatif lagi. Penyebab
utamanya adalah struktur tujuan pembelajaran yang kompleks dalam bentuk paragraf
naratif, sedangkan guru perlu memecahnya dalam beberapa tujuan pembelajaran (TP)
yang lebih kecil sehingga dapat diterapkan pada setiap pertemuan pembelajaran.
Serangkaian tujuan pembelajaran tersebut lalu perlu dirangkai guru sehingga
membentuk alur tujuan pembelajaran (ATP).
Tidak hanya itu, guru juga dituntut untuk memanfaatkan teknologi dalam
pengembangan bahan ajar, media pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, bahkan
evaluasi pembelajaran. Hal itu sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menemukan
bahwa Kurikulum Merdeka membutuhkan kesiapan guru dalam beradaptasi dengan
teknologi. Pada umumnya, penerapan Kurikulum Merdeka terbatas pada tiga hal.
Pertama, sebagai bagian dari proses penyempurnaan kurikulum agar berdampak paling
optimal dalam mengurangi risiko kehilangan kualitas pembelajaran dan meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia di masa mendatang. Kedua, menghasilkan praktik
yang baik bagi guru dan kepala sekolah yang berpengalaman dalam mengadopsi
kurikulum yang kemudian dapat ditularkan ke sekolah lain. Ketiga, pendekatan
adaptasi kurikulum yang terbatas dan bertahap juga dimaksudkan untuk memberikan
ruang bagi daerah untuk mempersiapkan sumber daya manusia pada tahap adopsi
untuk memberikan penguatan kurikulum yang akan digunakan di masa mendatang.
Pelaksanakan pembelajaran matematika dengan kurikulum Merdeka menuntut
siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran lebih terpusat di siswa
(student center). Salah satu mata pelajaran intrakurikuler dalam kurikulum merdeka
adalah matematika. Salah satu ilmu yang paling vital dalam semua aspek keberadaan
manusia adalah matematika. Salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah,
matematika membantu pencapaian tujuan pendidikan nasional dan mengembangkan
manusia Indonesia yang produktif, imajinatif, inovatif, dan afektif. Misalnya, fisika,
kimia, arsitektur, farmakologi, geografi, ekonomi, dan bidang studi lainnya, siswa
membutuhkan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis, memecahkan masalah,
dan memperoleh pemahaman tentang mata pelajaran tersebut. Bahkan dengan angka
dan proses yang sangat mendasar, matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari
tanpa kita sadari. Pengimplementasian kurikulum merdeka dalam pembelajaran
matematika harus memperhatikan karakteristik materi dan siswanya. Konsep
pembelajaran matematika yang menyenangkan harus jadi pegangan guru. Sebaiknya
siswa diberikan kebebasan mengespresikan diri melalui program pembelajaran
mandiri. Kita sebagai guru harus memahami keadaan siswa, bakat dan minatnya.
Peserta didik menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit, di sisi lain
guru yang masih banyak mengunakan metode teacher centered learning (berpusat pada
guru) dalam pelajaran matematika membuat terasa tidak menyenangkan. Maka dari
suasana pembelajaran yang tidak menyenangkan ini, pada kurikulum merdeka guru
diharuskan mengubah metode pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan. Pada
kurikulum merdeka harus dilakukan dua arah dengan siswa bertanya kepada guru,
guru menjadi fasilitator dan siswa menjadi saling belajar dengan yang lainnya. Selain
itu, untuk tercapainya tujuan Pendidikan yang berkualitas bagi seluruh Indonesia
dengan penerapan kurikulum merdeka tidak hanya guru yang berperan tetapi sertakan
semua kepentingan Pendidikan yang bersangkutan, seperti orang tua, keluarga,
institusi Pendidikan. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika guru dan
peserta didik terdorong untuk menjadi kreatif, inovatif, dan peka terhadap teknologi.
Alasan dipilihnya SD Negeri Pasir Lor sebagai objek penelitian dikarenakan
sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum merdeka. Bahwasanya, di SDN Pasir
Lor yang sudah menerapkan kurikulum merdeka pada tahun 2022/2023 adalah kelas 1
dan 4. Hal ini merupakan proses bertahap, yang nantinya akan diterapkan pada kelas 2
dan 5, lalu kelas 3 dan 6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
pembelajaran matematika di era kurikulum merdeka. Manfaat penelitian ini senantiasa
agar guru dapat meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar serta
mengimplementasikan konsep merdeka belajar pada pembelajaran matematika.
B. METODE

Anda mungkin juga menyukai