PENDAHULUAN
1
Ditahap pertama atau sekolah dasar siswa dikenalkan mata pelajaran
matematika yaitu penjumlahan dan pengurangan, yang secara tidak langsung
termasuk dalam aljabar yang merupakan salah satu dari tiga bidang dalam
matematika. Sehingga kemampuan pemahaman penjumlahan dan pengurangan
siswa sangat penting. Penjumlahan merupakan suatu aturan yang mengaitkan
setiap pasangan bilangan dengan bilangan yang lain. Penjumlahan ini mempunyai
beberapa sifat yaitu: sifat pertukaran (komunitatif), sifat identitas, dan sifat
pengelompokkan (asosiatif) dan pengurangan merupakan kebalikan dari
penjumlahan, tetapi pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki oleh
penjumlahan. Pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas dab
sifat pengelompokkan (Sukayati 2011:24).
2
Tabel 1.1
Hasil Belajar Prasiklus Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
Tahun ajaran 2017/2018
No. Ketuntasan Frekuensi Prentasi
1. Tuntas 14 37%
2. Tidak Tuntas 18 63%
3. Jumlah 32
Nilai tertinggi 85
Nilai Terendah 35
Rata-rata 65
3
Selain melakukan observasi didalam kelas, peneliti juga melakukan wawancara
dengan ibu Sri Suwanti.,S.Pd, sebagai wali kelas siswa kelas 2. Dari hasil
wawancara tersebut guru menyatakan “Bahwa permasalahan di sekolah dasar
terutama dikelas 2 yaitu kemampuan berhitung dalam penjumlahan dan
pengurangan. ”Dalam wawancara tersebut beliau memaparkan bahwa ada beberapa
murid masih belum bisa melakukan penjumlahan dan pengurangan yang benar,
dalam menghitung mereka masih dibantu. Beliau juga menambahkan dalam
penggunaan media juga masih terkendala banyaknya jumlah siswa meskipun tahun
ajaran yang lalu pernah dilakukan karena jumlah siswa yang hanya 27 orang
sedangkan jumlah siswa saat ini mencapai 32 siswa. Sehingga dalam penelitian ini,
peneliti fokus kepada pemahaman penjumlahan dan pengurangan. Dalam proses
wawancara tersebut Ibu Endang sebagai kepala sekolah di SD tersebut juga
menuturkan bahwa “Dalam pelajaran kelas 2, yang paling sulit itu menjelaskan
kosepnya kenapa 3+ 4 = 7 dapat darimana."
Terkait dengan permasalah diatas maka perlu diadakannya perubahan model
dalam pembelajaran. Agar pembelajaran lebih menarik bagi siswa dapat
menggunakan model permainan dengan media yang mendukung model tersebut.
Penerapan model permainan dengan berbantuan media gambar dalam proses
pembelajaran siswa akan menciptakan suasana bermain sambil belajar yang
membuat siswa tidak akan jenuh karena hanya mendengarkan dan mencoba
menjawab dari pendidik saja, karena dengan bermain siswa lebih mudah mengingat
hal yang telah mereka lakukan sedangkan media gambar dapat mempermudah
memahami simbol mengenai materi yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan 4
kharakteristik siswa (Kurniawan dan Naniek, dkk 2012 : 5) yaitu: senang bermain,
senang berkelompok, senang bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau
melakukan/memeragakan sesuatu secara langsung.
Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model Treasure hunt
dengan berbantuan media gambar. Salah satu alasan peneliti memilih model
Treasure Hunt dikarenakan model pembelajaran tersebut belum banyak diterapkan
dalam pembelajaran sedangkan alasan lainnya media gambar belum dimanfaatkan
secara optimal didalam kelas.
Model Treasure Hunt merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
yang memiliki unsur permainan sehingga dalam penerapannya siswa akan dibagi
menjadi beberapa kelompok, dalam kerja kelompok siswa akan belajar
4
berinteraksi, berdiskusi dan kerjasama. Pelaksanaan model ini memungkinkan guru
untuk mengkolaborasikan dengan permainan edukatif yang menyenangkan
sehingga siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran matematika.
Metode ini juga dapat di padukan dengan berbagai mata pelajaran. Bukan
hanya metode saja dalam pembelajaran juga diperlukan sebuah media agar siswa
lebih mudah dalam memahami. Media merupakan salah satu sarana yang penting
untuk menunjang proses pembelajaran dari kelas rendah sampai kelas atas. Karena
dengan media bukan hanya membuat pembelajaran lebih menarik tetapi dapat
membuat siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang telah
diajarkan. Hal ini didukung dari pendapat Lesli J. Briggs dalam Dina Indriana
(2011:14) media pengajaran adalah alat untuk memberikan perangsang bagi peserta
didik supaya terjadi proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan media gambar (visual). Media gambar adalah media yang paling
umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan
dinikmati dimana mana menurut Arif S. Sadirman (2008:9).
Penelitian yang dilakukan oleh Isna Nurlayla Buchori (2015) yang berjudul
“Permainan Treasure Hunt Untuk Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam hasil
penelitian tersebut yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan peningkatan hasil
belajar yang signifikan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ade Irma K. dan
Santi I. (2013) diberi respon positif dan juga mampu meningkatkan hasil belajar
siswa dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran
Melalui Permainan Hunting Treasure Pada Materi Himpunan Untuk Siswa Kelas
Bilingual VIIA di SMP Negeri 6 Malang”. Setelah itu penelitian selanjutnya
dilakukan oleh Rasidah Ulfa Lubis (2015) dengan penelitian yang berjudul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Dengan Menggunakan
Stragtegi Permainan Berburu Harta Karun Pada Kelas IV MIS Darul Ulum
Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015” dengan hasil penelitian yaitu
peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan minat belajarnya serta
adanya peningkatan hasil belajar siswa. Serta penelitian yang baru saja dilakukan
oleh Raka Swandhita Hutomo (2016) dengan penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Ekonomi dengan metode
Treasure Hunt” dari hasil penelitiannya yang dapat meningkatkan minat belajar
dan hasil belajar siswa.
5
Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan mengadakan penelitian mengenai
pembelajaran matematika kususnya untuk materi penjumlahan dan pengurangan di
kelas 2 SD dengan fokus penelitian “Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar
Kemampuan penjumlahan dan pengurangan menggunakan model Treasure Hunt
berbantuan media gambar di SD Negeri Mudal 1 Boyolali.”
6
1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran melalui model Treasure Hunt berbantuan
media gambar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa tentang
pemahaman penjumlahan dan pengurangan siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mudal
Boyolali.
2. Meningkatkan minat dan hasil belajar melalui model pembelajaran Treasure Hunt
berbantuan media gambar tentang pemahaman penjumlahan dan pengurangan
kelas 2 SD Negeri 1 Mudal Boyolali.
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan pemahaman penjumlahan dan pengurangan.
b. Mempermudah memahami penjumlahan dan pengurangan.
c. Menumbuhkan sikap kritis dan rasional dalam masalah sehari-hari.
d. Menanamkan pentingnya pemahaman penjumlahan dan pengurangan
dalam proses belajar dan kehidupan sehari-hari.
e. Dengan adanya media yang menarik siswa dapat lebih mudah memahami
dan mengingat serta lebih tertarik dalam mengikuti proses pebelajaran.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan kreatifitas dan keterampilan guru dalam mencipakan media
pembelajaran serta dala penggunaannya.
b. Meningkatkan mutu pembelajaran.
c. Meningkatkan managemen kelas dan percaya diri guru.
3. Bagi Sekolah
a. Perbaikan hasil belajar siswa dan memaksimalkan ketrecapaian
pendidikan sekolah.
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah.
c. Menambah referensi pembelajaran bagi pengajar lain untuk meningkatkan
hasil pembelajaran.