Email: neninadiroti@institutpendidikan.ac.id
Abstract
This research is motivated because some students still find it difficult to count, especially in multiplication, this has
an impact on learning motivation, therefore researchers are interested in this study which aims to improve numeracy
skills and student motivation in learning to count through learning with Jarimatika. This study involved 6 students
consisting of 3 participants from class III and 3 participants from class IV. This research method uses a qualitative
approach with descriptive methods. This data was obtained by means of tests, motivation questionnaires, and
interviews. The data analysis technique in this study uses the process of data collection, data reduction, data
display, and conclusion / verification. As for the results of the research using Jarimatika in numeracy skills for class
III, the learning activities are practicing Jarimatika, printing fingers and arranging puzzles with an average score of
8.77 and for grade IV the learning activities are matching pictures, pasting cards and the circumference of Nusantara
with the average score. 8.66. Meanwhile, for the result of learning motivation for class III gets an interpretation value
of 3.22 which is classified into the "Good" category, and for class IV gets an interpretation value of 3.36 belonging
to the "Very Good" category
Keywords: Jarimatika, Numeracy Skills, Learning Motivation
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi karena sebagian siswa masih merasa kesulitan dalam hitungan khususnya dalam
perkalian hal ini berdampak terhadap motivasi belajar, oleh karena itu peneliti tertarik dalam penelitian ini yang
bertujuan meningkatkan kemampuan berhitung dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran berhitung melalui
pembelajaran dengan jariamtika. Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 6 orang siswa yang terdiri dari 3
orang partisipan dari kelas III dan 3 orang partisipan dari kelas IV. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif. Data ini diperoleh dengan tes, angket motivasi, dan wawancara. Teknis analisis
data pada penelitian ini menggunakan proses pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan /verifikasi. Adapun hasil penelitian dengan menggunakan jarimatika dalam kemampuan berhitung untuk
kelas III kegiatan belajarnya belatih jarimatika, mencetak jari tangan dan menyusun puzzle dengan hasil rata-rata
nilai 8.77 dan untuk kelas IV kegiatan belajarnya mencocokan gambar, menempelkan kartu serta keliling nusantata
dengan hasil rata-rata nilai 8.66. Sedangkan ntuk hasil motivasi belajar kelas III mendapatkan nilai interpretasi 3.22
tergolong ke dalam kategori “Baik”, dan untuk kelas IV mendapatkan nilai interpretasi 3.36 tergolong ke dalam
kategori “Sangat Baik”
Kata kunci: Jarimatika, Kemampuan Berhitung, Motivasi Belajar
29
PENDAHULUAN kemampuan berhitung peserta didik rendah.
Menurut Bintoro (2015) matematika Menurut Istikomah (2018) pembelajaran
merupakan salah satu mata pelajaran yang matematika adalah mengenai kemampuan
menduduki peranan penting dalam pendidikan, menghitung operasi perkalian. Peserta didik
hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pelajaran mengalami kesulitan pada saaat melakukan
matematika yang diberikan kepada semua proses perhitungan. Dengan demikian konsep
jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah perkalian tidak dipahami dan materi
dasar sampai perguruan tinggi. Subarinah pembelajaran tidak akan tersampaikan dengan
(2006:1) mengemukakan bahwa ”matematika baik. Perkalian merupakan hal yang sangat
yang merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang Perkalian sama dengan penjumlahan secara
padat arti adalah sebuah sistem matematika. berulang. Oleh karena itu, kemampuan
Sistem matematika berisikan model-model prasyarat yang harus dimiliki peserta didik
yang dapat digunakan untuk mengatasi sebelum mempelajari perkalian adalah
persoalan-persoalan nyata. Manfaat lainnya penguasaan penjumlahan. Pada umumnya
adalah dapat membentuk pola pikir orang yang konsep perkalian yang ajarkan guru masih
mempelajarinya menjadi pola pikir matematis menggunakan cara dengan memberikan
yang sistematis, logis, kritis dengan penuh pengertian perkalian di awal pembelajaran
kecermatan. Oleh sebab itu, matematika diikuti dengan memberi contoh-contoh. Dalam
sangat perlu dipahami dan dikuasai oleh pembelajaran di kelas hanya guru yang aktif,
Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. sementara peserta didik menjadi pasif. Dengan
Matematika tidak lepas dari berhitung demikian peserta didik cenderung jenuh ketika
yang biasa disebut dengan aritmatika, pembelajaran berlangsung.
berhitung terdapat di seluruh cabang Selain kemampuan berhitung dalam
matematika seperti al-jabar, ilmu ukur pembelajaran hal lain yang perlu
(geometri), statistika, probabilitas, topologi. dipertimbangkan oleh seorang guru yaitu
Dalam kehidupan sehari-hari berhtung telah tentang motivasi. Menurut Uno (2012:1)
digunakan mulai dari yang sangat sederhana motivasi adalah dorongan dasar yang
misalnya menghitung pemgembalian uang mengerakkan seseorang bertingkah laku.
belanja, menghitung banyaknya penduduk dan Dorongan ini berada pada diri seseorang yang
lainnya. Dapat dikatakan bahwa berhitung menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang
sangat penting baik untuk kehidupan sehari- sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Dan
hari maupun kepentingan melanjutkan menurut Sardiman (2012:74) motivasi akan
sekolah. menyebabkan terjadinya suatu perubahan
Namun sayang, bagi sebagian besar energi yang ada pada diri manusia, sehingga
peserta didik, matematika dianggap sebagai bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,
mata pelajaran sulit, yang cenderung dijauhi perasan dan juga emosi, untuk kemudian
atau dihindari peserta didik dengan berbagai bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini
alasan, meskipun saat ini upaya untuk didorong karena adanya tujuan, kebutuhan
menumbuhkan minat terhadap matematika atau keinginan.
terus menerus diupayakan oleh para guru dan Sebagai upaya untuk mengatasi
sekolah (Indah, 2018). Bahkan tak sedikit permasalahan tersebut, seorang guru harus
peserta didik yang mengeluh bahwa pelajaran bekerja secara profesional. Mengingat
matematika hanya membuat kepala pusing pentingnya matematika khususnya berhitung
dan stress. bagi kehidupan manusia, maka merupakan
Berkaitan dengan pembelajaran keniscayaan jika para peserta didik
berhitung, selama ini proses pembelajaran dipersiapkan secara baik dalam menerima
berhitung cenderung diajarkan dengan pelajaran matematika. Terkait hal tersebut,
ceramah metode hafalan. Pembelajaran banyak faktor yang dapat mempengaruhi
seperti ini tidak tepat karena daya ingat anak- keberhasilan peserta didik diantaranya faktor
anak terbatas, mereka hanya mengingat hal- motivasi belajar yang kaitannya dalam
hal yang kasat mata (Gusmania, Y. mengikuti proses kegiatan belajar mengajar
Agustyaningrum, N, 2018). Metode berhitung (KBM) matematika antaranya: faktor, fisik,
dengan hafalan hanya akan membebani psikis, lingkungan sosial, ekonomi, kurikulum,
memori otak dan membuat peserta didik sarana prasarana, guru dan strategi
enggan belajar matematika, serta pembelajaran secara menarik menyenangkan,
menyebabkan motivasi belajar menurun dan dan mengena agar peserta didik dapat
30
menikmati proses pembelajaran. Motivasi metode jari magic (jarimatika)?; dan Sejauh
terhadap peserta didik juga sangat dibutuhkan mana motivasi belajar peserta didik setelah
agar dorongan dasar yang menggerakan menggunakan metode jari magic (jarimatika)?
seseorang berperilaku terbangun dengan baik.
Melihat fenomena-fenomena yang terjadi METODE
maka penulis mencoba untuk mengatasi Bentuk penelitian yang dipakai adalah
kesulitan berhitung khususnya dalam perkalian penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan
dan meningkatkan minat dan memberikan deskriptif. Adapun subjek penelitian terdiri atas
motivasi siswa terhadap belajar siswa maka 10 orang yang terdiri dari 5 orang dari kelas III
dicarilah suatu metode salah satu solusinya MI/SD yang berinisial SC, SH, CY, BK, DO dan
dengan menggunakan metode jarimatika. 5 orang dari kelas IV MI/SD yang berinisial
Menurut Wulandari (2012:3) Jarimatika SHN, CH, LY, MS, SM dan tetap
merupakan salah satu cara melakukan operasi mendahulukan prosedur kesehatan dengan
hitung. Jika kita melakukan latihan berhitung melakukan social distancing. Selanjutnya
secara berulang-ulang bersama dengan lokasi penelitian adalah dengan mengundang
peserta didik kita tidak perlu khawatir, peserta atau berkunjung ke rumah peserta didik karena
didik pasti akan menguasai keterampilan ini alasan situasi yang sekarang ini yaitu adanya
dengan baik. Jarimatika dapat membantu pandemik corona sehingga tidak
peserta didik untuk mengenali proses memungkinkan peneliti untuk melakukan
berhitung dan tata cara berhitung dengan cara penelitian ditempat yang akan mengundang
yang mudah dan menyenangkan. Lebih lanjut banyak orang. Adapun waktu penelitian dari
Puspitasari (2010:4) menjelaskan bahwa tanggal 24 - 29 Agustus 2020 yang di mulai
kelebihan metode jarimatika ini dibandingkan dengan 3 alternatif.
dengan metode lain adalah jarimatika lebih Teknik pengumpulan data yang berkaitan
menekankan pada penguasaan konsep dengan penelitian ini menggunakan tes,
terlebih dahulu baru ke cara cepatnya, wawancara dan angket. Adapun
sehingga anak-anak menguasai ilmu secara penganalisisan data dilakukan dengan
matang. penggunaan triangulasi data dari mulai reduksi
Untuk meningkatkan motivasi belajar data, display data, kesimpulan dan verifikasi
matematika pada perkalian dengan data.
mengunakan metode jari tangan, guru harus
membawa suasana yang menyenangkan yaitu PEMBAHASAN
dengan membuat peserta didik merasakan Penelitian yang dilasanakan di SDN
bahwa mereka sesungguhnya belajar, tetapi Tanara kelas III dan kelas VI ini berawal dari
serasa sedang bermain. Atau peserta didik sebuah permasalahan bahwa kemampuan
bermain, tapi mereka sesungguhnya belajar. berhitung anak belum berkembang maksimal.
Dengan begitu peserta didik akan termotivasi Masalah ini terliha dari pre-test yang
untuk belajar. dilaksanakan sebelum menerapkan metode
Dari penjelasan di atas, dapat diharapkan jarimatika bahwa anak masih lambat berhitung
bahwa metode jarimatika merupakan bentuk dan memahami bagaimana cara
pembelajaran yang sangat menarik dan penyelesaikan berhiung dengan cepat dan
memudahkan peserta didik untuk dapat tepat. Sehingga banyak peserta didik yang
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan merasa tak bisa megerjakan serta merasa
oleh guru. Keadaan seperti ini memungkinkan bosan saat pembelajaran dilaksanakan.
dapat meningkatkan minat atau motivasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
belajar peserta didik, karena dengan dilakukan kemampuan berhitung dan motivasi
ketertarikan peserta didik terhadap metode ini belajar peserta didik dalam pembelajaran
maka peserta didik lebih berminat untuk mengalami peningkatan dengan diterapkannya
mengikuti pembelajaran matematika. pembelajaran berhitung menggunakan
Berdasarkan hal demikian, maka rumusan jarimatika. Selain pada tingkat motivasi belajar
masalah dalam penelitian ini diantaranya: peserta didik, kemampuan berhitungnya
Bagaimana kemampuan berhitung perkalian peserta didik juga mengalami peningkatan
peserta didik kelas III dan kelas IV SDN tarana 1. Kemampuan Berhitung
sebelum menggunakan metode jari magic Tabel 1.1 Hasil Belajar Jarimatika Kelas III
(jarimatika)?; Bagaimana kemampuan Kelas Pertemuan Hasil Rata-
berhitung perkalian peserta didik kelas III dan pembelajaran rata
SH CY SC
kelas IV SDN tarana setelah menggunakan
31
III I 8 8 7 7,66 Partisipan kedua dari CY
II 10 9 8 9 Partisipan kedua ini dapat juga mengikuti
III 10 10 9 9,66
9.33 9 8 8.77
arahan dalam menggunakan jarimatika untuk
menerapkannya pada perkalian pembelajaran
Tabel 1.2 Hasil Belajar Jarimatika Kelas IV matematika, ketika diarahkan menunjukan
Kelas Pertemuan Hasil Rata- angka 6 x 8 dengan jarimatika ia dapat
pembelajaran rata menggunakannya dengan baik tanpa harus
SM CH LY diberi arahkan kembali oleh peneliti dapat
IV I 6 7 9 7,33 dilihat pada gambar 1.2. Untuk Partisipan
II 8 9 10 9 kedua ini dalam menggunakan jarimatika lebih
III 10 9 10 9,66
8 8.33 9.67 8.66
cepat tanggap daripada partisipan partisipan
yang lain, ketika mengerjakan soal peserta
a. Pelaksanaan Penelitian di Kelas III didik ini menggunakan pengaplikasiannya
1) Pembelajaran I dengan jarimatika maupun melihat gambar
Pertemuan pertama partisipan melatih pada lembar kerja peserta didik untuk
arimatika dalam kemampuan berhitung. Pada memastikan apakah jawaban yang peserta
tahap ini partisipan diberikan arahan untuk didik dapatkan sudah akurat atau belum
menggunakan jarimatika (jari magic) agar akurat. Meskipun satu dari beberapa soal yang
mempermudah berhitung dan dapat hasilnya tidak akurat atau tak sesaui dengan
mempercepat penyelesaian soal terutama jawaban yang partisipan ketiga dari
pada perhitungan perkalian. Pada Lembar SC.Partisipan ketiga peserta didik ini berbeda
Kerja Peserta Didik dipertemuan pertama dengan partisipan pertama dan kedua,
menggunakan gambar jari yang menyerupai partisipan ini masih agak lambat dalam
jumlah yang akan di gunakan. Berikut hasil tes mencerna atau memahami arahan yang
dari setiap partisipan. ditunjukan dalam menggunakan jarimatika dan
ketika diarahkan untuk mengebutkan angka 7
Partisipan Pertama dari SH
x 7 partisipan ini masih kebingunan dan harus
Partisipan pertama pada pertemuan ini
dibimbing bagaimana menunjukkan angka 7 x
dapat mengikuti arahan peneliti menggunakan
7 menggunakan jarimatika (gambar 1.3), dan
jarimatika seperti ketika di arahkan untuk
ketika mengerjakan Lembar Kerja Peserta
menujukan perkalian 9 x 8 ia dapat
Didik, partisipan ini masih harus dibimbing
menunjukkan dengan lipatan tangannya
dalam mengerjakannya karena masih kurang
dengan benar, namun masih perlu ada
mengaplikannya pada soal yang diberikan dan
bimbingan pada pengaplikasiannya dalam
masih banyak soal yang belum dapat dijawab
penjumlahannya bisa dilihat pada gambar 1.1,
dengan tepat, partisipan ini juga lebih banyak
partisipan ini juga dapat mengaplikasikannya
menggunakan cara mengkotret daripada
pada Lembar Kerja Peserta Didik yang telah
menggunakan jarimatika jadi ketika proses
diberikan pada pertemuan pertama dengan
pengelesaikan nya lebih lama dari partisipan
baik. Pada pertemuan pertama soal yang
yang lainnya.
diberikan kepada peserta adalah mengkalikan
jumlah yang ada pada soalnya dengan
mengikuti arahan dari peneliti sambil melihat
gambar yang ada pada soal namun ketika
mengerjakannya ia tidak hanya menggunakan
jarimatika tapi sesekali masih menggunakan
cara yang terdahulu seperti mengkotretnya.
Peserta didik ini juga mampu menyelesaikan
soal dengan baik meskipun ada satu jawaban
yang tidak dapat dijawab oleh partisipan. Gambar 1.2 Peserta Didik Diperkenalkan dengan
Cara Jarimatika
34
soal- soal yang diberikan. Partisipan CY juga
sudah memahami dan selalu menerapkan
jarimatika dalam berbagai cara ia selalu
mengguanakannya, sehingga dalam
pengerjaan soal selalu dengan mudah
mengerjakannya. Partisipan SC, ia sudah
mengingat dan memahi apa yang harus
dilakukan ketika menggunakan jarimatika dan
sudah dapat menyesuaikan jarimatika dengan
Gambar 1.8 Pembelajaran Menyusun Puzzle pembelajaran yang sedang dilakukan.
Partisipan ketiga SC Kesimpulan pada pertemuan ketiga di
Partisipan ketiga pada pertemuan ketiga kelas 3 adalah semua partisipan dapat
ini sudah ada peningkatan dalam memahami memahami bagaimana cara memakai,
metode jarimatika akan tetapi ia masih harus menerapkan jarimatika pada pembelajaran
mendapat bimbingan karena memang peserta matematika terutama perkalian. Sehingga
didik ini lambat dalam memahami. Ketika hasil-hasil yang diinginkan peneliti bisa
mengisi soal yang ada pada lembar kerja tercapai dengan baik.
peserta didik, peserta didik ini sudah bisa b. Pelaksanaan Penelitian di Kelas IV
mengisinya tetapi tidak secepat partisipan 1) Pembelajaran I
partisipan lainnya sehinga lama mengerjakan Pertemuan pertama partisipan melatih
soalnya dan ketika meyusun puzzle peserta jarimatika dalam kemampuan berhitung, pada
didik ini masih harus dibimbing dalam tahap ini partisipan diberikan arahan untuk
penyusunannya meskipun sudah menemukan mengulang metode jarimatika yang pernah
nomor yang sesuai pada jawaban yang ada para partisipan pelajari dan ternyata para
pada soal akan tetapi ketika menyusun puzzle partisipan masih mengingat pembelajarannya
lama menemukan gambar apa pada susunan meskipun masih ada yang mengalami
puzzle itu. kebingungan ketika mengaplikan pada lembar
kerja peserta didik. Setelah melatih jarimatika
para partisipan mengisi Lembar Kerja Peserta
Didik dengan media alternatif mencocokan
gambar jari dan jawaban yang telah ada
dengan menarik garis pada kotak soal yang
sesuai. Berikut hasil tes dari setiap partisipan:
Partisipan pertama MS
Gambar 1.9 Menyusun Puzzle Partisipan pertama pada pertemuan
Respon pertemuan ketiga dari partisipan pertama ini bisa mengikuti arahan karena
CY. Peneliti:”Bagaimana pembelajaran pernah mempelajari jarimatika di kelas
jarimatika di barengi dengan menyusun sebelumnya, sehingga diminta menunjukan
puzzle?”. Partisipan :” Gampang-gampang angka 7 x 8 pada bentuk jarimatika mereka
susah bu”. Peneliti:”Gampang-gampang susah bisa menunjukkannya. Pada saat mengerjakan
gimana?”. Partisipan:”Ketika mengisi soal di soal yang diberikan peneliti untuk mencocokan
dalam kotak itu mudah bu karena pakai gambar dan jawaban, partisipan masih
jarimatika, yang aga susahnya itu ketika mengalami kesulitan karena belum terbiasa
menyusun puzzlenya”. Peneliti :” Tapi dengan medianya sehingga ketika
kamu bisa menyelesaikannya dengan rapih?”. mencocokan gambar dan jawaban menjadi
Partisipan:”Iya bu, soalnya saya berusaha tidak beraturan dikarenakan ketidak tepatan
untuk menemukan jalan menyusun puzzle dan jawaban. Dapat dilihat pada gambar 3.13.
hasilnya saya dapat menyelesaikannya.”
Hasil pertemuan ketiga di kelas 3 ini
memuaskan dari mulai pengulangan,
mengingat dan memahami jarimatika para
partisipan sudah mengalami peningkatan
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
seharusnya. Partisipan SH sudah dapat
memahami bagaimana penggunaan jarimatika
dalam pembelajaran matematika sehingga Gambar 1.10 Pembelajaran Jariamtika
setiap pembelajaran ia cepat menyelesaikan Partisipan kedua CH
35
Partisipan kedua pada pertemuan Partisipan:”Ini sangat menyenangkan, karena
pertama ini dapat mengikuti arahan dan bisa saya bisa belajar kembali jarimatika”
menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh Peneliti:”Apakah setelah ini kamu akan terus
peneliti . Sama seperti partisipan yang pertama memakainya?” Partisipan:”Tentu saja bu,
partisipan ini sedikit mengalami kesulitan karena dengan jarimatika akan memudahkan
dalam mengaplikasikannya, ketika saya dalam mengisi soal matematika terutama
mengerjakan soal yang ada di Lembar Kerja perkalian”.
Peserta Didik, partisipan ini dapat Hasil dari pembelajaran I partisipan dapat
menggunakan jari tangannya sendiri dan mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh
menggunakan gambar yang ada pada soal. peneliti karena mereka pernah berlajar
Sehingga ia dapat menjawab soal-soal yang jarimatika sebelumnya akan tetapi mereka
berada pada lembar kerja peserta didik jarang menggunakannya, maka dari itu ketika
meskipun satu dari beberapa soal ada jawaban peneliti meberikan arahkan mereka sedikitnya
yang tidak sesuai. Dapat dilihat pada gambar ada ingatan yang pernah mereka pelajari dari
1.11. jarimatika. Partisipan MS dapat mengikuti
pembelajarannya sedang berlangsung dan
dapat mengikuti arahan peneliti sehingga
ketika pengulangan ia tidak terlalu bingung
menghadapinya. Partisipan CH dapat
mengesuaikan dengan pembelajaran yang
peneliti berikan karena pernah
mempelajarinya. Partisipan LY juga mengkuti
arahan yang diberi peneliti tetapi ketika
menjawab ia terlihat lambat.
Gambar 1.11 Praktik Jarimatika Kesimpulannya pada pembelajaran I para
Partisipan LY partisipan dapat mengikuti pembelajaran
Partisipan ketiga pada pertemuan pertama karena mereka pernah mempelajarinya akan
ini dapat mengikuti pembelajaran dan selalu tetapi jarang memakainya jadi ketika
cepat menjawab pertanyaan yang diajukan pembelajarannya di ulang mereka ada sedikit
oleh peneliti seperti diperintahkan untuk lupa bagaimana caranya.
menunjukan hitungan 8 x 9 dengan cara 2) Pembelajaran II
jarimatika partisipan ini mampu Pertemuan kedua menggunakan alternatif
menunjukkannya. Ketika mengerjakan soal dengan bantuan media Tebak Kartu Gambar
yang diberikan oleh peneliti partisipan ini Jarimatika disini partisipan sebelum
lamban dalam menjawab pertanyaan- mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik yang
pertanyaan karena ketelitiannya ketika dilakukannya adalah menemukan gambar
menjawab pertanyaan yang ada pada Lembar tangan yang menunjukan jarikmatika pada
Kerja Peserta Didik. Dapat dilihat pada gambar kartu gambar, digunting dan ditempelkan di
1.12 dibawah ini. Lembar Kerja Peserta Didik yang berisi soal
untuk menunjukan jawabannya. Tujuan
penggunaan alternatif media ini adalah untuk
membuat para partisipan tidak hanya fokus
pada jari tanganya saja akan tetapi partisipan
akan lebih aktif karena berusaha mencari
bentuk jari tangan yang menunjukan jarimatika
pada kartu gambar sehingga pembelajaran
tidak membosankan tak hanya itu partisipan
Gambar 1.12 Pembelajaran Jarimatika juga dapat mewarnai kartu gambar yang telah
Respon pertemuan pertama kelas IV dari ditempelkan. Berikut hasil tes dari setiap
partisipan CH. Peneliti :”Apakah ini pertama partisipan:
kalinya pembelajaran matematika Partisipan MS
menggunakan jarimatika?”. Partisipan :”Tidak Partisipan MS pada pertemuan kedua ini
bu, ketika saya duduk dibangku kelas 3 saya ketika pengulangan jarimatika ia sudah
pernah mempelajarinya, tetapi saya jarang mengikuti pembelajaran lebih baik dari
memakainya”. Peneliti:”Apakah pendapatmu pertemuan sebelumnya, ia sudah
ketika belajar kembali jarimatika?”. menempelkan kartu gambar jari tangan pada
soal sesuai dengan jawabannya akan tetapi
36
ketika mencoba menghitung menggunakan
kartu gambar jarimatika ia sedikitnya
mengalami kesulitan karena belum
terbiasanya menggunakan jarimatika selain
memakai tangan sendiri. Gambar pada
prosesnya bisa dilihat pada gambar 3.16.
41