Anda di halaman 1dari 13

Analisis Metode Jari Magic (Jarimatika) dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung

Perkalian dan Motivasi Belajar Siswa

Neni Nadiroti Muslihah1, Lisna Tiawati 2


1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Institut Pendidikan Indonesia,
Jl. Pahlawan No.32, Garut 44151, Indonesia
2
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Ihsan Baleendah
Jl. Adipati Agung No.40, Baleendah, Kec. Baleendah, Bandung, Jawa Barat 40375

Email: neninadiroti@institutpendidikan.ac.id

Abstract

This research is motivated because some students still find it difficult to count, especially in multiplication, this has
an impact on learning motivation, therefore researchers are interested in this study which aims to improve numeracy
skills and student motivation in learning to count through learning with Jarimatika. This study involved 6 students
consisting of 3 participants from class III and 3 participants from class IV. This research method uses a qualitative
approach with descriptive methods. This data was obtained by means of tests, motivation questionnaires, and
interviews. The data analysis technique in this study uses the process of data collection, data reduction, data
display, and conclusion / verification. As for the results of the research using Jarimatika in numeracy skills for class
III, the learning activities are practicing Jarimatika, printing fingers and arranging puzzles with an average score of
8.77 and for grade IV the learning activities are matching pictures, pasting cards and the circumference of Nusantara
with the average score. 8.66. Meanwhile, for the result of learning motivation for class III gets an interpretation value
of 3.22 which is classified into the "Good" category, and for class IV gets an interpretation value of 3.36 belonging
to the "Very Good" category
Keywords: Jarimatika, Numeracy Skills, Learning Motivation

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi karena sebagian siswa masih merasa kesulitan dalam hitungan khususnya dalam
perkalian hal ini berdampak terhadap motivasi belajar, oleh karena itu peneliti tertarik dalam penelitian ini yang
bertujuan meningkatkan kemampuan berhitung dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran berhitung melalui
pembelajaran dengan jariamtika. Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 6 orang siswa yang terdiri dari 3
orang partisipan dari kelas III dan 3 orang partisipan dari kelas IV. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif. Data ini diperoleh dengan tes, angket motivasi, dan wawancara. Teknis analisis
data pada penelitian ini menggunakan proses pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan /verifikasi. Adapun hasil penelitian dengan menggunakan jarimatika dalam kemampuan berhitung untuk
kelas III kegiatan belajarnya belatih jarimatika, mencetak jari tangan dan menyusun puzzle dengan hasil rata-rata
nilai 8.77 dan untuk kelas IV kegiatan belajarnya mencocokan gambar, menempelkan kartu serta keliling nusantata
dengan hasil rata-rata nilai 8.66. Sedangkan ntuk hasil motivasi belajar kelas III mendapatkan nilai interpretasi 3.22
tergolong ke dalam kategori “Baik”, dan untuk kelas IV mendapatkan nilai interpretasi 3.36 tergolong ke dalam
kategori “Sangat Baik”
Kata kunci: Jarimatika, Kemampuan Berhitung, Motivasi Belajar

29
PENDAHULUAN kemampuan berhitung peserta didik rendah.
Menurut Bintoro (2015) matematika Menurut Istikomah (2018) pembelajaran
merupakan salah satu mata pelajaran yang matematika adalah mengenai kemampuan
menduduki peranan penting dalam pendidikan, menghitung operasi perkalian. Peserta didik
hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pelajaran mengalami kesulitan pada saaat melakukan
matematika yang diberikan kepada semua proses perhitungan. Dengan demikian konsep
jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah perkalian tidak dipahami dan materi
dasar sampai perguruan tinggi. Subarinah pembelajaran tidak akan tersampaikan dengan
(2006:1) mengemukakan bahwa ”matematika baik. Perkalian merupakan hal yang sangat
yang merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang Perkalian sama dengan penjumlahan secara
padat arti adalah sebuah sistem matematika. berulang. Oleh karena itu, kemampuan
Sistem matematika berisikan model-model prasyarat yang harus dimiliki peserta didik
yang dapat digunakan untuk mengatasi sebelum mempelajari perkalian adalah
persoalan-persoalan nyata. Manfaat lainnya penguasaan penjumlahan. Pada umumnya
adalah dapat membentuk pola pikir orang yang konsep perkalian yang ajarkan guru masih
mempelajarinya menjadi pola pikir matematis menggunakan cara dengan memberikan
yang sistematis, logis, kritis dengan penuh pengertian perkalian di awal pembelajaran
kecermatan. Oleh sebab itu, matematika diikuti dengan memberi contoh-contoh. Dalam
sangat perlu dipahami dan dikuasai oleh pembelajaran di kelas hanya guru yang aktif,
Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. sementara peserta didik menjadi pasif. Dengan
Matematika tidak lepas dari berhitung demikian peserta didik cenderung jenuh ketika
yang biasa disebut dengan aritmatika, pembelajaran berlangsung.
berhitung terdapat di seluruh cabang Selain kemampuan berhitung dalam
matematika seperti al-jabar, ilmu ukur pembelajaran hal lain yang perlu
(geometri), statistika, probabilitas, topologi. dipertimbangkan oleh seorang guru yaitu
Dalam kehidupan sehari-hari berhtung telah tentang motivasi. Menurut Uno (2012:1)
digunakan mulai dari yang sangat sederhana motivasi adalah dorongan dasar yang
misalnya menghitung pemgembalian uang mengerakkan seseorang bertingkah laku.
belanja, menghitung banyaknya penduduk dan Dorongan ini berada pada diri seseorang yang
lainnya. Dapat dikatakan bahwa berhitung menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang
sangat penting baik untuk kehidupan sehari- sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Dan
hari maupun kepentingan melanjutkan menurut Sardiman (2012:74) motivasi akan
sekolah. menyebabkan terjadinya suatu perubahan
Namun sayang, bagi sebagian besar energi yang ada pada diri manusia, sehingga
peserta didik, matematika dianggap sebagai bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,
mata pelajaran sulit, yang cenderung dijauhi perasan dan juga emosi, untuk kemudian
atau dihindari peserta didik dengan berbagai bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini
alasan, meskipun saat ini upaya untuk didorong karena adanya tujuan, kebutuhan
menumbuhkan minat terhadap matematika atau keinginan.
terus menerus diupayakan oleh para guru dan Sebagai upaya untuk mengatasi
sekolah (Indah, 2018). Bahkan tak sedikit permasalahan tersebut, seorang guru harus
peserta didik yang mengeluh bahwa pelajaran bekerja secara profesional. Mengingat
matematika hanya membuat kepala pusing pentingnya matematika khususnya berhitung
dan stress. bagi kehidupan manusia, maka merupakan
Berkaitan dengan pembelajaran keniscayaan jika para peserta didik
berhitung, selama ini proses pembelajaran dipersiapkan secara baik dalam menerima
berhitung cenderung diajarkan dengan pelajaran matematika. Terkait hal tersebut,
ceramah metode hafalan. Pembelajaran banyak faktor yang dapat mempengaruhi
seperti ini tidak tepat karena daya ingat anak- keberhasilan peserta didik diantaranya faktor
anak terbatas, mereka hanya mengingat hal- motivasi belajar yang kaitannya dalam
hal yang kasat mata (Gusmania, Y. mengikuti proses kegiatan belajar mengajar
Agustyaningrum, N, 2018). Metode berhitung (KBM) matematika antaranya: faktor, fisik,
dengan hafalan hanya akan membebani psikis, lingkungan sosial, ekonomi, kurikulum,
memori otak dan membuat peserta didik sarana prasarana, guru dan strategi
enggan belajar matematika, serta pembelajaran secara menarik menyenangkan,
menyebabkan motivasi belajar menurun dan dan mengena agar peserta didik dapat
30
menikmati proses pembelajaran. Motivasi metode jari magic (jarimatika)?; dan Sejauh
terhadap peserta didik juga sangat dibutuhkan mana motivasi belajar peserta didik setelah
agar dorongan dasar yang menggerakan menggunakan metode jari magic (jarimatika)?
seseorang berperilaku terbangun dengan baik.
Melihat fenomena-fenomena yang terjadi METODE
maka penulis mencoba untuk mengatasi Bentuk penelitian yang dipakai adalah
kesulitan berhitung khususnya dalam perkalian penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan
dan meningkatkan minat dan memberikan deskriptif. Adapun subjek penelitian terdiri atas
motivasi siswa terhadap belajar siswa maka 10 orang yang terdiri dari 5 orang dari kelas III
dicarilah suatu metode salah satu solusinya MI/SD yang berinisial SC, SH, CY, BK, DO dan
dengan menggunakan metode jarimatika. 5 orang dari kelas IV MI/SD yang berinisial
Menurut Wulandari (2012:3) Jarimatika SHN, CH, LY, MS, SM dan tetap
merupakan salah satu cara melakukan operasi mendahulukan prosedur kesehatan dengan
hitung. Jika kita melakukan latihan berhitung melakukan social distancing. Selanjutnya
secara berulang-ulang bersama dengan lokasi penelitian adalah dengan mengundang
peserta didik kita tidak perlu khawatir, peserta atau berkunjung ke rumah peserta didik karena
didik pasti akan menguasai keterampilan ini alasan situasi yang sekarang ini yaitu adanya
dengan baik. Jarimatika dapat membantu pandemik corona sehingga tidak
peserta didik untuk mengenali proses memungkinkan peneliti untuk melakukan
berhitung dan tata cara berhitung dengan cara penelitian ditempat yang akan mengundang
yang mudah dan menyenangkan. Lebih lanjut banyak orang. Adapun waktu penelitian dari
Puspitasari (2010:4) menjelaskan bahwa tanggal 24 - 29 Agustus 2020 yang di mulai
kelebihan metode jarimatika ini dibandingkan dengan 3 alternatif.
dengan metode lain adalah jarimatika lebih Teknik pengumpulan data yang berkaitan
menekankan pada penguasaan konsep dengan penelitian ini menggunakan tes,
terlebih dahulu baru ke cara cepatnya, wawancara dan angket. Adapun
sehingga anak-anak menguasai ilmu secara penganalisisan data dilakukan dengan
matang. penggunaan triangulasi data dari mulai reduksi
Untuk meningkatkan motivasi belajar data, display data, kesimpulan dan verifikasi
matematika pada perkalian dengan data.
mengunakan metode jari tangan, guru harus
membawa suasana yang menyenangkan yaitu PEMBAHASAN
dengan membuat peserta didik merasakan Penelitian yang dilasanakan di SDN
bahwa mereka sesungguhnya belajar, tetapi Tanara kelas III dan kelas VI ini berawal dari
serasa sedang bermain. Atau peserta didik sebuah permasalahan bahwa kemampuan
bermain, tapi mereka sesungguhnya belajar. berhitung anak belum berkembang maksimal.
Dengan begitu peserta didik akan termotivasi Masalah ini terliha dari pre-test yang
untuk belajar. dilaksanakan sebelum menerapkan metode
Dari penjelasan di atas, dapat diharapkan jarimatika bahwa anak masih lambat berhitung
bahwa metode jarimatika merupakan bentuk dan memahami bagaimana cara
pembelajaran yang sangat menarik dan penyelesaikan berhiung dengan cepat dan
memudahkan peserta didik untuk dapat tepat. Sehingga banyak peserta didik yang
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan merasa tak bisa megerjakan serta merasa
oleh guru. Keadaan seperti ini memungkinkan bosan saat pembelajaran dilaksanakan.
dapat meningkatkan minat atau motivasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
belajar peserta didik, karena dengan dilakukan kemampuan berhitung dan motivasi
ketertarikan peserta didik terhadap metode ini belajar peserta didik dalam pembelajaran
maka peserta didik lebih berminat untuk mengalami peningkatan dengan diterapkannya
mengikuti pembelajaran matematika. pembelajaran berhitung menggunakan
Berdasarkan hal demikian, maka rumusan jarimatika. Selain pada tingkat motivasi belajar
masalah dalam penelitian ini diantaranya: peserta didik, kemampuan berhitungnya
Bagaimana kemampuan berhitung perkalian peserta didik juga mengalami peningkatan
peserta didik kelas III dan kelas IV SDN tarana 1. Kemampuan Berhitung
sebelum menggunakan metode jari magic Tabel 1.1 Hasil Belajar Jarimatika Kelas III
(jarimatika)?; Bagaimana kemampuan Kelas Pertemuan Hasil Rata-
berhitung perkalian peserta didik kelas III dan pembelajaran rata
SH CY SC
kelas IV SDN tarana setelah menggunakan
31
III I 8 8 7 7,66  Partisipan kedua dari CY
II 10 9 8 9 Partisipan kedua ini dapat juga mengikuti
III 10 10 9 9,66
9.33 9 8 8.77
arahan dalam menggunakan jarimatika untuk
menerapkannya pada perkalian pembelajaran
Tabel 1.2 Hasil Belajar Jarimatika Kelas IV matematika, ketika diarahkan menunjukan
Kelas Pertemuan Hasil Rata- angka 6 x 8 dengan jarimatika ia dapat
pembelajaran rata menggunakannya dengan baik tanpa harus
SM CH LY diberi arahkan kembali oleh peneliti dapat
IV I 6 7 9 7,33 dilihat pada gambar 1.2. Untuk Partisipan
II 8 9 10 9 kedua ini dalam menggunakan jarimatika lebih
III 10 9 10 9,66
8 8.33 9.67 8.66
cepat tanggap daripada partisipan partisipan
yang lain, ketika mengerjakan soal peserta
a. Pelaksanaan Penelitian di Kelas III didik ini menggunakan pengaplikasiannya
1) Pembelajaran I dengan jarimatika maupun melihat gambar
Pertemuan pertama partisipan melatih pada lembar kerja peserta didik untuk
arimatika dalam kemampuan berhitung. Pada memastikan apakah jawaban yang peserta
tahap ini partisipan diberikan arahan untuk didik dapatkan sudah akurat atau belum
menggunakan jarimatika (jari magic) agar akurat. Meskipun satu dari beberapa soal yang
mempermudah berhitung dan dapat hasilnya tidak akurat atau tak sesaui dengan
mempercepat penyelesaian soal terutama jawaban yang partisipan ketiga dari
pada perhitungan perkalian. Pada Lembar SC.Partisipan ketiga peserta didik ini berbeda
Kerja Peserta Didik dipertemuan pertama dengan partisipan pertama dan kedua,
menggunakan gambar jari yang menyerupai partisipan ini masih agak lambat dalam
jumlah yang akan di gunakan. Berikut hasil tes mencerna atau memahami arahan yang
dari setiap partisipan. ditunjukan dalam menggunakan jarimatika dan
ketika diarahkan untuk mengebutkan angka 7
 Partisipan Pertama dari SH
x 7 partisipan ini masih kebingunan dan harus
Partisipan pertama pada pertemuan ini
dibimbing bagaimana menunjukkan angka 7 x
dapat mengikuti arahan peneliti menggunakan
7 menggunakan jarimatika (gambar 1.3), dan
jarimatika seperti ketika di arahkan untuk
ketika mengerjakan Lembar Kerja Peserta
menujukan perkalian 9 x 8 ia dapat
Didik, partisipan ini masih harus dibimbing
menunjukkan dengan lipatan tangannya
dalam mengerjakannya karena masih kurang
dengan benar, namun masih perlu ada
mengaplikannya pada soal yang diberikan dan
bimbingan pada pengaplikasiannya dalam
masih banyak soal yang belum dapat dijawab
penjumlahannya bisa dilihat pada gambar 1.1,
dengan tepat, partisipan ini juga lebih banyak
partisipan ini juga dapat mengaplikasikannya
menggunakan cara mengkotret daripada
pada Lembar Kerja Peserta Didik yang telah
menggunakan jarimatika jadi ketika proses
diberikan pada pertemuan pertama dengan
pengelesaikan nya lebih lama dari partisipan
baik. Pada pertemuan pertama soal yang
yang lainnya.
diberikan kepada peserta adalah mengkalikan
jumlah yang ada pada soalnya dengan
mengikuti arahan dari peneliti sambil melihat
gambar yang ada pada soal namun ketika
mengerjakannya ia tidak hanya menggunakan
jarimatika tapi sesekali masih menggunakan
cara yang terdahulu seperti mengkotretnya.
Peserta didik ini juga mampu menyelesaikan
soal dengan baik meskipun ada satu jawaban
yang tidak dapat dijawab oleh partisipan. Gambar 1.2 Peserta Didik Diperkenalkan dengan
Cara Jarimatika

Gambar 1.1 Peserta Didik Diperkenalkan dengan 32


Cara Jarimatika
jarimatika partisipan ini lebih cepat
meresponnya dan ia sudah bisa
mengaplikasikan jarimatika dalam perhitungan
perkaliannya. Ketika sedang mengerjakan soal
yang diberikan oleh peneliti, ia juga dapat
mengaplikasikannya dengan baik pada
penggunaan gambar jari tangannya sehingga
memudahkannya dalam pengerjaan soal.
Proses dan hasil yang telah dikerjakan
Gambar 1.3 Peserta Didik Diperkenalkan dengan pertisipan pada pertemuan kedua bisa di lihat
Cara Jarimatika pada gambar 1.4

Respon pada pertemuan pertama dari


partisipan SH dengan melakukan wawancara
seperti berikut: “Peneliti :“Bagaimana
pembelajaran matematika menggunakan
jarimatika untuk pertama kali?”. Partisipan : “
Menyenangkan”, Peneliti: “Menyenangkan
gimana?”Partisipan : “ Iya, jadi berhitungnya
jadi lebih cepat”, Peneliti :“Apakah kamu
mengalami kesulitan ketika belajar jarimatika?”
Partisipan: “Sedikit, karena baru jadi sedikit
kebingungan menggunakan jari tangan”. Gambar 1.4 Proses
Hasil dari pembelajaran pertama yang Pencetakan Jari dan Pengerjaan LKPD
dilakukan dikelas 3 adalah dari setiap
partisipan mempunyai respon yang berbeda,  Partisipan kedua CY
partisipan pertama ketika diberi pembelajaran Partisipan kedua pada pertemuan kedua
jarimatika ia mampu mengikutinya begitupun ini masih konsisten dengan apa yang sudah ia
partisipan kedua ia terlihat bersemangat untuk pelajari seperti mengaplikasikan jatimatika
mempelajari jarimatika, berbeda lagi untuk pada hitungan perkalian dan dapat tetap aktif
partisipan ketiga ia masih lambat dalam menjawab pertanyaan yang telah diajukan,
mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh ketika perngaplikasiannya pada soal dan
peneliti. Dilihat dari perilakunya mereka terlihat menggunakan gambar jari tangan yang
ingin mempelajari jarimatika meskipun baru tertempel pada soal sebagai pengganti jari
pertama kali pembelajarinya tangan partisipan yang asli partisipan ini bisa
Kesimpulannya para partisipan pada menggunakannya dengan baik. Proses dan
pertemuan pertama memiliki keinginan untuk hasil yang telah dikerjakan peserta didik dapat
mempelajari jarimatika meskipun mereka baru dilihat pada gambar 1.5
pertamakali pembelajarinya.
2) Pembelajaran II
Pertemuan kedua menggunakan
pembelajaran dengan b antuan media
mencetak jari tangan disini partisipan sebelum
mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik yang
dilakukannya adalah mencetak jari tangan
masing masing di atas kertas dan
menempelkannya pada Lembar Kerja Peserta Gambar 1.5 Proses dan Hasil Percetakan Jari
Didik yang berisi soal. Tujuan penggunaan Tangan
alternatif media ini adalah untuk membuat para  Partisipan ketiga SC
partisipan tidak hanya fokus pada satu Partisipan ketiga pada pertemuan kedua
alternatif saja sehingga dapat menyelesaikan ini sudah bisa mengikuti pembelajaran dan
masalah masalahnya dengan berbagai cara. pengulangan metode jarimatika yang telah
Berikut hasil tes dari setiap partisipan: diajarkan oleh peneliti meskipun ia masih harus
 Partisipan pertama dari SH dapat arahan ketika pengaplikasiannya
Partisipan pertama pada pertemuan menggunakan jarimata. Ketika partisipan ini
kedua ini partisipan aktif dalam mengikuti mengaplikasikan pada lembar kerja siswa yang
pembelajaran ketika pengulangan metode telah diberikan mengalami kesulitan ketika
33
menghitung soal dengan gambar jari
tangannya sendiri kemungkinan partisipan ini 3) Pembelajaran III
lambat dalam menerima pembelajaran akan Pertemuan ketiga menggunakan alternatif
tetapi mau berusaha untuk menyelesaikannya media penyusunan puzzle propesi dengan
meskipun ada beberapa soal yang jawabannya tujuan agar partisipan tidak merasa bosan
tidak sesuai. Proses dan hasil yang telah dengan pembelajaran yang dilakukan akan
dikerjakan partisipan bisa dilihat dari gambar tetapi ketika menggunakan media penyusunan
1.6 puzzle siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran, stimulasi perserta didik akan
terangsang dan partisipan di latih untuk dapat
memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya. Sebelum Menyusun puzzle
peserta didik menjawab soal-soal yang berada
di dalam kolom agar dapat mencocokan
dengan nomor yang ada dibelakang puzzle
Gambar 1.6 Proses dan Hasil Mencetak Jari
sehingga dapat tersusun dengan rapih dan
Tangan
sempurna.
Respon pertemuan kedua dari SC:
 Partisipan pertama SH
Peneliti:”Bagaimana belajar jarimatika
Partisipan pertama pada pertemukan
menggunakan cetakan jari tangan sendiri?”
ketiga ini masih tetap dapat mengikuti dan
Partisipan:”Sedikit aga kaku, karena biasa
memahami seperti apa metode jarimatika dan
menggunakan jari tangan langsung.
ketika menjawab pertanyaan pada soal ia lebih
Peneliti:”Apakah kamu merasa kesulitan?”
cepat menjawab nya serta ketika menyusun
Partisipan :”Tidak bu, karena saya terus
puzzle ia tidak merasa kesulitan karena
mencoba dan sudah mulai terbiasa dengan
partisipan ini telah memjawab pertanyaannya
cetakan jari tangan.”
dengan benar sehingga penyusunan puzzle
Hasil yang didapatkan pada pertemuan
tidak terlalu mengalami kesulitan dan tidak
kedua di kelas 3 adalah akan mengulangi
harus di bantu dalam mengerjakannya. Dapat
pembelajaran jarimatika untuk memperkuat
dilihat pada gambar 1.7.
ingatan para partisipan. Mereka mengalami
peningkatan dari sebelumnya, karena keingin
mereka untuk belajar jarimatika supaya
mempermudah pembelajaran matematika
terutama perkalian. Untuk partisipan SH ia
dapat menggunakan jarimatika menggunakan
jari – jari tangan yang dicetak menggukan
kertas seperti gambar 3. dan hasil yang ia
dapatkan juga meningkat dari pertemuan
sebelumnya. Begitupun partisipan CY ia pun Gambar 1.7 Pembelajaran Puzzle
dapat mengaplikasikan jarimatika  Partisipan kedua CY
menggunakan cetakan tangannya yang Partisipan kedua pada pertemu ketiga ini
tertempel di atas kertas seperti gambar 3. Hasil sudah dapat menguasai, mengerti dan
pekerjaannya juga meningkat. Untuk partisipan memahami metode jarimatika diliat dari ketika
SC ia juga sudah mengalami peningkatan dari peserta didik ini menjawab pertanyaan yang
sebelumnya ia harus mendapat arahan dari berada pada soal dia dapat menjawab
peneliti, dipertemuan kedua ini ia sudah dapat pertanyaan dengan benar dan lebih cepat dari
menggunakan jarimatika tanpa arah peneliti sebelumnya dan ketika Menyusun puzzle ia
meskipun masih agak lambat. Partisipan SC ini tidak mengalami kesulitan dalam
pada pertemuan kedua ini terkadang menyusunnya serta dalam menyusunnya tidak
menggukan jari tangannya sendiri meskipun harus diberi bantuan karena peserta didik ini
ada alternatif cetakan jari tangan yang sedang dapat menyelesaikan dengan sendirinya.
digunakan pada pertemuan kedua. Dapat lihat pada gambar 1.8
Kesimpulannya para partisipan pada
pertemuan kedua mendapatkan peningkatan
motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran
yang sedang dilakukan. Karena penguakat
ingatan dari pengulangan jarimatika.

34
soal- soal yang diberikan. Partisipan CY juga
sudah memahami dan selalu menerapkan
jarimatika dalam berbagai cara ia selalu
mengguanakannya, sehingga dalam
pengerjaan soal selalu dengan mudah
mengerjakannya. Partisipan SC, ia sudah
mengingat dan memahi apa yang harus
dilakukan ketika menggunakan jarimatika dan
sudah dapat menyesuaikan jarimatika dengan
Gambar 1.8 Pembelajaran Menyusun Puzzle pembelajaran yang sedang dilakukan.
 Partisipan ketiga SC Kesimpulan pada pertemuan ketiga di
Partisipan ketiga pada pertemuan ketiga kelas 3 adalah semua partisipan dapat
ini sudah ada peningkatan dalam memahami memahami bagaimana cara memakai,
metode jarimatika akan tetapi ia masih harus menerapkan jarimatika pada pembelajaran
mendapat bimbingan karena memang peserta matematika terutama perkalian. Sehingga
didik ini lambat dalam memahami. Ketika hasil-hasil yang diinginkan peneliti bisa
mengisi soal yang ada pada lembar kerja tercapai dengan baik.
peserta didik, peserta didik ini sudah bisa b. Pelaksanaan Penelitian di Kelas IV
mengisinya tetapi tidak secepat partisipan 1) Pembelajaran I
partisipan lainnya sehinga lama mengerjakan Pertemuan pertama partisipan melatih
soalnya dan ketika meyusun puzzle peserta jarimatika dalam kemampuan berhitung, pada
didik ini masih harus dibimbing dalam tahap ini partisipan diberikan arahan untuk
penyusunannya meskipun sudah menemukan mengulang metode jarimatika yang pernah
nomor yang sesuai pada jawaban yang ada para partisipan pelajari dan ternyata para
pada soal akan tetapi ketika menyusun puzzle partisipan masih mengingat pembelajarannya
lama menemukan gambar apa pada susunan meskipun masih ada yang mengalami
puzzle itu. kebingungan ketika mengaplikan pada lembar
kerja peserta didik. Setelah melatih jarimatika
para partisipan mengisi Lembar Kerja Peserta
Didik dengan media alternatif mencocokan
gambar jari dan jawaban yang telah ada
dengan menarik garis pada kotak soal yang
sesuai. Berikut hasil tes dari setiap partisipan:
 Partisipan pertama MS
Gambar 1.9 Menyusun Puzzle Partisipan pertama pada pertemuan
Respon pertemuan ketiga dari partisipan pertama ini bisa mengikuti arahan karena
CY. Peneliti:”Bagaimana pembelajaran pernah mempelajari jarimatika di kelas
jarimatika di barengi dengan menyusun sebelumnya, sehingga diminta menunjukan
puzzle?”. Partisipan :” Gampang-gampang angka 7 x 8 pada bentuk jarimatika mereka
susah bu”. Peneliti:”Gampang-gampang susah bisa menunjukkannya. Pada saat mengerjakan
gimana?”. Partisipan:”Ketika mengisi soal di soal yang diberikan peneliti untuk mencocokan
dalam kotak itu mudah bu karena pakai gambar dan jawaban, partisipan masih
jarimatika, yang aga susahnya itu ketika mengalami kesulitan karena belum terbiasa
menyusun puzzlenya”. Peneliti :” Tapi dengan medianya sehingga ketika
kamu bisa menyelesaikannya dengan rapih?”. mencocokan gambar dan jawaban menjadi
Partisipan:”Iya bu, soalnya saya berusaha tidak beraturan dikarenakan ketidak tepatan
untuk menemukan jalan menyusun puzzle dan jawaban. Dapat dilihat pada gambar 3.13.
hasilnya saya dapat menyelesaikannya.”
Hasil pertemuan ketiga di kelas 3 ini
memuaskan dari mulai pengulangan,
mengingat dan memahami jarimatika para
partisipan sudah mengalami peningkatan
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
seharusnya. Partisipan SH sudah dapat
memahami bagaimana penggunaan jarimatika
dalam pembelajaran matematika sehingga Gambar 1.10 Pembelajaran Jariamtika
setiap pembelajaran ia cepat menyelesaikan  Partisipan kedua CH
35
Partisipan kedua pada pertemuan Partisipan:”Ini sangat menyenangkan, karena
pertama ini dapat mengikuti arahan dan bisa saya bisa belajar kembali jarimatika”
menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh Peneliti:”Apakah setelah ini kamu akan terus
peneliti . Sama seperti partisipan yang pertama memakainya?” Partisipan:”Tentu saja bu,
partisipan ini sedikit mengalami kesulitan karena dengan jarimatika akan memudahkan
dalam mengaplikasikannya, ketika saya dalam mengisi soal matematika terutama
mengerjakan soal yang ada di Lembar Kerja perkalian”.
Peserta Didik, partisipan ini dapat Hasil dari pembelajaran I partisipan dapat
menggunakan jari tangannya sendiri dan mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh
menggunakan gambar yang ada pada soal. peneliti karena mereka pernah berlajar
Sehingga ia dapat menjawab soal-soal yang jarimatika sebelumnya akan tetapi mereka
berada pada lembar kerja peserta didik jarang menggunakannya, maka dari itu ketika
meskipun satu dari beberapa soal ada jawaban peneliti meberikan arahkan mereka sedikitnya
yang tidak sesuai. Dapat dilihat pada gambar ada ingatan yang pernah mereka pelajari dari
1.11. jarimatika. Partisipan MS dapat mengikuti
pembelajarannya sedang berlangsung dan
dapat mengikuti arahan peneliti sehingga
ketika pengulangan ia tidak terlalu bingung
menghadapinya. Partisipan CH dapat
mengesuaikan dengan pembelajaran yang
peneliti berikan karena pernah
mempelajarinya. Partisipan LY juga mengkuti
arahan yang diberi peneliti tetapi ketika
menjawab ia terlihat lambat.
Gambar 1.11 Praktik Jarimatika Kesimpulannya pada pembelajaran I para
 Partisipan LY partisipan dapat mengikuti pembelajaran
Partisipan ketiga pada pertemuan pertama karena mereka pernah mempelajarinya akan
ini dapat mengikuti pembelajaran dan selalu tetapi jarang memakainya jadi ketika
cepat menjawab pertanyaan yang diajukan pembelajarannya di ulang mereka ada sedikit
oleh peneliti seperti diperintahkan untuk lupa bagaimana caranya.
menunjukan hitungan 8 x 9 dengan cara 2) Pembelajaran II
jarimatika partisipan ini mampu Pertemuan kedua menggunakan alternatif
menunjukkannya. Ketika mengerjakan soal dengan bantuan media Tebak Kartu Gambar
yang diberikan oleh peneliti partisipan ini Jarimatika disini partisipan sebelum
lamban dalam menjawab pertanyaan- mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik yang
pertanyaan karena ketelitiannya ketika dilakukannya adalah menemukan gambar
menjawab pertanyaan yang ada pada Lembar tangan yang menunjukan jarikmatika pada
Kerja Peserta Didik. Dapat dilihat pada gambar kartu gambar, digunting dan ditempelkan di
1.12 dibawah ini. Lembar Kerja Peserta Didik yang berisi soal
untuk menunjukan jawabannya. Tujuan
penggunaan alternatif media ini adalah untuk
membuat para partisipan tidak hanya fokus
pada jari tanganya saja akan tetapi partisipan
akan lebih aktif karena berusaha mencari
bentuk jari tangan yang menunjukan jarimatika
pada kartu gambar sehingga pembelajaran
tidak membosankan tak hanya itu partisipan
Gambar 1.12 Pembelajaran Jarimatika juga dapat mewarnai kartu gambar yang telah
Respon pertemuan pertama kelas IV dari ditempelkan. Berikut hasil tes dari setiap
partisipan CH. Peneliti :”Apakah ini pertama partisipan:
kalinya pembelajaran matematika  Partisipan MS
menggunakan jarimatika?”. Partisipan :”Tidak Partisipan MS pada pertemuan kedua ini
bu, ketika saya duduk dibangku kelas 3 saya ketika pengulangan jarimatika ia sudah
pernah mempelajarinya, tetapi saya jarang mengikuti pembelajaran lebih baik dari
memakainya”. Peneliti:”Apakah pendapatmu pertemuan sebelumnya, ia sudah
ketika belajar kembali jarimatika?”. menempelkan kartu gambar jari tangan pada
soal sesuai dengan jawabannya akan tetapi
36
ketika mencoba menghitung menggunakan
kartu gambar jarimatika ia sedikitnya
mengalami kesulitan karena belum
terbiasanya menggunakan jarimatika selain
memakai tangan sendiri. Gambar pada
prosesnya bisa dilihat pada gambar 3.16.

Gambar 1.15 Hasil Penempelan Kartu


Jarimatika
Respon pertemuan keduan di kelas IV dari
SM. Peneliti:”Bagaimana pendapat kamu,
berhitung jarimatika menggunakan kartu
gambar jari tangan?”. Partisipan
:”Menyenangkan bu, karena saya merasa lebih
Gambar 1.13 Proses dan Hasil Menempelkan menarik jika tidak hanya menggunakan jari
Kartu Jarimatika tangan saja”. Peneliti :”Apakah kamu merasa
 Partisipan CH kesulitan darlam mengerjakannya?.
Partisipan pada pertemuan kedua Partisipan:”Sebenarnya saya merasa sedikit
menunjukan peningkatan pada kesulitan karena terbiasa menggunakan jari
pengaplikasiannya dalam menghitung tangan langsung”. Peneliti:”Kesulitan seperti
perkalian dengan jarimatika dan ketika apa?”.Partisipan:”Ketika menghitung
diarahkan untuk menunjukan gambar mana terkadang saya kebingungan apa tanganyang
yang sesuai dengan soal yang sedang dilipat itu yang di kalikan atau yang di
dikerjaan partisipan ini secara alami cepat tambahkan, tetapi saya mengusaha
memahami dan menunjukan kemampuannya. memahaminya”.
Ketika mengerjaknnya soal juga CH ini dapat Hasil dari pembelajaran pertemuan kedua
menggunakan gambar jari tangan yang para partisipan sudah meningkat dalam
menunjukan hitungan jarimatika ketika pengulangan dan penguatan ingatan jarimatika
menghitung perkalian pada soal yang sedang berbeda dengan pembelajaran pertama,
dikerjakan. Proses dapat dilihat pada gambar pembelajaran kedua ini menggunakan tebak
1.14. kartu gambar jarimatika. Partisipan MS ini
belum terbiasa menghitung jarimatika
menggunakan pembelajaran yang
menggunakan kartu gambar jadi ia masih
menggunakan jari tangannya untuk
mennghitung, ia juga mendapat hasil yang
baik. Untuk partisipan CH ia sudah dapat
mengesuaikan dengan pembelajaran
menggunakan kartu gambar dan menjawab
pertanyaanpun ia dapat mengelesaikannya
Gambar 1.14 Proses dan Hasil LKPD dengan baik. Partisipan LY pun sudah
Menempelkan Kartu Jarimatika meningkat dari pembelajaran sebelumnya ia
 Partisipan LY tidak lambat lagi dalam menghitung dan
Partisipan LY ini pada pertemuan kedua menjawab pertanyaan sehingga pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuannya dari yang ia kerjakan lebih mudah.
sebelumnya sehingga pembelajaran yang Kesimpulannya para partisipan
dilakukannya bisa berjalan dengan baik. dipertemuan kedua mereka sudah
Mengerjakan soalpun ia sudah tidak terlalu meningkatkan pembelajaran dari yang
lambat dalam mengerjakannya tapi tetap sebelumnya masih kebingungan
mempertahankan ketelitiannya dalam menggunakan jarimatika dan lambatnya dalam
mengerjakan soal sehingga jawaban yang pembelajaran, sekarang mereka sudah
dikerjakan bernilai memuaskan. Proses dapat mengerti dan tidak lambat lagi dalam
dilihat pada gambar dibahwa ini pembelajarannya.
3) Pembelajaran III
Pada pertemuan ketiga menggunakan
alternatif belajar sambil bermain disini
permainnya adalah keliling nusantara, anak
37
tidak hanya menggunakan jarimatika tapi kecepatan dalam menjawab dan
sambil mengenal daerah dan budaya yang ada menggunakan jarimatika dengan lancar.
di Indonesia. Tujuannya untuk menjadikan Dalam proses pengerjaan soal ia menghitung
anak berpengetahuan luas sehingga perkalian yang akan menjadi nomor
mengetahui daerah dan kebudayaan yang ada penerbanan utuk keliling nusantara dan
di Indonesia seperti rumah adat, tarian daerah, jawabannya juga semuanya benar kemudian ia
senjta tradisional, alat musik dan lain mencari gambar kebudayaan untuk disisi
sebagainya. Pada penggunaan jarimatikannya dengan tepat apakah kebudayaan dan daerah
peneliti membuat nomor penerbangan yang yang dituju sudah sesuai apa belum dan
akan menuju ke daerah yang dituju sehingga ternyata partisipan ini menjawabnya dengan
dapat mengetahui jawaban yang akan di baik karena ketelitiannya. Gambar proses
jawab. Berikut dari hasil tes para partisipan: dapat dilihat dari gambar 1.18 dibawah ini.
 Partisipan MS
Partisipan MS pada pertemuan ketiga
dapat mengikuti permainan keliling nusantara
disini MS dapat menjawab nomor penerbangan
daerah sesuai dengan jawabannya
menggunakan jarimatika. Setelah
mengerjakan soal keliling nusantara partisipan
menggunting gambar ciri khas masing-masing Gambar 1.18 Hasil LKPD Keliling Nusantara
daerah dan menulisan nomor penerbangan, Respon pertemuan ketiga di kelas IV dari
nama daerah dan nama kebudayaan sesuai LY. Peneliti:”Bagaimana pendapat kamu ketika
dengan yang di harapkan partisipan ini dapat belajar jariamtika sambil berkeliling
menyelesaikan soalnya dengan sesuai. Dapat nusantara?”. Partisipan:”Sangat seru bu, jadi
dilihat pada gambar 1.16 tidak hanya belajar jarimatika saja saya juga
dapat mengetahui berbagai kebudayaan yang
dimiliki negara kita”. Peneliti:”Bagus, tetapi
apakah selama mengerjakannya kamu
mengalami kesulitan?”. Partisipan:”ketika
mengerjakan soal saya tidak mengalami
kesulitan, tetapi ketika penyusunan nama kota
Gambar 1.16 Proses dan Hasil LKPD Keliling dan budayanya saya masih sedikit bingung,
Nusantara tapi saya tetap berusaha sehingga
medapatkan hasil menguaskan”.
 Partisipan CH Hasil dari pertemuan ketiga di kelas IV
Partisipan CH pada pertemuan ketiga para partisipan dapat mengingkatkan
sudah mengesuaikan dengan yang telah pembelajaran dari pengulangan, memperkuat
diajaran oleh peneliti, ketika menjawab soal ingatan dan pemahaman sehingga
untuk menemukan soal yang menunjukan pembelajaran bisa berjalan sesuai yang
nomor penerbangan yang tepat partisipan ini diharapkan. Partisipan MS di pertemuan ketiga
dapat menjawab pertanyaan dengan cepat dan ia sudah memahami penggunaan jarimatika
tepat sehingga ketika Menyusun gambar karena seringnya pengulangan menjadikan
kebudayaan ia bisa tenang tidak merasa ingatan menggunaan jarimatika menjadi kuat.
tertinggal dari partisipan lainnya. Dapat dilihat Partisipan CH sudah memahami jarimatika
pada gambar 1.17. dipertemuan ini, ia dapat menyelesaikan
pembelajaran dengan cepat karena
pemahamannya pada jarimatika sudah baik.
Partisipan LY juga sudah meningkat sangat
baik dengan usahanya ia dapat memahami
bagaimana cara kerja jarimatika sehingga
pada pengerjaanya bisa selesai dengan lebih
cepat. Kesimpulannya bahwa pada pertemuan
Gambar 1.17 Proses dan hasil Pengisian
ketiga ini para partisipan sudah memahami
LKPD Keliling Nusantara
seperti apa penggunaan jarimatika dalam
 Partisipan LY perhitungan terutama perkalian sehingga
Partisipan LY pada pertemuan ketiga ia setipa pengerjaan soal para partisipan bisa
mengalami perubahan yang cukup baik dari lebih cepat menyelesaikannya.
38
Serta dapat disimpulkan bahwa pada bahwa partisipan dari kelas IV sama seperti
setiap pertemuan kedua kelas mampu partisipan kelas III menunjukan proses
meningkatkan kemampuan berhitung mereka pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan
dengan baik dan sesuai dengan apa yang yaitu partisipan dapat meningkatkan
diharapkan. Menurut Slameto (2003:92-93), motivasinya dalam menerapkan metode
dengan tujuan yang jelas peseta didik akan jarimatika dalam menghitung perkalian. Seperti
belajar dengan tekun, lebih giat, dan yang dikatakan Sardiman A. M (2010: 75)
bersemangat. Disamping itu motivasi guru dalam kegiatan belajar motivasi dapat
tepat mengenai sasaran, maka akan dikatakan sebagai keseluruhan daya
meningkatkan kegiatan belajar siswa, penggerak di dalam diri siswa yang
Angket motivasi kelas 3 memperlihatkan menimbulkan kegiatan belajar, sehingga
bahwa siswa menunjukan minat terinterpretasi tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
“Sangat Baik” dengan 3,5 rata-rata per-aspek, dapat tercapai.
pada tidak mudah melepaskan keyakinan
mendapatkan interpretasi “Baik” dengan rata- PENUTUP
rata 3, kemudian pada aspek skreatifitas yang Berdasarkan hasil penelitian yang
tinggi mendapatkan rata-rata 3,5 dengan dilakukan tentang analisis metode jarimatika
interpretasi “Sangat Baik”, aspek tekun dalam meningkatkan kemampuan berhitung
menghadapi tugas mendapatkan rata rata 3,11 dan motivasi belajar siswa dengan tiga
dengan interpretasi “Baik”, pada aspek lebih partisipan dari siswa kelas III dan tiga
senang bekerja mandiri partisipan mendapat partisipan dari siswa kelas IV di peroleh
rata-rata 3,42 dengan interpretasi “Sangat kesimpulan yaitu hasil penelitian yang
Baik”, pada aspek dapat mempertahankan dilakukan ditemukan adanya kecenderungan
pendapat dengan interpretasi “Baik” peningkatan untuk hasil belajar menggunakan
mendapatkan nilai rata-rata 3 dan pada aspek jarimatika kemampuan berhitung dan motivasi
ulet menghadapi kesulitan dengan nilai rata- belajar peserta didik dengan menggunakan
rata 3 yang terinterpretasi “Baik”. Untuk jumlah jarimatika pada peserta didik kelas III dan IV.
keseluruhan rata rata peraspek pada 3 Diantaranya:
partisipan adalah 3,22 dengan interpretasi 1. Hasil Belajar Jarimatika dalam Kemampuan
“Baik”. Berhitung
Hasil angket motivasi dapat disimpulkan Pada hasil belajar jarimatika dalam
bahwa partisipan dari kelas III menunjukan kemampuan berhitung kelas III pada kegiatan
prose pembelajaran berjalan sesuai dengan belajar berlatih jarimatika mendapatkan hasil
harapan yaiitu partisipan dapat meningkatkan belajar 7.66, untuk kegiatan belajar mencetak
motivasinya dalam menerapkan metode jari tangan hasil belajar yang didapatkan
jarimatika dalam menghitung perkalian. adalah 9 dan kegiatan belajar menyusun
Angket motivasi kelas IV memperlihatkan puzzle dengan hasil belajar 9.66. Dari ketiga
bahwa siswa menunjukan minat terinterpretasi kegiatan belajar tersebut pada kemampuan
“Baik” dengan 3,25 rata-rata per-aspek, pada berhitung kelas III mendapatkan nilai rata-rata
tidak mudah melepaskan keyakinan 8.77. Pada hasil belajar jarimatika dalam
mendapatkan interpretasi “Sangat Baik” kemampuan berhitung kelas IV dalam kegiatan
dengan rata-rata 3,67, kemudian pada aspek belajar mencocokan gambar mendapatkan
skreatifitas yang tinggi mendapatkan rata-rata hasil belajar 7,33, untuk kegiatan bealajar
3,5 dengan interpretasi “Sangat Baik”, aspek menempelkan kartu hasil belajar yang
tekun menghadapi tugas mendapatkan rata didapatkan adalah 9 dan kegiatan belajar
rata 3,11 dengan interpretasi “Baik”, pada kleiling nusantara hasil belajar yang adalah
aspek lebih senang bekerja mandiri partisipan 9.66. Dari ketiga kegiatan tersebut nilai rata-
mendapat rata-rata 2,67 dengan interpretasi rata yang didapatkan 8.66 pada kemapuan
“Baik”, pada aspek dapat mempertahankan beritung di kelas IV.
pendapat dengan interpretasi “Sangat Baik” 2. Hasil motivasi belajar
mendapatkan nilai rata-rata 3,67 dan pada Pada hasil motivasi belajar kelas III
aspek ulet menghadapi kesulitan dengan nilai mendapatkan nilai interpretasi 3,22 tergolong
rata-rata 3,67 yang terinterpretasi “Sangat ke dalam kategori ”Baik”, untuk kelas IV nilai
Baik”. Untuk jumlah keseluruhan rata rata interpretasi 3.36 dengan tergolong kategori
peraspek pada 3 partisipan adalah 3,36 “Sangat Baik”
dengan interpretasi “ sangat Baik”.
Hasil angket motivasi dapat disimpulkan
39
DAFTAR PUSTAKA Rineka Cipta
A.M, Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran
Belajar Megajar. Jakarta: Raja Grafindo Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.
Persada Subini, Nini.(2011). Mengatasi Kesulitan
Abin Syamsudin. (1998). Psikologi Belajar pada Anak. Jogjakarta: Javalitera
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Sumadi Suryabrata, (1998). Psikologi
Rosdakarya. Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Ahmad Susanto. (2011). Perkembangan Persada.
Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Sutikno, M. Sobry. (2009) Belajar dan
Prenada. Media Group Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam
Astuti, Trivia (2013). Metode Berhitung Lebih Mewujudkan Pembelajaran yang
Cepat Jarimatika. Jakarta: Lingkar Berhasi”. Bandung :Prospect.
Media. Tribudiyono. (2008). Cara Cepat Berhitung
Dianita, B. (2013) “Peningkatan Kreativitas Angka Metode Handrtymatika dan
Melalui Media Jariamtika pada Mata Formula Matematika. Yogyakarta: Asta
Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 1 Aji Pustaka
Jagalan Karangnongko” jurnal Uno, Hamzah. B. (2009). Teori Motivasi dan
publikasi. Pengukurannya (Analisis di Bidang
Djiwandono, Esti, S.W. (2008). Psikologi Pendidikan). Jakarta : Bumi Aksara.
Pendidikan, Jakarta:Grasindo, , Uno, Hamzah. B. (2012). Teori Motivasi dan
Dwi Sunar Prasetyo, dkk. (2009). Memahami Pengukurannya Analisis di Bidang,
Jarimatika untuk Pemula. Jakarta: Diva Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Press Wulandani, S.P. (2007). Jarimatika Perkalian
Hamzah B. Uno. (2012).Model Pembelajaran dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka
Menciptakan Proses Belajar Mengajar Wulandani, S.P. (2008). Jarimatika Perkalian
yang Kreatif dan Efektif . Jakarta: PT dan Pembagian. Jakarta: PT Kawan
Bumi Aksara Pustaka.
Lisnawati Simanjuntak. ( 1993 ). Motivasi Wulandani, S.P. (2012). Berhitung Mudah dan
Mengajar Matematika. Jakarta : Rineka Menyenangkan dengan Menggunakan
Cipta. Jari Buku Panduan untuk Putra-Putri
Misni. (2011). Tangan Pintar Teknik Anda Usia 3 – 10 Tahun,Jakarta selatan:
Berhitung Pintar. CV Mandiri Cipta PT. Kawan Pustaka
Harini. Wulandani, S.P. (2013). Jarimatika Perkalian
Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi dan Pebagian. Jakarta: PT kawan
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Pustaka
Remaja Rosdakarya. Bintoro, H. S. (2015). Pembelajaran
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Matematika dengan Metode Numbered
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Heads Together (NHT) Ditinjau dari
Remaja Rosdakarya. Kecerdasan Intrapersonal Siswa SD.
Prasetyono, D. S. (2008). Memahami Prosiding Seminar Nasional Matematika
Jarimatika untuk Pemula. Diva Press: dan Pendidikan Matematika, Vol.1 No.1.
Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Prasetyono, D.S. (2008). Rahasia Panjaitan, M. (2018). “Meningkatkan
Mengajarkan Gemar Membaca pada Kemampuan Menghitung Perkalian
Anak Sejak Dini. Yogyakarata: Think. Melalui Metode Jarimatika pada Siswa
Sangidu. (2004). Metode Penelitian Sastra, Kelas III SDN 106162 KEC. Medan
Pendekatan Teori, Metode dan Kiat. Estate”. SEJ (School Education Journal)
Yogyakarta: UGM. vol. 8. No 2 juni 2018. [online ] tersedia :
Sanjaya, W. (2014). Strategi Pembelajaran https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.ph
Berorientasi Standar Proses p/school/article/download/10257/9357 [8
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada november 2018]
Media Group Purwaningsih, S.J. (2018) “Meningkatkan
Simanihuruk, Mudin. (2013). Pengembangan Kemampuan Berhitung dengan
perkalian Jari Magic. Yogyakarta: C.V Menggunakan Metode Jarimatika pada
ANDI OFFSET Anak Usi 4-5 Tahun di PAUD Dinda Kids
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Kota Pekanbaru” PAUD Lectura: Jurnal
yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Pendidikan Anak Usia Dini, vol 2, Nol 1
40
oktober 2018.
[online] tersedia :
https://journal.unilak.ac.id/index.php/
paud-
lectura/article/download/1991/1247
[8 November 2018]
Puspitasari, L. (2010) Efektifitas Metode
Jarimatika Untuk Meningkatkan
Kemapuan Berhitung Siswa Sekolah
Dasar Kelas III [Online] tersedia :
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/ju
pekhu/article/download/775/645 [14
desember 2020]
Gusmania, Y, Agustyaningrum, N. (2018)
“Pendampingan Bimbingan Belajar
Matematika Berbantuan Buku Saku
Melalui Media Permainan Monopoli untuk
Menanamkan Minat Belajar siswa dalam
Berhitung di SDN 020 Rw 02 Kelurahan
Sei Langkai”, Volume 2, Desember 2018
[online]
https://www.journal.unrika.ac.id/index.ph
p/MNDBHRU/article/view/1405 [14
Desember 2020]

41

Anda mungkin juga menyukai