PENDAHULUAN
belajar dan kegiatan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
sumber daya manusia. Salah satu usaha dalam peningkatan mutu pendidikan
maupun model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Kualitas hasil
belajar terutama terletak ditangan guru yang berkualitas pula, keberhasilan suatu
dan dikelola oleh guru yang profesional. Hal ini sejalan dengan pendapat Lubis
(2018: 117) bahwa, “semakin tinggi tingkat kualitas guru dalam memahami
1
produktif, bertanggung jawab dan berbudi luhur yang sangat berguna bagi
merupakan mata pelajaran yang sangat penting diberikan di sekolah dari semenjak
SD, SMP dan SMA bahkan hingga keperguruan tinggi”. Penguasaan matematika
kemampuan berpikir kritis dan kreatif bagi peserta didik sehingga dapat
sebagai ilmu dasar dipandang perlu untuk dikuasai oleh siswa mulai dari sekolah
dasar.
tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar
matematika siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada
2
Departemen Pendidikan Nasional telah berupaya untuk meningkatkan kualitas
capaian hasil belajar matematika siswa, baik melalui peningkatan kualitas guru
yaitu studi yang diinisiasi oleh the International Association for the Evaluation of
Hasil studi TIMSS tersebut, tidak jauh berbeda dengan hasil survei
“hasil PISA pada tahun 2009 menunjukan skor rata-rata Indonesia yaitu sebesar
371. Selanjutnya, data PISA pada tahun 2015 menunjukkan bahwa nilai prestasi
matematika siswa Indonesia dengan perolehan skor 386 sedangkan skor rata-rata
3
OECD adalah 490”. Hal ini menunjukan penguasaan matematika siswa di
karena kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini
sulit dipahami. Oleh sebab itu, guru harus mampu membangkitkan minat belajar
peneliti dengan salah satu guru matematika di MTs As Syarif Kuala Beringin
4
disampaikan guru dikarenakan guru kurang memberikan variasi dalam mengajar
matematika.
Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
yang tepat, diharapkan dapat terwujud suasana belajar yang dapat memotivasi
keaktifan siswa sehingga dapat memahami setiap ilmu yang diajarkan. Pemilihan
model pembelajaran sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
guru cenderung monoton yang mengakibatkan siswa pasif. Sehingga siswa merasa
jenuh dan bosan yang menyebabkan pencapaian hasil belajar tidak optimal.
yang sangat berpengaruh, yakni model pembelajaran yang diterapkan pada saat
pembelajaran yang tepat dan dapat memberikan motivasi belajar yang tinggi,
5
sangat berpengaruh sekali pada pembentukan jiwa siswa. Maka dari itu guru
karakteristik materi dan siswa. Dalam memilih model, keaktifan siswa harus
sendiri, yang paling penting melakukan tugasnya sesuai dengan pengetahuan yang
mengaktifkan siswa dalam belajar, guru harus memiliki model yang tepat supaya
siswa, salah satu diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh
sebagai pendengar, sebaliknya peran guru atau pengajar pada pembelajaran sangat
disekolah sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran biasa dengan paradigma
guru mengajar. Siswa lebih banyak bergantung pada guru yang mengakibatkan
pembelajaran berpusat pada guru (teacher oriented) dimana guru berperan aktif
sementara siswa menjadi pasif”. Siswa aktif belajar karena baginya pelajaran
6
siswa yang menganggap matematika itu pelajaran yang sulit pada kegiatan
pembelajaran.
satu sama lainnya untuk saling membelajarkan (peer tutoring) dan saling
variasi dari model pembelajaran kooperatif adalah tipe Two Stay Two Stray
(TSTS). Menurut Huda (2014: 207) bahwa, “strategi pembelajaran kooperatif tipe
berpikir kritis, kreatif, dan efektif dengan tujuan agar siswa dapat saling
Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (dua tinggal dua
tamu) dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia peserta didik. Selain itu, model ini dapat mendorong kepercayaan dan
partisipasi siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
7
informasi yang dimiliki antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.
Model pembelajaran ini membuat siswa tidak hanya menjadi lebih mandiri dan
tidak bergantung pada guru, tapi juga member dorongan untuk berpikir dan
semakin bermakna bagi siswa dan apa yang sudah didapat oleh siswa tersebut
tidak mudah lupa, selain itu dengan menggunkan model kooperatif tipe Two Stay
Two Stray ini diharapkan dapat membangkitkan semangat belajar dan menjadikan
siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran matematika agar dapat memperoleh
Tipe Two Stay Two Stray melalui Lesson Study terhadap Hasil Belajar
tipe two stay two stray melalui lesson study berpengaruh signifikan terhadap hasil
didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Sari Arnida dan Memen Permata
Azmi (2018) dengan judul Penerapan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
8
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray)
mahasiswa.
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang
1. Hasil belajar siswa kelas VIII MTs As Syarif Kuala Beringin pada mata
2. Kurangnya minat siswa kelas VIII MTs As Syarif Kuala Beringin dalam
dipahami.
9
6. Guru kelas VIII MTs As Syarif Kuala Beringin kurang memberikan
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka perlu ada
ini dibatasi pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) di kelas VIII MTs As
Syarif Kuala Beringin Tahun Pelajaran 2022/2023 pada materi bangun ruang.
D. Rumusan Masalah
Two Stray (TSTS) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs
E. Tujuan Penelitian
1. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs As Syarif Kuala Beringin
10
2. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs As Syarif Kuala
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Siswa
yang baru bagi siswa dan mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran
3. Bagi Sekolah
baik.
11
G. Anggapan Dasar
untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika adalah
dan daya nalarnya melalui pembelajaran yang tercipta secara sosial. Artinya,
dengan temannya dalam rangka menggali potensi yang dimiliki. Hal ini dapat
Model pembelajaran kooperatif diperkuat pula dengan tipe Two Stay Two
Stray atau dua tinggal dua tamu yang berarti adanya anggota kelompok yang
tinggal dan adanya anggota kelompok yang pergi. Adanya anggota kelompok
kooperatif tipe ini dapat mendorong anggota kelompok untuk memperoleh konsep
suatu pelajaran secara mendalam melalui pemberian peran pada siswa. Dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ini, maka tentunya siswa pasti
12
mengalami pengalaman pembelajaran yang berbeda yang pada akhirnya
H. Hipotesis Penelitian
maka dapat disusun hipotesis dalam penelitian ini adalah adalah terdapat pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap hasil
belajar matematika siswa di kelas VIII MTs As Syarif Kuala Beringin Tahun
Pelajaran 2022/2023.
13