PENDAHULUAN
cepat dan mudah dari berbagai tempat di dunia. Untuk itu diperlukan suatu
yang handal dan mampu berkompetisi secara global, sehingga perlu adanya
dan kemauan bekerjasama yang efektif. Cara berpikir ini dapat dikembangkan
struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta pola
KTSP, 2006).
1
2
suatu hal yang menyenangkan dan mengasyikkan. Namun hal itu ada kalanya
Surakarta. Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru diperoleh
(23,6%), siswa yang mau mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 5 siswa
(18,4%), dan siswa yang mandiri dalam mengerjakan soal latihan sebanyak 10
mandiri yang diberikan pada saat observasi awal belum mencapai ketuntasan
minimal. Siswa yang memperoleh nilai lebih besar sama dengan 60 hanya 18
siswa (47,36%).
Kemudian guru juga memberikan penghargaan kepada hasil yang telah dicapai
oleh siswa sehingga siswa dapat merasa puas atas apa yang telah
menanamkan rasa percaya diri dalam diri siswa. Kepercayaan diri yang tinggi
bahwa dirinya bisa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi.
prestasi hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar
apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang
4
Ini berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif
(2003: 136) seringkali anak didik tergolong cerdas tampak bodoh karena
siswa untuk belajar matematika belum memuaskan. Hal ini disebabkan antara
dalam belajar sehingga hasil belajar akan meningkat, maka diberikan metode
yang telah dipecahkan atau alternatif soal yang masih relevan (I Gusti Putu
soal sendiri melalui belajar (berlatih soal) secara mandiri (Amin Suyitno,
5
ulang masalah yang ada dengan perubahan agar lebih sederhana dan dapat
model pembelajaran ini akan mempengaruhi cara belajar siswa yang semula
B. Perumusan Masalah
posing.
problem posing.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
b. Bagi guru
mengajarkan matematika.