Anda di halaman 1dari 10

I.

Pendahuluan
1.1 latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah wadah yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Didalam pelaksanaannya, terdapat berbagai
masalah pendidikan yang menghambat tujuan daripada pendidikan tersebut. Salah
satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas
hasil belajar siswa. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk
memecahkan masalah pendidikan.salah satu upaya yang di lakukan adalah dengan
diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan
diberlakukannya KTSP ini maka proses pembelajaran dan penilaian agar mengacu
pada tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik di mana siswa
diharapkan memiliki pengetahuan sikap dan tingkah laku sesuai dengan
kompetensi seperti tuntunan kurikulum.
Dalam setiap mata pelajaran termasuk pada mata pelajaran agama hindu,
proses belajar yang dilakukan siswa terbatas pada penguasaan materi pelajaran
saja yaitu menghafal secara mekanis apa – apa saja yang telah di sampaikan oleh
guru tanpa di imbangi keaktifat dari siswa, sehingga menjadikan para siswa
cenderung tidak memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat dan
berkreatifitas. Selain itu metode pembelajaran yang di gunakan yaitu yaitu metode
ceramah yang menuntun siswa untuk duduk, dengar, dan catat mengakibatkan
pembelajaran menjadi membosankan, tidak menarik, dan berdampak pula pada
hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Metode ceramah sangat sulit
ditinggalkan, sehingga didalam proses pembelajarannya siswa kurang aktif, hanya
guru saja yang aktif, sehingga siswa hanya bisa menerima apa yang diberikan oleh
gurunya. Hal ini menyebabkan siswa kurang kreatif dalam menanggapi pelajaran
serta mengakibatkan siswa sangat sulit mengembangkan ide-ide dan pertanyaan
dalam menanggapi materi pembelajaran yang di berikan.
Memperhatikan hal tersebut maka peneliti berkeinginan mengadakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Peningkatan Aktifitas dan
Pemahaman Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Type Jigsaw Pada Materi Panca Sraddha Kelas VIII Semester II SMP. 3
selemadeg. Dengan harapan siswa lebih mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru dan mampu mengkonstruksikan materi tersebut.

I.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
- Apakah metode Pembelajaran Kooperatif Type Jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran materi Panca
Sraddha di kelas VIII smester II SMP N. 3 Selemadeg
- Apakah melalui Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran Panca Sraddha
di kelas VIII smester II SMP N. 3 Selemadeg Timur.

1.3 Cara Pemecahan Masalah Melalui Rencana Tindakan yang Akan Dilakukan
Untuk menjawab permasalahan di atas dilakukan langkah-langkah:
- Guru membuka pembelajaran dengan bernyanyi bersama sebagai
penyemangat
- Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan
dicapai.
- Guru menentukan topik.
- Guru membentuk beberapa kelompok siswa yang jumlahnya sesuai dengan
topik yang akan dibahas
- Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok mempelajari teks
bacaan sesuai dengan sub topik.
- Setelah batas waktu yang ditentukan, guru meminta salah satu siswa
perwakilan dari masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
- Guru meminta masing-masing kelompok merumuskan keseluruhan topik.
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi
1.4 Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
Tujuan Umum Penelitian Tindakan kelas ini adalah Untuk Meningkatkan
hasil belajar Agama Hindu Pada materi Panca Sraddha.
- Tujuan khusus
Tujuan Umum Penelitian Tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
keaktifan dan kemampuan belajar siswa melalui penerapan pembelajaran
kooperatif model jigsaw pada Pembelajaran Agama Hindu materi Panca Sraddha
di kelas VIII semester II SMP N. 3 Selemadeg timur sehingga di hasilkan
pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dan pada akhirnya dapat
mencapai hasil pembelajaran tutas.

1.5 Manfaat Penelitian


- Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam
dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan
bahwa peningkatan hasil belajar Agama Hindu pada materi Panca Sraddha dapat
dilakukan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model jigsaw.
- Manfaat praktis
Hasil yang diperoleh dari penelitian ii di harapkan memiliki kegunaan
sebagai berikut:
- Bagi guru
Agar Guru lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan
aktifitas dan kemampuan belajar siswa dalam proses pembelajaran Panca Sraddha
semester II di kelas VIII SMP N. 3 selemadeg timur.
- Bagi siswa
Siswa diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi belajar dengan baik
serta mampu meningkatkan hasil belajar.
- Bagi Pihak sekolah
dari hasil penelitian ini dapat dijadikan alternative bimbingan dan
pembinaan professional guru dalam meningkatkan kemampuan serta keaktifan
siswa.

II. Kajian/ Tinjauan Pustaka


2.1 kajian teori dan pustaka
a. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai
dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-
ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi.
Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi,
mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan
terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data,
menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel,
mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis,
mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan
melaksanakan eksperimen.
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam
interaksi belajar mengajar”(Sardiman, 2001:93). Dalam aktivitas belajar ada
beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan
ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas
didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas
didominasi oleh siswa.

b. Pemahaman Belajar
Pemahaman adalah gejala fisiologis; organ anatomis adalah otak.
Pemahaman adalah perilaku individu yang banyak dipengaruhi oleh faktor penge-
tahuan (fpsikologi.wisnuwardhana.ac.id).
c. panca sraddha
Panca sraddha terdiri dari kata Panca dan sraddha. “Panca” artinya lima
dan “sraddha” artinya keyakinan atau keimanan. Jadi panca sradha adalah lima
inti atau dasar keyakinan agama hindu.
Bagian dari panca sraddha adalah :
1. brahman adalah percaya dengan adanya brahman (Hyang Widhi Wasa)
2. Atma adalah percaya dengan adanya atma.
3. Karmaphala Percaya dengan adanya hukum sebab akibat
4. Punarbhawa adalah percaya dengan adanya kelahiran kembali(kelahiran
berulang – ulang yang di alami roh sebelum mencapai moksa.
5. Moksa adalah percaya dengan adanya kebebasa abadi atau kebahagiaan
abadi yang dapat di alami oleh roh.
Tanpa menghayati dan memahami panca sraddha maka umat hindu tidak
akan menjadi umat yang kuat sraddha.

d. Pembelajaran Kooperatif
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu untuk memahami
suatu materi pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban temannya yang
salah serta aktifitas lainnya dengan tujuan untuk mencapai prestasi belajar yang
tinggi. pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya (Trianto,2007;42)
Pembelajaran kooperatif berimplikasi pada terjadinya cognitive
elaboration, peer collaboration (berupa tutorial teman sebaya), dan peer copying
model, yang pada akhirnya mengarah kepada peningkatan prestasi akademik
(Slavin, 1995a,b) dan penghargaan diri, perbaikan sikap siswa (kecintaannya)
terhadap teman sebaya, sekolahnya (Jacob, 1999), serta mata pelajarannya,
gurunya, dan lebih terdorong untuk belajar dan berpikir (Lie, 2002). Di samping
itu, penerapan pembelajaran kooperatif dapat mempercepat perolehan beberapa
keterampilan inti, seperti: keterampilan kognitif, keterampilan afektif, berpikir
kritis, dan berdampak pada pengukuran prestasi dan sikap, pada tingkat
pendidikan dasar (SD/SLTP), menengah (SMU/SMK), dan pendidikan tinggi
(Cooper, et al., 1999). Dengan landasan kerja student led discussion, khusus bagi
siswa yang prestasinya rendah, kebermanfaatan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan motivasinya, prestasi akademiknya, dan nilai-nilai sosial seperti
kepekaan dan toleransi (Lundgren, 1994).
Pembelajaran kooperatif dibedakan atas empat model atau tipe yaitu: (1)

Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, (2) Pembelajaran Kooperatif tipe Numberd

Heads Together, (3) Pembelajaran Kooperatif tipe Ngroup To Group Exchange,

(4) Pembelajaran Kooperatif tipe Decision Making (Depdiknas, 2005),

e. Model Jigsaw
model Jigsaw merupakan model yang mnerapkan metode diskusi dalam 2
tahap. Diskusi tahap pertama, siswa membentuk kelompok sesuai dengan
karakteristik materi. Kelompok ini disebut kelompok asal, yang pada awalnya
masing-masing anggota kelompoknya bekerja secara individual sesuai dengan
tugas yang diberikan. Diskusi kedua dibentuk kelompok ahli. Setiap siswa dari
kelompok asal yang membahas materi yang sama dalam satu kelompok untuk
merumuskan materi yang ditugaskan. Kelompok ahli memberikan penjelasan pada
kelompok asal (Berdiati,2010;99) adapun tahapan-tahapan model pembelajaran
kooferatif tipe jigsaw adalah :
1. Guru membuka pembelajaran dengan bernyanyi bersama sebagai
penyemangat
2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan
dicapai.
3. Guru menentukan topik.
4. Guru membentuk beberapa kelompok siswa yang jumlahnya sesuai
dengan topik yang akan dibahas.
5. Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok mempelajari teks
bacaan sesuai dengan sub topik.
6. Setelah batas waktu yang ditentukan, guru meminta salah satu siswa
perwakilan dari masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
7. Guru meminta masing-masing kelompok merumuskan keseluruhan topik.
8. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi

2.2 Hipotesis tindakan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disusun hipotesis
tindakan sebagai berikut: “Upaya Peningkatan Pemahaman dan Keaktifan Belajar
Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type Jigsaw Pada
Materi Panca Sraddha kelas VIII semester II SMP N. 3 Selemadeg Timur

III. Metode penelitian


3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian adalah “Penelitian Tindakan Kelas (PTK)”
3.2 Setting Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subjek penelitian adalah siswa
kelas VIII smester II SMP N.3 Selemadeg Timur Tahun Pelajaran 2014 dengan
jumlah populasi yang diteliti sebanyak 25 orang dengan obyek penelitian tentang
aktifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama hindu pada
Kompetensi Dasar : Mengenal Panca Sraddha.
3.3 Prosedur Penelitian
Adapun Prosedur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilaksanakan dengan 2
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 3 tahapan antara lain:
1. Tahapan Perencanaan
2. Tahapan Pelaksanaan
3. Tahapan observasi dan evaluasi
3.3.1. Tahapan Perencanaan
Pada tahap perencanaan penelitian ini didasari oleh hasil refleksi awal
pembelajaran siswa, maka penelitian ini membuat dan menyiapkan hal-hal seperti:
1. Membuat susunan rancangan pembelajaran
2. Menyusun dan menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) yang dilengkapi
lembar observasi
3. Menyusun tes/soal-soal sebagai hasil belajar siswa
4. Membentuk kelompok siswa dengan anggota 5 orang
3.3.2. Tahapan Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, penelitian dilaksanakan pada semester II
Tahun Pelajaran 2014 di kelas VIII SMP N. 3 Selemadeg Timur dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1 Guru membuka pembelajaran dengan Menyanyi bersama sebagai
penyemangat
2 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan
dicapai.
3 Guru menentukan topik.
4 Guru membentuk beberapa kelompok siswa yang jumlahnya sesuai
dengan topik yang akan dibahas
5 Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok mempelajari teks
bacaan sesuai dengan sub topik.
6 Setelah batas waktu yang ditentukan, guru meminta salah satu siswa
perwakilan dari masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
7 Guru meminta masing-masing kelompok merumuskan keseluruhan topik.
8 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi

3.3.3. Tahapan Observasi dan Evaluasi


Selama kegiatan diskusi berlangsung guru melaksanakan pengamatan atau
observasi dengan tujuan untuk memperoleh data tentang aktifitas siswa dalam
kelompoknya secara langsung dalam rangka pencapaian hasil belajar
siswa.Pengamatan dilakukan oleh peneliti.
Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru menggunakan alat evaluasi
berupa tes tertulis.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data


- Teknik Pengumpulan data
Berdasarkan permasalahan, tujuan dan hipotesis penelitian tindakan yang
telah dikemukakan di depan maka penelitian ini dapat di tentukan teknik-teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Menggunakan lembar pedoman observasi untuk menentukan data tentang
aktifitas siswa yang dilakukan dengan menggunakan lima kriteria seperti
dalam belangko dibawah ini:

PRESENTASE TINGKAT KEAKTIFAN


90 - 100 Sangat Aktif

80-89 Aktif

65-79 Cukup Aktif

55-64 Kurang Aktif

0-54 Sangat Kurang

2. Menggunakan tes tertulis untuk mengetahui data tentang hasil belajar


siswa terhadap penguasaan materi yang telah didiskusikan.

- Teknik Analisis Data


Setelah data dikumpulkan maka dilanjutkan dengan teknik menganalisis
data dengan menggunakan analisis kualitatif dengan kriteria keberhasilan. Apabila
aktifitas siswa dan hasil belajarnya mencapai skor minimal/rendah berada pada
kategori “KURANG AKTIF”
Untuk data hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan teknik “KONVERSI SKOR” dan keberhasilan siswa jika mampu
mencapai skor merata pada kategori cukup atau lebih dengan daya serap minimal
75% dan ketuntasan klasikal minimal 80%.

TABEL KONVERSI SKOR HASIL BELAJAR


PRESENTASE TINGKAT KEAKTIFAN
90 - 100 Sangat Baik

80 - 89 Baik

65 - 79 Cukup Baik

55 - 64 Kurang Baik

0 – 54 Sangat Kurang

Anda mungkin juga menyukai