Anda di halaman 1dari 13

“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No.

1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
Jurnal PenKoMi: Kajian Pendidikan & Ekonomi
Journal Hompage: http://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/PK/index

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN


METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS XII MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK NEGERI 1 KOTA BIMA

Ratnah
Guru SMK Negeri 1 Kota Bima
Email: ratnaguru20@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
Keywords: penerapan pendekatan pembelajaran inovatif dengan motode diskusi
Hasil Belajar, kelompok pada siswa kelas XII Mata Pelajaran Prakarya dan
Pembelajaran Kewirausahaan (PKK) siswa SMK Negeri 1 Kota Bima. Jenis
Inovatif, Diskusi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Action
Kelompok Research). Adapun yang menjadi objek tindakan adalah penerapan
pendekatan pembelajaran inovatif melalui metode diskusi kelompok
pada mata pelajaran PKK. PTK ini dirancang dalam tiga siklus, dimana
setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes
hasil belajar dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik
analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan
cara melihat tingkat keaktifan siswa melalui pengamatan langsung
sesuai kriteria yang telah ditentukan, sedangkan analisis kuantitatif
dilakukan dengan cara menghitung nilai rata ketuntasan belajar siswa,
baik ketuntasan secara individual maupun ketuntasan kaliskal. Adapun
indikator keberhasil tindakan yakni 85% siswa memperoleh hasil
belajar melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
atau memperoleh nilai 75. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan pendekatan pembelajaran inovatif dengan metode dikusi
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII Mata
Pelajaran PKK pada siswa SMK Negeri 1 Kota Bima Tahun Pelajaran
2021/2022. Hasil tersebut dapat dilihat dari persentase ketuntasan
belajar siswa, dimana pada siklus I nilai rata-rata dari 23 orang siswa
adalah sebesar 77, 56 (62,16%) dan pada siklus II meningkat menjadi
82,16 (97,30%).

PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan upaya mengembangkan kemampuan peserta didik,
baik kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik. Proses pembelajaran yang
dirancang oleh guru harus dapat mendorong partisipasi aktif peserta didik. Kemampuan
guru untuk berinovasi melalui penerapan metode pembelajaran menjadi aspek penting
yang menentukan lahirnya peserta didik yang memiliki kemampuan yang diharapkan.
Untuk memilih atau mengembangkan metode pembelajaran, guru perlu memperhatikan
karakteristik siswa selain karakteristik metode itu sendiri. Guru harus memiliki

33 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat
dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan metode
pembelajaran, karena kemampuan guru dalam memilih dan mengembangkan metode
pembelajaran berdampak pada hasil belajar siswa.
Hasil observasi penulis di SMK Negeri 1 Kota Bima menunjukkan bahwa
inovasi dan kreatifitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran masih
menjadi perhatian utama. Meski demikian, sebagian guru masih menemui kendala
dalam mendesain kegiatan pembelajaran. Masih terdapat guru yang belum mampu
mengembangkan desain kegiatan pembelajaran yang inovatif. Guru masih berpegang
pada cara mengajar menggunakan metode tradisional yaitu metode ceramah yang
monoton. Umumnya desain pembelajaran masih bersifat konvensional, guru belum
sepenuhnya mampu mengembangkan pembelajaran dengan metode-metode yang
bervariasi. Sehingga berdampak pada aktivitas siswa dalam belajar yang cenderung
pasif. Siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan guru yang bersifat monoton.
Aktivitas siswa masih dominan dengan kegiatan mencatat, sehingga yang nampak
adalah dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil evaluasi kegiatan pembelajaran yang penulis lakukan pada kelas XII,
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa masih tergolong rendah, dengan tingkat
keaktifan sebesar 65 % dengan nilai rata-rata sebesar 70 (dibawah KKM, yakni 75).
Sementara di satu sisi, setiap guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kegiatan
siswa dalam meningkatkan kemampuan berkreasi, oleh sebab itu seorang guru harus
memahami tentang startegi pengembangan kemampuan siswa. Seperti startegi dalam
melakukan bimbingan kelompok. Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain
dimaksudkan untuk membantu mengatasi masalah bersama atau membantu seorang
individu yang menghadapi masalah (Tohirin, 2007).
Berdasarkan kondisi di atas, maka perlu adanya penelitian untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKK). Salah satu
tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
inovatif dengan metode diskusi kelompok. Metode diskusi kelompok adalah suatu
cara atau teknik belajar yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka,
dimana setiap anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbankan
pikiran masing-masing serta berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan
masalah atau pengambilan keputusan. Melalui metode diskusi kelompok, guru
memberikan kesempatan yang sama kepada para siswa mengadakan untuk
mengemukakan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah meningkatkan hasil belajar
siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran inovatif dengan metode diskusi
kelompok. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai diskusi kelompok, akan
diuraikan terlebih dahulu pengertian bimbingan kelompok. Diskusi kelompok adalah
suatu pertemuan dua orang atau lebih yang ditunjukkan untuk saling tukar

34 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
pengalaman dan pendapat, dan biasanya menghasilkan suatu keputusan bersama
(Sukardi, 2008). Menurut Wina Sanjaya (2006) metode diskusi kelompok antara lain:
(1) diskusi kelas, disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah
yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang
digunakan dalam jenis diskusi ini, y a i t u : pertama, guru membagi tugas sebagai
pelaksanaan diskusi, siapa yang akan menjadi moderator dan penulis. Kedua,
sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah
yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk
menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber
masalah memberi tanggapan dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi. (2)
diskusi kelompok kecil, dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok.
Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru
menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi
kedalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Setelah
selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
(3) simposium, adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan
dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan
untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji
memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri
dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan
sebelumnya. (4) diskusi panel, adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh
beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens.
Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens
tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para penelis
yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektip perlu
digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh
untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
Berdasarkan uraian tentang jenis diskusi kelompok diatas tidak semuanya
digunakan dalam penelitian ini. Jenis diskusi kelompok yang digunakan dalam
penelitian ini adalah diskusi kelompok kecil (buzz group). Karena dalam diskusi
kelompok kecil (buzz group) setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk
menuangkan ide-idenya untuk memecahkan permasalahan secara bersama-sama.
Dalam melaksanakan diskusi siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
dari kelompok besar, kemudian dari hasil diskusi masing-masing kelompok kecil
akan melaporkan hasil diskusinya ke kelompok besar.
Penggunaan metode diskusi kelompok dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah berupa skor nilai akhir. Menurut Carter (dalam Djamarah, 2004) bahwa “hasil
belajar adalah skor tes atau nilai pelajaran di sekolah yang menggambarkan adanya
perkembangan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa secara jelas. Hasil
belajar merupakan penguasaan pengetahuan, keterampilan terhadap mata pelajaran
dibuktikan melalui hasil tes (Slameto, 2003). Hasil belajar itu biasanya disebut

35 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
kecakapan nyata, kecakapan aktual (Actual Ability) yang diperoleh seseorang setelah ia
belajar suatu pengetahuan tertentu (Nurkancana, 2003). Sehingga, dapat dipertegas
bahwa hasil belajar merupakan seperangkat kemampuan akhir yang diperoleh siswa
setelah mengalami proses belajar, yakni proses perubahan atau sebagai bentuk aktivitas
individu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antara faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah dikelompokkan ke dalam dua yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi: intelegensi, minat, motif, ingatan, dan kondisi jasmani
(Slameto, 2003; Suryabrata; 2003; Nasution, 2002). Sedangkan faktor eksternal adalah
yang menentukan berhasil baik atau tidaknya belajar itu, yakni meliputi
keluarga/keadaan rumah tangga, cara mengajar guru, lingkungan dan kesempatan yang
tersedia serta motivasi (Ngalim, 2001).
Untuk meningkatkan hasil belajar, maka setiap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru perlu memperhatikan beberapa prinsip, seperti: prinsip motivasi,
prinsip konsentrasi, dan prinsip lingkungan (Ahmadi, 2002). Hal pertama dari cara
belajar yang baik adalah keteraturan, pengetahuan mengenai cara belajar yang efisien
pada umumnya berupa rumus-rumus untuk bekerja secara teratur sehingga seseorang
siswa akan memperoleh hasil yang baik (Gie, 2005). Pada aspek yang lain, keadaan
tersebut memerlukan adanya bimbingan dari guru tentang cara belajar yang efektif,
yaitu belajar secara teratur setiap hari dengan tidak menyampingkan waktu istirahat
secukupnya (Sukardi, 2003).

METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model PTK dari Kemmis & Taggart
(dalam Hidayat, 2009), dimana setiap siklus meliputi tahap perencanaan (planning),
pelaksanaan/ tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Penelitian ini dirancang dalam tiga siklus dan direncanakan selama 4 (empat) bulan,
mulai empat bulan Maret sampai dengan Juni 2022. Adapun subjek penelitian adalah
siswa kelas XII Jurusan Agribisnis Perikanan Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan pada siswa SMK Negeri 1 Kota Bima berjumlah 23 orang siswa, terdiri
dari 11 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, dengan karakteristik yang berbeda-
beda. Sumber data penelitian berasal dari siswa, guru, teman sejawat, dan kolaborator
Teknik dan instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi tes
(dengan soal essay sebanyak 10 nomor soal), observasi (lembar observasi), dan studi
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif, yakni
dengan memberikan pemaknaan terhadap data hasil observasi. Sedangkan analisis data
kuantitatif adalah metode analisis deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa
sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan, dengan mencari nilai rata-
rata dan melakukan perhitungan persentase ketuntasan.
Untuk menghitung nilai rata-rata dicari dengan menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Sudjana (2001), yaitu sebagai berikut:

̅=

36 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
Keterangan:
̅ = Nilai rata-rata
X = Jumlah nilai seluruh siswa
N = Banyaknya siswa yang mengikuti tes
Selanjutnya menghitung persentase ketuntasan belajar siswa dengan
menggunakan rumus sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002) berikut ini:

Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar
S = Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar/siswa yang belum tuntas
N = Jumlah seluruh siswa
Indikator kinerja dalam penilaian ini ada dua, yaitu hasil belajar siswa dikatakan
meningkat secara klasikal bilamana minimal 75% siswa telah memperoleh nilai ≥ 75
(KKM di Sekolah). Persentase ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan (klasikal)
sudah mencapai atau lebih besar daripada ≥ 85%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Data Hasil Penelitian Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan selama dua bulan yakni Maret dan April 2022.
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus pertama sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan beberapa perencanaan sebelum siklus dilaksanakan.
Kegiatan pada tahap perencanaan ini meliputi: (1) menyiapkan bahan ajar yaitu materi
yang akan didiskusikan siswa, (2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sesuai metode pembelajaran diskus kelompok (lampiran), (3) Lembar Kerja Siswa
(LKS), berisi tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dalam diskusi kelompok,
(4) membuat instrumen tes, yaitu instrumen untuk mengetahui prestasi belajar
(kognitif) siswa, yang terdiri dari soal essay (terlampir), (5) pedoman observasi yaitu
untuk melihat bagaimana aktivitas siswa ketika diterapkan metode diakusi kelompok.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, implementasi Rancangan Pembelajaran yang telah disusun oleh
peneliti berdasarkan metode diskusi kelompok yang digunakan. Pada siklus pertama ini
dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan rincian: Pertemuan pertama, guru
memberikan gambaran tentang model pembelajaran yang akan diterapkan pada
pertemuan itu dan mempresentasikan materi pelajaran secara singkat. Kemudian guru
memberikan pertanyaan kepada siswa, sebelum dijawab guru membagi siswa menjadi 6
(enam) kelompok secara heterogen (baik dari segi prestasi, jenis kelamin, sosial, dan
lain-lain) yang tiap-tiap kelompok terdiri dari 6 (enam) orang anggota, masing-masing
kelompok tersebut menunjuk ketua kelompoknya untuk mengambil ringkasan materi
dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
ringkasan materi kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan dalam

37 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
kelompoknya. Dalam hal ini, siswa diberikan keleluasaan untuk berdiskusi dan
bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk memecahkan masalah yang ada dalam
Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan
motivator, maksudnya membimbing siswa dalam kegiatan diskusi serta memberikan
motivasi terhadap siswa dalam kegiatan kelompok. Pada pertemuan pertama ini, siswa
terlihat masih bingung dan kurang aktif dalam pelaksanaan diskusi kelompok. Hal ini
disebabkan karena mereka belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan.
Pertemuan kedua dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil diskusi yang
telah dilakukan oleh masing-masing kelompok pada pertemuan pertama. Pada tahap
presentasi, masing-masing kelompok menunjuk salah satu anggota kelompoknya untuk
menyampaikan hasil diskusinya dan semua anggota memiliki tanggung jawab atas hasil
diskusinya. Kemudian pada akhir siklus diadakan tes untuk melihat prestasi (kognitif)
siswa secara individu, yang terdiri dari soal essay. Pada tahap pemberian tes masing-
masing siswa tidak diperkenankan melakukan kerjasama dalam menyelesaikan
tugasnya.
3) Tahap Observasi
Observasi kegiatan siswa dilaksanakan selama berlangsungnya pelaksanaan
pembelajaran. Sasaran dalam observasi ini adalah aktivitas siswa dan semua aktivitas
siswa yang tampak dicatat dalam lembar observasi sesuai dengan deskriptor yang
muncul (terlampir). Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran pada
siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Data aktifitas siswa pada saat pelaksanaan diskusi kelompok
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, aktifitas siswa tergambar pada Tabel 1
dibawah ini:
Tabel 1. Data Aktifitas Siswa Saat Diskusi Kelompok pada Siklus I.
No Tingkat aktifitas siswa Jumlah siswa Persentase
1 Sangat baik 3 13 %
2 Baik 10 44%
3 Cukup 7 30%
4 Kurang 3 13%
Jumlah 23 100%
Sumber: data hasil observasi diolah, 2022.
Berdasarkan data hasil observasi aktifitas siswa dalam diskusi kelompok, terlihat
masih kurang dan belum mampu untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam
indikator capaian yaitu 85%. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 di atas, yaitu tingkat
aktifitas siswa dalam kategori ”sangat baik” ada 3 siswa dengan presentase sebesar
13%, pada kategori ”baik” ada 10 siswa dengan presentase sebesar 44%, kemudian pada
kategori ”cukup” ada 3 siswa dengan presentasenya 30%, dan pada kategori ”kurang”
ada 1 orang dengan presentase 13%. Hal ini disebabkan karena siswa terlihat masih
bingung dan belum terbiasa untuk melaksanakan diskusi kelompok, terlebih dengan
model pembelajaran yang baru diterapkan. Sehingga perlu untuk dilakukan siklus
berikutnya guna untuk melihat aktifitas siswa dalam diskusi kelompok.

38 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
b) Data prestasi belajar (kognitif) siswa pada siklus I
Setelah dilakukan tes hasil belajar siklus I, maka hasilnya ditunjukkan pada
Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Data hasil belajar siswa pada siklus I.
Tuntas
No Nama Siswa Nilai
Ya Tidak
1 AA 80 
2 AB 70 
3 AC 70 
4 AD 60 
5 AE 90 
6 AF 70 
7 AG 80 
8 AH 80 
9 AI 70 
10 AJ 60 
11 AK 80 
12 AL 70 
13 AM 80 
14 AN 70 
15 AO 80 
16 AP 80 
17 AQ 70 
18 AR 60 
19 AS 90 
20 AT 70 
21 AU 70 
22 AV 80 
23 AW 70 
Jumlah 1700
Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas 10
Jumlah siswa yang tidak tuntas 13
Presentase ketuntasan klasikal:
10 x 100% = 43%
23
Sumber: Data tes hasil belajar diolah, 2022.
1. Ketuntasan Individual ≥ 75
2. Nilai rata-rata kelas

̅=
=
= 73,91
3. Ketuntasan Klasikal
KK =

39 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
= x 100 %

= 43%
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan hasil/ prestasi belajar
siswa masih belum mencapai target yang ditetapkan, yaitu 85% dari jumlah keseluruhan
siswa di kelas mendapatkan nilai ≥ 75. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan lagi pada
siklus berikutnya.
4) Tahap Refleksi
Penerapan metode diskusi kelompok pada siklus I ini, masih belum optimal
karena belum mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh adanya
kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus II. Adapun kekurangan pada
siklus I antara lain:
a) Pada waktu pelaksanaan diskusi kelompok, siswa masih malu untuk bertanya kepada
siswa lain atau teman kelompoknya apabila mereka belum mengerti.
b) Siswa masih kurang aktif dalam bekerjasama dengan anggota kelompoknya, serta
masih kurang berusaha untuk mencari berbagai informasi untuk memecahkan
masalah yang ada. Hal ini terlihat hanya beberapa siswa saja yang dominan untuk
mengerjakan tugas kelompok.

B. Data Hasil Penelitian Siklus II


Siklus II dilaksanakan pada Mei dan Juni 2022. Langkah-langkah yang
dilakukan pada siklus kedua ini hampir sama dengan langkah-langkah pada siklus
sebelumnya, yaitu sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan beberapa perencanaan sebelum dilakukannya siklus
kedua, sebagaimana yang dilakukannya pada siklus pertama akan tetapi pada siklus
kedua ini dilakukan beberapa perbaikan berdasarkan kekurangan-kekurangan pada
siklus pertama. Adapun perencanaannya yaitu: (1) menyiapkan bahan ajar yaitu materi
yang akan didiskusikan siswa tentang mengidentifikasi benda pemuas kebutuhan dan
kegunaannya (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode diskusi, (3)
Lembar Kerja Siswa (LKS), (4) Tes yaitu instrumen untuk mengetahui prestasi belajar
(kognitif) siswa yang terdiri dari soal essay, yang akan diberikan pada pertemuan kedua,
(5) menyiapkan kunci jawaban tes (6) menyiapkan lembar observasi untuk siswa.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan rancangan pembelajaran (RPP)
yang telah disusun sesuai dengan perbaikan yang telah dilakukan pada siklus I
(lampiran), dan kegiatan yang dilakukan guru hampir sama. Pada pertemuan pertama,
guru memberikan motivasi kepada siswa dan mempresentasikan materi ajar kemudian
Mendeskripsikan macam-macam kebutuhan manusia menurut klasifikasinya serta
bagaimana faktor-faktor yang ada mempengaruhi kebutuhan tersebut. Secara singkat,
kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa berpikir, guru membagi
siswa menjadi 5 (lima) kelompok secara heterogen (baik dari segi prestasi, jenis
kelamin, sosial,) dan tiap kelompok terdiri dari 6 (enam) orang. Setelah itu, guru

40 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada tiap-tiap kelompok untuk
didiskusikan. Pada tahap diskusi ini, siswa diberikan keleluasaan dalam bekerjasama
dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan tugas kelompok, agar diskusi
menjadi lebih menarik maka guru memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa
agar lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas kelompok.
Pada pertemuan kedua ini siswa mempresentasikan tugas akhir atau hasil diskusi
kelompok yang telah dikerjakannya pada pertemuan pertama siklus kedua. Setelah itu,
guru memberikan tes yang berisi soal essay kepada siswa untuk dikerjakan secara
individu. Hal ini penting untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa menerima materi
atau apa yang telah disampaikan pada pertemuan pertama siklus kedua, sekaligus untuk
memperbaiki hasil atau nilai siswa pada siklus I. Adapun perbaikan yang dilakukan oleh
guru pada siklus II ini yaitu lebih memperbaiki kekurangan-kekurangan guru pada
siklus I, yaitu diantaranya: guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa
untuk bisa bekerjasama dengan anggota kelompok menyelesaikan tugas dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok, memberikan umpan balik kepada siswa, dan
mengajak siswa untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran serta
menarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3) Tahap Observasi
Observasi kegiatan siswa dilaksanakan selama berlangsungnya pelaksanaan
pembelajaran seperti yang dilakukan pada siklus pertama. Data hasil observasi aktivitas
siswa dan data hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sesuai
dengan metode diskusi yaitu sebagai berikut:
a) Data aktifitas siswa
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II terkait dengan aktifitas siswa dapat
dilihat pada Tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3. Data aktifitas siswa saat diskusi kelompok pada siklus II.

No Tingkat Aktifitas Siswa Jumlah Siswa Persentase


1 Sangat baik 15 65%
2 Baik 5 22%
3 Cukup 3 13%
4 Kurang 0 0
Total 23 100%
Sumber: data observasi diolah, 2022.
Berdasarkan data hasil observasi aktifitas siswa pada siklus II ini, sudah terjadi
peningkatan dari hasil tindakan sebelumnya pada siklus I dan sudah mampu untuk
mencapai target yang telah ditetapkan dalam indikator capaian. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 3 di atas, yaitu tingkat aktivitas siswa dalam kategori ”sangat baik” ada 15
orang dengan presentase sebesar 65%, pada kategori ”baik” ada 5 siswa dengan
presentase sebesar 22%, kemudian pada kategori ”cukup” ada 3 orang siswa dengan
presentasenya 13%, dan pada kategori ”kurang” tidak ada.

41 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
b) Data Hasil Belajar Siswa
Setelah dilakukan tes untuk melihat hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel
4 dibawah ini:
Tabel 4. Data hasil belajar siswa pada siklus II
Tuntas
No Nama Siswa Nilai
Ya Tidak
1 AA 80 
2 AB 80 
3 AC 80 
4 AD 90 
5 AE 90 
6 AF 80 
7 AG 80 
8 AH 80 
9 AI 80 
10 AJ 80 
11 AK 90 
12 AL 90 
13 AM 80 
14 AN 80 
15 AO 70 
16 AP 80 
17 AQ 80 
18 AR 80 
19 AS 80 
20 AT 80 
21 AU 80 
22 AV 90 
23 AW 80 
Total nilai 1880
Nilai rata-rata 81,74
Jumlah Siswa Yang Tuntas 22
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 1
Persentase Ketuntasan Klasikal:
22 x 100% = 96%
23
Sumber data: data primer diolah, 2022
1. Ketuntasan Individual ≥ 75
Nilai rata-rata kelas

̅=
=
= 82,162 (dibulatkan menjadi 82,16).
2. Ketuntasan Klasikal
KK =

42 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
= x 100 %
= 97,30
Dari Tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa sudah ada perbaikan dan peningkatan
dari hasil sebelumnya pada siklus II dan sudah mampu mencapai target yang ditetapkan
dalam indikator capaian, yaitu 82% dari jumlah keseluruhan siswa di kelas
mendapatkan nilai ≥ 75, walaupun demikian, masih ada seorang siswa yang masih di
bawah target sehingga perlu mendapat perhatian dan bimbingan belajar secara individu
dari guru bidang studi yang bersangkutan.
4) Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa ketuntasan
pembelajaran baik dari segi aktifitas maupun hasil belajar siswa sudah memenuhi
standar yang telah ditentukan oleh peneliti. Walaupun demikian, masih ada satu orang
siswa yang masih di bawah target.

C. Pembahasan
Setelah diberikan tindakan dengan pembelajaran menggunakan metode diskusi,
maka dapat ditunjukkan hasil tindakan baik pada siklus I maupun pada siklus II.
1. Aktivitas siswa dengan menggunakan metode diskusi
Tabel 5. Data Aktifitas siswa pada siklus I dan II
Persentase (%)
No Tingkat aktivitas siswa
Siklus I Siklus II
1. Sangat baik 13 % 65%
2. Baik 44% 22%
3. Cukup 30% 13%
4. Kurang 13% 0
Total 100% 100%
Sumber: data hasil observasi diolah, 2022.
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas mengenai data aktivitas siswa pada siklus I, dan II
dalam kategori baik, mengalami peningkatan yaitu pada siklus I dengan rincian: 3
(13%) tergolong sangat baik, 10 (44%) tergolong baik, 7 (30%) tergolong cukup, dan 3
(13%) yang tergolong kurang. Kemudian pada siklus II dengan rincian: 15 (65%)
tergolong sangat baik, 5 (22%) tergolong baik, dan 3 (13%) tergolong cukup, dan 0
(0%) tidak ada siswa yang tergolong kurang. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran melalui metode diskusi kelompok terdapat peningkatan aktifvitas yang
dilakukan oleh siswa sesuai dengan harapan peneliti. Terjadinya peningkatan dari siklus
pertama ke siklus kedua dipengaruhi oleh hasil refleksi terhadap kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada siklus satu.

43 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
2. Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa
Tabel 6. Data Hasil Belajar Siswa pada siklus I dan II.
Jenis Data Siklus I Siklus II
Nilai rata-rata siswa 73,91 81,74
Persentase ketuntasan belajar 43 % 96 %
Sumber: data hasil tes diolah, 2022.
Berdasarkan Tabel 6 di atas mengenai data prestasi belajar (kognitif) siswa, pada
siklus I dengan nilai rata-rata yaitu 73,91 dan persentase ketuntasan belajarnya yaitu
43%. Menurut tuntutan kurikulum dan sesuai dengan indikator capaian dalam penelitian
ini bahwa hasil belajar siswa dikatakan tercapai jika rata-rata nilai minimal baik dan
ketuntasan belajar minimal 75. Berdasarkan hal tersebut, maka hasil belajar siswa pada
siklus I belum memenuhi tuntutan kurikulum dan sesuai dengan refleksi pada siklus I
maka siklus II dilakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang muncul
pada siklus I. Pada siklus II, rata-rata nilai siswa yaitu 81,74 dengan presentase 96%,
berada di atas nilai 75. Hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar
siswa telah sesuai dengan tuntutan kurikulum dan indikator capaian dalam penelitian
ini. Walaupun demikian, masih ada satu siswa yang tidak tuntas sehingga perlu
mendapat perhatian dan bimbingan belajar secara individu dari guru ekonomi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian tindakan kelas ini dapat
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inovatif dengan metode dikusi kelompok
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa
yang mengalami peningkatan dari siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 73,91 dengan
persentase ketuntasan belajar adalah 43 %. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi
81,74 dengan persentase ketuntasan sebesar 96%.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2001. Evaluasi Instruksional: Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung:
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Siswa. Surabaya: Usaha Nasional.
Hidayat. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Surabaya: Usaha nasional.
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Margono. 2007. Pembelajaran Inovativ. Jakarta: Rajawali.
Sudjana, Nana. 1992. Media Pembelajaran. Surabaya: Usaha Nasional.
-----------------, 2009. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Poerwanto, Ngalim. 2001. Administrasi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.
Nurkancana & Sumartana. 1999. Evaluasi Pendidika. Surabaya: Usaha Nasional.
Prasetyo. 2010. Administrasi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

44 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima


“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi" Vol. 6, No. 1 Januari 2023
e-ISSN: 2614-6002
Poppy, R Yaniawati. 2003. Pendekatan Open-Ended: Salah Satu Alternatif Model
Pembelajaran Matematika yang Berorientasi pada Kompetensi Siswa. Makalah.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sardiman, dkk. 2001. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Suherman, E, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JICA.
Sukardi, Dewa Ketut. 2004. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah: Surabaya:
Usaha Nasional.
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Rineka Cipta.

45 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima

Anda mungkin juga menyukai