Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Syamsiah
Email: syamsiahbtl@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti (BP) di mana hasil
belajar siswa kurang maksimal. Penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan tujuan untuk mengetahui apakah dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan di setiap siklusnya. Aktivitas
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menunjukkan peningkatan secara
bertahap. Dilihat pada tingkat keaktifan siswa , pada siklus I, 18 siswa (72%)
yang aktif dan meningkat menjadi 25 siswa ( 100 %) pada siklus II. Pengamatan
tentang kegiatan belajar mengajar pada siklus I, 21 aspek (84 %) memperoleh
kreteria baik, dan meningkat menjadi 24 aspek (96 %) pada siklus II. Hasil
belajar siswa juga mengalami peningkatan secara bertahap. Pada siklus I, 18
siswa (72%) yang tuntas dengan daya serap siswa mencapai 76,2 %. Pada siklus
II terjadi peningkatan menjadi 25 siswa (100%) yang mencapai ketuntasan
dengan daya serap (83,8%).

Kata Kunci : Strategi think pair share, Pembelajaran PAI

Pendahuluan

Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang atau


kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Dalam proses kedewasaan manusia yang hidup dan
berkembang, nampaklah kenyataan bahwa manusia selalu berubah dan
perubahan itu merupakan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa dalam
pendidikan terjadi sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah laku. Proses
pembelajaran di sekolah sebagai suatu aktivitas mengajar dan belajar yang di
dalamnya terdapat dua subyek yaitu guru (pendidik) dan siswa sebagai peserta
didik. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan

2179
Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama
pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, dinamis, dan menyenangkan. Hal ini
berimplikasi pada adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek
pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pembimbing dan fasilitator
dengan peserta didik sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk
memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran itu sendiri. Untuk
mengoptimalkan pencapaian hasil belajar maka diperlukan sebuah interaksi
edukatif dalam proses pembelajaran (Surawan,2019)
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang tidak
hanya mengantarkan peserta didik untuk dapat menguasai berbagai kajian
keislaman, tetapi lebih menekankan pada pengamalan dalam kehidupan
sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu guru Pendidikan
Agama Islam hendaknya dapat mengembangkan pembelajaran yang
berorientasi pada pencapaian kompetensi peserta didik secara menyeluruh
yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Surawan,2019). Materi
Ketika Bumi Berhenti Berputar termasuk dalam aspek keimanan. Pada
umumnya materi keimanan dipelajari siswa dengan cara mendengarkan
ceramah guru. Pada tahun pelajaran 2020/2021 dari hasil diskusi dengan guru
PAI yang sebelumnya mendapat tugas mengajar di kelas VI diperoleh
informasi bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran seperti itu
siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan belajar ini hanya 40%. Selain itu hasil
tes formatif yang diberikan menunjukkan bahwa hanya 60% siswa yang tuntas
dalam belajar dengan daya serap 65. Temuan penelitian ini juga mendukung
penelitian dilakukan sebelumnya oleh: (1) penelitian Simamora (2014)
menunjukkan minat belajar siswa kelas eksperimen meningkat yaitu siklus I
63,22% dan pada siklus II 71,42%. Menghadapi kondisi seperti ini penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk menemukan suatu
cara atau teknik pembelajaran yang didukung oleh media pembelajaran
sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan hasil
belajaranya.
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share dengan Media
Audio Visual pada Ketika Bumi Berhenti Berputar diharapkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan yang berkesan dan bermakna. Dengan demikian
bagi siswa akan lebih termotivasi untuk menerapkan pengetahuan tersebut
dalam perilaku hidup sehari-hari. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share merupakan model pembelajaran kooperatif yang efektif untuk membuat
variasi suasana pola diskusi. Prosedur yang digunakan dalam model think pair
share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, merespon dan saling
membantu (Trianto, 2010). Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa model
pembelajaran think pair sare dapat meningkatkan hasil belajar. Seperti Suharlik

2180

Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama
e-ISSN : 2807-

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka
(2011) menyatakan bahwa dalam pembelajaran biologi, terdapat pengaruh
strategi pembelajaran think pair share terhadap daya retensi siswa, dan terdapat
pengaruh interaksi strategi pembelajaran think pair share dan kemampuan
akademik terhadap hasil belajar kognitif siswa. Ambarwati (2012) menyatakan
bahwa penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa meningkat
secara signifikan dilihat dari nilai gain setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share. Hasil penelitian Sukasari (2012) juga
menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berpengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa.
Model pembelajaran think pair share terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap
thinking (berpikir), pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi). Pada tahap
think siswa harus berpikir sendiri tentang jawaban atas permasalahan yang
diberikan oleh guru. Berpikir merupakan proses kognitif, yaitu suatu aktivitas
mental untuk memperoleh pengetahuan. Ketika harus berpikir, maka akan ada
dialog dengan diri sendiri. Pada tahap pair, siswa akan berpasangan untuk
mendiskusikan hasil berpikir mereka sebelumnya. Dalam berdiskusi
diperlukan beberapa keterampilan berpikir, antara lain: mengenal masalah;
menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah
tersebut; mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan;
memahami dan menggunakan bahasa yang tepat dan jelas; menganalisis data;
dan menarik kesimpulan. Keterampilan-keterampilan berpikir ini merupakan
landasan untuk berpikir kritis. Sedangkan pada tahap share, siswa akan berbagi
dengan seluruh kelas. Pada tahap ini diperlukan diperlukan kemampuan untuk
mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri.
Mengingat permasalahan di atas sangat luas dan keterbatasan
kemampuan serta keterbatasan waktu, maka permasalahan penelitian ini
dibatasi untuk memfokuskan pembahasannya. Adapun pembatasan masalah
dalam penelitian ini, yaitu pentingnya persiapan dalam hal perencanaan
pembelajaran khususnya pembelajaran PAI dan BP menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share dengan Media Audio Visual untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pangeran pada Mata Pelajaran PAI dan BP
dan menyiapkan contoh video pembelajaran. Pentingnya guru untuk
menguasai Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share dengan Media
Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
PAI dan BP dan menampilkan contoh video pembelajaran.
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil belajar siswa kelas VI SDN 4 Tungkaran Pangeran setelah
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
dengan media audio visual. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
siswa yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya penguasaan
2181

Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama
kompetensi pada materi, bagi guru, dapat meningkatkan pengetahuan dan
penguasaan keterampilan mengelola proses belajar mengajar dan bagi sekolah,
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan strategi
pembelajaran yang kreatif dan dinamis dalam upaya mencapai Standar Proses
Pembelajaran.

Dengan demikian setiap tahap yang terdapat dalam model pembelajaran


think pair share merupakan keterampilan berpikir, landasan berpikir kritis, dan
definisi keterampilan berpikir kritis. Temuan penelitian ini juga mendukung
penelitian dilakukan sebelumnya oleh: (1) penelitian Simamora (2014)
menunjukkan minat belajar siswa kelas eksperimen meningkat yaitu siklus I
63,22% dan pada siklus II 71,42%. Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul : Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
dengan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pokok Bahasan
Ketika Bumi Berhenti Berputar Kelas VI SDN 4 Tungkaran Pangeran
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Pelajaran
2021/2022.

Metodologi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 8 jam
pelajaran, 2 kali pertemuan dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Apabila pada
siklus I belum memperlihatkan hasil sebagaimana yang diharapkan, maka akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya (siklus II). Data penelitian ini akan
dikumpulkan dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang
disesuaikan dengan tuntutan data dari masing-masing rumusan permasalahan.
Data yang diperoleh haruslah valid dan reliabel, untuk menunjang penelitian
agar berjalan dengan lancar. Berkaitan dengan rumusan permasalahan pada
penelitian ini maka ada dua jenis data yang diperlukan yakni keterampilan
berpikir kreatif siswa dan hasil belajar siswa. Data hasil belajar PAI dan BP dan
sikap siswa kelas VI SD diperoleh melalui tes hasil belajar dengan
menggunakan pilihan ganda (multiple choise) dan tes untuk sikap berupa
kuisioner. Tes tersebut kemudian di validasi. Untuk memperoleh data-data
yang mendukung keberhasilan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan observasi untuk mengetahui situasi dan aktivitas
siswa dalam melakukan aktivitas belajar melalui sharing dan penggunaan
media audio visual dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, tes kognitif
digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi dan
wawancara untuk mengetahui pendapat siswa.
2182

Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama
e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Hasil Penelitian
Peningkatan hasil belajar siswa untuk menguasai kompetensi keimanan
kepada hari akhir nampak setelah membandingkan hasil penelitian yang
dicapai pada siklus I dan II, baik dari segi aktivitas siswa maupun aktivitas
guru selama pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar siswa melalui
tes tertulis pada akhir pelajaran serta respon siswa tentang proses pembelajaran
itu sendiri. Peningkatan hasil belajar siswa ini berkaitan erat dengan modifikasi
langkah- langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa. Dalam hal ini
siswa termotivasi untuk mengerahkan seluruh aktivitas mentalnya,
memusatkan perhatiannya (konsentrasi), agar dapat menemukan dan
mengidentifikasi hal-hal pokok/penting dari materi atau bahan ajar. Untuk
selanjutnya siswa lebih mempermantap pemahamannya tentang materi dengan
mengajarkan atau saling membagi antar satu dengan yang lain.
Pemahaman materi lebih ditingkatkan lagi melalui penggunaan media
audio visual yang ditayangkan melalui Video/ youtube. Sehingga siswa bukan
hanya sekedar menguasai secara kognitif materi keimanan kepada hari akhir,
akan tetapi memberi kesan yang lebih mendalam bagi pembentukan sikap dan
perilaku hidupnya sehari-hari. Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS) yang dikolaborasikan dengan penggunaan media audio visual sangat
membutuhkan keahlian dan kepiawaian guru, baik dalam hal pengaturan
efisisensi waktu, pengeloalaan kelas, maupun dalam penggunaan perangkat
pendukung. Meskipun hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) yang dikolaborasikan dengan
penggunaan media audio visual namun masih perlu pengembangan lebih
lanjut. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar mengajar
yang menunjukkan ada beberapa siswa yang hanya memperhatikan tayangan
gambar tapi kurang memperhatikan narasi lisan maupun yang tertulis. Hal ini
diantisipasi oleh guru dengan cara memperbesar volume suara pada speaker.
Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh guru antara lain adalah
dengan pemberian motivasi bagi siswa hendaknya dilakukan dengan tepat dan
berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar siswa bersemangat dan
berminat untuk mengikuti kegiatan belajar, pengorganisasian dan pengelolaan
waktu dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini dimaksudkan agar
siswa tidak berhenti atau terfokus pada satu tahapan kegiatan saja, penggunaan
media hendaknya dipersiapkan dengan matang sebelum kegiatan belajar
dimulai dan memberikan penekanan khusus (intens) pada materi pokok dan
yang penting dilakukan untuk lebih memantapkan pemahaman , ingatan siswa
serta penerapan keimanan pada hari akhir dalam sikap hidup sehari-hari.
2183

Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama
Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes
tertulis 72 %. yang tuntas. Sedangkan daya serap siswa adalah 76,2 %. Di
samping itu masih terdapat 7 orang siswa 28 % yang belum tuntas Sehingga
dengan melihat kenyataan ini diperlukan tindakan lebih lanjut karena belum
mencapai kriteria keberhasilan siswa dalam belajar. Pada siklus I terdapat
beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran. Hal ini tampak dalam hal-hal
seperti siswa belum termotivasi untuk segera menyelesaikan tugas pada lembar
kerja berpasangan. Ada siswa yang enggan untuk mengerjakan tugas bersama
pasangannya, sehingga estimasi waktu yang telah ditetapkan oleh guru tersita
untuk mengarahkan dan membimbing siswa supaya dapat bekerja bersama
pasangannya. Hasil penelitian ini memberikan hasil yang berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suharlik (2011) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran integrasi think pair
share dan resiprocal teaching dan kemampuan akademik terhadap hasil belajar
kognitif siswa. Husni (2013) juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh
interaksi model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar PKn siswa. Ketika siswa melakukan kegiatan pembelajaran,
siswa akan berpikir tentang materi pelajaran. Kegiatan berpikir akan terjadi
apabila siswa menyadari bahwa materi tersebut tidaklah sederhana. Jika siswa
terbiasa menerima dari guru, dan jarang diajak untuk berpikir tentang suatu
materi, maka mereka tidak akan terbiasa untuk melakukan kegiatan berpikir.
Bisa jadi siswa belum terbiasa untuk melakukan kegiatan berpikir, sehingga
dalam model pembelajaran TPS, yakni dalam tahap thinking, siswa belum
sepenuhnya melakukan kegiatan berpikir.
Kemungkinan kedua, dalam tahap pairing, siswa yang seharusnya
berdiskusi untuk bertukar pikiran, saling mengisi dan saling membelajarkan,
namun kenyataannya ada beberapa kelompok pasangan yang tidak
melaksanakan hal tersebut. Hal ini disebabkan ada beberapa anggota kelompok
yang kurang bertanggung jawab dalam kelompoknya, dan hanya
menggantungkan kepada anggota kelompok yang lain. Dengan demikian,
keterampilan berpikir tidak terlalu digunakan dalam model pembelajaran yang
diterapkan. Kemungkinan ketiga, soal yang diberikan jumlahnya terlalu
banyak sehingga siswa kekurangan waktu untuk menyelesaikannya. Atau, bisa
juga karena soalnya terlalu sulit sehingga hasil belajar yang diperoleh masih
rendah. Kemampuan rata-rata siswa yang rendah juga dapat mengakibatkan
hasil belajar yang rendah. Hal ini bisa dilihat dari sedikitnya jumlah siswa yang
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Temuan dalam penelitian ini
memberikan petunjuk bahwa berpikir kritis tidak mempengaruhi model
pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar. Model

2184

Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama
e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
pembelajaran yang digunakan lebih berperan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Pada model pembelajaran konvensional, kegiatan yang dilakukan yakni
mencari informasi dari berbagai sumber terkait materi yang dipelajari dan
permasalahan yang diberikan, dan menyajikan hasil pencariannya secara
individu. Pada model ini, tahap-tahap pembelajarannya kurang
mengeksplorasi keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa, sehingga
siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi kurang terakomodir
oleh model pembelajaran konvensional. Pada siswa yang memiliki
keterampilan berpikir kritis rendah terdapat perbedaan hasil belajar yang
signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran TPS dengan siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional. Pada kedua model tersebut
terlihat bahwa siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah
memberikan hasil belajar yang lebih tinggi pada kelompok TPS dibandingkan
dengan kelompok konvensional. Hal ini bia dijelaskan bahwa, pada model
pembelajaran TPS terdapat tahap pairing, di mana pada tahap ini siswa akan
berpasangan untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Ketika
siswa berpasangan dan berdiskusi maka akan ada interaksi tatap muka.
Meningkatnya hasil belajar pada siswa yang mempunyai keterampilan berpikir
kritis rendah yang mengikuti model pembelajaran TPS bisa disebabkan oleh
beberapa hal antara lain: 1) siswa sudah mulai terbiasa untuk berkolaborasi
antar anggota kelompok sehingga terbentuk kelompok yang efektif, 2) masing-
masing siswa merasa ikut bertanggung jawab atas hasil yang diperoleh, 3)
siswa termotivasi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Dalam penelitian ini,
diduga adanya kolaborasi inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa pada
model TPS lebih baik dibandingkan model konvensional. Berdasarkan hasil
dan temuan dalam penelitian ini, hasil belajar PAI dapat ditingkatkan dengan
penerapan model pembelajaran TPS. Implikasi berdasarkan temuan hasil
penelitian ini adalah, pertama, penggunaan model pembelajaran think pair share
dapat dipertimbangkan untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran
di kelas terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua, hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara model
pembelajaran dengan keterampilan berpikir kritis terhadap hasil belajar.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada kemungkinan keterampilan berpikir kritis
sebagai variabel terikat. Hal ini bisa dilihat dari kenaikan hasil belajar pada
siswa dengan keterampilan berpikir kritis tinggi maupun rendah pada model
pembelajaran TPS. Kemungkinan model TPS yang diterapkan mampu
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga hasil belajar yang
diperoleh pun akan meningkat. Ketiga, model pembelajaran TPS yang
diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar baik pada siswa yang memiliki
keterampilan berpikir kritis tinggi maupun rendah, dan pada siswa yang
2185

Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama
memiliki keterampilan berpikir kritis rendah, hasil belajar justru meningkat
signifikan pada model pembelajaran yang diterapkan. Dengan demikian, model
ini sangat cocok diterapkan apabila ingin meningkatkan hasil belajar terutama
pada siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah. Penerapan
model pembelajaran think pair share ini disertai catatan bahwa diperlukan
kesiapan dan keterlibatan siswa secara aktif agar penerapan model
pembelajaran ini menjadi efektif. Sebagai konsekuensinya, proses pembelajaran
di sekolah memerlukan partisipasi aktif dari siswa, dan perlu pembiasaan agar
siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar
siswa yang tercapai dan diperoleh siswa dari evaluasi tes tertulis pada akhir
pembelajaran mengalami peningkatan,untuk siklus I 18 siswa (72 %) yang telah
mencapai ketuntasan belajar dan masih terdapat 7 siswa (28 %) yang belum
mencapai ketuntasan belajar dengan daya serap siswa mencapai 76,2 %. Pada
siklus II terjadi peningkatan menjadi 25 orang (100 %) yang mencapai
ketuntasan dalam belajar dengan daya serap siswa mencapai 83,8 %,
pengamatan tentang aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I, 18 siswa (72 %) yang aktif dan 7 siswa (28 %) yang cukup aktif. Pada
siklus kedua siswa yang aktif meningkat menjadi 25 orang (100 %).
Pengamatan tentang kegiatan belajar mengajar pada siklus I, 21 aspek (84 %)
yang memperoleh kriteria baik dan 4 aspek (16 %) yang memperoleh kriteria
cukup. Pada siklus kedua meningkat menjadi 24 aspek (96 %), melalui model
pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan media audio
visual siswa dapat mengoptimalkan kemampuan mentalnya untuk beraktivitas,
belajar dalam suasana yang menyentuh qalbu serta penuh kebersamaan yang
pada gilirannya membantu siswa mencapai ketuntasan belajar pada materi
iman pada hari akhir. Selain itu pembelajaranpun menjadi lebih bermakna.

Daftar Pustaka

Bada & Olusegun, S. 2015. Constructivism Learning Theory: A Paradigm for

Teaching and Learning. IOSR Journal of Research & Method in Education

(IOSR-JRME) Volume 5, Issue 6 Ver. I (Nov. - Dec. 2015), PP 66-70.

Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. 2014. Strategi Belajar Mengajar,Jakarta :

RinekaCipta.

2186

Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama
e-ISSN : 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Munir. 2010. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komnuasi, Bandung:

Alfabeta

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu :

untuk meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor : Ghalia Indonesia

Siregar, Evelin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia

Gagne.

Sudjana Nana. 2011. Definisi Hasil Belajar. Jakarta : Alfabela

Suprijono, Dalam. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Hartono. 2016. Pendidikan Integratif. Purbalingga: Kaldera Institute

Surawan, 2019, "Peningkatan Prestasi Belajar PAI dengan Model

Pembelajaran PAKEM Pada Siswa Kelas VI Muhammadiyah

Sumbermulyo Bantul Yogyakarta", Journal of Classroom Action

Reseach, Vol. 1, No. 1

Surawan, 2019. “Pola Internalisasi Nilai Keislaman Keluarga

Muhammadiyah Dan Islam Abangan”, Jurnal Hadratul Madaniyah,

Vol. 4, No.2

Surawan. (2020). Dinamika Dalam Belajar : Sebuah Kajian Psikologi

Penelitian. Yogyakarta : K-Media.

2187

Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama
2188

Vol. 1 No. 1 September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan
Agama

Anda mungkin juga menyukai