Disusun Oleh :
Zikri : 202015570007
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Tentang “Pertentangan Sosial dan Integrasi
Masyarakat”dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yeni Handayani, S.E,M.Pd. selaku
dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
teman - teman yang telah membantu menyelesaikan proses pembuatan makalah ini.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial. Selain
itu,makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Apa itu Pertentangan Sosial dan
Integrasi Masyarakat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik pembaca sekalian sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................ 1
B. Rumusan masalah....................................................................... 1
C. Maksud dan tujuan..................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN iii
A. Pengertian Pertentangan Sosial.............................................................. 2
B. Terjadinya Pertentangan Sosial .......................................................... 4
C. Integrasi Masyarakat................................................................................. 7
D. Golongan-golongan yang berbeda dan Integrasi Masyarakat ................... 9
E. Integrasi Nasional......................................................................................... 10
BAB III: PENUTUP iv
A. Kesimpulan ................................................................................... ........ 13
DAFTAR KEPUSTAKAAN V
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah
laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi
kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungannya. Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi.
Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun
sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal
seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah
Pertentangan sosial dan integrita masyarakat. suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang
individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan.
Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang lain,
sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang
pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Di dalam kelompok masyarakat
Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor harga diri dan kebanggaan kelompok terusik,
adanya perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan (politik,
ekonomi, kekuasaan). Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali
pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan
konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi. Dan untuk menyelesaikan
semua itu melalui integrasi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud deangan pertentangan sosial ?
2. Apa saja pertentangan sosial di masyarakat ?
3. Apa yang dimaksud integrasi masyarakat ?
1
C. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu
sosial budaya dasar dan juga memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan baru
mengenai Pertentanagn sosial dan intergrasi masyarakat, mengetahui teori – teori dan masalah –
masalah tentang pertentangan sosial dan integrasi masyarakat untuk kelompok kami khususnya
dan para pembaca umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori konflik Ralf Dahrendorf merupakan separuh penerimaan, separuh penolakan, serta
modifikasi teori sosiologi Karl Marx. Karl Marx berpendapat bahwa pemilikan dan Kontrol
sarana- sarana berada dalam satu individu- individu yang sama. Menurut Dahrendorf tidak selalu
pemilik sarana- sarana juga bertugas sebagai pengontrol apalagi pada abad kesembilan belas.
Bentuk penolakan tersebut ia tunjukkan dengan memaparkan perubahan yang terjadi di
masyarakat indutri semenjak abad kesembilan belas. Diantaranya:
Dekomposisi Modal
Menurut Dahrendorf timbulnya korporasi- korporasi dengan saham yang dimiliki oleh orang
banyak, dimana tak seorangpun memiliki kontrol penuh merupakan contoh dari dekomposisi
modal. Dekomposisi tenaga.
Di abad spesialisasi sekarang ini mungkin sekali seorang atau beberapa orang mengendalikan
perusahaan yang bukan miliknya, seperti halnya seseorang atau beberapa orang yang mempunyai
perusahaan tapi tidak mengendalikanya. Karena zaman ini adalah zaman keahlian dan
2
spesialisasi, manajemen perusahaan dapat menyewa pegawai- pegawai untuk memimpin
perusahaanya agar berkembang dengan baik.
1) Konflik Realistis,berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan- tuntutan khusus yang terjadi
dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan, dan yang
ditujukan pada obyek yang dianggap mengecewakan. Contohnya para karyawan yang
mogok kerja agar tuntutan mereka berupa kenaikan upah atau gaji dinaikkan.
2) Konflik Non- Realistis, konflik yang bukan berasal dari tujuan- tujuan saingan yang
antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah satu
pihak. Coser menjelaskan dalam masyarakat yang buta huruf pembasan dendam biasanya
melalui ilmu gaib seperti teluh, santet dan lain- lain. Sebagaimana halnya masyarakat
maju melakukan pengkambinghitaman sebagai pengganti ketidakmampuan melawan
kelompok yang seharusnya menjadi lawan mereka.
Teori Pertentangan sosial adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak
terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat
adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.
Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan
kelas dalam masyarakat.
3
individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama
para anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengendali agar para anggota
masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu. Solidaritas, toleransi dan
tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu anggota masyarakat akan
dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya. Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan
dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada kondisi-
kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga
didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah
yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah pertentangan
sosial.
Pertentangan sosial adalah suatu konflik yang terjadi didalam suatu lingkungan masyarakat.
Dimana ada suatu kelompok yang tidak menyukai kelompok lain, sehingga menimbulkan suatu
perselisihan diantara mereka. Banyak sekali pertentangan sosial yang terjadi di dunia ini. Seperti
contohnya perak Irak, dan kalau menelusuri Indonesia contohnya GAM (Gerakan Aceh
Merdeka).
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial:
1. Perbedaan kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya
esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh individu didalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan
tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.
Berikut ini merupakan faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial
Kedua faktor diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan
suatu perbedaan. Perbedaan disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor
yang memang timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang
individu dalam menyelesaikan masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor
4
lingkungan sosial yang merupakan suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan
lingkungan sekitar kita. Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu
tempat pendidikan yang paling dekat dengan diri setiap individu yang dapat
menentukan baik tidaknya seorang individu di dalam lingkungan sosialnya.
2. Prasangka,Deskriminasi,dan Ethosentris
Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya,
sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada
mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan,
sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka dan diskriminasi ini merupakan
tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi
masyarakat.
Dalam kaitan dengan dasar kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada
aspek sikap. Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.
Menurut Gordon Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab
terjadinya prasangka :
Pendekatan Historis
Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Pendekatan Kepribadian
Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan Naive
Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain
dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota
kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan. Stereotype
merupakan suatu tanggapan dan anggapan yang bersifat jelek dan tantangan mengenai
sifat-sifat dan watak pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat
tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.
5
diri seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang
konstruktif dalam hubungan kelompok.
Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik :
a) Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
b) Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah,
nilai, sikap dan gagasan).
c) Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan
tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam
kelompok dan didalam masyarakat
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi
tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik
dapat terjadi pada lingkungan diri sendiri, kelompok, dan masyarakat. Seperti :
1) Pada taraf didalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya
pertentangan, ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang
antagonistic didalam diri seseorang.
2) Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam
diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok
dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi
mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3) pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara
nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma
kelompok yang bersangkutan berbeda
6
3) Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4) Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak
merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
5) Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusah mencari
dan mendapatkan jalan tengah.
6) Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan
ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak.
C. Integrasi Masyarakat
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat
yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih
tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial
tertentu. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Sedangkan yang
disebut integrasi masyarakat adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama
lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi masyarkat di perlukan
agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan
fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
7
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di
antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat
fundamental (mendasar) Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus
menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang
terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh
adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai
kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan
karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
Integrasi masyarakat akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki
kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata
sosial
a) Faktor Internal :
Kesadaran diri sebagai makhluk social Tuntutan kebutuhan Jiwa dan semangat
gotong royong.
b) Faktor External :
Tuntutan perkembangan zaman Persamaan kebudayaan Terbukanya kesempatan
berpartisipasi dalam kehidupan bersama Persamaan visi, misi, dan tujuan Sikap toleransi
adanya kosensus nilai adanya tantangan dari luar.
8
(Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat
menjadi penghambat dalam integrasi:
Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara
Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab).
Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan
tertrntu
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam
masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan
sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial
yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten
E. Integrasi Nasional
Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang
banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa
merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya
di seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).
- Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi.
- Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial.
- Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.
- Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa
unsur kebudayaan (cultural traits) mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk
menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
- Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu
kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.
9
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun
wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini
juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang
melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga
dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
10
Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya
kedamaian
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika
berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama.
Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia, karena itu tidak ada
masyarakat yang steril dari realitas konflik.
Pertentangan dan konsensus, integrasi dan perpecahan adalah proses fundamental yang
walau dalam porsi dan campuran yang berbeda, merupakan bagian dari setiap sistem sosial yang
dapat dimengerti. Karena konflik merupakan bagian kehidupan sosial, maka dapat dikatakan
konflik sosial merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar. Di setiap masyarakat
pasti muncul pertentangan-pertentangan atau permasalahan-permasalahan, di antaranya:
11
2. Prasangka dan Diskriminatif: prasangka yang menunjukkan aspek sikap sedangkan
diskriminatif pada tindakan.
3. Ethnosentrisme dan Stereotype
Ethnosentrisme : kebudayaan dirinya lebih unggul dari kebudayaan lainnya.
Stereotype : gambaran dan anggapan jelek.
4. Konflik dalam kelompok: Suatu tingkah laku yang dibedakan emosi tertentu yang sering
dihubungkan dengannya.
Cara pengendalian dari permasalahan-permasalahan di atas, yaitu melalui integrasi
masyarakat dan nasional, yang mengandung pengertian:
Integrasi Masyarakat : adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat.
Integrasi Nasional : organisasi-organisasi formal melalui mana masyarakat menjalankan
keputusan-keputusan yang berwenang.
Dalam bermasyarakat ciptakanlah sikap saling tolong – menolong dalam hal kebajikan,
agar terciptanya sikap kekeluargaan dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. https://journal.umpo.ac.id/index.php/muaddib/article/download/61/55
2. Chandra, Robby. konfil dalam hidup sehari-hari. Yogyakarta : kanisius. 1992
3. https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/prasangka-diskriminasi-ethosentris/
4. https://pendidikankita17.wordpress.com/pertentangan-pertentangan-sosial-dan-integrasi-
masyarakat/
12