Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Disusun
oleh:

NAMA : GUSLIN
NIM : D1E119045
KELAS : A

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
4
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Kaitannya dengan proses hubungan interpersonal yang vital bagi perkem bangan
kepribadian . Konsep diri mewarnai komunikasi kita dengan orang lain . Bab ini juga
membicarakan konsep diri , atraksi interpersonal, dan hubungan interpersonal. Pada tahun 1950 -
an, di kalangan psikolog sosial timbul aliran baru (disebut "New Look") yang meneliti pengaruh
faktor-faktor sosial seperti pengaruh interpersonal, nilai - nilai kultural, dan harapan-harapan
yang dipelajari secara sosial pada persepsi individu, bukan saja ter hadap objek-objek mati, tetapi
juga pada objek-objek sosial.
Ada perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal yaitu seabagai
berikut:
1. Pertama , pada persepsi objek , stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui benda -
benda fisik : gelombang , cahaya , gelombang suara , temperatur , dan sebagainya ; pada
persepsi interpersonal , stimuli mungkin sampai kepada kita melalui lambang - lambang
verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.
2. Kedua , bila kita menanggapi objek , kita hanya menanggapi sifat - sifat luar objek itu ;
kita tidak meneliti sifat - sifat batiniah objek itu . Ketika kita melihat papan tulis , kita
tidak pernah mempersoalkan bagaimana pera saannya ketika kita amati.
3. Ketiga , ketika kita mempersepsi objek , objek tidak bereaksi kepada kita ; kita pun tidak
memberikan reaksi emosional padanya.
Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan ; istilah ini
dilahirkan oleh antropolog interkultural Edward T. Hall . Hall membagi jarak ke dalam empat co
rak : jarak publik , jarak sosial , jarak personal , dan jarak akrab.
Petunjuk Kinesik (Kinesic Cues)
Suatu hari Anda menerima tamu yang ingin berbicara dengan Anda . An da melihat tamu
itu masuk dengan membungkuk , berjalan tertatih - tatih, kemudian duduk dengan tidak berani
menatap Anda. Bicaranya terpatah patah; kedua telapak tangannya saling meremas dan
diletakkan di atas kedua paha yang dirapatkan benar.
Petunjuk Paralinguistik
Yang dimaksud dengan paralinguistik ialah cara bagaimana orang meng ucapkan
lambang-ambang verbal. Jadi, jika petunjuk verbal menunjuk kan apa yang diucapkan, petunjuk
paralinguistik mencerminkan bagai mana mengucapkannya. Ini meliputi tinggi-rendahnya suara,
tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi (perilaku ketika melakukan komunikasi atau
obrolan). Yang dimaksud dengan petunjuk verbal ialah isi komunikasi persona stimuli, bukan
cara. Misalnya, orang yang meng gunakan pilihan kata-kata yang tepat, mengorganisasikan
pesan secara sistematis, mengungkapkan pikiran yang dalam dan komprehensif, akan
menimbulkan kesan bahwa orang itu cerdas dan terpelajar. Secara keseluruhan , kita menangkap
kesan tentang persona stimuli dari petunjuk - petunjuk verbal dan nonverbal.
1.1.2 Pengaruh Faktor - faktor Personal pada Persepsi Interpersonal
Secara umum faktor - faktor personal yang mempengaruhi persepsi telah dibicarakan
pada Bab 3. Ini masih berlaku untuk persepsi interpersonal . Di sini perhatian kita akan
dipusatkan pada faktor - faktor personal yang secara langsung mempengaruhi kecermatan
persepsi , bukan proses persepsi itu sendiri. Persepsi interper sonal besar pengaruhnya bukan
saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal . Karena itu ,
kecermatan persepsi in terpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas
komunikasi interpersonal kita.
Pada tahun 195-an, sekelompok peneliti di Universitas California di Berkeley
melakukan penelitian intensif tentang kepribadian otoriter atau authoritarian personality
(Adorno, Frenkel-Brunswile, Levinson, dan San ford, 1950). Kepribadian otoriter adalah
sindrom kepribadian yang ditan dai oleh ketegaran berpegang pada nilai-nilai konvensional,
hasrat ber kuasa yang tinggi, kekakuan dalam hubungan interpersonal, kecenderungan
melemparkan tanggung jawab pada sesuatu di luar dirinya, dan mem proyeksikan sebab-
sebab dari peristiwa yang tidak menyenangkan pada kekuatan di luar dirinya.
1.1.3 Proses Pembentukan kesan
Stereotyping Robert Rosenthal dan Leonore Jacobson (1968) ingin meneliti pengaruh
ekspektasi guru terhadap prestasi murid.
Teori Kepribadian Implisit
Memberikan kategori berarti konsep . Konsep " makanan " mengelompokkan donat ,
pisang , nasi , dan biskuit dalam kategori yang sama . Konsep " bersahabat " meliputi
konsep - konsep ramah , suka me nolong , toleran , tidak mencemooh , dan sebagainya . Di
sini kita mem punyai asumsi bahwa orang ramah pasti uka menolong , toleran , dan tidak
akan mencemoohkan kita . Setiap orang memiliki konsepsi tersendiri tentang sifat - sifat apa
yang berkaitan dengan sifat - sifat apa . Konsepsi ini merupakan teori yang digunakan
ketika orang membentuk kesan sepuluh. tang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan ,
karena itu disebut teori kepribadian implisit . Dalam kehidupan sehari - hari , kita semua
psikolog , amatir , lengkap dengan berbagai teori kepribadian . Suatu hari Anda menemukan
pembantu Anda sedang sembahyang , Anda menduga ia pasti jujur , saleh , bermoral tinggi .
Teori Anda belum tentu benar , karena ada pengunjung mesjid atau gereja yang tidak saleh
dan tidak bermoral.
Atribusi
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain
dengan melihat perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne,1979:56). Atribusi boleh juga
ditujukan pada diri sendiri (self attribution), tetapi di sini kita hanya membicarakan atribusi
pada orang lain . Atribusi merupakan masalah yang cukup populer pada dasawarsa terakhir
di kalangan psikologi sosial , dan agak menggeser fokus pemben tukan dan sikap. Secara
garis besar ada dua macam atribusi: atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.
Sekarang, bagaimana kita dapat menyimpulkan bahwa persona stimuli jujur atau
munafik (atribusi kejujuran atribusi kejujuran)? Menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne
(1979:70-71), kita akan memperhatikan dua hal: (1) sejauh mana pernyataan itu
menyimpang dari pendapat yang populer dan diterima orang, (2) sejauh mana orang itu
memperoleh keuntungan dari kita dengan pernyataannya itu. Penelitian terdahulu telah
membuktikan kebenaran teori diatas.
1.1.4 Proses Pengelolaan Kesan
Kita membicarakan tentang bagaimana kecermatan persepsi interpersonal
dimudahkan oleh petunjuk-petunjuk verbal dan nonverbal, dan dipersulit oleh faktor-faktor
pribadi pada penanggap. persepsi juga tim bul karena rangsangan orang berusaha
menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk memberikan kesan tertentu pada diri
penanggap. Erving Goffman menyebut proses ini pengelolaan kesan (impression
management).
1.1.5 Pengaruh Persepsi Interpersonal pada Perilaku Komunikasi Interpersonal
Sudah jelas bahwa kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada
persepsi interpersonal . Bila Anda diberitahu bahwa do sen Anda yang baru itu galak dan
tidak senang dikritik, Anda akan berhati hati dalam mengajukan pertanyaan. Bila Anda
menganggap tetangga Anda sombong dan feodal , Anda akan menghindari bercakap - cakap
dengan dia . Lalu , bila Anda mempersepsi kawan Anda sebagai orang cerdas , bijak , dan
senang membantu , Anda akan meminta banyak nasihat ke Anda.
1.2 Konsep Diri
Menurut Charles Horton Cooley , kita melakukannya dengan membayangkan diri
kita sebagai orang lain ; dalam benak kita. Cooley menyebut gejala ini looking - glass self (
diri cermin ); seolah - akan kita cerminan di depan kita . Pertama , kita membayangkan
bagaimana kita tampak pada orang lain ; kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin .
Misalnya, kita merasa wajah kita jelek. Kedua , kita membayang kan bagaimana orang lain
menilai penampilan kita . Kita pikir mereka menganggap kita tidak menarik . Ketiga , kita
mengalami perasaan bangga atau kecewa ; orang mungkin merasa sedih atau malu (Vander
Zanden, 1975:79). Dengan mengamati diri kita , sampailah kita pada gambaran dan
penilaian diri kita . Ini disebut konsep diri.
Walaupun konsep diri saya tema utama psikologi Humanistik yang muncul
belakangan ini, pembicaraan tentang konsep diri dapat dilacak sampai William James .
James membedakan antara "The I", diri yang sadar dan aktif, dan "The Me", diri yang
menjadi objek renungan kita. Pada psikologi sosial yakni psikologi sosial yang berorientasi
pada sosiologi - kosep diri dikem bangkan oleh Charles Horton Cooley (1864-1929), George
Herbert Mead (1863-1931), dan memuncak pada aliran interaksi simbolis, yang
terkemukanya adalah Herbert Blumer. Di kalangan Psikologi sosial yakni psikologi sosial
yang berorientasi pada psikologi - konsep diri teng gelam ketika Behaviorisme berkuasa .
Pada tahun 1943 , Gordon E. Allport menghidupkan kembali konsep diri . Pada teori
motivasi Abraham Maslow (1967, 1970) dan Carl Rogers (1970) konsep diri muncul sebagai
tema utama Psikologi Humanistik.
4.2.1 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Orang lain Gabriel Marcel , filusuf eksistensialis , yang mencoba menjawab misteri
keberadaan , The Mystery of Being , menulis tentang peran orang lain dalam memahami diri
kita , " Faktanya adalah bahwa kita dapat memahami diri kita sendiri dengan memulai dari
yang lain , atau dari orang lain , dan hanya dengan mulai dari mereka.
Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain, dan
disenangi karena keadaan diri kita, kita akan memperhatikan dan menerima diri kita.
Sebaliknya , bila orang lain selalu meremehkan kita , menyalahkan kita dan menolak kita ,
kita cenderung tidak akan menyenangi diri kita . S. Frank Miyamoto dan Sanford M.
Dornbusch (1956) mencoba mengkorelasikan penilaian orang lain terhadap dirinya dengan
skala lima angka dari yang paling jelek sampai yang paling baik . Yang dinilai adalah
kecerdasan , keper cayaan diri , daya tarik , dan kesukaan orang lain pada dirinya . Dengan
skala yang sama mereka juga menilai orang lain . Ternyata , orang - orang yang dinilai baik
oleh orang lain , cenderung menilai skor yang tinggi juga dalam menilai dirinya . Artinya,
harga dirinya sesuai dengan penilaian orang lain terhadap dirinya. Eksperimen lain yang
dilakukan Gergen (1965, 1972) menunjang penemuan ini.
1.2.2 Pengaruh Konsep Diri
Pada Komunikasi Interpersonal Konsep diri merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam komunikasi interpersonal , karena setiap orang bertingkah laku mungkin
sesuai dengan konsep dirinya . Bila seorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang
yang rajin , ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur , membuat catatan yang baik ,
belajar kuliah dengan sungguh - sungguh , sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa Anda membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan
itu, dan apa yang kita ingat, "tulis Anita Taylor et al. (1977:112). Dengan singkat , konsep
diri menyebabkan terpaan selektif , selektif persepsi , dan selektif perhatian.
1.3 Atraksi Interpersonal
Dean C. Barlund, ahli komunikasi interpersonal, menulis, "Mengetahui garis atraksi
dan penghindaran dalam sistem sosial artinya mampu meramalkan mana pesan yang akan
muncul, kepada siapa pesan itu akan mengalir, dan lebih-lebih bagaimana pesan akan
diterima. “(Barlund ,1968:71) Dengan bahasa sederhana, ini berarti, dengan mengetahui
siapa tertarik kepada siapa atau menghindari siapa pun, kita dapat meramalkan arus
komunikasi interpersonal yang akan terjadi.
4.3.1 Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal
Kesamaan karakteristik Personal Katakanlah Anda bertemu dengan seorang kenalan
baru . Percakapan Anda berlangsung mulai dari masalah - masalah demografis sampai
masalah-masalah politik. Anda mengatakan bahwa pembangunan kita cukup berhasil
dengan menyajikan bukti - bukti yang relevan . Kawan Anda berpendapat pembangunan
kita gagal , dan buktikan pula dengan data. Percakapan lebih lanjut menunjuk kan
perbedaan antara Anda dengan dia dalam sikap , keper cayaan , dan kesenangan . Besar
dugaan saya , Anda tidak akan menyukai kenalan baru ini . Sebaliknya , bila dari obrolan itu
diketahui dan kawan Anda sama - sama senang tenis , sama - sama menyenangi Rhoma Ira
ma , dan sama - sama lulusan Unpad, Anda berdua akan saling menyukai. Orang - orang
yang memiliki kesamaan dalam nilai , sikap , ke yakinan , tingkat sosioekonomis , agama ,
ideologis , cenderung saling menyukai. Reader dan English mengukur subjek - subjeknya
dengan rangkaian tes kepribadian . Ditemukan , mereka yang bersahabat menunjukkan
korelasi yang erat dalam kepribadiannya . Penelitian sepuluh tang pengaruh kenyamanan ini
banyak dilakukan dengan berbagai kerangka teori . Menurut teori Cognitive Consistency
dari Fritz Heider.
1.3.2 Faktor - Faktor Situasional yang Mempengaruhi Atrakal interpersonal
Dayatarik Fisik (Physical Attractiveness) Kita telah menceritakan penelitian Dion,
Berscheid, dan Walster (1972) tentang orang pada face-face yang cantik. Mereka cenderung
dinilai akan lebih berhasil dalam hidupnya , dan dianggap memiliki sifat yang baik.
Walaupun apa yang disebut cantik belum disepakati, kata sebagian orang relatif, ada orang-
orang yang disepakati banyak orang sebagai cantik atau tampan. Agak sukar, misalnya,
untuk menemukan orang yang menganggap jelek pada Lidya Kandau, Sherley Malinton,
Meriam Bellina, Robby Sugara, atau Roy Marten. Beberapa penelitian telah
mengungkapkan bahwa daya tarik fisik menjadi penyebab utama atraksi pribadi.
Menurut teori pertukaran sosial (social exchange theory), interaksi sosial adalah
semacam transaksi dagang. Kita akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari
biaya. Atraksi, dengan demikian, timbul interaksi yang banyak pria datangkan laba. Bila
pergaulan saya dengan Anda sangat menyenangkan, sangat menguntungkan dari segi
psikologis atau ekonomis, kita akan s ling menyenangi (Lihat , Thibault dan Kelley, 1959;
Homans, 1974;Lott dan Lott, 1974). Keakraban Keakraban artinya sering kita lihat atau
sudah kita kenal dengan baik . Prinsip keakraban dicerminkan dalam peribahasa Indonesia ,
" Kalau tak kenal , maka tak sayang "(lebih jelas lagi dalam bahasa Jawa , " Witing tresno
jalaran soko kulino")
1.3.3 Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal
Penafsiran Pesan dan Penilaian Sudah diketahui bahwa penilaian dan penilaian kita
tentang orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga makhluk
emosional. Karena itu , ketika kita menyenangi seseorang , kita juga cenderung melihat
segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Efektivitas Komunikasi Komunikasi
interpersonal dinyatakan efektif bila komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi
komunikan.
4.4. Hubungan Interpersonal
Hubungan Interpersonal Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan
Pembentukan ( proses kenalan ) ; dijelaskan secara terinci oleh Theodore Newcomb dalam
The Acquain tance Process (1961), Donny Byrne dalam The Attraction Paradigm (1971), dan
Dalmas A. Taylor dalam Social Penetration: The Development of In terpersonal Relationship
(1973); Di sini kita tidak akan menguraikan proses ini secara terinci . Fokus kita adalah pada
proses penyampaian dan peneri maan informasi dalam pembentukan hubungan . Steve Duck
(1976:127) menulis: kenalan adalah suatu proses komunikasi dimana seorang individu
mengirimkan (secara sadar) atau menyampaikan (kadang-kadang secara tidak sengaja)
informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada calon teman, dengan menggunakan
cara-cara yang agak berbeda pada berbagai tahap perkembangan persahabatan.
 Teori Hubungan Interpersonal
Ada beberapa model untuk menganalisis hubungan interpersonal , tetapi - dengan
mengikuti ikhtisar dari Coleman dan Hammen (1974 : 224-231) - kita akan menyebutkan
empat buah model: (1) model pertukaran sosial (social exchange model). (2) model peranan
(role model); (3) model per mainan (model "permainan orang bermain"); dan (4) model
interaksional (interactional model).
Hubungan interpersonal melibatkan dan memben kedua belah pihak . ketika saya
berhubungan dengan Anda , Anda bu kan lagi Anda yang biasa; Anda berubah karena
pertemuan dengan saya . Saya pun berubah karena kehadiran Anda . Tiga psikolog terkenal -
R.D. Laing , H. Phillipson , A.R. Lee - mengungkapkannya seperti ini: Ketika Peter bertemu
Paul, perilaku Paul menjadi pengalaman Peter; Tingkah laku Petrus menjadi pengalaman
Paulus. Saya dan Anda berbagi pengalaman .
Peneguhan Hubungan Antarpribadi Hubungan antarpribadi bersifat statis, tetapi selalu
berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, perubahan
memerlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseim bangan
(keseimbangan). Ada empat faktor yang sangat penting dalam me melihara keseimbangan ini
: keakraban , kontrol , respon yang tepat , dan nada emosional yang tepat . Keakraban
merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang . Hubungan antar pribadi akan
terpelihara apabila kedua pihak pihak berkepentingan tentang tingkat keakraban yang
diperlukan.
Faktor yang memelihara hubungan interpersonal adalah kesepakatan tentang siapa
yang akan mengon trol siapa, dan bilamana. Jika dua orang memiliki pendapat yang berbeda
sebelum mengambil keputusan, menilai yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang
menentukan banyak orang yang dominan. Konflik umumnya terjadi bila masing - masing
ingin berkuasa , atau tidak ada pihak yang mau mengalah. Faktor yang ketiga adalah
ketepatan respon ; artinya , respons A harus diikuti oleh respons B yang sesuai. Dalam
percakapan, misalnya , per tanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa,
per permintaanan keterangan dengan penjelasan.
Faktor yang memelihara hubungan interpersonal adalah kesera sian suasana emosional
ketika berlangsungnya komunikasi . Walaupun mungkin saja terjadi dua orang berinteraksi
dengan suasana emosional yang berbeda , tetapi interaksi itu tidak akan stabil . Besar
kemungkinan satu pihak mengambil alih interaksi atau mengubah suasana emosi . Bila saya
turut sedih ketika Anda mengungkapkan penderitaan Anda, saya menyamakan suasana
emosional saya dengan suasana emosional Anda. Anda akan menganggap saya "dingin", bila
saya menanggapi penderi taan Anda dengan perasaan yang netral.
Sikap Suportif Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam
komunikasi . Orang defensif bila ia tidak menerima , tidak jujur , dan tidak empatis . Sudah
jelas , dengan sikap defensif komunikasi antar personal akan gagal ; karena orang defensif
akan lebih melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketim
bang memahami pesan orang lain . Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor - faktor
pribadi (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif, dan sebagainya)
atau faktor-faktor situasional
 Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi
Interpersonal
Pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan
interpersona. Tidak benar anggapan orang bahwa makin se ring orang melakukan komunikasi
interpersonal dengan orang lain , menjalin hubungan baik. Yang menjadi soal berapa kali ko
munikasi dilakukan . Tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan . Bila antara Anda dengan
saya berkembang sikap curiga , semakin sering Anda berkomunikasi dengan saya semakin
jauh jarak kita. Lalu , apa saja faktor faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang
baik ? Seperti telah disebutkan di muka , di sini kita akan menyebutkan tiga hal : per caya ,
sikap suportif, dan sikap terbuka. Percaya (trust) Di antara berbagai faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal, faktor kepercayaan adalah yang paling penting.
Bila saya percaya kepada An da , bila perilaku Anda dapat saya duga , bila saya yakin Anda
tidak akan menghianati atau merugikan saya , maka saya akan lebih banyak membuka diri
saya kepada Anda . Sejak tahap pertama dalam hubungan interpersonal (tahap perkenalan),
sampai pada tahap kedua (tahap peneguhan), "percaya" menentukan efektivitas komunikasi.
Dalam penelitian Gibb bahwa semakin sering orang menggunakan perilaku di sebelah
kiri , semakin besar kemungkinan komunikasi menjadi defensif . Sebaliknya , komunikasi
defensif berkurang dalam iklim suportif , ketika orang menggunakan perilaku di sebelah
kanan . Marilah kita lihat daftar ini secara rinci:
1. Evaluasi dan Deskripsi . artinya penilaian terhadap orang lain ; memuji atau mengecam.
Dalam kita mempersoalkan nilai dan motif orang lain . Bila kita menyebutkan
kelemahan orang lain , mengungkapkan kesalahan perilakunya , meruntuhkan harga
dirinya , kita akan melahirkan sikap defensif . Deskripsi artinya menyampaikan perasaan
dan persepsi Anda tanpa menilai . Pada eva luasi , Anda umumnya menggunakan kata-
kata sifat (salah, ngawur, bodoh). Pada deskripsi, biasanya, Anda menggunakan kata-kata
kerja (Anda tidak menyebutkan pencipta Sonata Musim Semi; Anda sering kali
berpindah dari satu masalah ke masalah lain; Anda tidak mengikuti perkembangan
terakhir dalam bidang ini). Kita dapat melakukan evaluasi pada gagasan , bukan pada
pribadi ( banyak orang merasa dirinya diserang , ketika gagasannya dipermasalahkan ) .
Deskripsi dapat terjadi juga ketika kita mengemukakan gagasan orang lain , tetapi orang "
merasa " bahwa kita menghargai diri ( menerima mereka sebagai individu yang patut
dihargai ).
2. Kontrol dan Orientasi Masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha untuk mengubah orang
lain, mengendalikan perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya.
melakukan kontrol juga jelek berarti melibatkan orang lain sebagai orang yang sehingga
perlu diubah.
3. Strategi dan Spontanitas. Strategi adalah penggunaan tipuan - tipuan atau manipulasi
untuk mempengaruhi orang lain . Anda menggunakan strategi bila orang menduga Anda
memiliki motif -motif tersem buny; Anda berkomunikasi dengan "udang di balik batu".
Spon tanitas artinya sikap jujur dan dianggap tidak memperhatikan motif yang terpendam
.Bila orang tahu kita melakukan strategi, ia akan menjadi defensive.
4. Netralitas dan Empati. Netralitas berarti sikap impersonal - mem perlakukan orang lain
tidak sebagai persona , melainkan sebagai ob jek . Bersikap netral bukan berarti objektif ,
melainkan menunjukkan sikap acuh tak acuh , tidak mengenal perasaan dan pengalaman
orang lain. Lawan netralitas adalah empati (yang sudah kita uraikan di muka). Tanpa
empati , orang seolah akan "mesin" yang hampa perasaan dan tanpa perhatian.
5. Superioritas dan Persamaan. Superioritas artinya sikap menunjuk kan Anda lebih tinggi
atau lebih baik daripada orang lain karena status , kekuasaan , kemampuan intelektual ,
kekayaan , atau kecantikan (Dalam istilah Islam , ini disebut takabur). Superioritas akan
melahirkan sikap defensif. Persamaan adalah sikap memperlakukan orang lain secara
horizontal dan demokratis.
6. Kepastian dan Provisionalisme. Dekat dengan superioritas adalah kepastian . Orang
yang memiliki kepastian bersifat dog matis , ingin menang sendiri , dan melihat
pendapatnya sebagai benaran mutlak yang tidak dapat diganggu gugat.

Anda mungkin juga menyukai