Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah Psikologi Sosial

Pertemuan Ke-1

Ferdiaz Wicaksono (2101046099) PMI C3

A. Pengertian Psikologi Sosial


Pandangan beberapa ahli dalam mendefinisikan psikologi sosial:
a. Gerungan (1966)
Psikologi sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan
menyelidiki pengalaman dan tingkah laku individu manusia seperti yang
dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial.
b. Sherif dan Sherif (1956)
Psikologi sosial adalah studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkahlaku
individu dalam hubungannya dengan situasi perangsang sosial.
c. Krech, Crutefield dan Ballachey (1962)
Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu di
dalam masyarkat.
d. Gordon W Allport (1968)
Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengerti dan
menerangkan bagaimana pikiran, perasaan dan tingkah laku individu dipengaruhi
oleh kenyataan, imajinasi atau kehadiran orang lain.

Dari beberapa pandangan para ahli diatas tentang pengertian psikologi


sosial. Dapat disimpulkan bawah psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku individu manusia dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh
situasi-situasi sosial, kenyataan, imajinasi atau kehadiran orang lain yang dapat
mempengaruhi kondisi individu tersebut.
A. Tujuan Psikologi Sosial
Tujuan kurikuler dalam psikologi sosial, terdapat lima tujuan yang perlu dicapai,
yaitu:
1. Tidak semuanya suasana sosial itu baik, jadi harus mendapatkan pengetahuan
mengenai psikologi sosial supaya tidak tersugesti kedalam situasi yang tidak baik.
2. Peserta didik dibekali pengetahuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
menyusun alternatif pemecahan masalah sosial secara sistematis dan menanamkan
proses kejiwaan yang berkaitan tentang hubungan kehidupan bersama yang saling
mempengaruhi.
3. Peserta didik dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan
sesama individu dalam masyarakat sehingga memudahkan melakukan pendekatan
untuk mewujudkan perubahan kepada tujuan dengan sebaik- baiknya.
4. Peserta didik dibekali dengan kesadaran akan kehidupan bersosial dan
lingkungannya untuk merubah sifat dan perilaku sosialnya lebih baik.
5. Peserta didik dibekali dengan kemampuan pengembangan pengetahuan dan
keilmuan psikologi sosial dalam perkembangan kehidupan, perkembangan
masyarakat, lingkungan, teknologi, dan keilmuan.
B. Metode Studi Psikologi Sosial
Berbicara mengenai metode dalam psikologi ini sebenarnya menyangkut beberapa
segi, yaitu metode didalam menentukan obyeknya, metode didalam mengumpulkan
data dan metode didalam menganalisa data. Beberapa metode dalam psikologi sosial,
yaitu:
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu metode penyelidikan dalam lapangan
psikologi sosial. observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan
secarasistematik dan dengan sengaja diadakan dengan menggunakan alat
indera (terutama mata)terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap
pada waktu kejadian itu terjadi. Ini berarti bahwa observasi tidak dapat
digunakan terhadap kejadian-kejadian yang sudah terjadi (kejadian yang sudah
lewat). Oleh karena observasi menggunakan alat indera, maka agar hasil
observasi baik, salah satu hal yang dituntut ialah menggunakan dengan sebaik-
baiknya.
2. Kuesioner
Kuesioner atau sering pula disebut angket adalah merupakan suatu
metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus
dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi obyek dari penyelidikan
tersebut dengan "questionnaire" itu tergantung kepada maksud serta tujuan
yang ingin dicapainya. Hal ini akan mempunyai pengaruh terhadap materi
serta bentuk pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner itu. Dilihat dari
cara memberikan, kuesioner itu dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
a. Kuesioner Langsung
Kuesioner langsung yaitu kuesioner yang langsung diberikan
kepada obyek yang dikenainya, tanpa menggunakan peratara. Jadi
kita langsung mendapatkan bahan dari sumber pertama (first
resource).
b. Kuesioner Tidak Langsung
Kuesioner tak langsung yaitu kuesioner yanag menggunakan
perantara di dalam menjawabnya, sehingga jawaban-jawaban tidak
langsung kita dapatkan dari sumber pertama, tetapi melalui
perantara. Jadi kuesioner tidak langsung diberikan kepada obyek,
tetapi diberikan kepada orang-orang yang dapat digunakan sebagai
perantara.
3. Intervius
Intervius ini juga merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan. Kalau dalam kuesioner pertanyaan-pertanyaan
diberikan secara tertulis, maka dalam interviu pertanyaan-pertanyaan
diberikan secara lisan.
C. Sejarah Perkembangan Psikologi Sosial
Psikologi Sosial mulai berkembang setelah Perang Dunia I. Kejadian ini diikuti
oleh meluasnya Komunisme, depressi pada tahun 1930 an, munculnya Hitler,
kekacauan diantara ras , Perang Dunia II, yang merangsang semua cabang-cabang
ilmu sosial. Berbagai pertanyaan muncul untuk memperoleh jawaban atau masalah-
masalah tersebut. Psikologi sosial sendiri dihadapkan pada berbagai masalah yang
memerlukan jawaban dan penjelasan. Masalah-masalah itu adalah masalah-masalah
yang berhubungan dengan gejala- gejala kepemimpinan, pendapat umum (public
opinion), propaganda, prangka sosial, perubahan sikap, komunikasi, pembuatan
keputusan, hubungan ras serta konflik nilai.
Sejarah psikologi sosial juga tida terlepas dari pola pemikiran Auguste Comte
dengan pemikiran filsuf Prancis di abad ke-20. Pemikirannya menjadi landasan
perkembangan psikologi sosial sebagai disiplin ilmu empiris. Kemunculan psikologi
sosial ditandai dengan munculnya dua buku dari pakar ilmu psikologi sosial, yaitu An
Introduction to Social Psychology olleh William McDougall (1980) dan Social
Psychology oleh E.A Ross (1990). Kedua buku pengantar tersebut menjadi titik awal
berkembangnya kajian psikologi sosial hingga saat ini. Para ahli yang dapat
dikategorikan sbagai tokoh dalam sejarah Psikologi Sosial dan sering disebut sebagai
Bapak psikologi sosial adalah: Plato, Aristoteles, Hobbes, Comte, Hegel, Lazarus,
Tarde, E.A. Roos dan sebagainya.
D. Psikologi Sosial dalam Perspektif Islam
Psikologi adalah ilmu jiwa atau suatu ilmu yang mempelajari tentang jiwa
manusia. Karena menyangkut dengan jiwa maka sudah sepatutnya agama Islam
sebagai agama yang universal mengambil bagian dan turut berperan untuk
meningkatkan kemaslahatan ummat manusia. Banyak yang harus dibahas oleh
psikologi tentang manusia dengan beragam kehidupannya. Pandangan-pandangan
yang berasal dari khazanah Islam diambil sebagai dasar utama pengembangan
psikologi Islami, contohnya fitrah, qalb, ruh, nafs, insan kamil, sabar dan syukur.
Al-Ghazali membagi struktur kepribadian terdiri atas tiga kelompok, yaitu (a)
al-nafs al-ammarah (mengandung dorongan rendah bersifat jasmaniah seperti
mengajak kedalam kejelekan tamak, dan cenderung menyakiti orang lain, (b) al-nafs
al-lawwamah (sudah menerima nilai-nilai kebaikan, tetapi masih cenderung kepada
dosa, walaupun akhirnya menyesalinya), dan (c) al-nafs al-mulhamah (ruh atau jiwa
yang selalu berada dalam bimbingan dan bisikan Allah).
Para ilmuwan Psikolog Muslim mencoba membangun perspektif Islam terhadap
konsep-konsep psikologi. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa islam adalah
sumber pedoman, pandangan dan tata nilai kehidupan bagi manusia, dan dalam Al-
Qur‘an sendiri banyak mengungkap tentang konsep manusia. Agama Islam
merupakan agama yang mengutamakan ilmu pengetahuan, terbukti dengan ayat
pertama turun kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang berisi perintah membaca
dan menulis dan Al-Qur‘an adalah kitab yang berisi ilmu pengetahuan dan merupakan
sumber ilmu pengetahuan. Dengan demikian, Islam dapat dipandang sebagai pisau
analisis untuk membedah teori-teori psikologi.
Daftar Pustaka

Rosyidi, Hamim. (2012). PSIKOLOGI SOSIAL. Surabaya: CV. Jaudar.

Rahmawati, Intan (2022). PENGANTAR PSIKOLOGI SOSIAL. Jakarta Timur: PT Bumi


Aksara.

Safrina. (2008). PSIKOLOGI DALAM ISLAM. Halaman 87-88.

DosenPsikologi.com, “Psikologi Sosial – Pengertian, Teori, Ruang Lingkup dan


Konsepnya”, Diakses pada 20 Agustus 2022 dari https://dosenpsikologi.com/psikologi-sosial

Anda mungkin juga menyukai