Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SUMBER – SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metodologi Studi
Islam

Disusun Oleh Kelompok 10 :


Hanifah Rahmi 4322068
Marisa Harianti 4322016
M. Miftahul Fikri 4322044

Dosen Pengampu :
Asrul Harahap, M.Sos

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FALKUTAS USHULIDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang mana atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam tetaplah penulis curahkan kepada baginda
Muhammad SAW, yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan bahasa yang indah. Adapun tema dari makalah
ini ialah “Sumber-Sumber Ajaran Islam”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah Metodologi Studi
Islam Bapak Asrul Harahap, M.Sos yang telah memberikan tugas ini. Penulis juga
berterima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan terhadap
penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan yang belum diketahui, maka dari itu penulis mohon kritik dan saran dari
dosen maupun teman-teman demi tercapainya makalah yang sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca selanjutnya agar dapat dipegunakan
sebagaimana mestinya.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Bukittinggi, 7 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 1
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sumber-Sumber Ajaran Agama Islam .................................................. 3
1. Al-Qur’an...................................................................................... 5
2. Al-Sunnah ...................................................................................... 7
3. Ijtihad............................................................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber ajaran Islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau
pedoman syariat Islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam.
Agama Islam bersumber dari Al- Qur’an yang memuat wahyu Allah dan
Hadis yang memuat sunnah Rasulullah. Komponen utama agama Islam atau
unsur utama ajaran agama Islam (Aqidah, Syari’ah dan Akhlak)
dikembangkan dengan wahyu atau pikiran manusia yang memenuhi syarat
untuk mengembangkannya.
Sumber ajaran Islam yang pokok adalah Al-Qur’an dan Hadis. Keduanya
memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam.
Walaupun terdapat perbedaan dari segi penafsiran dan dan aplikasi, namun
setidaknya ulama sepakat bahwa keduanya harus dijadikan rujukan. Dari
keduanya ajaran Islam diambil dan dijadikan pedoman utama. Oleh karena
itu, kajian-kajian terhadapnya tidak pernah keruh bahkan terus berjalan dan
berkembang seiring dengan kebutuhan umat Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian sumber-sumber ajaran agama Islam ?
2. Bagaimana Al-Qur'an sebagai sumber ajaran agama Islam?
3. Bagaimana Hadits sebagai sumber hukum kedua ajaran Islam?
4. .Bagaimana Ijtihad sebagai sumber hukum ajaran Islam?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, ,maka tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui sumber-sumber dari ajaran agama islam;
2. Untuk mengetahui Al-Qur'an sebagai sumber hukum ajaran Islam;
3. Untuk mengetahui Hadits sebagai sumber hukum kedua ajaran Islam;

1
4. Untuk mengetahui Ijtihad sebagai sumber hukum ajaran Islam setelah
Al-Qur'an dan hadits.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi pembaca
Makalah ini ditulis agar pembaca dapat mengetahui apa saja yang menjadi
sumber-sumber ajaran dalam agama islam ini dan juga sebagai sumber
pengetahuan tambahan bagi para pembaca.
2. Bagi penulis
Makalah ini sebagai bahan pembelajaran dalam menyampaikan
pembahasan atau materi yang bertemakan “Sumber-Sumber Ajaran
Agama Islam”.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sumber Ajaran Agama Islam
Definisi sumber menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah asal
sesuatu. Sumber hukum Islam adalah asal tempat pengambilan hukum Islam.
Dalam kepustakaan hukum Islam, sumber hukum Islam sering diartikan
sebagai dalil hukum Islam, pokok hukum Islam, dan juga dasar hukum Islam.
Dengan kata lain, sumber ajaran agama islam adalah merujuk pada sumber-
sumber utama yang digunakan untuk mempelajari ajaran agama islam.
Sumber ajaran agama Islam ini merupakan sumber-sumber yang dijadikan
dasar dan pedoman dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Oleh
karena itu, dengan mempelajari dan memahami sumber-sumber ajaran agama
islam ini, umat muslim dapat berusaha untuk menjalankan kehidupan mereka
sesuai dengan prinsip-prinsip dan juga petunjuk dari Allah Swt.
Ada beberapa sumber ajaran agama Islam yang diakui secara umum oleh
umat Muslim, yaitu sebagai berikut:
1. Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci agama Islam yang dianggap sebagai firman
Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Al-Quran berisi
petunjuk, aturan, dan prinsip-prinsip ajaran Islam yang menjadi sumber utama
bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan mereka.
2. Hadis
Hadis adalah kumpulan perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi
Muhammad Saw yang menjadi sumber ajaran agama Islam. Hadis merupakan
sumber kedua dalam ajaran Islam setelah Al-Quran dan digunakan sebagai
panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
3. Ijma'
Ijma' adalah kesepakatan umat Muslim dalam memahami dan
mengamalkan ajaran Islam. Ijma' dianggap sebagai sumber ajaran Islam
karena dianggap sebagai pandangan bersama yang mencerminkan
pemahaman dan amalan yang benar dalam Islam.

3
4. Qiyas
Qiyas adalah metode berijtihad (penyusunan hukum Islam) yang
menggunakan analogi atau pembandingan terhadap situasi atau masalah
baru dengan hukum yang sudah ada dalam Al-Quran, Hadis, atau Ijma' untuk
mengambil kesimpulan hukum.
5. Ijtihad
Ijtihad adalah upaya para cendekiawan Muslim untuk mengeluarkan
pendapat hukum baru berdasarkan nalar dan pemahaman mereka terhadap
sumber-sumber ajaran Islam yang sudah ada. Ijtihad menjadi sumber ajaran
Islam karena ia memungkinkan pembaruan dan penyesuaian ajaran Islam
terhadap perubahan zaman dan situasi.
Jadi, demikianlah beberapa sumber ajaran agama Islam yang diakui secara
umum oleh umat Muslim. Sumber-sumber ini dijadikan dasar dalam
memahami dan mengamalkan ajaran Islam, dan dipelajari oleh para
cendekiawan Muslim serta pemimpin agama dalam memandu umat Muslim
dalam menjalani kehidupan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran
agama Islam.

4
B. Sumber-Sumber Ajaran Agama Islam
1. Al-Qur’an
Al-Quran adalah kitab suci yang memuat wahyu (firman) Allah Swt yang
disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw sebagai
Rasul-Nya dalam kurun waktu selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.1 Kata Al-
Qur’an diambil dari kata qara’a yang berarti mengumpulkan menjadi satu.
Qara’a berarti juga membaca atau menuturkan, karena dalam pembacaan atau
penuturan huruf-huruf dan kata-kata dihimpun dan disusun dalam susunan
tertentu. Menurut para ahli yang lainnya, ,mengapa dinamakan Al-Qur’an
adalah karena didalamnya terhimpun hasil-hasil semua kitab-kitab Allah Swt.
Al-Qur’an juga berarti suatu buku yang harus dibaca sebagaimana terdapat
didalamnya perkataan dan perbuatan Rasulullah, bahwa Al-Qur’an itu adalah
buku bacaan yang tersebar luas di seluruh dunia.
Al-Qur'an juga dikenal sebagai Kitab Suci dalam agama Islam, merupakan
sumber ajaran agama Islam yang paling utama. Al-Qur'an dianggap sebagai
kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui
perantaraan Malaikat Jibril selama periode 23 tahun selama hidup Nabi
Muhammad Saw pada abad ke-6 Masehi. Al-Qur'an berisi pedoman dan
petunjuk bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan mereka dan merujuk
pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai agama Islam.
Sebagai sumber ajaran agama Islam, Al-Qur'an memiliki beberapa ciri
khas yang penting, yaitu sebagai berikut:
a. Otoritas Ilahi
Al-Qur'an dianggap sebagai kalam Allah Swt yang sempurna dan tidak
bisa diganggu gugat. Muslim meyakini bahwa Al-Qur'an adalah wahyu
langsung dari Allah kepada umat manusia, dan oleh karena itu memiliki
otoritas tertinggi dalam ajaran agama Islam. Setiap ajaran atau prinsip
yang terdapat dalam Al-Qur'an dianggap sebagai ketentuan langsung dari
Allah Swt yang harus diikuti oleh umat Muslim.

1 Rohidin, Pengantar Hukum Islam, (Yogyakkarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2016), hlm. 93

5
b. Kebenaran dan Kesempurnaan
Al-Qur'an dianggap sebagai sumber kebenaran yang mutlak dan
kesempurnaan dalam ajaran agama Islam. Al-Qur'an dianggap sebagai
petunjuk yang sempurna untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak
Allah Swt dan mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
c. Keterbacaan dan Keabadian
Al-Qur'an dianggap sebagai kitab yang keterbacaannya dijaga oleh
Allah sendiri, tetap abadi dan tidak mengalami perubahan sejak
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw lebih dari 1400 tahun yang
lalu. Muslim meyakini bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini adalah salinan
langsung dari teks asli yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw
dan tidak mengalami perubahan atau penyimpangan.
d. Keanekaragaman Ajaran
Al-Qur'an mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk
ajaran tentang akidah (keyakinan), etika, hukum, ibadah, sosial, dan
ekonomi. Al-Qur'an memberikan pedoman dan petunjuk yang
komprehensif bagi umat Muslim dalam setiap aspek kehidupan mereka,
sehingga menjadi sumber utama ajaran agama Islam.
e. Sumber Utama Hukum Islam
Al-Qur'an juga menjadi sumber utama hukum Islam yang dikenal
sebagai Syariah. Al-Qur'an memberikan prinsip-prinsip hukum yang harus
diikuti oleh umat Muslim dalam menjalani kehidupan mereka, termasuk
hukum tentang ibadah, muamalah (hubungan ekonomi dan sosial),
keluarga, dan hukum pidana.
f. Sebagai sumber ajaran agama Islam yang utama
Al-Qur'an menjadi panduan bagi umat Muslim dalam menjalani
kehidupan mereka dan dianggap sebagai sumber kebenaran dan petunjuk
yang sempurna.

6
2. Al - Sunnah
Secara etimologi Hadis berasal dari bahasa arab yaitu hadatsa, hidats,
hudatsa. Hudust yang mempunyai makna Jadid (yang baru), qarib (yang dekat
atau belum lama terjadi ) dan khabar ( berita atau warta atau sesuatu yang
dipercakapan dan dipindahkan dari seseorang ke orang lain). 2
Secara terminologi, para ahli hadits mengartikan sunah atau hadits
merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. dalam
bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), dan sopan santun ataupun perjalanan
perjuangannya, baik sebelum maupun setelah diangkatnya jadi Rasul. Para
fukaha memberikan definisi Sunnah sebagai sesuatu yang dituntut oleh
pembuat syara’ untuk dikerjakan dengan tuntutan yang pasti.
Sunah sebagai dasar hukum yang menduduki urutan kedua setelah al-
Quran. Sunnah juga bisa menjadi sumber hukum dan menjadi tempat
mengistinbatkan hukum syara’ karena didasarkan pada beberapa dalil, di
antaranya:
a. Allah memerintahkan umatnya untuk taat kepada Rasulullah Saw
Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan
apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Qs. Al-
Hasyr: 7)
b. Rasulullah mempunyai wewenang untuk menjelaskan Al-Quran, seperti
dijelaskan dalam firman Allah Qs.An-Nisa: 80
Artinya: “Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah
menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka
kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”
c. Urutan dasar hukum yang digunakan oleh para sahabat yang
menempatkan Sunah pada tempat yang kedua

2 Khoiriyah, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 67

7
3. Ijtihad
Secara bahasa ijtihad berasal dari kata al- jahd dan al-juhd yang
berarti tenaga kuasa dan daya. Sedangkan al-ijtihad dan al-tahajud
berarti perumpamaan segala kesempatan dan tenaga. Secara istilah,
ijtihad berarti mencurahkan segala kemampuan dalam mencari
hukum-hukum syar'i yang bersifat zhanni, dalam batas sampai dirinya
merasa tidak mampu melebihi usahanya. 1 Dengan kata lain, ijtihad
adalah sebuah konsep dan praktek di dalam hukum islam yang
merujuk pada upaya seorang ahli hukum islam (mujtahid) untuk
menghasilkan keputusan hukum (fatwa) dengan menggunakan
penalaran dari sumber-sumber hukum islam yang utama, yaitu Al-
Qur’an dan Hadist.
Ijtihad memiliki kedudukan yang valid sebagai sumber hukum
Islam yang ketiga yakni setelah Al-Qur'an dan Sunnah. Ijtihad lebih
menekankan kepada penggunaan akal atau nalar dalam memutuskan
hukum mengenai suatu perkara.
a. Kedudukan Ijtihad
Berikut adalah beberapa sudut pandang yang berbeda mengenai
kedudukan ijtihad, yaitu diantaranya:
1. Kedudukan Tinggi
Beberapa ulama berpendapat bahwa ijtihad memiliki kedudukan
yang sangat penting dalam hukum Islam. Mereka menganggap ijtihad
sebagai alat yang diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman
modern dan menafsirkan hukum Islam agar relevan dengan konteks
sosial, ekonomi, dan politik yang berubah.
2. Kedudukan Terbatas
Pendapat lain berpendapat bahwa ijtihad memiliki kedudukan yang
lebih terbatas. Mereka berargumen bahwa periode terbaik untuk
ijtihad adalah masa awal Islam ketika hukum-hukum Islam belum

3
Akmal, Hawi. Dasar-Dasar Studi Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 87

8
sepenuhnya dirumuskan. Namun, setelah empat madzhab (Hanafi,
Maliki, Syafi'i, dan Hanbali) menjadi mapan, ijtihad menjadi lebih
terbatas dan otoritas interpretasi hukum berpusat pada para imam dan
ulama terkemuka dari masing-masing madzhab.
3. Kedudukan di Tangan Ulama
Pendapat lainnya adalah bahwa ijtihad seharusnya hanya
dilakukan oleh ulama yang memenuhi syarat tertentu dalam ilmu
agama dan hukum Islam. Kedudukan ijtihad terletak di tangan para
mujtahid yang terlatih, yang memiliki pemahaman yang mendalam
tentang sumber-sumber hukum Islam dan metode interpretasi yang
tepat.
4. Kedudukan yang Berkembang
Sudut pandang lain menganggap ijtihad sebagai proses yang terus
berkembang dan berlaku bagi semua individu Muslim dalam konteks
kehidupan mereka sehari-hari. Mereka berpendapat bahwa setiap
Muslim memiliki tanggung jawab untuk melakukan ijtihad dalam
batas kemampuan mereka, terutama dalam hal-hal yang tidak secara
jelas diatur dalam sumber-sumber hukum Islam. Namun, penafsiran
individual harus memperhatikan kaidah-kaidah dan prinsip hukum
yang telah ditetapkan.
b. Metode Ijtihad
Ada beberapa metode yang digunakan dalam proses ijtihad oleh
mujtahid untuk mencapai keputusan hukum, yaitu sebagai berikut:
1. Qiyas
Maknanya ialah mengukur atau membandingkan atau menimbang
dengan membandingkan sesuatu. Contoh: Pada masa Nabi belum ada
persoalan Padi. Dengan demikian diperlukan ijtihad dengan jalan
qiyas dalam menentukan zakat.
2. Ijma’
Kata ijma’ berasal dari kata jam 'un artinya menghimpun atau
mengumpulkan. Ijma mempunyai dua makna, yaitu menyusun dan

9
mengatur suatu hal yang tidak teratur. Oleh sebab itu, ia berarti
menetapkan dan memutuskan suatu perkara, dan berarti pula sepakat
atau bersatu dalam pendapat. Persetujuan pendapat berdasarkan hasil
ijma ini contohnya bagaimana masalah Keluarga Berencana.
3. Istihsan
Maknanya ialah menganggap baik suatu barang atau menyukai
barang itu. Menurut terminologi para ahli hukum, berarti
menjelaskan keputusan pribadi, yang tak didasarkan atas qiyas,
melainkan didasarkan atas kepentingan umum atau kepentingan
keadilan.
4. Mashlahat Al- Mursalat
Berarti keputusan yang berdasarkan guna dan manfaat sesuai
dengan tujuan hukum syara’. Kepentingan umum yang rnenjadi dasar
pertimbangan Maslahat Al-Mursalat ialah menolak mafsadat atau
mengambil suatu rnanfaat dari suatu peristiwa.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai sumber-sumber ajaran agama islam diatas
dapat disimpulkan bahwa:
Al-Quran merupakan sumber utama ajaran agama Islam. Kitab suci ini
dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW dan berisi pedoman untuk menjalani kehidupan yang benar, mengatur
hubungan manusia dengan Allah dan sesama manusia, serta memberikan
petunjuk tentang akhlak, ibadah, hukum, dan prinsip-prinsipkehidupan sosial.
Hadist merupakan catatan dan perkataan Rasulullah Muhammad SAW
yang menjadi sumber ajaran agama Islam. Hadis berisi pengajaran, tindakan,
dan perilaku Nabi Muhammad SAW yang dijadikan contoh bagi umat Islam
dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Ijma' (konsensus) merupakan kesepakatan umat Islam yang dianggap
sebagai sumber hukum Islam. Ijma' terbentuk melalui proses musyawarah dan
konsultasi antara para ulama atau cendekiawan Muslim dalam menentukan
hukum atau fatwa atas isu-isu yang belum terdapat dalam Al-Quran atau
Hadis.
Qiyas (analogi) merupakan metode analogi yang digunakan oleh para
ulama dalam menghadapi isu-isu baru yang tidak ditemukan dalam Al-Quran
atau Hadis. Qiyas digunakan untuk menyusun hukum berdasarkan analogi
dari hukum yang sudah ada dalam Al-Quran dan Hadis terhadap isu yang
serupa.
Ijtihad merupakan upaya interpretasi dan analisis terhadap sumber- sumber
ajaran agama Islam untuk menghasilkan keputusan hukum yang relevan
dengan konteks zaman dan tempat yang berbeda. Ijtihad dilakukan

11
oleh para mujtahid atau cendekiawan Muslim yang memiliki pemahaman
yang mendalam terhadap Al-Quran, Hadis, ijma', dan qiyas.
Dengan demikian, sumber-sumber ajaran agama Islam meliputi Al-Quran,
Hadis, ijma', qiyas, dan juga ijtihad. Sumber-sumber ini menjadi pedoman
bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan beragama, memahami hukum,
dan mengambil keputusan dalam berbagai isu yang dihadapi dalam kehidupan
pada zaman sekarang.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, bertujuan agar dapat mengetahui tentang
sumber-sumber ajaran dalam agama islam dan juga dapat menambah
wawasan atau pengetahuan bagi para pembacanya. Dengan demikian,
perbanyaklah untuk mencari sumber pengetahuan dari pembahasan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA
Hawi, Akmal. 2014. Dasar-Dasar Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Khoriyah. 2001. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Rohidin. 2016. Pengantar Hukum Islam. Yogyakarta: Lintang Rasi Angkasa


A books

13

Anda mungkin juga menyukai