Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SUMBER – SUMBER AJARAN AGAMA

PENDIDIKAN AGAMA
DOSEN PENGAMPU : IFRAT MIZON, S.Ag., M.Ag

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4:

1. BAYU HARSA ARJUNA - 2270201025


2. DIPA RAKHA SUBADRA -
3. MAGDALENA ARITONANG - 2261201074
4. REZY IRAWAN - 2261201111

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


YAYASAN PENDIDIKAN
PERSADA BUNDA PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji beserta syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tentang Sumber - Sumber Ajaran Agama di
Pendidikan Agama tersebur. Makalah ini disusun berdasarkan hasil pembelajaran dan
pencarian informasi, baik di internet maupun berbagai modul yang tersedia tentunya dari
sumber yang terpercaya dan akuntabel.
Dalam melaksanakan penyusunan makalah ini penulis mendapatkan banyak
bimbingan, bantuan moril maupun materil dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada semua pihak sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
dunia pendidikan, orang lain maupun penulis sendiri.

Pekanbaru, 25 September 2022


Penulis,

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

Latar Belakang ........................................................................................... 1


Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................. 3


Berbagai Sumber- Sumber Ajaran Agama .................................................. 4
A. Sumber Ajaran Agama Islam ................................................................. 4
B. Sumber Ajaran Agama Kristen Katolik ................................................... 4
C. Sumber Ajaran Agama Kristen Protestan ................................................ 4
D. Sumber Ajaran Agama Hindu ................................................................. 4
E. Sumber Ajaran Agama Buddha ............................................................... 4
F. Sumber Ajaran Agama Konghucu ........................................................... 4

BAB III. PENUTUP.......................................................................................... 12


Kesimpulan ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini
diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-
agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama
merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia.
Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik
persamaannya dan titik perbedaannya.
Pada saat ini agama telah berkembang sangat pesat ke seluruh penjuru dengan
berbagai ragam jenis agama yang ada diseluruh dunia. Adapun diantaranya agama islam,
katolik, protestan, hindu, budha, dan konghucu. Tentunya, setiap agama yang ada berasal
dari banyak sumber ajaran yang mulai digunakan pada zaman pertama kali agama-agama
tersebut muncul. Sebagai umat beragama, kita harus tau apa saja dan dari mana sumber
ajaran agama yang kita yakini. Salah satunya seperti agama islam dimana sumber ajaran
agamanya berasal dari Al-Qur’an, sunnah/hadits, dan ijtihad. Begitu pula agama lain yang
memiliki sumber ajaran agama yang beragam.
Di tahun 2022 ini, agama sangatlah berpengaruh, yang mana pada saat ini banyak
muda-mudi yang tidak melaksanakan dengan baik aspek hukum yang di perintahkan dalam
beragama. Akibatnya banyak sekali penyimpangan dan kurangnya rasa tenggang rasa,
mawas diri, dan saling menghargai sesama umat beragama. Adapun cara-cara yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki norma-norma beragama tersebut dengan cara meningkatkan
fasilitas religi yang lebih mudah untuk di akses oleh banyak kalangan. Hal ini dapat dimulai
dengan mengetahui dari mana sumber-sumber ajaran agama. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, kata agama diartikan sebagai “kepercayaan kepada Tuhan
(dewa, dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan itu”.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makala ini membahas tentang apa saja Sumber- sumber ajaran
Agama

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini agar Mahasiswa dapat memenuhi tugas Pendidikan
Agama serta menambah pengetahuan mahasiswa agar lebih memahami dan mengetahui
sumber-sumber ajaran agama yang ada disekitarnya.
BAB II.
PEMBAHASAN

I. Berbagai Sumber Ajaran Agama

A. SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM


Sumber hukum islam adalah wahyu Allah SWT yang dituangkan dalam Al-
Qur’an, Sunnah Rasul, dan Ijtihad.
1. Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an berasal dari kata “qara’a, yaqra’u, qira’atan, qur’anan” yang
berarti bacaan. Secara istilah qara’a berarti mengumpulkan atau menghimpun
huruf dan kata-kata dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Menurut Quraish
Shibab, Al-Qur’an secara harfiah berarti ‘bacaan sempurna’. Al-Qur’an
merupakan bacaan yang paling banyak dibaca oleh hingga ratusan juta orang.
Kitab suci Al-Qur’an diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW
selama lebih kurang 23 tahun, yang terbagi dalam 114 surat-surat yang sangat
beragam. Surat-surat Makiyyah merupakan surat yang paling awal dan termasuk
surat-surat pendek, lalu pada surat Madaniyyah dimana surat-surat semakin
panjang. Tujuan diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk membangun masyarakat
yang beretika dan adil.
Ayat-ayat pertama yang diturunkan adalah surat Al-Alaq ayat 1-5, yang
menekankan pada pentingnya tauhid. Al-Quran menghadirkan sifat dan sifat yang
berbeda -beda. Salah satunya adalah bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang dijamin
keasliannya dan dijaga oleh Allah SWT.Al-Qur’an sebagai kitab suci islam
memiliki satu relevansi utama, yang berfungsi untuk memberi petunjuk ke jalan
yang baik. Sebagai mana Allah berfirman, “Sesungguhnya Al Quran ini
memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar
gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar” (QS. Al-Isra Ayat 9). Al-Qur’an merupakan kitab
suci umat islam yang berisi mengenai aqidah, ibadah, hukum, kisah-kisah serta
isyarat yang dijadikan acuan dan pedoman bagi umat muslim.
2. Sunnah/Hadits
Hadits merupakan sumber ajaran islam yang kedua. Sunnah merupakan
amalan atau kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah baik dari segi perkataan,
perbuatan maupun ketetapan atau persetujuan Rasulullah terhadap apa yang
dilakukan oleh para sahabatnya.
Umat Islam mengakui bahwa hadits Nabi SAW dijadikan pedoman hidup
utama setelah Al-Qur'an. Ajaran Islam yang ketentuan hukumnya tidak
ditegaskan, tidak dirinci menurut petunjuk dalil-dalilnya tetap utuh, tidak
dijelaskan cara mengamalkannya, dan tidak ditentukan menurut petunjuknya.
Alquran. maka solusinya harus dicari dalam hadits.
Sunnah terbagi menjadi tiga bagian yaitu sunnah qauliyah (perkataan), sunnah
fi’liyah (semua perbuatan rasulullah), dan sunnah taqririyah (penetapan,
persetujuan, dan pengakuan Rasulullah). Adapun sunnah berlandaskan oleh unsur
iman umat muslim sebagai mana yang terdapat pada rukun iman yaitu percaya
pada Rasulullah, Al-Qur’an, dan Ijma’ yang mana umat islam telah sepakat untuk
mengamalkam sunnah seperti menerika Al-Qur’an.
Imam Syafi'i dalam beberapa bukunya menempatkan AlQur'an dan Hadits
dengan martabat yang sama atas dasar bahwa Hadis merupakan pelengkap Al-
Qur'an. Fungsi sunnah berdasar sebagai hukum dan ajaran islam, dijelaskan pada
Al-Qur’an, “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka
menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka
terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.” (QS. An-Nisa ayat 65).
As-Sunnah berfungsi untuk memperjelas, menjelaskan isi atau kandungan
ayat-ayat Al-Qur'an dan memperkuat klaim ayat-ayat Al-Qur'an dan
mengembangkan segala sesuatu yang ambigu atau bahkan tidak ada yang
ditentukan dalam Al-Qur'an.
3. Ijtihad
Secara Bahasa, ijtihad merupakan pencurahan segala kemungkinan untuk
mewujdkan sesuatu dari karya atau tindakan yang berbeda. Ijtihad berasal dari
kata jahada yang berarti berusaha keras. Ijtihad dapat dilakukan ketika tidak ada
hukum dalam Al-Qur'an atau Hadits, tetapi dapat dilakukan dengan akal sehat
berdasarkan Al-Qur'an atau Hadits.
Dari segi pelakunya, ijtihad dibagi menjadi dua bagian yaitu ijtihad
perorangan dan ijtihad Jama’i. Ijtihad perorangan adalah ijtihad yang dilakukan
oleh seorang mujtahid dalam suatu masalah hukum. Disisi lain, ijtihad jama’I
merupakan ijtihad yang dilakukan oleh sekelompok mujtahidin untuk
menganalisis suatu masalah guna mengambil keputusan hukum. Terdapat empat
metode ijtihad antara lain:
- Qiyas, yaitu mengukur, menggabungkan atau menyamakan. Dengan
menetapkan suatu hukum atau suatu perkara yang baru muncul, yang pada
masa sebelumnya tidak ditemukan tetapi memiliki kesamaan dalam sebab.
- Ijma, Artinya, para ulama (Mujatid) sepakat untuk menetapkan hukum
berdasarkan Quran dan hadits dalam suatu perkata yang terjadi. Keputusan
bersama yang dibuat oleh para ulama melalui ijtihad kemudian dirundingkan
dan disepakati. Hasil ijma` adalah fatwa, yaitu keputusan bersama Mujtahid
yang diberdayakan untuk diikuti oleh semua.
- Istihsan adalah menemukan sesuatu yang baik atau serupa. Menurut para ahli
hukum ialah untuk menjelaskan keputusan pribadi berdasarkan kepentingan
umum atau kepentingan keadilan.
- Maslahat Al-Mursalat, yaitu keputusan yang berdasar pada guna atau manfaat
yang sesuai dengan tujuan hukum syara.

B. SUMBER AJARAN AGAMA KRISTEN KATOLIK


Orang-orang Katolik adalah, yang pertama, orang-orang Kristen yang percaya
bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atau Anak Allah: 100% Allah, 100% manusia,
yang turun ke dunia untuk membawa umat manusia naik kepada Allah. Hampir semua
denominasi Protestan mengatakan Hanya Alkitab sebagai sumber Iman Kristiani
(Sola Scriptura), tetapi tidak untuk gereja Katolik. Hirarki Gereja Katolik menerima
Kitab suci sebagai dasar iman tetapi bukan satu-satunya dasar iman.

Salah satu perbedaan agama Kristen dan Katolik yang paling mendasar adalah praktik
kepercayaan atau keyakinan melalui iman. Namun, kepercayaan Katolik yang esensial
mencakup hal-hal berikut:
 Alkitab adalah pengertian Kitab Injil berisi Firman Tuhan yang diilhamkan,
bebas dari kesalahan, dan diwahyukan.
 Baptis merupakan salah satu bagian dari sakramen Katolik yang diperlukan
bagi anggota gereja untuk memperoleh keselamatan.
 Sepuluh Hukum Taurat yang diberikan Allah dapat memberikan pedoman
moral – sebuah standar ciri-ciri etika Kristen untuk hidup di dalam Kristus.
 Keberadaan Tritunggal Maha Kudus – satu Tuhan dalam tiga pribadi. Umat
Katolik menganut kepercayaan bahwa Tuhan, Yang Mahatinggi, terdiri dari
tiga pribadi: Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus.

Orang Katolik juga percaya bahwa sejak Adam dan Hawa tidak menaati Allah
di Taman Eden, semua manusia dilahirkan dengan dosa asal dan dosa turunan, yang
hanya bisa dihapus oleh Baptisan. Keyakinan yang lebih bahagia adalah anugerah
sepenuhnya dari Tuhan. Anugerah adalah pembagian ilahi dan juga sebuah inspirasi
untuk melakukan kehendak Tuhan.

Kepercayaan tersebut datang dari kesaksian mereka yang hidup pada zaman
Yesus, dan diteruskan turun temurun hingga saat ini, melalui Tradisi Suci, Kitab Suci
dan pengajaran (Magisterium). Inilah beberapa dasar dari iman Katolik yang bisa
anda ketahui dalam perannya sebagai berikut:

1. Tradisi Suci

Tradisi suci merupakan urutan pertama dari dasar iman Katolik karena
sekalipun dimasa awal Gereja Katolik bertumbuh belum ada satu kesatuan Alkitab
seperti sekarang, berbagai tantangan gereja masa kini pada zaman terutama serangan
iman kepada Gereja Katolik sudah gencar dilancarkan, namun dengan tradisi suci
Gereja dapat dimasukkan salah satu pengertian liturgi dalam Gereja. Tradisi Suci
adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan dalam Kisah Para Rasul
2:4, 1 Korintus 15:3; 2 Tesalonika 2:15; Yohanes 21:25, 16:12-13). Tradisi suci ini
terjamin kebenarannya secara tidak tertulis karena dipelihara oleh Gereja yang adalah
tiang Pondasi kebenaran. Contoh Tradisi Suci adalah orang Katolik memegang tanda
Salib Katolik.
2. Kitab Suci

Kitab Suci atau pendalaman Alkitab Katolik menurut doktrin Katolik adalah
penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus tetap hadir di dalam
Gereja dan berkarya di dalamnya (Kolose 3:16). Sesuai dengan kehendak Allah,
terjadilah pengalihan Kitab Suci sebagai Injil dalam dua cara, sebagai berikut:

 Secara lisan “oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan
serta penetapan dalam meneruskan apa yang mereka terima dari mulut,
pergaulan, dan karya Kristus sendiri atau dorongan peranan Roh Kudus dalam
Gereja’’.
 secara tertulis “oleh para Rasul dan tokoh para rasul, yang atas ilham Roh
Kudus itu juga telah membukukan Amanat Keselamatan atau melakukan
Amanat Agung’’ (Matius 28:20).

Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab
keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung
menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama. Demikian gereja sebagai tubuh
Kristus, yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, bukan hanya
melalui Kitab Suci maupun tradisi suci.

3. Magisterium

Magisterium adalah wewenang kuasa mengajar Gereja Katolik. Salah satu


produk dari Magisterium adalah Katekismus Gereja Katolik (KGK). Magisterium
juga adalah sebuah tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau
diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup,
yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus. Wewenang mengajar
hanya dipegang teguh oleh Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik agar tidak
terjadi salah tafsir yang menyebabkan 39.000 lebih denominasi Kristen menyebar di
seluruh dunia yang tak jelas apa dasarnya membuat denom tersebut. Inilah mengapa
Gereja Katolik yang hanya berhak menjadi pengajar mengenai iman (2 Petrus 1:20-
21; Lukas 10:16).
Beberapa Paroki di Gereja Katolik membutuhkan hak mengajar karena sejarah
Gereja adalah Pondasi kebenaran “jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan
dasar kebenaran” (1 Timotius 3:15) dan juga karena Yesus sendiri memberikan
wewenang itu kepada Petrus secara pribadi (Matius 16:18-19) dan kepada Para Rasul
yang lain (Matius 18:18; Lukas 10:16). Inilah dasarnya mengapa umat Katolik harus
taat pada pengajaran para rasul (Kisah Para Rasul 2:42). Sudah jelas, bahwa Alkitab
yang dianggap oleh Gereja sebelah sebagai kebenaran mutlak pun tidak di jalankan.
Tri tugas Gereja adalah mengajar umat Katolik mengenai ajaran dari Gereja yang
satu, kudus, katolik, dan apostolik. Pengajaran magisterium adalah hal yang konkret
dan terus berkembang tanpa membuat umat bingung.

Demikianlah informasi mengenai dasar dari iman Katolik. Semoga dapat


menambah pengetahuan Anda tentang ilmu Kristen Katolik. Anda bisa belajar
untuk pengertian takut akan Tuhan dengan mengikuti tatanan etis Katolik dan juga
hidup di dalam Kristus dengan sungguh-sungguh bertobat dan bertumbuh melalui
buah-buah Roh Kudus (Galatia 5:22-26).

C. SUMBER AJARAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

Kekristenan adalah agama monoteisik berasaskan Riwayat hidup dan ajaran


Yesus Kristus, yang merupakan inti sari agama ini.
1. Kitab Injil
Agama Kristen memiliki 2,5 miliar pengikut yang hampir sebanding dengan
sepertiga dari populasi dunia, yang di sebut umat Kristen. Umatnya percaya
bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Juru Selamat umat manusia yang kadang
sebagai Mesias yang di sebutkan dalam Alkitab Perjanjian Lama. Injil juga di
berarti catatan-catatan Riwayat hidup dan ajaran Yesus, empat di antaranya, Injil
Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes di anggap sahih dan dijadikan
bagian dari Alkitab Kristen.
 Teologi Kristen
Terangkum dalam pengakuan para Rasul dan Pengakuan Nikea. Pengakuan
iman ini berisi pernyataan bahwa Yesus telah menderita, wafat, dimakamkan,
turun ke maut, dan bangkit dari maut, untuk mengaruniakan kehidupan yang kekal
kepada siapa saja yang percaya dan mengandalkanya dalam dosa-dosa yang telah
mereka perbuat.
Sepanjang jalan agama Kristen telah mengalami skisma dan sengketa teologi
yang memumculkan bermacam-macam gereja dan denomisasi. Tiga cabang
agama Kristen yang terbesar di dunia adalah Gereja Katolik, Gereja Ortodoks
Timur, dan rumpun besar denomisasi Kristen Protestan. Pada peristiwa Skisma
Timur-Barat tahun 1054 ada dua gereja yang saling memutuskan hubungan
persekutuan yaitu gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Yang kemudian Kristen
Protestan muncul pada zaman reformasi abad ke-16 sebagai pecahan dari Gereja
Katolik
 Syahadat
Ikhtisar dari maklumat doktrin atau ungkapan keyakinan agama Kristen
disebut syahadat dari Bahasa arab, yang artinya kesaksian atau kredo dari Bahasa
latin yang berarti aku percaya, sementara umat Kristen protestan di Indonesia
lazimnya menggunakan istilah pengakuan iman. Umumnya syahadat agama
Kristen digunakan pada awalnya untuk ayat-ayat upacara pembaptisan, yang pada
akhirnya dijabarkan lebih luas lagi sewaktu sengketa Kristologi pada abad ke-4
dan ke-5, sehingga akhirnya menjadi rumusan iman. Ada banyak pokok dalam
keyakinan dalam Syahadat Para Rasul sebagai berikut:
 Percaya akan Allah Bapa, Yesus Kristus sebagai Putra Allah, dan Roh
Kudus
 Percaya bahwa Kristus telah wafat, turun kea lam barzah, bangkit, dan
naik ke surga
 Percaya akan ke kudusan Gereja dan persekutuan orang-orang kudus
Percaya akan kedatangan Kristus kali kedua, hari penghakiman, dan
keselamatan umat beriman.
2. Yesus
Pokok utama kepercayaan Kristen adalah kepercayaan kepada Yesus sebagai
Putra Allah dan Mesias (Kristus). Umatnya percaya bahwa Yesus selaku Mesias
di urapi Allah menjadi juru selamat umat manusia, dan yakin bahwa Yesus datang
kedunia sebagai penggenapan nubut tentang Mesias yang termaktub dalam
Alkitab Perjanjian Lama. Mengenai kodrat Yesus pada abad-abad permulaan
sejarah agama Kristen. Pada umumnya umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah
penjemaan Allah.
3. Tritunggal
Mengacu pada ajaran bahwa Allah yang esa, terdiri atas tiga berlainan yang
serentak ada secara kekal, yakni bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus.
Tritunggal berdasarkan Firman Allah sehingga dapat memberikan sumbangsih
bagi pengajaran umat Kristen secara kusus dan para pembaca secara umum. Allah
yang dapat kita kenal adalah sebatas apa yang dinyatakan dalam Alkitab. Allah
yang menyatakan dalam Alkitab adalah Allah Tritunggal. Inilah yang harus
dipahami oleh umat Kristiani. Ada hal-hal yang sepertinya kontradiksi tetapi
sebenarnya bukan kontradiksi melainkan suatu misteri, yaitu misteri Allah yang
tidak mungkin dipahami secara sempurna dengan kemampuan manusia yang
terbatas. Bagian kita adalah memahami apa yang dinyatakan-Nya dalam Alkitab.

D. SUMBER AJARAN AGAMA HINDU


Agama Hindu bersumber pada kitab suci Veda, tetapi ajaran-ajaran Veda
tersebut diimplementasikan sedikit berbeda dengan ajaran Hindu yang di India.
Khususnya di Bali perkembangan ajaran Hindu dipengaruhi oleh adanya
akulturasi sekte-sekte yang sempat eksis dan menimbulkan perbedaan-perbedaan,
sekte-sekte tersebut adalah Siva, Pasupata, Ganapatya, Bhairawa, Waisnawa,
Boddha atau Sogata, Brahma, Rṣi, dan Sora (Goris, 1986: 4). Berkaitan dengan
hal tersebut, banyak ajaran-jaran Hindu dalam kitab suci Veda terimplementasi
pada lontar yang ada di Bali yang dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok
yaitu kelompok Tattwa, Susila, Upacara, Wariga, dan Babad (Dunia, 2009: 5-6).
Agama Hindu sesuai dengan ajaran ke Tuhannya dalam Pustaka suci Weda
menganut paham Tuhan Yang Tunggal dengan nama dan wujud yang banyak.
Tuhan Yang Tunggal menampakan diri dalam berbagai perwujudan. Ia Yang Esa
berada dimana-mana memenuhi segala, tapi ia juga mengatasi segala bentuk
jelasnya (Rg. Veda I.64.14).
1. Weda
Sumber ajaran agama Hindu yang tertua adalah Weda. Semua ajaran agama
Hindu dijiwai oleh ajaran Weda, walaupun sering dalam bentuk yang berbeda.
Semangat ajaran Weda meresapi seluruh ajaran agama Hindu. Ia laksana
sumber air yang terus-menerus mengalir melalui sungai-sungai yang panjang,
sepanjang abad dan melalui daerah-daerah yang luas. Karena panjangnya masa
dan luasnya yang dilalui, wajahnya dapat berubah, namun inti ajarannya selalu
dan dimana-mana sama.
Weda adalah wahyu Tuhan atau sabda suci Tuhan yang diterima olen
para Maharesi. Hal ini disebutkan dalam Kitab Bhumikabhasya, karya
Maharesi Sayana. Dikatakan Maharesi itu Mantra Drestah, maksudnya orang-
orang yang dapat melihat mantra-mantra itu.
Kitab suci Weda dikenal dengan nama-nama sebagai berikut :
 Kitab Sruti, artinya kitab Weda adalah wahyu Tuhan yang diterima
melalui pendengaran atas kemekaran intuisi para Maharesi.
 Kitab Rahasya, artinya kitab Weda mengandung ajaran yang amat rahasia,
yakni menyangkut tentang tujuan hidup yang tertinggi berupa moksa.
 Kitab Mantra, artinya Weda memuat nyanyian-nyanyian pujaan.
Berdasarkan uraian di atas maka Weda mempunyai pengertian yang luas,
yakni sebagai sumber ajaran Agama Hindu.
a) Bahasa Weda
Kitab suci Weda mempergunakan bahasa Sanskerta Weda. Nama
Sanskerta dipopulerkan oleh Maharesi Panini, seorang penulis tata
bahasa Sanskerta (Wyakarana Sanskerta). Bahasa Sanskerta Weda
disebut juga dengan Daiwi Wak, atau Sabda Dewata. Disamping Maharesi
Panini dikenal juga Maharesi Patanjali, sebagai penulis kitab Bhasa,
demikian juga Maharesi Katyana.

b) Maharesi Penerima Wahyu

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa Weda itu adalah wahyu


Tuhan yang diterima oleh para Maharesi. Dengan demikian bahwa wahyu
Weda tidaklah diterima oleh seorang Maharesi saja, melainkan oleh
beberapa orang Maharesi, dalam waktu yang berbeda-beda.

Wahyu dalam bahasa Sanskerta disebut dengan Sruti. Sruti artinya


pendengaran. Wahyu itu hanya dapat didengar oleh orang-orang yang
mempunyai kesucian yang tinggi. Tanpa kesucian yang tinggi orang tidak
akan mampu mendengar atau menerima sabda Tuhan. Adapun para
Maharesi penerima wahyu yang amat terkenal, ada tujuh orang disebut
Sapta Resi. Ketujuh Maharesi itu adalah Maharesi Gretsamada,
Wiswamitra, Wamadewa, Atri, Bharadwaja, Wasidta dan Maharesi
Kanwa.

Disamping ketujuh Maharesi itu masih banyak lagi para Maharesi


penerima wahyu Tuhan. Maharesi Wyasa adalah Maharesi yang terkenal
yang mengkodifikasikan Weda dan dibantu oleh empat Maharesi, yaitu :

a. Maharesi Pulaha, menghimpun kitab Reg Weda Samhita.


b. Maharesi Jaimini, menghimpun kitab Sama Weda Samhita.
c. Maharesi Waisampayana, menghimpun kitab Yajur Weda Samhita.
d. Maharesi Sumantu, menghimpun kitab Atharwa Weda Samhita.

c) Umur Kitab Weda

Kitab suci Weda yang diyakini oleh umat Hindu sebagai Anadi Ananta,
yang berarti tiada berawal dan tiada berakhir. Walaupun demikian para
sarjana baik sarjana barat maupun timur, mencoba menentukan kapan
wahyu itu diturunkan. Para sarjana itu antara lain :

 Lokanya Tidak Shastri, Weda telah diturunkan 6000 tahun sebelum


Masehi.
 Bal Gangghadar Tilak, Weda telah diturunkan 4000 tahun sebelum
Masehi.
 DR. Haug, memperkirakan bahwa Weda telah turun 2400 tahun sebelum
Masehi.
 DR. Max Muller, memperkirakan bahwa Weda telah turun 1200 tahun
sebelum Masehi.
 Heine Gelderen, bahwa Weda diturunkan 1500 – 1000 sebelum Masehi.
 Sylvain Levy, memperkirakan bahwa Weda diturunkan sekitar 1000
tahun sebelum Masehi.
 W. Stutterheim, memperkirakan bahwa Weda diturunkan sekitar 1000 –
500 sebelum Masehi.

Berdasarkan perkiraan di atas jelaslah bahwa wahyu Weda telah turun ke


dunia berabad-abad sebelum Masehi, dengan demikian kitab suci Weda
sangat tua usianya

2. Kitab Sruti

Sebagai wahyu Tuhan maka Weda disebut Sruti, yang secara harafiah berarti apa yang
didengar, yaitu didengar dari Tuhan. Orang Hindu yakin bahwa kitab Weda bukan
hasil karya manusia. Weda adalah kekal. Weda adalah nafas Tuhan, kebenaran yang
kekal, yang dinyatakan atau diwahyukan oleh Tuhan, kepada para Maharesi. Bentuk
apa yang diwahyukan adalah mantra-mantra. Sesudah mantra-mantra dibukukan, lalu
dibagi menjadi 4 bagian atau pengumpulan (samhita), yaitu :

1. Reg Weda, terdiri dari 10.552 mantra. Berisi mantra-mantra dalam bentuk puji-pujian,
yang dipergunakan untuk mengundang para dewa, agar berkenan hadir pada upacara
kurban, yang diadakan bagi mereka. Pendeta yang menyanyikan puji-pujian itu
disebut Hotr (Hotar).
2. Sama Weda, terdiri dari 1.875 mantra. Isinya hampir sama dengan Reg Weda, kecuali
beberapa nyanyian. Perbedaannya dengan Reg Weda, ialah bahwa puji-pujian disini
diberi lagu (sama = lagu). Pendeta yang menyanyikan Sama Weda, disebut Udgatr
(Udgatar).
3. Yajur Weda, terdiri dari 5.987 mantra. Berisi yajus atau rapal, diucapkan oleh pendeta
yang disebut dengan Adwaryu, yaitu pada saat melaksanakan upacara kurban.
4. Atharwa Weda, terdiri dari 5.987 mantra. Berisi mantra-mantra sakti. Mantra-mantra
ini dihubungkan dengan bagian hidup keagamaan, seprti tampak dalam bentuk sihir
dan tenung. Sihir-sihir itu mengandung maksud untuk menyembuhkan orang sakit,
mengusir roh-roh jahat, mencelakakan musuh dan sebagainya.

Mula-mula kitab yang terakhir ini tidak diakui sebagai kitab suci, sehingga kitab Reg,
Sama dan Yajur Weda, disebut dengan Trayi Widya. Tetapi lama-kelamaan diakui
juga, karena kepercayaan rakyat sangat kuat sekali kepada kitab Atharwa Weda.
Selain dari pada itu, raja-raja banyak yang mengambil pendeta-pendeta dari golongan
ini, sebagai pendeta istana.

Menilik nama-nama tempat yang terdapat dalam Reg Weda, dapat diperkirakan
bahwa wahyu ini dikodifikasikan di daerah Punyab sekarang. Nama-nama itu antara
lain : Kubha (Kabul), Studri (Sutley), Suvastu (svat), Kumu (Kurram), Yamuna
(Yumna), Suryanavar (Srinagar), Samudra (hilir sungai Sindhu).

Ketiga Weda yang lain rupanya dikodifikasikan di daerah Doab (daerah dua aliran
sungai), ialah lembah sungai Gangga dan Yamuna.

Masing-masing Weda memiliki kitab Brahmana pada umumnya adalah penjelasan


tentang bagaimana mempergunakan mantra, dalam rangkaian upacara. Disamping
kitab Brahmana, kitab-kitab Catur Weda memiliki juga kitab-kitab Aranyaka dan
Upanisad. Kitab Aranyaka sering disebut dengan kitab hutan. Isinya adalah
penjelasan-penjelasan bagian mantra dan Brahmana. Kitab Upanisad merupakan
bagian yang sangat penting dalam hubungannya dengan kitab-kitab Sruti. Upanisad
mengandung ajaran suci untuk : melenyapkan kebodohan (awidya) dan mengantarkan
atma mencapai Brahman (moksa).

Dilihat dari isinya kitab Brahmana digolongkan dalam Kitab Karma Kandha.
Sedangkan kitab-kitab Upanisad digolongkan Kitab Jnana Kandha. Menurut tradisi
kitab Upanisad seluruhnya berjumlah 108 buah buku. Dua belas diantaranya
merupakan Upanisad yang sangat penting, yaitu : Isa, Kena, Katha, Prasna, Mundaka,
Mandukya, Aiteriya, Taittitiya, Chandogya, Bhrehadaranyaka, Kausitaki dan
Swetaswatara Upanisad.
3. Wedangga dan Upaweda

Kitab-kitab Wedangga (cabang Weda) adalah merupakan buku pedoman tentang cara
mempelajari Weda. Terdiri dari 6 cabang, disebut Sadangga Weda, yang terdiri dari :

 Siksa (phonetika), menguraikan tentang petunjuk-petunjuk tata cara mengucapkan


mantra yang tepat, sesuai dengan tinggi rendah tekanan suara.
 Wyakarana (tata bahasa), menguraikan tentang tata bahasa yakni tata bahasa
Sanskerta.
 Chanda (lagu), membicarakan aspek ikatan bahasa dalam Weda yang disebut lagu.
 Nirukta, etimologi bahasa Sanskerta.
 Jyotisa (astronomi), menguraikan tentang tata surya, bulan dan benda-benda akasa
yang lainnya, yang dianggap memiliki pengaruh dalam pelaksanaan yadnya.
 Kalpa, isinya berhubungan dengan kitab-kitab Brahmana dan Kitab-kitab Mantra.

Kitab Kalpa, terdiri dari beberapa bidang, antara lain :

1. Bidang Srauta, isinya tatacara melakukan upacara yadnya, baik dalam tingkatan
upacara besar, upacara kecil dan upacara harian (sehari-hari).
2. Kitab Grehya, isinya tentang tata cara pelaksanaan yadnya oleh masyarakat
khususnya orang yang telah berumah tangga.
3. Bidang Dharmasastra, isinya tentang peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara.
4. Bidang Silpasastra, isinya tentang tatacara pembuatan bangunan suci.

Berdasarkan isinya kitab Wedangga, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
yang berhubungan dengan pengetahuan bahasa, seperti : Siksa, Wyakarana, Nirukta dan
Chanda, serta kelompok yang berhubungan dengan upacara yadnya, seperti : Kalpa dan
Jyotisa.

Disamping kelompok Wedangga ada juga kitab-kitab yang dekat hubungannya dengan Weda,
sebagai penunjang pemahaman ajaran Weda, kelompok itu disebut dengan Upaweda. Kitab
Upaweda, terdiri dari beberapa cabang ilmu, antara lain : Arthasastra, Ayur Weda,Gandharwa
Weda, Dhanur Weda, Kamasastra.
1. Arthasastra, tentang pokok-pokok pemikiran dalam bidang politik. Tohoh-tokoh
penulis kitab Arthasastra, ialah : Bhagawan Brehaspati, Maharesi Chanakya
(Kautilya).
2. Ayur Weda, menguraikan tentang ilmu kedokteran atau kesehatan baik rohani
maupun jasmani. Gandharwa Weda, menguraikan tentang berbagai aspek cabang ilmu
seni.
3. Dhanur Weda, menguraikan tentang siasat perang dan ilmu menggunakan senjata.
4. Kamasastra (Kamasutra), menguraikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
asmara, seni atau rasa indah. Kitab Kamasastra yang terkenal adalah karangan
Bhagawan Watsyayana.

E. SUMBER AJARAN AGAMA BUDDHA

Agama Buddha lahir dan berkembang pada abad ke 6 SM. Agama itu namanya
berasal dari panggilan yang diberikan kepada pembangunnya Sidharta Gautama
yang dipanggil dengan sebutan Buddha. Panggilan itu berasal dari akar kata bodhi
(hikmat), yang di dalam tashrif selanjutnya menjadi buddhi (nurani) dan menjadi
buddha (yang beroleh nur). Oleh sebab itulah sebutan Buddha pada selanjutnya
diperoleh dari berbagai pengertian sebagai berikut: yang sadar dan yang cemerlang
dan yang memperoleh cahaya terang. Dan juga ada yang mengartikan bangun yaitu
bangun dari dalam kesesatan dan keluar ditengahtengah cahaya pemandangan yang
benar. Buddha adalah orang yang mendapat pengetahuan dengan tidak mendapat
wahyu dari Tuhan dan bukan dari seorang Guru.
Sumber ajaran agama Buddha adalah perkataan atau Khotbah-khotbah dari sang
Buddha. Pada jaman sekarang, khotbah-khotbah dari Sidharta Gautama tersebut
telah tersusun dalam kitab Tripitaka. Kitab suci agama Buddha pada masa sekarang
dinamakan Tripitaka. Secara harfiah tripitaka dapat diartikan tiga keranjang. Nama
tripitaka ini erat hubungannya dengan proses tersusunnya kitab tersebut, penulisan
kitab Tripitaka dilaksanakan setelah konsili yang diadakan di Srilangka, 400 tahun
setelah wafatnya Buddha. Tripitaka ini ditulis dalam bahasa pali, di atas daun
lontar. Bagian pertama, kedua dan ketiga kitab suci agama Buddha tersebut
Tripitaka. Menjelang penyusunan Tripitaka sekitar tahun 453 S.M di kota Rajgraha
berhimpun sekitar 500 orang rahib dipimpin oleh Rsi Maha Kasapa. Mereka
berhimpun dengan tujuan untuk menghimpun, menyusun dan membukukan ajaran-
ajaran dari Sidharta Gautama.6 Kitab Tripitaka ini terdiri dari tiga macam kitab
besar, dan dibagi menjadi kitab-kitab kecil. Untuk mengetahui isi masingmasing
pitaka berikhut iniakan diuraikan satu persatu.
1. Sutta Pitaka
Sutta Pitaka adalah kitab Agama Buddha yang memuat sebagian dari
Khotbah Sidharta. Isinya merupakan ajaran tentang tatacara medhitasi,
diungkapkan dalam bentuk dajak, kata kiasan, sair, kata butiara dan lain-
lain, yang berkaitan dengan ajaran samadhi.Kitab ini terbagi menjadi lima
bagian besar yaitu:
a. Digha Nikaya, yaitu bagian dari sutta pitaka yang memuat
khotbah Sidharta khusus menerangkan ajaran susila. Isinya lebih
kurang terdiridari 34 sutta. Kitab ini diterjemaahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan nama Kitab ParinibbanaSutta.
b. Majjima Nikaya, kitab ini terdiri dari liama Vagga dna 150 Sutta.
Isinya khususnya memuat tentang tatacara berumahtangga bagi
orang-orang awam, dan mengatur tata kehidupan para Bikkhu dan
Bikkhuni, pertapa dan raja.
c. Samyutta Nikaya, memuat lima vagga berisikan khotbah-khotbah
dang Buddha yang ditunjukan pada masyarakat kelas menengah
kebawah atau golongan awam dan miskin.
d. Anggutta Nikaya, memuat tentang Khotbah sang Buddha yang
mengajarjan tentang cara pemadaman nafsu bagi para Bikkhu dan
Bikkhuni.
e. Khuddhaka Nikaya, kitab ini isinya sangat beragam, terdiri dari 15
kita. Khuddhaka Nikaya ini merupakan bagian dari Sutta Pitaka
yang paling banyak.
2. Vinaya Pitaka
Vinaya Pitaka adalah kitab suci agama Buddha yang memuat bagian
khotbah Sidharta Gautama. Kitab ini memuat tata aturan tentang kehidupan
anggota biara (para Bikkhu dan Bikkhuni) yang dipersiapkan untuk
menjadi seorang pemimpin agama. Isinya memuat 227 macam peraturan-
peraturan tentang tata aturan kehidupan para Bikkhu dan Bikkhuni,
termasuk sejarah berdirinya biara-biara Buddha. Kitab Vinaya Pitaka
terbagi menjadi lima buah kitab dalam ukuran kecil. Kelima kitab tersebut
adalah:

a. Sutta Vibhanga Maha Vibhangga berisi tentang peraturan dan hukum


terhadap kesalahan-kesalahan yang berat dan melanggar kode etik para
Bikkhu dan Bikkhuni harus dikeluarkan dari golongan warga biara.
b. dan Bikkhuni Vibhanga berisi 500 macam peratuaran bagi para Bikkhuni
dari mazdhaf Theravada dan 348 macam peraturan bagi Bikkhuni
Mahayana.
c. Khandaka Mahavagga berisi peraturan-peraturan tentang tata cara
memasuki anggota sangh, tempat tinggal bagi para Bikkhu termasuk
makanannya, obat- obatanya, kain bahan jubahnya, dan cara
penyelesaian pertengkaran antara sesama warga Bikkhu dan lai
sebagainya.
d. Khandhaka Cullavagga isinya memuat tentang peraturan dan sangsi bagi
pelanggaran para Bikkhu, penerimaan kembali menjadi anggota Bikkhu
yang dikeluarkan karena melanggar ketentuan biara, tempat tinggal para
Bikkhu, dan lain sebagainya.
e. Parivana yaitu bagian dari kitab Vinaya Pitaka yang isinya termasuk di
antaranya memuat cerita-cerita kehidupan kebiaraan di masa lalu
termasuk di antaranya, sejarah terbentuknya Bikkhu dan Bikkhuni,
ditahbiskannya Rahula (anak Sidharta Gautama) menjadi Bikkhu dan
Bikkhuni dan aturan-aturan lainnya.
Kitab Vinaya Pitaka ini merupakan kitab yang sering ditemukan
dalam biara-biara Buddha, karena kitab ini merupakan pedoman bagi
kehidupan para anggota baiara yang kelak dipersiapkan untuk menjadi
tokoh-tokoh agama Buddha.

3. Abhidhamma Pitaka
Kitab Abhidhamma Pitaka adalah bagian dari Tripitaka yang isinya memuat ajaran
tentang filsafat tinggi yang mendukung kebenaran abadi di mana antara lain memuat
tentang hakiki yaitu: Citta, Cetasika, Rupa dan Nibbana.
a. Dhama Sangani yaitu kitab yang berisi tentang sari batin dan segala
persoalannya.
b. Vibhanga yaitu kitab yang berisi tentang pendalaman dan penafsiran dari soal-
soal kehidupan batin manusia.
c. Dhatu Kattha yaitu kitab yang memuat tentang sari-sari kehidupan batin dan
hubungan dengan alam kehidupan yang lain.
d. Punggala Pannati yaitu kitab yang berisi tentang dasar-dasar dan aturan jalan
kehidupan manusia.
e. Kattha Vatthu yaitu kitab yang berisi tentang diskusi dan perbincangan masalah
kekeliruan sekte-sekte agama Buddha.
f. Yamaka yaitu kitab yang memuat tentang fungsi logika dalam kehidupan
kerohanian, pokok-pokok isinya adalah membahas tentang kehidupan batin
yang dianalisis secara sakral.
g. Pattana yaitu kitab yang membahas masalah analisa mengenai hubungan sebab
akaibat (kausalitas).
Pada garis besarnya, ajaran Buddha dharma atau agama Buddha dirangkum
dalam tiga ajaran pokok yaitu Buddha, dharma dan Sangha. Ajaran tentang
Buddha menekankan tentang bagaimana umat Buddha memandang sang Buddha
Gautama sebagai pendiri agama Buddha dan asas rohani yang dapat dicapai oleh
setiap makhluk hidup.

F. SUMBER AJARAN AGAMA KONGHUCU

Agama Konghucu banyak mengajarkan hal-hal yang terkait dengan


pembentukan akhlak mulia terhadap bangsa Tiongkok. Ajarannya juga cenderung
menghindari semua hal yang berhubungan dengan jiwa, ketuhanan, metafisika, dan
hal lain yang sifatnya ajaib. Meski begitu, agama ini tidak meragukan keberadaan
Tuhan Yang Maha Esa yang dipercaya masyarakat.
Secara ringkas, ada lima kebajikan yang terdapat dalam ajaran agama Konghucu,
yaitu:
 Yen, berfokus pada empati, rasa murah hati, dan niatan baik. Ajaran ini
memiliki definisi berupa hubungan yang ideal antar sesama manusia.
Sederhananya, setiap manusia harus punya budi pekerti, rasa kemanusiaan,
dan kebaikan di dalam diri.
 Li, ajarannya berkaitan dengan kepatuhan dan semua perbuatan yang benar,
menunjukkan bagaimana sikap batin seseorang dengan ekspresi secara
lahiriah. Artinya, Li merupakan suatu keserasian antara ibadah, tingkah laku,
adat istiadat, sopan santun, dan tata krama.
 Yi, ajaran ini mengarah pada menjunjung tinggi kebenaran yang menjadi
tanggung jawab sebagai kemanusiaan dan penjaga alam.
 Chih, ajaran yang berfokus pada kebijaksanaan.
 Hsih, ajaran yang berfokus pada kepercayaan dan kesetiaan.

Semua ajaran ini menjadi syarat yang harus dimiliki setiap orang dalam agama
Konghucu, terutama bagi mereka yang dianggap sebagai pemimpin.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Setiap agama memiliki pembawa/pengajar atau nabi masing-masing yang paling di


agungkan, dan setiap agama itu memiliki pembawa yang berbeda-beda.Semua agama itu
mengajarkan kebaikan, namun banyak fikiran yang mengeraskan pendapat sendiri
tentang agama itu, sehingga manusia tidak lagi mengamalkan ajaran-ajaran agama yang
ia percayai, namun membuat terjemahan yang ada di dalam alam fikirannya sebagai
pedoman hidunya.
Sehingga umat beragama tidak selalu bisa mencerminkan kebajikan yang dikandung
dalam agamanya. Pemikiran tentang agama kita sendiri yang benar membuat kita
membenci sesama kita manusia, padahal sdemua agama pastinya mengajarkan kita untuk
saling mengasihi diantara kita manusia. Tidak ada agama yang mengajarkan untuk
membunuh sesama manusia, tapi untuk saling mengasihi. Agama beguna untuk mengatur
jalan nya kehidupan di antara manusia agar tidak terjadi kekacauan.
DAFTAR PUSTAKA

Arta, I. G. A. J. (2021). Peranan Veda Dan Paravidya Sebagai Sumber Ajaran Filsafat
Perennial Dalam Inklusivitas Beragama Di Indonesia. 2, 102–114.
Khotimah, I. H. (2010). Polemik Hadits Sebagai Sumber Ajaran Islam. December, 1–17.
Kurniawan. (2021). Sejarah Agama Kristen Di Muka Bumi. Superprof.Co.Id.
https://www.superprof.co.id/blog/awal-mula-agama-kristen/. Di akses pada 25 September
2022.
SODIKIN, R. A. (2003). Memahami Sumber Ajaran Islam. Alqalam, 20(98–99), 1.
https://doi.org/10.32678/alqalam.v20i98-99.633
Sukrawati, N. M. (2019). Acara Agama Hindu (Hindu Religious Events). In University of Hindu
Indonesia.

http://repository.radenintan.ac.id/1080/3/BAB_II.pdf

https://tuhanyesus.org/dasar-dari-iman-katolik

https://memaknaiimankatolik.blogspot.com/2015/01/sumber-ajaran-resmi-gereja-

https://binus.ac.id/2021/10/5-ajaran-utama-dalam-agama-konghucu-apa-saja/

Anda mungkin juga menyukai