PENDIDIKAN AGAMA
DOSEN PENGAMPU : IFRAT MIZON, S.Ag., M.Ag
Alhamdulillah, segala puji beserta syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tentang Sumber - Sumber Ajaran Agama di
Pendidikan Agama tersebur. Makalah ini disusun berdasarkan hasil pembelajaran dan
pencarian informasi, baik di internet maupun berbagai modul yang tersedia tentunya dari
sumber yang terpercaya dan akuntabel.
Dalam melaksanakan penyusunan makalah ini penulis mendapatkan banyak
bimbingan, bantuan moril maupun materil dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada semua pihak sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
dunia pendidikan, orang lain maupun penulis sendiri.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini
diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-
agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama
merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia.
Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik
persamaannya dan titik perbedaannya.
Pada saat ini agama telah berkembang sangat pesat ke seluruh penjuru dengan
berbagai ragam jenis agama yang ada diseluruh dunia. Adapun diantaranya agama islam,
katolik, protestan, hindu, budha, dan konghucu. Tentunya, setiap agama yang ada berasal
dari banyak sumber ajaran yang mulai digunakan pada zaman pertama kali agama-agama
tersebut muncul. Sebagai umat beragama, kita harus tau apa saja dan dari mana sumber
ajaran agama yang kita yakini. Salah satunya seperti agama islam dimana sumber ajaran
agamanya berasal dari Al-Qur’an, sunnah/hadits, dan ijtihad. Begitu pula agama lain yang
memiliki sumber ajaran agama yang beragam.
Di tahun 2022 ini, agama sangatlah berpengaruh, yang mana pada saat ini banyak
muda-mudi yang tidak melaksanakan dengan baik aspek hukum yang di perintahkan dalam
beragama. Akibatnya banyak sekali penyimpangan dan kurangnya rasa tenggang rasa,
mawas diri, dan saling menghargai sesama umat beragama. Adapun cara-cara yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki norma-norma beragama tersebut dengan cara meningkatkan
fasilitas religi yang lebih mudah untuk di akses oleh banyak kalangan. Hal ini dapat dimulai
dengan mengetahui dari mana sumber-sumber ajaran agama. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang disusun oleh Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, kata agama diartikan sebagai “kepercayaan kepada Tuhan
(dewa, dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan itu”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makala ini membahas tentang apa saja Sumber- sumber ajaran
Agama
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini agar Mahasiswa dapat memenuhi tugas Pendidikan
Agama serta menambah pengetahuan mahasiswa agar lebih memahami dan mengetahui
sumber-sumber ajaran agama yang ada disekitarnya.
BAB II.
PEMBAHASAN
Salah satu perbedaan agama Kristen dan Katolik yang paling mendasar adalah praktik
kepercayaan atau keyakinan melalui iman. Namun, kepercayaan Katolik yang esensial
mencakup hal-hal berikut:
Alkitab adalah pengertian Kitab Injil berisi Firman Tuhan yang diilhamkan,
bebas dari kesalahan, dan diwahyukan.
Baptis merupakan salah satu bagian dari sakramen Katolik yang diperlukan
bagi anggota gereja untuk memperoleh keselamatan.
Sepuluh Hukum Taurat yang diberikan Allah dapat memberikan pedoman
moral – sebuah standar ciri-ciri etika Kristen untuk hidup di dalam Kristus.
Keberadaan Tritunggal Maha Kudus – satu Tuhan dalam tiga pribadi. Umat
Katolik menganut kepercayaan bahwa Tuhan, Yang Mahatinggi, terdiri dari
tiga pribadi: Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus.
Orang Katolik juga percaya bahwa sejak Adam dan Hawa tidak menaati Allah
di Taman Eden, semua manusia dilahirkan dengan dosa asal dan dosa turunan, yang
hanya bisa dihapus oleh Baptisan. Keyakinan yang lebih bahagia adalah anugerah
sepenuhnya dari Tuhan. Anugerah adalah pembagian ilahi dan juga sebuah inspirasi
untuk melakukan kehendak Tuhan.
Kepercayaan tersebut datang dari kesaksian mereka yang hidup pada zaman
Yesus, dan diteruskan turun temurun hingga saat ini, melalui Tradisi Suci, Kitab Suci
dan pengajaran (Magisterium). Inilah beberapa dasar dari iman Katolik yang bisa
anda ketahui dalam perannya sebagai berikut:
1. Tradisi Suci
Tradisi suci merupakan urutan pertama dari dasar iman Katolik karena
sekalipun dimasa awal Gereja Katolik bertumbuh belum ada satu kesatuan Alkitab
seperti sekarang, berbagai tantangan gereja masa kini pada zaman terutama serangan
iman kepada Gereja Katolik sudah gencar dilancarkan, namun dengan tradisi suci
Gereja dapat dimasukkan salah satu pengertian liturgi dalam Gereja. Tradisi Suci
adalah ajaran yang tidak tertulis seperti yang diungkapkan dalam Kisah Para Rasul
2:4, 1 Korintus 15:3; 2 Tesalonika 2:15; Yohanes 21:25, 16:12-13). Tradisi suci ini
terjamin kebenarannya secara tidak tertulis karena dipelihara oleh Gereja yang adalah
tiang Pondasi kebenaran. Contoh Tradisi Suci adalah orang Katolik memegang tanda
Salib Katolik.
2. Kitab Suci
Kitab Suci atau pendalaman Alkitab Katolik menurut doktrin Katolik adalah
penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus tetap hadir di dalam
Gereja dan berkarya di dalamnya (Kolose 3:16). Sesuai dengan kehendak Allah,
terjadilah pengalihan Kitab Suci sebagai Injil dalam dua cara, sebagai berikut:
Secara lisan “oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan
serta penetapan dalam meneruskan apa yang mereka terima dari mulut,
pergaulan, dan karya Kristus sendiri atau dorongan peranan Roh Kudus dalam
Gereja’’.
secara tertulis “oleh para Rasul dan tokoh para rasul, yang atas ilham Roh
Kudus itu juga telah membukukan Amanat Keselamatan atau melakukan
Amanat Agung’’ (Matius 28:20).
Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab
keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung
menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama. Demikian gereja sebagai tubuh
Kristus, yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, bukan hanya
melalui Kitab Suci maupun tradisi suci.
3. Magisterium
Kitab suci Weda yang diyakini oleh umat Hindu sebagai Anadi Ananta,
yang berarti tiada berawal dan tiada berakhir. Walaupun demikian para
sarjana baik sarjana barat maupun timur, mencoba menentukan kapan
wahyu itu diturunkan. Para sarjana itu antara lain :
2. Kitab Sruti
Sebagai wahyu Tuhan maka Weda disebut Sruti, yang secara harafiah berarti apa yang
didengar, yaitu didengar dari Tuhan. Orang Hindu yakin bahwa kitab Weda bukan
hasil karya manusia. Weda adalah kekal. Weda adalah nafas Tuhan, kebenaran yang
kekal, yang dinyatakan atau diwahyukan oleh Tuhan, kepada para Maharesi. Bentuk
apa yang diwahyukan adalah mantra-mantra. Sesudah mantra-mantra dibukukan, lalu
dibagi menjadi 4 bagian atau pengumpulan (samhita), yaitu :
1. Reg Weda, terdiri dari 10.552 mantra. Berisi mantra-mantra dalam bentuk puji-pujian,
yang dipergunakan untuk mengundang para dewa, agar berkenan hadir pada upacara
kurban, yang diadakan bagi mereka. Pendeta yang menyanyikan puji-pujian itu
disebut Hotr (Hotar).
2. Sama Weda, terdiri dari 1.875 mantra. Isinya hampir sama dengan Reg Weda, kecuali
beberapa nyanyian. Perbedaannya dengan Reg Weda, ialah bahwa puji-pujian disini
diberi lagu (sama = lagu). Pendeta yang menyanyikan Sama Weda, disebut Udgatr
(Udgatar).
3. Yajur Weda, terdiri dari 5.987 mantra. Berisi yajus atau rapal, diucapkan oleh pendeta
yang disebut dengan Adwaryu, yaitu pada saat melaksanakan upacara kurban.
4. Atharwa Weda, terdiri dari 5.987 mantra. Berisi mantra-mantra sakti. Mantra-mantra
ini dihubungkan dengan bagian hidup keagamaan, seprti tampak dalam bentuk sihir
dan tenung. Sihir-sihir itu mengandung maksud untuk menyembuhkan orang sakit,
mengusir roh-roh jahat, mencelakakan musuh dan sebagainya.
Mula-mula kitab yang terakhir ini tidak diakui sebagai kitab suci, sehingga kitab Reg,
Sama dan Yajur Weda, disebut dengan Trayi Widya. Tetapi lama-kelamaan diakui
juga, karena kepercayaan rakyat sangat kuat sekali kepada kitab Atharwa Weda.
Selain dari pada itu, raja-raja banyak yang mengambil pendeta-pendeta dari golongan
ini, sebagai pendeta istana.
Menilik nama-nama tempat yang terdapat dalam Reg Weda, dapat diperkirakan
bahwa wahyu ini dikodifikasikan di daerah Punyab sekarang. Nama-nama itu antara
lain : Kubha (Kabul), Studri (Sutley), Suvastu (svat), Kumu (Kurram), Yamuna
(Yumna), Suryanavar (Srinagar), Samudra (hilir sungai Sindhu).
Ketiga Weda yang lain rupanya dikodifikasikan di daerah Doab (daerah dua aliran
sungai), ialah lembah sungai Gangga dan Yamuna.
Dilihat dari isinya kitab Brahmana digolongkan dalam Kitab Karma Kandha.
Sedangkan kitab-kitab Upanisad digolongkan Kitab Jnana Kandha. Menurut tradisi
kitab Upanisad seluruhnya berjumlah 108 buah buku. Dua belas diantaranya
merupakan Upanisad yang sangat penting, yaitu : Isa, Kena, Katha, Prasna, Mundaka,
Mandukya, Aiteriya, Taittitiya, Chandogya, Bhrehadaranyaka, Kausitaki dan
Swetaswatara Upanisad.
3. Wedangga dan Upaweda
Kitab-kitab Wedangga (cabang Weda) adalah merupakan buku pedoman tentang cara
mempelajari Weda. Terdiri dari 6 cabang, disebut Sadangga Weda, yang terdiri dari :
1. Bidang Srauta, isinya tatacara melakukan upacara yadnya, baik dalam tingkatan
upacara besar, upacara kecil dan upacara harian (sehari-hari).
2. Kitab Grehya, isinya tentang tata cara pelaksanaan yadnya oleh masyarakat
khususnya orang yang telah berumah tangga.
3. Bidang Dharmasastra, isinya tentang peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara.
4. Bidang Silpasastra, isinya tentang tatacara pembuatan bangunan suci.
Berdasarkan isinya kitab Wedangga, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
yang berhubungan dengan pengetahuan bahasa, seperti : Siksa, Wyakarana, Nirukta dan
Chanda, serta kelompok yang berhubungan dengan upacara yadnya, seperti : Kalpa dan
Jyotisa.
Disamping kelompok Wedangga ada juga kitab-kitab yang dekat hubungannya dengan Weda,
sebagai penunjang pemahaman ajaran Weda, kelompok itu disebut dengan Upaweda. Kitab
Upaweda, terdiri dari beberapa cabang ilmu, antara lain : Arthasastra, Ayur Weda,Gandharwa
Weda, Dhanur Weda, Kamasastra.
1. Arthasastra, tentang pokok-pokok pemikiran dalam bidang politik. Tohoh-tokoh
penulis kitab Arthasastra, ialah : Bhagawan Brehaspati, Maharesi Chanakya
(Kautilya).
2. Ayur Weda, menguraikan tentang ilmu kedokteran atau kesehatan baik rohani
maupun jasmani. Gandharwa Weda, menguraikan tentang berbagai aspek cabang ilmu
seni.
3. Dhanur Weda, menguraikan tentang siasat perang dan ilmu menggunakan senjata.
4. Kamasastra (Kamasutra), menguraikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
asmara, seni atau rasa indah. Kitab Kamasastra yang terkenal adalah karangan
Bhagawan Watsyayana.
Agama Buddha lahir dan berkembang pada abad ke 6 SM. Agama itu namanya
berasal dari panggilan yang diberikan kepada pembangunnya Sidharta Gautama
yang dipanggil dengan sebutan Buddha. Panggilan itu berasal dari akar kata bodhi
(hikmat), yang di dalam tashrif selanjutnya menjadi buddhi (nurani) dan menjadi
buddha (yang beroleh nur). Oleh sebab itulah sebutan Buddha pada selanjutnya
diperoleh dari berbagai pengertian sebagai berikut: yang sadar dan yang cemerlang
dan yang memperoleh cahaya terang. Dan juga ada yang mengartikan bangun yaitu
bangun dari dalam kesesatan dan keluar ditengahtengah cahaya pemandangan yang
benar. Buddha adalah orang yang mendapat pengetahuan dengan tidak mendapat
wahyu dari Tuhan dan bukan dari seorang Guru.
Sumber ajaran agama Buddha adalah perkataan atau Khotbah-khotbah dari sang
Buddha. Pada jaman sekarang, khotbah-khotbah dari Sidharta Gautama tersebut
telah tersusun dalam kitab Tripitaka. Kitab suci agama Buddha pada masa sekarang
dinamakan Tripitaka. Secara harfiah tripitaka dapat diartikan tiga keranjang. Nama
tripitaka ini erat hubungannya dengan proses tersusunnya kitab tersebut, penulisan
kitab Tripitaka dilaksanakan setelah konsili yang diadakan di Srilangka, 400 tahun
setelah wafatnya Buddha. Tripitaka ini ditulis dalam bahasa pali, di atas daun
lontar. Bagian pertama, kedua dan ketiga kitab suci agama Buddha tersebut
Tripitaka. Menjelang penyusunan Tripitaka sekitar tahun 453 S.M di kota Rajgraha
berhimpun sekitar 500 orang rahib dipimpin oleh Rsi Maha Kasapa. Mereka
berhimpun dengan tujuan untuk menghimpun, menyusun dan membukukan ajaran-
ajaran dari Sidharta Gautama.6 Kitab Tripitaka ini terdiri dari tiga macam kitab
besar, dan dibagi menjadi kitab-kitab kecil. Untuk mengetahui isi masingmasing
pitaka berikhut iniakan diuraikan satu persatu.
1. Sutta Pitaka
Sutta Pitaka adalah kitab Agama Buddha yang memuat sebagian dari
Khotbah Sidharta. Isinya merupakan ajaran tentang tatacara medhitasi,
diungkapkan dalam bentuk dajak, kata kiasan, sair, kata butiara dan lain-
lain, yang berkaitan dengan ajaran samadhi.Kitab ini terbagi menjadi lima
bagian besar yaitu:
a. Digha Nikaya, yaitu bagian dari sutta pitaka yang memuat
khotbah Sidharta khusus menerangkan ajaran susila. Isinya lebih
kurang terdiridari 34 sutta. Kitab ini diterjemaahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan nama Kitab ParinibbanaSutta.
b. Majjima Nikaya, kitab ini terdiri dari liama Vagga dna 150 Sutta.
Isinya khususnya memuat tentang tatacara berumahtangga bagi
orang-orang awam, dan mengatur tata kehidupan para Bikkhu dan
Bikkhuni, pertapa dan raja.
c. Samyutta Nikaya, memuat lima vagga berisikan khotbah-khotbah
dang Buddha yang ditunjukan pada masyarakat kelas menengah
kebawah atau golongan awam dan miskin.
d. Anggutta Nikaya, memuat tentang Khotbah sang Buddha yang
mengajarjan tentang cara pemadaman nafsu bagi para Bikkhu dan
Bikkhuni.
e. Khuddhaka Nikaya, kitab ini isinya sangat beragam, terdiri dari 15
kita. Khuddhaka Nikaya ini merupakan bagian dari Sutta Pitaka
yang paling banyak.
2. Vinaya Pitaka
Vinaya Pitaka adalah kitab suci agama Buddha yang memuat bagian
khotbah Sidharta Gautama. Kitab ini memuat tata aturan tentang kehidupan
anggota biara (para Bikkhu dan Bikkhuni) yang dipersiapkan untuk
menjadi seorang pemimpin agama. Isinya memuat 227 macam peraturan-
peraturan tentang tata aturan kehidupan para Bikkhu dan Bikkhuni,
termasuk sejarah berdirinya biara-biara Buddha. Kitab Vinaya Pitaka
terbagi menjadi lima buah kitab dalam ukuran kecil. Kelima kitab tersebut
adalah:
3. Abhidhamma Pitaka
Kitab Abhidhamma Pitaka adalah bagian dari Tripitaka yang isinya memuat ajaran
tentang filsafat tinggi yang mendukung kebenaran abadi di mana antara lain memuat
tentang hakiki yaitu: Citta, Cetasika, Rupa dan Nibbana.
a. Dhama Sangani yaitu kitab yang berisi tentang sari batin dan segala
persoalannya.
b. Vibhanga yaitu kitab yang berisi tentang pendalaman dan penafsiran dari soal-
soal kehidupan batin manusia.
c. Dhatu Kattha yaitu kitab yang memuat tentang sari-sari kehidupan batin dan
hubungan dengan alam kehidupan yang lain.
d. Punggala Pannati yaitu kitab yang berisi tentang dasar-dasar dan aturan jalan
kehidupan manusia.
e. Kattha Vatthu yaitu kitab yang berisi tentang diskusi dan perbincangan masalah
kekeliruan sekte-sekte agama Buddha.
f. Yamaka yaitu kitab yang memuat tentang fungsi logika dalam kehidupan
kerohanian, pokok-pokok isinya adalah membahas tentang kehidupan batin
yang dianalisis secara sakral.
g. Pattana yaitu kitab yang membahas masalah analisa mengenai hubungan sebab
akaibat (kausalitas).
Pada garis besarnya, ajaran Buddha dharma atau agama Buddha dirangkum
dalam tiga ajaran pokok yaitu Buddha, dharma dan Sangha. Ajaran tentang
Buddha menekankan tentang bagaimana umat Buddha memandang sang Buddha
Gautama sebagai pendiri agama Buddha dan asas rohani yang dapat dicapai oleh
setiap makhluk hidup.
Semua ajaran ini menjadi syarat yang harus dimiliki setiap orang dalam agama
Konghucu, terutama bagi mereka yang dianggap sebagai pemimpin.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Arta, I. G. A. J. (2021). Peranan Veda Dan Paravidya Sebagai Sumber Ajaran Filsafat
Perennial Dalam Inklusivitas Beragama Di Indonesia. 2, 102–114.
Khotimah, I. H. (2010). Polemik Hadits Sebagai Sumber Ajaran Islam. December, 1–17.
Kurniawan. (2021). Sejarah Agama Kristen Di Muka Bumi. Superprof.Co.Id.
https://www.superprof.co.id/blog/awal-mula-agama-kristen/. Di akses pada 25 September
2022.
SODIKIN, R. A. (2003). Memahami Sumber Ajaran Islam. Alqalam, 20(98–99), 1.
https://doi.org/10.32678/alqalam.v20i98-99.633
Sukrawati, N. M. (2019). Acara Agama Hindu (Hindu Religious Events). In University of Hindu
Indonesia.
http://repository.radenintan.ac.id/1080/3/BAB_II.pdf
https://tuhanyesus.org/dasar-dari-iman-katolik
https://memaknaiimankatolik.blogspot.com/2015/01/sumber-ajaran-resmi-gereja-
https://binus.ac.id/2021/10/5-ajaran-utama-dalam-agama-konghucu-apa-saja/