SEMESTER GANJIL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
“Studi Materi Al-Quran Hadits di MTs-MA”
Dosen Pengampu:
Arif Wibowo, M. Pd. I
Disusun Oleh:
Muh. Syafa’ Santoso Handayani
NIM: 201200137
Muhammad Rifa’i
NIM: 201200138
A. Latar Belakang
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah
ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Yang mahir membaca al-Qur’an
bersama malaikat yang terhormat, dan yang membaca al-Qur’an sedang ia
terbata-bata serta mengalami kesulitan maka baginya dua pahala”. Dalam
hadis tersebut sangat jelas diterangkan betapa pentingnya membaca al-Qur’an
sehingga yang bacaannya terbata-bata pun tetap mendapat pahala, bahkan dua
pahala dan bagi yang mahir membacanya mendapat kedudukan mulia bersama
malaikat. Agar bacaan kita lancar, baik dan benar maka harus belajar. Dan
dalam Bab ini kalian akan belajar tajwid tentang mad 'iwaḍ, mad layyin, dan
mad 'ariḍ lissukun.
Al-quran sendiri memiliki bagian di dalamnya. Terdapat surah, ayat,
dan huruf yang dirangkai menjadi struktur kalimat yang padu, serasi dan
bermakna. Al-quran juga termasuk kalam Alloh SWT. yang apabila dibaca
dan dipelajari makna dan kandungannya akan mendapat pahala. Selain itu
dengan membaca al-quran dengan makna, kandungan dan tafsirnya akan dapat
menambah wawasan pengetahuan yang belum ernah diketahui sebelumnya
serta akan meningkatkan kepercayaan dan ketaqwaan seorang hamba kepada
Robbnya.
Dengan adanya hadits juga dapat menjadi penguat adanya dalil-dalil
yang diterangkan di dalam al-quran. Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi
hadits terhadap al-quran yaitu sebagai penerang atau penjelas ayat-ayat al-
quran. Serta ayat yang diperkuat di dalam hadi maka itu juga menjadi ciri-ciri
dari ayat al-quran yang isinya adalah perintah, baik itu perintah untuk
melakukan sesuatu ataupun perintah meninggalkan sesuatu
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mad 'iwaḍ, mad layyin, dan mad 'ariḍ
lissukun?
2. Apa isi kandungan dari surat Al- Fajr (89): 15-18, Al- Baqarah (2): 254
dan 261?
3. Apa saja hadis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
2. Untuk mengetahui teori-teori dalam kebudayaan.
3. Untuk mengetahui implikasi teori-teori kebudayaan terhadap pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Usup Sidik, Buku Siswa : Al Qur`an Hadis (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia,
2019).
2
Sidik.
3
Sidik.
1
B. Pengertian, Ayat Ayat dan Hadis Tentang Infaq
1. Pengertian Infaq
Infaq secara bahasa (lughat) berasal Bahasa Arab dari kata anfaqo-yunfiqu,
artinya membelanjakan atau membiayai, arti infaq menjadi khusus ketika
dikaitkan dengan upaya realisasi perintah-perintah Allah. Dengan demikian
Infaq hanya berkaitan dengan atau hanya dalam bentuk materi saja 4. Dalam
hal ini infaq hanya berkaitan dengan materi.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Infaq adalah mengeluarkan harta yang
mencakup zakat dan nonzakat. Sedangkan menurut terminologi syariat, infaq
berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan / penghasilan untuk
suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Oleh karena itu Infaq
berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang
ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik
tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat,anak yatim,
orang miskin, atau orang-orang yang sedang dalam perjalanan5.
Dengan demikian pengertian infaq adalah pengeluaran suka rela
menentukan jenis harta, berapa jumlah yang sebaiknya diserahkan. setiap kali
ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa infaq bisa diberikan kepada siapa saja artinya
mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut islilah
syari'at, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam
islam untuk kepentingan umum dan juga bisa diberikan kepada sahabat
terdekat.
Pegertian infaq dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat, termaktub dalam Bab I tentang Ketentuan Umum
khususnya Pasal 1 angka 3 mengatur bahwa infaq adalah harta yang
dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan
umum6.
4
Qurratul Uyun, “Zakat, Infaq, Shadaqah, Dan Wakaf Sebagai Konfigurasi Filantropi Islam,”
Islamuna: Jurnal Studi Islam 2, no. 2 (2015): 218, https://doi.org/10.19105/islamuna.v2i2.663.
5
Qurratul’aini Wara Hastuti, “Infaq Tidak Dapat Dikategorikan Sebagai Pungutan Liar,” Jurnal
Zakat Dan Wakaf 3, no. 1 (2016): 41–62.
6
Hastuti.
2
سانُ اِ َذا َما ۡابت َٰلٮهُ َربُّ ٗه فَا َ ۡك َر َم ٗه َونَعَّ َم ٗه ۙ فَيَقُ ۡو ُل َربِّ ۡۤى اَ ۡك َر َم ِنؕ() َواَ َّم ۤا اِ َذا َما ۡابت َٰلٮهُ فَقَ َد َر َ فَا َ َّما ااۡل ِ ۡن
ط َع ِام ۡال ِم ۡس ِك ۡي ۙ ِن
َ ض ۡونَ ع َٰلى ُّ ن ()كَاَّل بَلۡ اَّل ت ُۡك ِر ُم ۡونَ ۡاليَتِ ۡي ۙ َم () َواَل ت ٰ َٓح ِۚ ََعلَ ۡي ِه ِر ۡزقَ ٗه فَيَقُ ۡو ُل َربِّ ۡۤى اَهَان
Artinya :
3
makan orang miskin. Orang-orang yang tidak menyantuni anak yatim dan
tidak menyeru memberi makan orang miskin termasuk pendusta agama.7
b. QS. al- Baqarah (2): 254
7
Sidik, Buku Siswa : Al Qur`an Hadis.
8
Sidik.
4
nuzul ayat ini berhubungan dengan kedermawanan sahabat Nabi Muhammad
Saw., yaitu Ustman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Keduanya
menyumbangkan harta mereka ketika perang tabuk. Namun secara umum ayat
ini mendorong agar manusia gemar infak dan sedekah tanpa dibatasi oleh
kondisi dan keadaan9.
Artinya:
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi Saw. bersabda: "Tidak ada
suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun
(datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; "Ya Allah
berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya", sedangkan
yang satunya lagi berkata; "Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan)
kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Penjelasan :
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah,
Rasulullah Saw. menjelaskan bahwa sesungguhnya para malaikat berdoa
agar Allah Swt. mengganti harta orang-orang yang berinfak. Allah akan
mengganti dengan kebaikan di dunia dan pahala di akhirat. Firman Allah
dalam QS. Saba (34 ) : 39 “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan,
maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik
baiknya.” Memperhatikan ayat tersebut, sesungguhnya harta yang
diinfakkan tidaklah hilang dari genggaman kita, tetapi sebaliknya Allah
Swt. akan menggantinya, bahkan yang lebih baik dari yang diinfakkan. Dan
demikian pula Rasulullah menjelaskan bahwa para malaikat mendoakan
agar Allah Swt. melaknat dengan menghancurkan atau membinasakan
orang-orang yang bakhil atau kikir terhadap hartanya.
Sebagai orang yang beriman, yakinlah bahwa doa para malaikat pasti
dikabulkan oleh Allah. Sudah banyak contoh kejadian dalam kisah-kisah
terdahulu bagaimana Allah menghancurkan orang-orang yang bakhil
9
Sidik.
5
terhadap hartanya. Dan begitu pun sebaliknya bagaimana Allah membalas
kedermawanan orang-orang yang berinfak di jalan Allah.10
6
kehinaan yang berakibat dosa. Dalam hadis yang lain Rasul pun bersabda:
“Barangsiapa meminta-minta (kepada orang lain) tanpa adanya kebutuhan,
maka ia seolah-olah memakan bara api.” (HR. Ahmad).
Selain itu, dalam hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
juga menjelaskan bahwa menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan
adalah harus menjadi prioritas utama dibandingkan memberi nafkah orang
lain. Maka mulailah berinfak dengan mencukupi kebutuhan diri sendiri lalu
orang yang menjadi tanggungan kita. Berinfak untuk dirimu lebih baik
daripada selainnya.11
BAB III
11
Sidik.
7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infaq merupakan suatu ibadah yang memiliki dimensi sosial dengan aspek
keikhlasan dalam menyerahkan harta untuk infaq demi mewujudkan kemaslahatan
umat, sehingga harus dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, agar tidak
menimbulkan pemahaman yang salah di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
8
Hastuti, Qurratul’aini Wara. “Infaq Tidak Dapat Dikategorikan Sebagai Pungutan Liar.”
Jurnal Zakat Dan Wakaf 3, no. 1 (2016): 41–62.
Sidik, Usup. Buku Siswa : Al Qur`an Hadis. Jakarta: Kementerian Agama Republik
Indonesia, 2019.
Uyun, Qurratul. “Zakat, Infaq, Shadaqah, Dan Wakaf Sebagai Konfigurasi Filantropi
Islam.” Islamuna: Jurnal Studi Islam 2, no. 2 (2015): 218.
https://doi.org/10.19105/islamuna.v2i2.663.