NIM : 8176171015
NOVEMBER 2017
0
0
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah dan inayah-Nya
sehingga penulis telah selesai dalam menyusun makalah ini. Sholawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga dan para sahabatnya serta para
pengikut beliau yang setia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Filsafat Pendidikan Matematika Bu Dr. Izwita Dewi , M.Pd yang telah memberikan tugas
mini riset. Mudah-mudahan dengan adanya tugas mini riset ini dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi penulis. Dari pada itu, penulis juga mengharapkan agar para
pembaca dapat mengambil manfaat dari mini riset ini.
Sekiranya dalam pembuatan mini riset ini terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis
mengharapakan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun guna menyusun makalah yang
berikutnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penulisan................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Kurikulum..............................................................................4
B. Prinsip Pengembangan Kurikulum.....................................................5
C. Pengembangan Kurikulum.................................................................6
D. Landasan/asas Perkembangan Kurikulum Dasar................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh
pelari dari garis start sampai finish. Dapat dipahami jarak yang harus ditempuh di sini
bermakna kurikulum dengan muatan isi dan materi pelajaran yang dijadikan jangka waktu
yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ijazah. Dalam bahasa Arab, kata
kurikulum yang biasa digunakan adalah manhaj, yang berarti jalan terang yang dilalui
manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Menurut Crow and Crow (Bahri, 2011) sebagaimana yang dikutip oleh Oemar
Hamalik, kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun
secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. Dalam
bukunya yang lain, Hamalik menjelaskan lebih luas bahwa kurikulum di sini memuat isi dan
materi pelajaran. Jadi kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh siswa untuk memperolehsejumlah pengetahuan, mata ajaran (subject matter)
dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah
disusun sistematis dan logis.
Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Menurut Muhaimin (2003: 182) pengertian kurikulum dalam arti yang
sempit merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Pengertian ini mengeris bawahi adanya 4 (empat) komponen pokok dalam
kurikulum, yaitu tujuan, isi/ bahan, organisasi dan strategi.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas Kurikulum dengan demikian adalah
seperangkat rencana pembelajaran yang terdiri dari isi dan materi-materi pelajaran yang
terstruktur, terprogram dan terencana dengan baik yang berkaitan dengan berbagai kegiatan
dan interaksi sosial di lingkungan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
dengan tujuan mencapai tujuan pendidikan.
4
Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sbagai system dan sebagai
bidang sudi.
Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu system, yaitu System kurikulum
merupakan bagian dari system persekolahan, system pendidikan, bahkan system mayarakat.
Suatu system kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaiman cara
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan dan mengevaluasi serta menyempurnakannya.
Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum.
Ini merupakan bidang kajian pra ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan
rikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sitem
kurikulum.
5
3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menunjukkan adanya saling
terkait antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi.
4. Prinsip Praktis
Kurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efesiensi. Efisiensi merupakan
perbandingan antara hasil yang dicapai dan pengeluaran (berupa waktu, tenaga, dan biaya)
yang diharapkan paling tidak menunjukkn hasil yang seimbang.
5. Prinsip Efektivitas
Dalam dunia pendidikan, masalah efektivitas dapat ditinjau dari segi efektifitas
mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektivitas mengajar guru menyangkut sejauh
mana jenis-jenis kegiatan mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
Efektivitas belajar murid menyangkut sejauh mana tujuan- tujuan pelajaran yang diinginkan
dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh.
C. Pengembangan Kurikulum
Tidak bisa disangkal bahwa kurikulum berkembang terus dari tahun ke tahun seiring
dengan perkembagan ilmu dan teknologi. Seorang pendidik pernah berkata: “Jika kita tidak
mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat ini, diperkirakan
dua puluh tahun ke depan kita akan menjadi mansuia purba”Kusumaningrum(dalam Lase,tt)
Perkataan ini mengandung kebenaran, bahwa para pendidik dituntut untuk meningkatkan
terus kemampuannya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Begitu juga
kurikulum harus dikembangkan seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Kalau
tidak, akan tertinggal dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini
Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum
Pegembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu :
1.Merumuskan Tujuan Pembelajaran(Instructional Objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama
yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu
siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan konten (source of content).
Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi (SK)
denganmemperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian discreen melalui dua
landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy
6
of learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir adalah
merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2.Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-pengalaman Belajar(selection of learning
experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam
pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan
psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi
yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning
activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung melalui
perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang
dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar juga
memperhatikan psikologi belajar.Ada lima prinsip umum dalam pemilihan pengalaman
belajar. Kelima prinsip tersebut adalah pertama, pengalaman belajar yang diberikan
ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai, kedua, pengalaman belajar harus cukup sehingga
siswa memperoleh kepuasan dari pengadaan berbagai macam perilaku yang diimplakasikan
oleh sasaran hasil, ketiga, reaksi yang diinginkan dalam pengalaman belajar memungkinkan
bagi siswa untuk mengalaminya (terlibat), keempat, pengalaman belajar yang berbeda dapat
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama, dan kelima, pengalaman belajar
yang sama akan memberikan berbagai macam keluaran (outcomes).
3.Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning
experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik
untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang
mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak
didik, dan kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang akan
dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan
keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
4. mengevaluasi (evaluating).
1. asas filosofis
2. asas sosiologis
3. asas organisatoris
4. asas psikologis
Selanjutnya,akan dipaparkan tentang keempat asas di atas sehingga akan menjadi lebih jelas.
1. Asas Filosofis
Asas ini berkaitan dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Tujuan pendidikan
disesuaikan dengan filsafat negara. Filsafat yang dianut negara Indonesia adalah Pancasila,
maka tujuan pendidikannya akan bersesuaian pula dengan Pancasila. Tujuan pendidikan tiap
negara berbeda satu sama lainnya dikarenakan perbedaan filsafat bangsa yang dianut. Yang
perlu diketahui adalah adanya kejelasan filsafat. Filsafat yang tidak jelas berimbas pada
tujuan pendidikan yang tidak jelas. Dan, konsekuensinya kurikulum yang digunakan pun
menjadi kabur.
Pendapat yang menyatakan bahwa guru tidak perlu mempelajari filsafat adalah
salah.besar. Filsafat dipelajari untukmeyakinkan kita tentang hakikat manusia (anak didik),
sumber kebenaran, nilai-nilai yang menjadi pegangan, hidup yang baik, bahan yang
seharusnya diajarkan kepada anak didik,peranan sekolah dalam masyarakat, peranan guru
Manfaat asas filosofis menjadi dasar bagi kurikulum untuk merumuskan tujuan- tujuan
a. Aliran Perennialisme
8
Aliran filsafat ini bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual anak melalui
pengetahuan yang abadi, universal dan absolut. Kurikulum yang diterapkan terdiridari
subject atau mata pelajaran yang terpisah. Mata pelajaran yang dianggap mampu
mengembangkan kemampuan intelektual seperti Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi yang
diajarkan. Sementara mata pelajran yang berkenaan dengan dan jasmani seperti seni rupa dan
b. Aliran Idealisme
Aliran ini berpendapat bahwa kebenaran berasal dari Tuhan. Hampir semua agama
menganut filsafat ini. Tujuan hidup ialah memenuhi kehendak Tuhan. Oleh karena itu,
c. Aliran Realisme
prinsipnya, aliran filsafat realisme mencari kebenaran di dunia sendiri. Kurikulum yang
d. Aliran Pragmatisme
Tidak ada kebenaran mutlak karena kebenaran bersifat tentative dan dapat berubah.
Untuk itu, sekolah yang berlandaskan aliran filasafat ini memberikan kesempatan kepada
9
Aliran ini sering sejalan dengan aliran rekonstruksionalisme yang berpendirian bahwa
sekolah harus berada pada garis depan pembangunan dan perubahan masyarakat karena
e. Aliran Ekstensialisme
Individu dipandang sebagai faktor yang ikut menentukan apa yang baik dan benar. Sekolah
yang berlandaskan aliran filsafat ini mendidik anak agar dapat menentukan pilihan dan
mengambil keputusan sendiri dan berani menolak otoritas orang lain sehingga kurikulum,
pedoman, instruksi, buku wajib dan lain sebagainya yang berasal dari pihak luar pun ditolak.
2. Asas Sosiologis
Anak dapat dididik dengan baik jika kita memahami masyarakat tempatnya hidup. Untuk itu
perlu dipelajari keadaan, perkembangan, kegiatan dan aspirasi masyarakat. Perubahan yang
terjadi dalam masyarakat membuat sekolah- sekolah harus bergerak cepat agar tetap relevan.
Semua saling membutuhkan untuk memenuhi keperluan hidupnya. Lama- kelamaan, muncul
berbagai macam masalah dalam masyarakat. Menurut Dewey dalam Nasution, sekolah
sebagai lembaga pendidikan dapat dijadikan alat yang paling efektif untuk merekonstruksi
dan memperbaiki masyarakat. Sementara Counts dalam buku yang sama juga menyatakan
bahwa pendidikan tidak hanya diharapkan membawa perubahan dalam masyarakat tetapi juga
mengubah tata-sosial dan mengatur perubahan sosial tersebut. hal ini juga dipaparkan oleh
Smith yaitu pendidikan sebagai management and control of social change and as social
engineering, and of educators as statesmen. Lain pula yang dipaparkan oleh Drost, yaitu
sekolah adalah pembantu orang tua pada bidang tidak dapat ditangani oleh orang tua sendiri
yakni pengajaran.
10
Masyarakat yang dinamis tidak mungkin lagi sesuai dengan penerapan kurikulum yang
konservatif, yaitu statis, kolot dan membatu. Bangsa yang telah merdeka seperti Indonesia
tidak lagi pantas menggunakan rencana pelajaran bercorak kolonial. Lebih tepat jika
digunakan kurikulum yang fleksibel yaitu kurikulum yang dapat diubah menurut kebutuhan
dan keadaan.
3. Asas Organisatoris
Asas ini diterapkan dalam membentuk organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk
bahan pelajaran serta penyajiannya kepada siswa. Bentuk kurikulum turut menentukan
Jenis- jenis kurikulum yang banyak dipakai juga menentukan peranan guru dan siswa
4. Asas Psikologis
Pengambilan keputusan tentang suatu kurikulum pengetahuan tentang psikologi anak dan
bagaimana anak belajar diambil atau tidak, perlu disesuaikan dengan hal-hal berikut:
Selain itu, perlu dipelajari tentang psikologi perkembangan anak dan psikologi belajar.
Hal itu dikarenakan pendidikan yang akan dituangkan ke dalam berbagai macam bentuk
kurikulum harus disesuaikan dengan kondisi psikologis anak didik untuk mengikuti
proses belajar mengajar serta teori- teori yang tepat untuk diterapkan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Perlu dilakukan perubahan yang lebih mengarah pada kurikulum berbasis kompetensi,
serta lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Dan teknologi, serta
kebutuhan masyarakat pada saat ini.
2. Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan. Hal
ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan pembelajaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syamsul. 2011. Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya .Islam Futura.11(1):
15-34.
Drost , SJ. 2005. Dari Kurikulum Bertujuan Kompetensi sampai Manajemen Berbasis
Sekolah.terj. Penerbit Buku Kompas: Jakarta.
Lias Hasibuan. 2007. Inovasi dan Pengembangan Kurikulum. Pusat penerbitan Program
Akta Mengajar IV: Jambi
Mubarak Ruma. 2013. Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar. Madrasah. 5(2) : 25-48.
Muhajir. 2016 . Pergeseran Kurikulum .Jurnal Qathrunâ .3(2) :15-48.
13