Anda di halaman 1dari 17

SKOR NILAI:

TUGAS MINI RISET

PERKEMBANGAN KURIKULUM DASAR

NAMA MAHASISWA : InsyirahAzwarniNasution

NIM : 8176171015

DOSEN PENGAMPU : Dr. Izwita Dewi , M.Pd

MATA KULIAH : Filsafat Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2017

0
0
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah dan inayah-Nya
sehingga penulis telah selesai dalam menyusun makalah ini. Sholawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga dan para sahabatnya serta para
pengikut beliau yang setia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Filsafat Pendidikan Matematika Bu Dr. Izwita Dewi , M.Pd yang telah memberikan tugas
mini riset. Mudah-mudahan dengan adanya tugas mini riset ini dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi penulis. Dari pada itu, penulis juga mengharapkan agar para
pembaca dapat mengambil manfaat dari mini riset ini.
Sekiranya dalam pembuatan mini riset ini terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis
mengharapakan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun guna menyusun makalah yang
berikutnya.

Medan, November 2017


Penulis,

Insyirah Azwarni Nasution


NIM: 8176171015

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penulisan................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Kurikulum..............................................................................4
B. Prinsip Pengembangan Kurikulum.....................................................5
C. Pengembangan Kurikulum.................................................................6
D. Landasan/asas Perkembangan Kurikulum Dasar................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran ................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan menurut Nanang ( dalam mubarak ,2013) adalah upaya untuk


mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dengan baik dalam masyarakatnya, mampu
mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidupnya sendiri, serta berkontribusi secara
bermakna dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas masyarakat dan bangsanya
Salah satu komponen penting dalam pendidikan yang sering diabaikan adalah
kurikulum. Kurikulum memiliki posisi strategis karena secara umum kurikulum merupakan
deskripsi dari visi, misi, dan tujuan pendidikan sebuah bangsa. Hal ini sekaligus
memposisikan kurikulum sebagai sentral muatan-muatan nilai yang akan ditransformasikan
kepada peserta didik ( Bahri , 2011).
Sebagai seorang pendidik profesional perlu memahami perinsip pengembangan
kurikulum dalam profesinya. Sebab sebagian besar pengajaran tidak mempunyai tujuan yang
jelas. Guru yang tidak profesional mengajar asal mengajar saja tanpa menetapkan tujuan
terlebih dahulu. Mereka memiliki bebiasaan dan menganggap bahwa sudah terjadi
pembelajaran setelah selesai mengajar. Dapat dikatakan, kesulitan belajar yang dialami
peserta didik diakibatkan oleh masalah mengajar guru yang tidak menghasilkan pengalaman
belajar sesudah materi pelajaran disampaikan.
Ada statement yang mengatakan bahwa ganti menteri, berubah pula kurikulumnya, ini
juga dibenarkan oleh William J. Ellena, kepemimpinan dalam pengembangan kurikulum
adalah respon utama dari pengawasan. Operasional dari sistem sekolah dengan
kepemimpinan yang salah dalam kurikulum adalah potensi sebuah kerusakan untuk kualitas
pendidikan tiap anak.3 Seraya menguatkan pendapat Ellena, William A. Niles, melaporkan
bahwa ada sebuah tingkatan yang tinggi dari ekspektasi pengawasan sekolah yang harus
terlibat dalam pengembangan kurikulum. Tetapi secara alami dan lebih luas keterlibatan tidak
diakui semua. Seraya mengurai secara rinci, tentang kepemimpinan dalam pengembangan
kurikulum, Saylor dan Alexander mengidentifikasikan, bahwa ada tiga tugas
lapangankepemimpinan kurikulum; (1) Kepemimpinan, adalah proses perencanaan
kurikulum, (2) Koordinasi, adalah usaha dari semua kelompok dan individu bekerja pada
problem-problem kurikulum, (3) Acting, adalah sebuah agen perubahan untuk perbaikan
kurikulum.Jelas bahwa pergeseran kurikulum harus didasarkan pada kepemimpinan yang
1
kuat, koordinasi yang jelas dan acting dalam rangka merealisasikan perubahan ke arah yang
lebih baik. (Muhajir , 2016)
Arah dan tujuan kurikulum pendidikan akan mengalami pergeseran dan perubahan
seiring dengan dinamika perubahan sosial yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal. Karena sifatnya yang dinamis dalam menyikapi perubahan, kurikulum
mutlak harus fleksibel dan futuristik. Ketimpangan-ketimpangan dalam disain kurikulum
karena kurang respon terhadap perubahan sosial boleh jadi berkonsekuensi kepada lahirnya
output pendidikan yang ‘gagap’ dalam beradaptasi dengan kondisi sosial yang dimaksud.
( Bahri , 2011).
Pergeseran (pengembangan) kurikulum sebenarnya terjadi secara umum di semua
negara, tidak hanya di Indonesia, sebagai contoh Mansour A. M. Bin Salamah, menjelaskan
secara panjang lebar dalam disertasinya, bahwa pengembangan kurikulum juga terjadi di
Arab Saudi.Terlebih Indonesia adalah negara berkembang, maka pergeseran kurikulum lebih
sering terjadi dari pada negara maju. Beberapa argumen di atas cukup kuat mengatakan
bahwa pergeseran kurikulum merupakan sebuah keniscayaan. (muhajir, 2016)
Atas dasar pertimbangan ini, maka pengembangan kurikulum menjadi salah satu
tugas pokok pemerintah untuk mengatur dan mengembangkan pendidikan. Demikian juga
halnya dengan peran tokoh maupun pemerhati pendidikan agar mengikuti setiap episode dari
perubahan sosial, karena semua itu akan menjadi bahan pertimbangan dalam mendisain serta
mengembangkan kurikulum. Selain itu, partisipasi masyarakat aktif juga sangat diharapkan
untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam merespon setiap perubahan.
Banyak hal yang harus dipertimbankan dalam pengembangan kurikulum, mulai dari
pemahaman teori dan konsep kurikulum, asas-asas kurikulum, macam-macam model konsep
kurikulum, anatomi dan desain kurikulum, landasan-landasan pengembangan kurikulum dan
lain-lain yang berkaitan dengan proses pengembangan kurikulum. Dari cakupan materi dan
pembahasan dalam pengembangan kurikulum, kajian ini hanya fokus pada pembahasan
mengenai dasar dan tujuan pengembangan kurikulum. Yakni paparan singkat apa sebenarnya
yang menjadi dasar pengembangan kurikulum serta apa sebenarnya tujuan pengembangan
kurikulum. Paparan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi berharga bagi
stakeholders, terutama terkait pengembangan kurikulum.

2
B.    RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep dan prinsip dasar pengembangan kurikulum ?


2. Bagaimana cara mengembangkan kurikulum ?
3. Apa saja landasan atau asa-asas dalam pengembangan kurkulum ?

C.    TUJUAN

1. Untuk mengetahui prinsip dasar dan konsep kurikulum


2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dan cara mengembangkan kurikulum
3. Untuk mengetahui landsan atau asas dalam pengembangan kurikulum

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya
pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh
pelari dari garis start sampai finish. Dapat dipahami jarak yang harus ditempuh di sini
bermakna kurikulum dengan muatan isi dan materi pelajaran yang dijadikan jangka waktu
yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh ijazah. Dalam bahasa Arab, kata
kurikulum yang biasa digunakan adalah manhaj, yang berarti jalan terang yang dilalui
manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Menurut Crow and Crow (Bahri, 2011) sebagaimana yang dikutip oleh Oemar
Hamalik, kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun
secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. Dalam
bukunya yang lain, Hamalik menjelaskan lebih luas bahwa kurikulum di sini memuat isi dan
materi pelajaran. Jadi kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh siswa untuk memperolehsejumlah pengetahuan, mata ajaran (subject matter)
dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah
disusun sistematis dan logis.
Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Menurut Muhaimin (2003: 182) pengertian kurikulum dalam arti yang
sempit merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Pengertian ini mengeris bawahi adanya 4 (empat) komponen pokok dalam
kurikulum, yaitu tujuan, isi/ bahan, organisasi dan strategi.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas Kurikulum dengan demikian adalah
seperangkat rencana pembelajaran yang terdiri dari isi dan materi-materi pelajaran yang
terstruktur, terprogram dan terencana dengan baik yang berkaitan dengan berbagai kegiatan
dan interaksi sosial di lingkungan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
dengan tujuan mencapai tujuan pendidikan.

4
Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sbagai system dan sebagai
bidang sudi.

Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum, dipandang


orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid disekolah, atau sebagai suatu
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai
dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan
pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat.

Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu system, yaitu System kurikulum
merupakan bagian dari system persekolahan, system pendidikan,  bahkan system mayarakat.
Suatu system kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaiman cara
menyusun suatu kurikulum, melaksanakan dan mengevaluasi serta menyempurnakannya.
Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum.
Ini merupakan bidang kajian pra ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan
rikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sitem
kurikulum.  

B. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Prinsip umum pengembangan kurikulum Sukmadinata(dalam Mubarak, 2013)
menyangkut 5 hal yaitu :
1. Prinsip Relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi keluar dan
relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar maksudnya tujuan, isi, dan proses
belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat. Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada
kesesuaian atau konsistensi antara komponen-kompoenen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi,
proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini merupakan suatu keterpaduan
kurikulum.
2. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas menunjukkan bahwa kurikulum adalah tidak kaku. Hal ini berarti
bahwa di dalam penyelenggaraan proses dan program pendidikan harus diperhatikan kondisi
perbedaan yang ada di dalam diri peserta didik.

5
3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menunjukkan adanya saling
terkait antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi.
4. Prinsip Praktis
Kurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efesiensi. Efisiensi merupakan
perbandingan antara hasil yang dicapai dan pengeluaran (berupa waktu, tenaga, dan biaya)
yang diharapkan paling tidak menunjukkn hasil yang seimbang.
5. Prinsip Efektivitas
Dalam dunia pendidikan, masalah efektivitas dapat ditinjau dari segi efektifitas
mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektivitas mengajar guru menyangkut sejauh
mana jenis-jenis kegiatan mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
Efektivitas belajar murid menyangkut sejauh mana tujuan- tujuan pelajaran yang diinginkan
dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh.

C. Pengembangan Kurikulum
Tidak bisa disangkal bahwa kurikulum berkembang terus dari tahun ke tahun seiring
dengan perkembagan ilmu dan teknologi. Seorang pendidik pernah berkata: “Jika kita tidak
mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat ini, diperkirakan
dua puluh tahun ke depan kita akan menjadi mansuia purba”Kusumaningrum(dalam Lase,tt)
Perkataan ini mengandung kebenaran, bahwa para pendidik dituntut untuk meningkatkan
terus kemampuannya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Begitu juga
kurikulum harus dikembangkan seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Kalau
tidak, akan tertinggal dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini
Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum
Pegembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu :
1.Merumuskan Tujuan Pembelajaran(Instructional Objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama
yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu
siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan konten (source of content).
Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi (SK)
denganmemperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian discreen melalui dua
landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy

6
of learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir adalah
merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2.Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-pengalaman Belajar(selection of learning
experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam
pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan
psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi
yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning
activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung melalui
perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang
dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar juga
memperhatikan psikologi belajar.Ada lima prinsip umum dalam pemilihan pengalaman
belajar. Kelima prinsip tersebut adalah pertama, pengalaman belajar yang diberikan
ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai, kedua, pengalaman belajar harus cukup sehingga
siswa memperoleh kepuasan dari pengadaan berbagai macam perilaku yang diimplakasikan
oleh sasaran hasil, ketiga, reaksi yang diinginkan dalam pengalaman belajar memungkinkan
bagi siswa untuk mengalaminya (terlibat), keempat, pengalaman belajar yang berbeda dapat
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama, dan kelima, pengalaman belajar
yang sama akan memberikan berbagai macam keluaran (outcomes).
3.Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning
experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik
untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang
mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak
didik, dan kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang akan
dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan
keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
4. mengevaluasi (evaluating).

D. Landasan /Asas Perkembangan Kurikulum Dasar


“Asas” atau kata lainnya “dasar” dapat diartikan sebagai acuan ataupun sandaran suatu
kegiatan.
7
Asas- asas pengembangan kurikulum dibagi menjadi empat bagian sebagai berikut:

1. asas filosofis

2. asas sosiologis

3. asas organisatoris

4. asas psikologis

Selanjutnya,akan dipaparkan tentang keempat asas di atas sehingga akan menjadi lebih jelas.

1. Asas Filosofis

Asas ini berkaitan dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Tujuan pendidikan

disesuaikan dengan filsafat negara. Filsafat yang dianut negara Indonesia adalah Pancasila,

maka tujuan pendidikannya akan bersesuaian pula dengan Pancasila. Tujuan pendidikan tiap

negara berbeda satu sama lainnya dikarenakan perbedaan filsafat bangsa yang dianut. Yang

perlu diketahui adalah adanya kejelasan filsafat. Filsafat yang tidak jelas berimbas pada

tujuan pendidikan yang tidak jelas. Dan, konsekuensinya kurikulum yang digunakan pun

menjadi kabur.

Pendapat yang menyatakan bahwa guru tidak perlu mempelajari filsafat adalah

salah.besar. Filsafat dipelajari untukmeyakinkan kita tentang hakikat manusia (anak didik),

sumber kebenaran, nilai-nilai yang menjadi pegangan, hidup yang baik, bahan yang

seharusnya diajarkan kepada anak didik,peranan sekolah dalam masyarakat, peranan guru

dalam proses belajar mengajar dan lain sebagainya.

Manfaat asas filosofis menjadi dasar bagi kurikulum untuk merumuskan tujuan- tujuan

pendidikan yang ingin dicapai.

Untuk itu ada beberapa aliran filsafat yang perlu diketahui,yaitu:

a. Aliran Perennialisme

8
Aliran filsafat ini bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual anak melalui

pengetahuan yang abadi, universal dan absolut. Kurikulum yang diterapkan terdiridari

subject atau mata pelajaran yang terpisah. Mata pelajaran yang dianggap mampu

mengembangkan kemampuan intelektual seperti Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi yang

diajarkan. Sementara mata pelajran yang berkenaan dengan dan jasmani seperti seni rupa dan

olahraga sebaiknya dikesampingkan.

b. Aliran Idealisme

Aliran ini berpendapat bahwa kebenaran berasal dari Tuhan. Hampir semua agama

menganut filsafat ini. Tujuan hidup ialah memenuhi kehendak Tuhan. Oleh karena itu,

kurikulum yang diterapkan di sekolah akan berorientasi keagamaan. Namun, pendidikan

intelektual juga sangat diutamakan.

c. Aliran Realisme

Hukum-hukum alam dapat ditemukan berdasarkan pengamatan dan penelitian karena

prinsipnya, aliran filsafat realisme mencari kebenaran di dunia sendiri. Kurikulum yang

disandarkan aliran filsafat ini mengutamakan pengetahuan yang esensial, sehingga

pelajaran seperti keterampilan dan kesenian dianggap tidak perlu.

d. Aliran Pragmatisme

Sebutan Instrumentalisme atau Utilitarianisme juga dipakai untuk aliran yang

berpendapat bahwa kebenaran adalah buatan manusia berdasarkan pengalamannya ini.

Tidak ada kebenaran mutlak karena kebenaran bersifat tentative dan dapat berubah.

Untuk itu, sekolah yang berlandaskan aliran filasafat ini memberikan kesempatan kepada

anak untuk melakukan berbagai kegiatan guna memecahkan masalah.

9
Aliran ini sering sejalan dengan aliran rekonstruksionalisme yang berpendirian bahwa

sekolah harus berada pada garis depan pembangunan dan perubahan masyarakat karena

sekolah dipandang sebagai masyarakat kecil.

e. Aliran Ekstensialisme

Individu dipandang sebagai faktor yang ikut menentukan apa yang baik dan benar. Sekolah

yang berlandaskan aliran filsafat ini mendidik anak agar dapat menentukan pilihan dan

mengambil keputusan sendiri dan berani menolak otoritas orang lain sehingga kurikulum,

pedoman, instruksi, buku wajib dan lain sebagainya yang berasal dari pihak luar pun ditolak.

2. Asas Sosiologis

Anak dapat dididik dengan baik jika kita memahami masyarakat tempatnya hidup. Untuk itu

perlu dipelajari keadaan, perkembangan, kegiatan dan aspirasi masyarakat. Perubahan yang

terjadi dalam masyarakat membuat sekolah- sekolah harus bergerak cepat agar tetap relevan.

Kemajuan teknologi memperbesar kebergantungan manusia terhadap manusia lainnya.

Semua saling membutuhkan untuk memenuhi keperluan hidupnya. Lama- kelamaan, muncul

berbagai macam masalah dalam masyarakat. Menurut Dewey dalam Nasution, sekolah

sebagai lembaga pendidikan dapat dijadikan alat yang paling efektif untuk merekonstruksi

dan memperbaiki masyarakat. Sementara Counts dalam buku yang sama juga menyatakan

bahwa pendidikan tidak hanya diharapkan membawa perubahan dalam masyarakat tetapi juga

mengubah tata-sosial dan mengatur perubahan sosial tersebut. hal ini juga dipaparkan oleh

Smith yaitu pendidikan sebagai management and control of social change and as social

engineering, and of educators as statesmen. Lain pula yang dipaparkan oleh Drost, yaitu

sekolah adalah pembantu orang tua pada bidang tidak dapat ditangani oleh orang tua sendiri

yakni pengajaran.

10
Masyarakat yang dinamis tidak mungkin lagi sesuai dengan penerapan kurikulum yang

konservatif, yaitu statis, kolot dan membatu. Bangsa yang telah merdeka seperti Indonesia

tidak lagi pantas menggunakan rencana pelajaran bercorak kolonial. Lebih tepat jika

digunakan kurikulum yang fleksibel yaitu kurikulum yang dapat diubah menurut kebutuhan

dan keadaan.

3. Asas Organisatoris

Asas ini diterapkan dalam membentuk organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk

bahan pelajaran serta penyajiannya kepada siswa. Bentuk kurikulum turut menentukan

bahan pelajaran, urutan dan cara menyajikannya.

Jenis- jenis kurikulum yang banyak dipakai juga menentukan peranan guru dan siswa

dalam proses pembelajaran.

4. Asas Psikologis

Pengambilan keputusan tentang suatu kurikulum pengetahuan tentang psikologi anak dan

bagaimana anak belajar diambil atau tidak, perlu disesuaikan dengan hal-hal berikut:

a. seleksi dan organisasi bahan pelajaran

b. menentukan kegiatan belajar yang paling serasi

c. merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar tercapai.

Selain itu, perlu dipelajari tentang psikologi perkembangan anak dan psikologi belajar.

Hal itu dikarenakan pendidikan yang akan dituangkan ke dalam berbagai macam bentuk

kurikulum harus disesuaikan dengan kondisi psikologis anak didik untuk mengikuti

proses belajar mengajar serta teori- teori yang tepat untuk diterapkan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa kurikulum merupakan


kumpulan seperangkat nilai yang diinternalisasikan kepada subjek didik, baik nilai-nilai
dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik. Adapun dasar kurikulum meliputi
landasan filsafat, psikologi, sosial budaya dan ilmu teknologi. Keempat dasar ini harus
benar-benar dipedomani dalam upaya menghasilkan kurikulum yang lebih baik.
Kurikulum tidak cukup berupa materi saja, tetapi haruslah menjangkau lebih jauh
dari itu, yaitu pengalaman peserta didik sebagai hasil proses belajar mengajar
berdasarkan kurikulum tersebut.Pendidik adalah sebagai fasilitator bagi pengembangan
individual pelajar, dan kurikulum merupakan proses yang dirancang, agar pelajar
memperoleh pengalaman dari hasil interaksi guru, peserta didik dan konten pelajaran.
Menurut konsep ini, kurikulum harus mampu membuat pelajar memperoleh pengalaman,
bukan hanya berupa informasi, data atau fakta-fakta yang harus dihafal, atau tingkah laku
yang harus ditiru oleh mereka. Asas- asas kurikulum adalah asas yang melandasi suatu
kurikulum. asas- asas kurikulum dibagi empat yaitu asas filosofis, asas sosiologis, asas
organisatoris dan asas psikologis.

B. Saran

1. Perlu dilakukan perubahan yang lebih mengarah pada kurikulum berbasis kompetensi,
serta lebih adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Dan teknologi, serta
kebutuhan masyarakat pada saat ini.

2. Perlunya ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan. Hal
ini dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syamsul. 2011. Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya .Islam Futura.11(1):
15-34.

Drost , SJ. 2005. Dari Kurikulum Bertujuan Kompetensi sampai Manajemen Berbasis
Sekolah.terj. Penerbit Buku Kompas: Jakarta.

Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Cet. Ke-2. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2008.
Khairani , mifta. Tt.Asas-asas Kurikulum. https://independent.academia.( diakses tanggal 25
November 2017)

Lase, Famahato . tt. Dasar Pengembangan Kurikulum MenjadiPengalaman Belajar.

Lias Hasibuan. 2007. Inovasi dan Pengembangan Kurikulum. Pusat penerbitan Program
Akta Mengajar IV: Jambi

Mubarak Ruma. 2013. Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar. Madrasah. 5(2) : 25-48.
Muhajir. 2016 . Pergeseran Kurikulum .Jurnal Qathrunâ .3(2) :15-48.

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003

Sukaya . 2010 . Pengembangan Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi . Jurnal Teknologi


Informasi & Pendidikan . 1(1) : 2086 -4981.
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, Citra Aditya Bakti: Bandung. 1993, hlm. 1

S. Nasution,Asas-asas Kurikulum, Op.Cit,hlm. 23.

13

Anda mungkin juga menyukai