Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KALKULUS
“BILANGAN RIIL”

DOSEN
Drs. Lomo Mula Tua, MM

Disusun Oleh :
KELAS B (KELOMPOK B)
1. Aldio Rasyid (1910511008) 7. Muhammad Fathurrahman (1910511058)
2. Nurul Yustika (1910511011) 8. Abril Muhammad (1910511061)
3. Aldy Adhany (1910511014) 9. Rizqan Syahru (1910511110)
4. M. Rifqi (1910511049) 10. Hafidz Ashabi (1910511113)
5. Sandy Ardanu (1910511054) 11. Aini Cahyaning (1910511115)
6. Annisya Safa (1910511057)

S1 INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 2


2.1 Sistem Bilangan Riil Rasional dan Irrasional ................... 2
2.2 Persamaan dan Pertidaksamaan Bilangan Riil ............... 5
2.3 Latihan Soal .................................................................... 16

BAB III PENUTUP ............................................................................. 17


3.1 Kesimpulan ..................................................................... 17
3.2 Saran............................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 18

i|BI LA N GA N RI I L
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia – Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah kalkulus yang diamanatkan oleh dosen kami. Kami sebagai
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali
kekurangan nya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini.

Jakarta, 3 September 2019

Penulis

ii | B I L A N G A N R I I L
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem bilangan adalah hal pokok dalam sebuah ilmu matematika, bisa
juga dikatakan sebagai inti dari suatu ilmu matematika itu sendiri. Sistem
bilangan ini terbagi menjadi banyak macamnya, adapun yang kami sajikan
dalam makalah ini adalah mengenai Bilangan Riil.
Himpunan bilangan riil adalah himpunan bilangan yang merupakan
gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional.
Himpunan bilangan riil yang dilengkapi dengan sifat-sifat bilangan disebut
sistem bilangan riil. Dalam aplikasinya himpunan bilangan ini mempunyai
banyak turunan yang mempunyai bermacam-macam sifat dan bentuk
bilangan.
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk :
a. Memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Kalkulus
b. Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan tentang Himpunan
Bilangan Riil Menemukan solusi dari suatu permasalahan yang
terkait dengan Himpunan Bilangan Riil.

1|BI LA N GA N RI I L
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Bilangan Riil Rasional dan Irasional
Sistem bilangan riil adalah himpunan bilangan riil, dilambangkan
dengan R.
Dalam himpunan bilangan riil, terdapat 2 operasi dasar, yaitu
penjumlahan (+) dan perkalian (.).
Sifat-sifat bilangan riil adalah sebagai berikut:
1) Sifat untuk operasi penjumlahan:
a. Sifat komutatif, yaitu : a + b = b + a untuk semua a,b Î R.
Ex : 1 + 2 = 2 + 1, yaitu 3
b. Sifat assosiatif, yaitu : (a + b) + c = a + (b + c) untuk semua a, b, c Î R.
Ex : (1 + 2) + 3 = 6, dan 1 + (2 + 3) = 6. Jadi (1 + 2) + 3 = 1 + (2 + 3).
c. Existensi bilangan 0, yaitu : ada suatu bilangan yaitu 0 Î R sedemikian
sehingga 0 + a = a dan a + 0 = a untuk semua a Î R.
Ex : 0 + 2 = 2 dan 2 + 0 = 2
d. Existensi bilangan negatif, yaitu : untuk setiap bilangan riil (misalkan a),
selalu ada bilangan negatifnya (yaitu - a) sedemikian sehingga a + (- a) = 0
dan (- a) + a = 0.
Ex : Invers dari 5 terhadap penjumlahan adalah - 5, maka 5 + (- 5) = 0 dan
(- 5) + 5 = 0.
2) Sifat untuk operasi perkalian:
a. Sifat komutatif, yaitu : a . b = b . a untuk semua a, b Î R
Ex : 2.3 = 3.2, yaitu 6
b. Sifat assosiatif, yaitu : (a . b) . c = a . (b . c) untuk semua a, b, c Î R.
Ex : (1.2).3 = 6, dan 1.(2.3) = 6. Jadi (1.2).3 = 1.(2.3)
c. Existensi bilangan 1, yaitu : ada suatu bilangan yaitu 1 ˛ R sedemikian
sehingga 1.a = a dan a.1 = a untuk semua a Î R.
Ex : 1.3 = 3 dan 3.1 = 3.

2|BI LA N GA N RI I L
d. Existensi invers, yaitu : untuk setiap bilangan riil yang tidak sama dengan
0 (misalkan a¹ 0), selalu ada bilangan inversnya (yaitu 1/a Î R) sedemikian
sehingga a.(1/a) = 1 dan (1/a).a = 1.
Ex: Invers dari 5 terhadap perkalian adalah 1/5. maka 5.(1/5)= 1 dan
(1/5).5 = 1.
3) Sifat distributif perkalian dan penjumlahan, yaitu :
a.(b+c) = (a.b) + (a.c) dan (b+c).a = (b.a) + (c.a) untuk semua a, b dan c ˛ R.
Ex : 2.(3 + 4) = 2.3 + 2.4 = 6 + 8 = 14
(3 + 4).2 = 3.2 + 4.2 = 6 + 8 = 14
Garis Bilangan Riil:
-3 -2 -1 0 1 2 3
Bilangan negatif 0 Bilangan positif
Contoh:
1) - 3 + 4 = 1
2) - 3 – 4 = - 7
3) - 3 + (- 4) = - 3 – 4 = - 7
4) - 3 – (-4) = - 3 + 4 = 1
5) 3 – (- 4) = 3 + 4 = 7
6) 3 + (- 4) = 3 – 4 = - 1
7) 3. (- 4) = - 12
8) - 3. (- 4) = 12
9) - 3. 4 = - 12
10) 12 : (- 3) = - 4
11) (- 12) : (- 3) = 4

3|BI LA N GA N RI I L
Sistem bilangan Riil terdiri dari himpunan bilangan rasional dan irrasional.
Dalam matematika, bilangan riil atau bilangan riil menyatakan bilangan
yang bisa dituliskan dalam bentuk desimal, seperti 2,4871773339… atau
3.25678. Bilangan riil meliputi bilangan rasional, seperti 42 dan −23/129,
dan bilangan irasional, seperti π dan . Bilangan rasional
direpresentasikan dalam bentuk desimal berakhir, sedangkan bilangan
irasional memiliki representasi desimal tidak berakhir namun berulang.
Bilangan riil juga dapat direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis
bilangan.
1) Himpunan bilangan rasional adalah himpunan bilangan yang dapat
dinyatakan dengan (atau berupa pecahan), dimana a dan b adalah
bilangan bulat dan b≠0. Himpunan bilangan rasional dilambangkan
dengan Q.
Himpunan bilangan rasional terdiri dari :
 Himpunan bilangan bulat, yaitu : {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}
 Bilangan asli, yaitu : {1, 2, 3, ...}

 Bilangan cacah, yaitu : {0, 1, 2, 3, ...}


2) Himpunan bilangan irrasional adalah himpunan bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dengan . Himpunan bilangan irrasional dilambangkan
dengan I.
Ex : = 1.4142135623731 kita tidak bisa menyatakan nilai dari dalam bentuk
pecahan atau pembagian dari 2 buah bilangan bulat.
Ex:1) 3,242424..... adalah anggota bilangan Rasional, karena bilangan itu
bisa dinyatakan dalam bentuk pembagian antara dua buah bilangan
bulat.
Misalkan a = 3,242424.....
Kalikan kedua ruas dengan 100, maka 100a = 324,242424....
100a – a = 324,242424.... – 3,242424….
99a = 321 sehingga a = 321/99.
Dengan demikian 3,242424…. = 321/99, dan oleh karena itu
3,242424…. adalah bilangan Rasional.

4|BI LA N GA N RI I L
2) 3= 3.( 1.4142135623731) = 4,242640687 adalah bilangan Irrasional
karena kita tidak bisa membuat bilangan tersebut menjadi pembagian
antara 2 buah bilangan bulat atau tidak bisa dinyatakan dalam bentuk
pecahan.

2.2 Persamaan dan Pertidaksamaan bilangan Riil


Sifat-sifat :
Aksioma medan
Bilangan riil, beserta operasi penjumlahan dan perkalian, memenuhi aksioma
berikut. Misalkan x,y dan z merupakan anggota himpunan bilangan riil R, dan
operasi x+y merupakan penjumlahan, serta xy merupakan perkalian. Maka:
• Aksioma 1 (hukum komutatif): x+y = y+x, dan xy = yx
• Aksioma 2 (hukum asosiatif): x+(y+z) = (x+y)+z dan x(yz) = (xy)z
• Aksioma 3 (hukum distributif): x(y+z) = (xy + xz)
• Aksioma 4: Eksistensi unsur identitas. Terdapat dua bilangan riil
berbeda, yang dilambangkan sebagai 0 dan 1, sehingga untuk setiap
bilangan riil x kita mendapatkan 0+x=x dan 1.x=x.
• Aksioma 5: Eksistensi negatif, atau invers terhadap penjumlahan.
Untuk setiap bilangan riil x, terdapat bilangan riil y sehingga x+y=0. Kita dapat
juga melambangkan y sebagai -x.
• Aksioma 6: Eksistensi resiprokal, atau invers terhadap perkalian.
Untuk setiap bilangan riil x tidak sama dengan 0, terdapat bilangan riil y
sehingga xy=1. Kita dapat melambangkan y sebagai 1/x.
Himpunan yang memenuhi sifat-sifat ini disebut sebagai medan, dan karena
itu aksioma di atas dinamakan sebagai aksioma medan.
Aksioma urutan
Kita akan mengasumsikan terdapat himpunan R+, yang disebut sebagai
bilangan positif yang merupakan himpunan bagian dari R. Misalkan juga x
dan y adalah anggota R+. Himpunan bagian ini memenuhi aksioma urutan
berikut ini.
• Aksioma 7: x+y dan xy merupakan anggota R+
• Aksioma 8: Untuk setiap x yang tidak sama dengan 0, x anggota R+
atau -x anggota R+, tapi tidak mungkin keduanya sekaligus
5|BI LA N GA N RI I L
• Aksioma 9: 0 bukan anggota R+.
Aksioma kelengkapan
• Aksioma 10: Setiap himpunan bilangan riil S yang memiliki batas atas
memiliki supremum, yakni ada suatu bilangan riil B sehingga B=sup(S).

PERTIDAKSAMAAN
Sifat-Sifat Pertidaksamaan
1. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas ditambah atau
dikurangi dengan bilangan yang sama
Jika a < b maka:
a+c<b+c
a–c<b–c
2. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas dikali atau dibagi
dengan bilangan positifyang sama
Jika a < b, dan c adalah bilangan positif, maka:
a.c < b.c
a/b < b/c
3. tanda pertidaksamaan akan berubah jika kedua ruas pertidaksamaan
dikali atau dibagidengan bilangan negatif yang sama
Jika a < b, dan c adalah bilangan negatif, maka:
a.c > b.c
a/c > b/c
4. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas positif masing-
masing dikuadratkan
Jika a < b; a dan b sama-sama positif, maka: a2 < b2

6|BI LA N GA N RI I L
Pertidaksamaan Linear
→ Variabelnya berpangkat 1
Penyelesaian:
Suku-suku yang mengandung variabel dikumpulkan di ruas kiri, dan
konstanta diletakkan di ruas kanan
Contoh:

Pertidaksamaan Kuadrat
→ Variabelnya berpangkat 2
Penyelesaian:
1. Ruas kanan dibuat menjadi nol
2. Faktorkan
3. Tentukan harga nol, yaitu nilai variabel yang menyebabkan nilai faktor
sama dengan nol
4. Gambar garis bilangannya
Jika tanda pertidaksamaan ≥ atau ≤, maka harga nol ditandai dengan titik
hitam •
Jika tanda pertidaksamaan > atau <, maka harga nol ditandai dengan titik
putih °
5. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval di garis
bilangan. Caranya adalah dengan memasukkan salah satu bilangan pada
interval tersebut pada persamaan di ruas kiri.

7|BI LA N GA N RI I L
Tanda pada garis bilangan berselang-seling, kecuali jika ada batas rangkap
(harga nol yang muncul 2 kali atau sebanyak bilangan genap untuk
pertidaksamaan tingkat tinggi), batas rangkap tidak merubah tanda
6. Tentukan himpunan penyelesaian
→ jika tanda pertidaksamaan > 0 berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir adalah yang bertanda (+)
→ jika tanda pertidaksamaan < 0 berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir adalah yang bertanda (–)
Contoh:
(2x – 1)2 ≥ (5x – 3).(x – 1) – 7
4x2 – 4x + 1 ≥ 5x2 – 5x – 3x + 3 – 7
4x2 – 4x + 1 – 5x2 + 5x + 3x – 3 + 7 ≥ 0
–x2 + 4x + 5 ≥ 0
–(x2 – 4x – 5) ≥ 0
–(x – 5).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 5 = 0 atau x + 1 = 0
x = 5 atau x = –1
Garis bilangan:
• menggunakan titik hitam karena tanda pertidaksamaan ≥
• jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
• karena 0 berada di antara –1 dan 5, maka daerah tersebut bernilai
positif, di kiri dan kanannya bernilai negatif
• karena tanda pertidaksamaan ≥ 0, maka yang diarsir adalah yang
positif

Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 5}
Pertidaksamaan Tingkat Tinggi
→ Variabel berpangkat lebih dari 2

8|BI LA N GA N RI I L
Penyelesaian sama dengan pertidaksamaan kuadrat
Contoh:
(2x + 1)2.(x2 – 5x + 6) < 0
(2x + 1)2.(x – 2).(x – 3) < 0
Harga nol: 2x + 1 = 0 atau x – 2 = 0 atau x – 3 = 0
x = –1/2 atau x = 2 atau x = 3
Garis bilangan:
• menggunakan titik putih karena tanda pertidaksamaan <
• jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
• karena 0 berada di antara –1/2 dan 2, maka daerah tersebut bernilai
positif
• karena –1/2 adalah batas rangkap (–1/2 muncul sebanyak 2 kali
sebagai harga nol, jadi –1/2 merupakan batas rangkap), maka di sebelah kiri
–1/2 juga bernilai positif
• selain daerah yang dibatasi oleh batas rangkap, tanda positif dan
negatif berselang-seling
• karena tanda pertidaksamaan ³ 0, maka yang diarsir adalah yang
positif

Jadi penyelesaiannya: {x | 2 < x < 3}


Pertidaksamaan Pecahan
→ ada pembilang dan penyebut
Penyelesaian:
1. Ruas kanan dijadikan nol
2. Samakan penyebut di ruas kiri
3. Faktorkan pembilang dan penyebut (jika bisa)
4. Cari nilai-nilai variabel yang menyebabkan pembilang dan
penyebutnya sama dengan nol (harga nol untuk pembilang dan penyebut)

9|BI LA N GA N RI I L
5. Gambar garis bilangan yang memuat semua nilai yang didapatkan
pada langkah 4
Apapun tanda pertidaksamaannya, harga nol untuk penyebut selalu digambar
dengan titik putih (penyebut suatu pecahan tidak boleh sama dengan 0 agar
pecahan tersebut mempunyai nilai)
6. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval
Contoh 1:

Harga nol pembilang: –5x + 20 = 0


–5x = –20 → x = 4
Harga nol penyebut: x – 3 = 0 → x = 3
Garis bilangan:
→ x = 3 digambar menggunakan titik putih karena merupakan harga nol
untuk penyebut

Jadi penyelesaiannya: {x | 3 < x ≤ 4}

10 | B I L A N G A N R I I L
Contoh 2:

Harga nol pembilang: x – 2 = 0 atau x + 1 = 0


x = 2 atau x = –1
Harga nol penyebut: tidak ada, karena penyebut tidak dapat difaktorkan dan
jika dihitung nilai diskriminannya:
D = b2 – 4.a.c = 12 – 4.1.1 = 1 – 4 = –3
Nilai D-nya negatif, sehingga persamaan tersebut tidak mempunyai akar riil
(Catatan: jika nilai D-nya tidak negatif, gunakan rumus abc untuk mendapat
harga nol-nya)
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≤ –1 atau x ≥ 2}


Pertidaksamaan Irasional/Pertidaksamaan Bentuk Akar
→ variabelnya berada dalam tanda akar
Penyelesaian:
1. Kuadratkan kedua ruas
2. Jadikan ruas kanan sama dengan nol
3. Selesaikan seperti menyelesaikan pertidaksamaan linear/kuadrat
4. Syarat tambahan: yang berada di dalam setiap tanda akar harus ≥ 0

11 | B I L A N G A N R I I L
Contoh 1:

Kuadratkan kedua ruas:


x2 – 5x – 6 < x2 – 3x + 2
x2 – 5x – 6 – x2 + 3x – 2 < 0
–2x – 8 < 0
Semua dikali –1:
2x + 8 > 0
2x > –8
x > –4
Syarat 1:
x2 – 5x – 6 ≥ 0
(x – 6).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 6 = 0 atau x + 1 = 0
x = 6 atau x = –1
Syarat 2:
x2 – 3x + 2 ≥ 0
(x – 2).(x – 1) ≥ 0
Harga nol: x – 2 = 0 atau x – 1 = 0
x = 2 atau x = 1

12 | B I L A N G A N R I I L
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | –4 < x ≤ –1 atau x ≥ 6}

Pertidaksamaan Nilai Mutlak


→ variabelnya berada di dalam tanda mutlak | ….. |
(tanda mutlak selalu menghasilkan hasil yang positif, contoh: |3| = 3; |–3| = 3)
Pengertian nilai mutlak:

Penyelesaian:
Jika |x| < a berarti: –a < x < a, dimana a ≥ 0
Jika |x| > a berarti: x < –a atau x > a, dimana a ≥ 0

Contoh 1:
|2x – 3| ≤ 5
berarti:
–5 ≤ 2x – 3 ≤ 5
–5 + 3 ≤ 2x ≤ 5 + 3
–2 ≤ 2x ≤ 8

13 | B I L A N G A N R I I L
Semua dibagi 2:
–1 ≤ x ≤ 4

Contoh 2:
|3x + 7| > 2
berarti:
3x + 7 < –2 atau 3x + 7 > 2
3x < –2 – 7 atau 3x > 2 – 7
x < –3 atau x > –5/3

Contoh 3:
|2x – 5| < |x + 4|
Kedua ruas dikuadratkan:
(2x – 5)2 < (x + 4)2
(2x – 5)2 – (x + 4)2 < 0
(2x – 5 + x + 4).(2x – 5 – x – 4) < 0 (Ingat! a2 – b2 = (a + b).(a – b))
(3x – 1).(x – 9) < 0
Harga nol: 3x – 1 = 0 atau x – 9 = 0
x = 1/3 atau x = 9
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | 1/3 < x < 4}

Contoh 4:
|4x – 3| ≥ x + 1
Kedua ruas dikuadratkan:

14 | B I L A N G A N R I I L
(4x – 3)2 ≥ (x + 1)2
(4x – 3)2 – (x + 1)2 ≥ 0
(4x – 3 + x + 1).(4x – 3 – x – 1) ≥ 0
(5x – 2).(3x – 4) ≥ 0
Harga nol: 5x – 2 = 0 atau 3x – 4 = 0
x = 2/5 atau x = 4/3
Syarat:
x+1≥0
x ≥ –1
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 2/5 atau x ≥ 4/3}

15 | B I L A N G A N R I I L
2.3 Latihan Soal

1. Bentuk rasional dari adalah...


a. 5(√8-√3)
b. 5(√8+√3)
c. 4(√8-√3)
d. 4(√8+√3)
Pembahasan:

Jawaban : D
Sumber : http://www.ajarhitung.com/2016/11/contoh-soal-dan-pembahasan-
tentang_25.html?m=1

2. Apakah akar 2 merupakan bilangan rasional ? Pembuktianya?


Misalkan √2 bilangan RASIONAL , maka ADA bilangan bulat p dan q
sehingga √2 dapat dinyatakan dalam bentuk √2 = p/q
atau p^2 = 2 q^2
Dari persaman ini , maka :
1. p^2 bilangan genap dan 2 q^2 juga bilangan genap
2. q^2 = 1/2 p^2 maka q^2 haruslah bilangan genap
16 | B I L A N G A N R I I L
3. p^2 bilangan genap maka p bilangan genap
4 q^2 haruslah bilangan genap maka p bilangan genap

Tapi TIDAK AKAN DITEMUKAN dua buah bilangan genap p dan q yang
memenuhi persamaan p^2 = 2 q^2
Sehingga akan terjadi kontradiksi dengan memisalkan √2 bilangan
RASIONAL.
Sumber :
https://www.google.com/amp/s/id.answers.yahoo.com/amp/qna/20110323000
746AAjLhOf
3. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan |2x-1| = 7

Diperoleh interval dengan menggambar garis bilangan berikut:

Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

17 | B I L A N G A N R I I L
Jadi, nilai x yang memenuhi persamaan |2x-1| = 7 adalah x = 4 dan x = -3
Sumber : https://rumusonline.com/378/persamaan-nilai-mutlak-linear-satu-
variabel-dan-contoh-soalnya.html

4. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan nilai mutlak berikut.


|2x + 1| ≥ |x – 2|
Jawab:
Dengan menggunakan sifat 2, maka kita peroleh:
√(2x + 1)2 ≥ √(x – 2)2
⇔ (2x + 1)2 ≥ (x – 2)2
⇔ 4x2 + 4x + 1 ≥ x2 – 4x + 4
⇔ 4x2 – x2 + 4x + 4x + 1 – 4 ≥ 0
⇔ 3x2 + 8x – 3 ≥ 0
⇔ (x + 3)(3x – 1) ≥ 0

18 | B I L A N G A N R I I L
⇔ x ≤ −3 atau x ≥ 1/3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x| x ≤ −3 atau x ≥ 1/3, x ∈ R}.
Sumber : https://blogmipa-matematika.blogspot.com/2018/01/cara-
menentukan-penyelesaian-pertidaksamaan-nilai-mutlak.html?m=0

19 | B I L A N G A N R I I L
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem bilangan adalah hal pokok dalam sebuah ilmu matematika, bisa
juga dikatakan sebagai inti dari suatu ilmu matematika itu sendiri. Sistem
bilangan ini terbagi menjadi banyak macamnya, adapun yang kami sajikan
dalam makalah ini adalah mengenai Himpunan Bilangan Riil.
Himpunan bilangan riil adalah himpunan bilangan yang merupakan
gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional.
Himpunan bilangan riil yang dilengkapi dengan sifat-sifat bilangan
disebut sistem bilangan riil.
Pertidaksamaan adalah kalimat atau pernyataan matematika yang
menunjukkan perbandingan ukuran dua objek atau lebih.

3.2 Saran
Demikianlah Makalah Bilangan Riil ini, Makalah ini tentunya masih
banyak kekurangan yang harus dilengkapi,untuk mencapai kesempurnaan.
Kami hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kekurangan, untuk itu
penulis mohon dengan segala kerendahan hati, untuk memberikan Saran
dan Kritiknya yang bersifat membangun, dengan harapan agar makalah ini
bisa lebih sempurna.

17 | B I L A N G A N R I I L
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
 http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-
bilangan-riil.html
 https://dokumen.tips/documents/makalah-sistem-bilangan-riil.html
 http://artikelmakalahpendidikan.blogspot.com/2011/07/makalah-
bilangan-riil.html
 http://windiade.blogspot.com/2013/10/bilangan-riil-dan-
pertidaksamaan.html

18 | B I L A N G A N R I I L

Anda mungkin juga menyukai