Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli

1.

Robert Ackermann
Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat
ilmiah dewasa ini dengan perbandingn terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah
dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat
demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah
senyatanya.

2.

Peter Caws
Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang
filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia.

3.

Lewis White Beck


Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba
menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.

4.

John Macmurray
Filsafat ilmu terutama bersangkutan dengan pemeriksaan kritis terhadap pandanganpandangan umum, prasangka-prasangka alamiah yang terkandung dalam asumsi-asumsi ilmu
atau yang berasal dari keasyikan dengan ilmu.

5.

Stephen R.Toulmin
Filsafat ilmu partama-tama mencoba menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalm proses
penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode
penggantian dan perhitungan, praanggapan-praanggaan metafisis, dan selanjutnya menilai
landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologis
praktis, dan metafisika.

6.

Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru
Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).

7.

Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan:
Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk
mencapainya.

8.

Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan :
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat
yang sebenarnya.

9.

Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu
ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu
hal yang hendak dimasalahkan.
Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada
kesimpulan - kesimpulan yang universal.

10.

Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh
akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan
itu.
http://agung-jlonqyuw.blogspot.com/2012/09/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Ruang lingkup
Bidang garapan Filsafat Ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi
tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi ilmu
meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan
pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana
(yang) Ada itu (being Sein, het zijn). Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme
atau spiritualisme, Paham dualisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan
paham ontologik yang pada akhimya menentukan pendapat bahkan keyakinan kita
masing-masing mengenai apa dan bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran
yang kita cari.
Epistemologi ilmu
meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai
pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan
sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal
(Verstand), akal budi (Vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman,
intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal adanya
model-model epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme

kritis, positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagaimana


kelebihan dan kelemahan sesuatu model epistemologik beserta tolok ukurnya bagi
pengetahuan (ilmiah) itu seped teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan teori
intersubjektif.
Akslologi llmu
meliputi nilal-nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi
berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasansimbolik atau pun fisik-material. Lebih
dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua non
yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam
menerapkan ilmu.
Dalam perkembangannya Filsafat llmu juga mengarahkan pandangannya pada Strategi
Pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampal pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti
maknanya bagi kehidupan
http://manusiapinggiran.blogspot.com/2013/02/pengertian-filsafat-ilmu-dan-filsafat.html

Konsep dasar filsafat ilmu adalah kedudukan, fokus, cakupan, tujuan dan fungsi serta
kaitannya dengan implementasi kehidupan sehari-hari. Pembahasan filsafat ilmu juga
mencakup sistematika, permasalahan, keragaman pendekatan dan paradigma (pola pikir)
dalam pengkajian dan pengembangan ilmu dan dimensi ontologis, epistomologis dan
aksiologis. Selanjutnya dikaji mengenai makna, implikasi dan implementasi filsafat ilmu
sebagai landasan dalam rangka pengembangan keilmuan dan kependidikan dengan
penggunaan alternatif metodologi penelitian, baik pendekatan kuantitatif dan kualitatif,
maupun perpaduan kedua-duanya.

Pengertian Filsafat Ilmu


Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)

Filsafat ilmu dalam arti luas: menampung permasalahan yang menyangkut hubungan

keluar dari kegiatan ilmiah, seperti: tata susila yang menjadi pegangan penyelenggara ilmu.
b)

Filsafat ilmu dalam arti sempit: menampung permasalahan yang bersangkutan dengan

hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut sifat pengetahuan
ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah
Pengertian Filsafat Ilmu menurut beberapa ahli :
1. Menurut Robert Ackerman filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis
tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteriakriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu
jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
2. Menurut Lewis White Beck, memberi pengertian bahwa filsafat ilmu membahas dan
mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan
pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
3. Menurut A. Cornelius Benjamin (dalam The Liang Gie, 19 : 58) memandang filsafat
ilmu sebagai berikut. That philosophic discipline which isthe systematic study of the
nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its
place in the general scheme of intellectual disciplines. Filsafat ilmu, menurut
Benjamin, merupakan cabang dari filsafat yang secara sistematis menelaah sifat dasar
ilmu, khususnya mengenai metode, konsep-konsep, dan pra anggapan-pra
anggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan
intelektual. Jadi, filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang
merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsepkonsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum
cabang-cabang pengetahuan intelektual.
4. Menurut Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah penelaahan
tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara
percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.

5. Menurut May Brodbeck filsafat ilmu adalah analisis yang netral secara etis dan
filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan landasan ilmu.
6. Menurut Peter Caws Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba
berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman
manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teoriteori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasanlandasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis
segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan,
termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan kesalahan.
7. Menurut Stephen R. Toulmin mengemukakan bahwa sebagai suatu cabang ilmu,
filsafat ilmu adalah unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah
prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian
dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya

dan

selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan


logika formal, metodologi praktis, dan metafisika.
8. Menurut Jujun Suriasumantri memandang filsafat ilmu sebagai bagian dari
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang ingin menjawab tiga kelompok pertanyaan
mengenai hakikat ilmu sebagai berikut. Kelompok pertanyaan pertama antara lain
sebagai berikut ini. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud hakiki dari
objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangap manusia ?
Kelompok pertanyaan kedua : Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya
pengetahuan yang berupa ilmu ? Bagaimana prosedurnya ? Hal-hal apa yang harus
diperhatikan Filsafat Imu agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar ? Apa yang
dimaksud dengan kebenaran ? Dan seterusnya. Dan terakhir, kelompok pertanyaan
ketiga : Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu ? Bagaimana kaitan antara cara
menggunakan ilmu dengan kaidah-kaidah moral ? Bagaimana penentuan objek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Dan seterusnya.
9. Menurut Conny Semiawan menyatakan bahwa filsafat ilmu pada dasarnya adalah
ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan (science of sciences) yang
kedudukannya di atas ilmu lainnya.

Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapat dirangkum tiga
telaah yang tercakup di dalam filsafat ilmu, yaitu:
1) Filsafat ilmu adalah telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu,
terhadap lambang yang digunakan dan terhadap struktur penalaran tentang sistem lambang
yang digunakan. Telaah kritis ini dapat diarahkan untuk mengkaji ilmu empiris dan ilmu
rasional, juga untuk membahas studi bidang etika dan estetika, studi kesejarahan, antropologi,
dll.
2) Filsafat ilmu adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka
wacana dan postulat mengenai ilmu dan upaya untuk membuka tabir dasar-dasar
keempirisan, kerasionalan dan kepragmatisan.
3) Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam
yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.

Dari uraian di atas akan diperoleh suatu gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah
kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi
ontologis, epistimologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan
bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu,
seperti obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan
pengetahuan ?

Objek Kajian Filsafat Ilmu


Pada dasarnya setiap ilmu mempunyai dua macam obyek yaitu obyek material dan obyek
formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh
adalah obyek material ilmu kedokteran. Adapun obyek formalnya adalah metode untuk
memahami obyek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.

Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki obyek material dan
obyek formal. Obyek material filsafat adalah segala yang ada, baik mencakup ada yang
tampak maupun ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedang ada
yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosuf membagi obyek material filsafat
atas tiga bagian, yaitu: yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam alam pikiran, dan yang
ada dalam kemungkinan. Adapun obyek formal filsafat adalah sudut pandang yang
menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.
a)

Dilihat dari obyek material (lapangan)

Filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan
obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu
hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak,
sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.
b)

Dilihat dari obyek formal (sudut pandang)

Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada
itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan
intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide
manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.

Filsafat ilmu pada prinsipnya memiliki dua obyek substantif dan dua obyek instrumentatif,
yaitu:
1. Obyek Subtantif, yang terdiri dari dua hal :
a. Fakta (Kenyataan)
Yaitu empiris yang dapat dihayati oleh manusia. Dalam memahami fakta (kenyataan ini ada
beberapa aliran filsafat yang meberikan pengertian yang berbeda-beda, diantaranya adalah
positivisme, ia hanya mengakui penghayatan yang empirik dan sensual. Sesuatu sebagai fakta
apabila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan yang sensual lainnya. Data
empirik sensual tersebut harus obyektif tidak boleh masuk subyektifitas peneliti. Fakta itu

yang faktual ada phenomenology. Fakta bukan sekedar data empirik sensual, tetapi data yang
sudah dimaknai atau diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti.
b. Kebenaran
Positivisme, benar substantif menjadi identik dengan benar faktual sesuatu dengan empiris
sensual. Kebenaran pisitivistik didasarkan pada diketemukannya frekwensi tinggi atau
variansi besar. Bagi positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondensi antara fakta
yang satu dengan fakta yang lain phenomenology, kebenaran dibuktikan berdasarkan
diketemukannya yang esensial, pilah dari yang non esensial atau eksemplar dan sesuai
dengan skema moral tertentu. Secara esensial dikenal dua teori kebenaran, yaitu teori
kebenaran korespondensi dan teori kebenaran koherensi.
2. Obyek Instrumentatif, yang terdiri dari dua hal:
a. Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang
atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi
absolut dengan menggunakan landasan: asumsi, postulat atau axioma yang sudah dipastikan
benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan sebagai konfirmi probabilistik dengan
menggunakan metode induktif, deduktif, reflektif.
b. Logika Inferensi
Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata pikir. Pada mulanya logika dibangun oleh
Aristoteles (384-322 SM) dengan mengetengahkan tiga prinsip atau hukum pemikiran.

Tujuan mempelajari Filsafat Ilmu


Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu. Tujuannya mengadakan
analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana pengetahuan ilmiah itu diperoleh.
Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk
memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.
The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu sebagai segenap pemikiran reflektif terhadap

persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat
dirasakan, antara lain :
1. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap
ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis
terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari
sumber-sumber lainnya.
2. Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai
calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian
ilmiah.
3. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh
mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan
dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah.
4. Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan
bekerja mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya.
5. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam
menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
6. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang
dikemukakan.
7. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). Karena
para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan
permasalahan maupun penyusunan jawabannya.
8. Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.

Fungsi dan Arah Filsafat Ilmu

Berdasarkan pemahaman dasarnya, persepsi ini tidak tepat, meskipun di dalamnya


terkandung manfaat. Secara khusus, filsafat merupakan perbincangan mencari hakikat
sesuatu gejala atau segala hal yang ada. Artinya, filsafat merupakan landasan dari sesuatu
apapun , tumpuan segala hal, jika salah tentulah berbahaya, sedikitnya akan merugikan.
Apabila kehidupan berpengetahuan itu diibaratkan sebuah pohon maka filsafat adalah
akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan langsung dengan sumber kehidupan pohon itu,
sedangkan batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan buah menjadi bahan kajian ilmu
pengetahuan. Filsafat ilmu berperan fundamental dalam melahirkan, memelihara, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Fungsi filsafat ilmu adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau
pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar
orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada
saat dan tempat tertentu.
Dalam Kehidupan Praktis

Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak bersangkut
paut dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret. Keabstrakan filsafat tidak berarti
bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap
hari.

Filsafat ilmu menggiring manusia kepengertian yang terang dan pemahaman yang
jelas. Kemudian, filsafat itu juga menuntun manusia ketindakan dan perbuatan yang
konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.

Filsafat ilmu membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena
filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar.

Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat
ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :

1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.


2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya.

3. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
5. Filsafat ilmu berfungsi untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk
membuat hidup menjadi lebih baik.
6. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup
secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat
pemecahannya.
7. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga
kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan
setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang
dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari
kebenaran.
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan
landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan
membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa
filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya
mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation
yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.

Arah Filsafat Ilmu


Arah-arah Filsafat Ilmu sangat berkaitan erat bahkan dapat dikatakan terpusat pada konsep
tentang manusia. Oleh karena itu arah filsafat ilmu secara potensial turut mendorong
berkembangnya pemikiran tentang hakikat manusia sehingga menghasilkan perbaikanperbaikan validitas dan signifikansi konsep Filsafat Ilmu. Hal ini mengandung arti turut
mendorong berkembangnya filsafat tentang manusia atau antropologi filsafat.Sehubungan
dengan ini lahirlah arah dan konsep tentang hakikat manusia sebagai : animal rasionale,

animal sociale, animal symbolicum, homo sapiens, homo economicus, homo homini lupus,
homo ludens dan sebagainya.
Berbagai arah filsafat ilmu tersebut di atas, memberikan dampak terciptanya konsep-konsep
atau teori-teori ilmu yang beragam. Masing-masing konsep akan mendukung filsafat ilmu
tersebut. Dalam membangun teori-teori pendidikan, filsafat ilmu juga mengingatkan agar
teori-teori itu diwujudkan diatas kebenaran berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan. Dengan
kata lain, teori-teori pendidikan harus disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah.
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafatilmu-3/

Anda mungkin juga menyukai