Anda di halaman 1dari 12

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Faringitis akut merupakan penyakit yang umum terjadi di
seluruh dunia, baik di Indonesia maupun di negara lainnya. Di
Indonesia umumnya terjadi pada saat musim pancaroba dan musim
hujan. Dimusim pancaroba suhu udara dan temperatur sering berubah-ubah,
sehingga berpengaruh pada kondisi tubuh, karena tubuh otomatis akan berusaha
menyesuaikan dengan temperatur sekitar. Saat itu pula imunitas berkurang,
sehingga menyebabkan orang jatuh sakit. Faringitis akut memberikan konstribusi
40 juta kunjungan penderita berobat ke tenaga kesehatan tiap tahunnya (Adam,
1997). Sebagian besar anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 infeksi saluran
nafas atas (termasuk faringitis akut) tiap tahunnya. Faringitis akut dapat terjadi
pada semua golongan usia dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, akan tetapi
frekuensi yang lebih sering diderita oleh anak-anak (Kazzi A.A, 2005).
Faringitis akut adalah infeksi akut mukosa dan struktur limfe faring yang
disebabkan oleh berbagai bakteri dan faktor pendukung seperti adanya rangsangan
oleh asap, uap dan zat kimia. Faringitis akut merupakan penyakit menular yang
dapat ditularkan melalui percikan saliva. Gambaran klinis faringitis akut
yaitu dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna lebih
merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan
(Simon, 2005).
Penyakit ini harus segera ditangani karena apabila dibiarkan berlarut-larut
dapat menyebabkan komplikasi seperti otitis media akut, rinitis, sinusitis,
laringitis, bronkitis, dan pneumonia. Pada pasien yang menderita faringitis akut
gejalanya berjalan perlahan dan tidak berat, sehingga orang berpikir bahwa gejala
awal tersebut yakni batuk, pilek, dan suara parau adalah suatu penyakit biasa.
Padahal tanpa mereka sadari apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus akan
menyebabkan penyakit lain dengan risiko yang lebih besar (Smith TD dkk,
1989).
Selain itu dewasa ini muncul permasalahan yang lebih kompleks yakni
harga obat-obatan yang semakin tinggi dan pendistribusian obat yang tidak
mampu menjangkau daerah-daerah terpencil, sehingga menyulitkan masyarakat
yang tinggal didaerah pedesaan dan bagi masyarakat ekonomi lemah. Oleh karena
itu diperlukan suatu alternatif pengobatan dengan memanfaatkan kekayaan alam
indonesia, salah satunya adalah tanaman gambir (Uncaria gambir roxb).
Penggunaan bahan alam memiliki kelebihan karena efek terapeutik dari bahan
alam bersifat konstruktif, efek samping yang ditimbulkan sangat kecil, sehingga
bahan alami relatif aman daripada bahan kimiawi (Hembing, 1998). Tanaman ini
memiliki berbagai macam potensi yang belum banyak dikenal oleh masyarakat
umum. Gambir dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri farmasi yaitu
sebagai obat untuk meredakan infeksi faringitis akut (Maheswari, 2002).
Didalam tanaman gambir terkandung senyawa flavonoid yang berkhasiat
sebagai antibiotik yang mampu membentuk kompleks dengan protein larut,
protein ekstraseluler serta dengan dinding sel bakteri pada tenggorokan sehingga
berfungsi sebagai antibakteri (Cowan, 1999). Berlatar belakang hal tersebutlah
mendorong penulis membuat suatu gagasan alternatif pengobatan, yaitu dengan
memanfaatkan tanaman gambir untuk produksi permen gambir jahe.
2

Tujuan
1. Untuk mengetahui kegunaan flavonoid yang terdapat pada tanaman gambir
(Uncaria Gambir Roxb).
2. Untuk mengetahui cara pengujian sifat antibakteri ekstrak flavonoid tanaman
gambir (Uncaria Gambir Roxb).
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja antibakteri flavonoid sebagai pereda rasa
nyeri pada faringitis akut.
4. Untuk mengetahui cara pengolahan tanaman gambir (Uncaria gambir roxb)
dalam produksi permen gambir jahe pereda infeksi faringitis akut.
5. Untuk mengetahui dosis yang dianjurkan dalam pengkonsumsian permen
gambir jahe.

Manfaat
Manfaat dari gagasan tertulis ini adalah :
1. Sebagai dasar teori untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam
pemanfaatan tanaman herbal khususnya Uncaria gambir roxb, dengan
mengolah tanaman gambir menjadi permen gambir jahe untuk meredakan
infeksi faringitis akut.
2. Sebagai dasar teori untuk memberikan informasi bagi kalangan perindustrian
obat tentang kemampuan flavonoid pada tanaman gambir sebagai obat
alternatif untuk meredakan infeksi faringitis akut.
3. Membuka kesempatan untuk diadakannya penelitian mengenai mekanisme
flavonoid yang lebih jelas dan terbukti pada Uncaria gambir roxb, dalam
meredakan infeksi faringitis akut.

GAGASAN

Faringitis Akut
Definisi
Faringitis akut adalah infeksi akut mukosa dan struktur limfe pada faring
yang biasanya disertai rhinitis akut. Faringitis akut dapat mengakibatkan rasa sakit
pada tenggorokan, perasaan tidak nyaman saat menelan, nyeri atau rasa gatal
pada tenggorokan (Nizar NW dkk, 2000).

Penyebab dan Cara Penularan Faringitis


Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan
disebabkan oleh virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleus atau
HIV. Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A,
korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia
pneumoniae. Pada umumnya infeksi ini menular melalui kontak dan secret
(lendir) dari hidung maupun ludah (droplet infection) (Berhman dkk, 1992).

Selain itu faringitis juga disebabkan oleh beberapa faktor lain yaitu
a) Batuk dan pilek, dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat iritasi
pada tenggorokan.
3

b
b) Alerggi, alergi daapat menyebabkan iritasii tenggorokaan ringan yaang bersifat
kronis (menetap)).
c
c) Merookok
( Maansjoer, 19999)

Gejala-Gejaala
G
Tandda dan gejaala faringitiss akut adallah membraan mukosa dan tonsil
b
bewarna kemmerahan, sellain itu terjaddi demam, sakit
s tenggorrokan, serak dan batuk.
G
Gejala lainnnya adalah terjadi pem mbesaran keelenjar getahh bening dileher
d dan
p
peningkatann jumlah sell darah putiih. Baik pada infeksi vvirus maupuun bakteri,
g
gejalanya saama yaitu nyeri
n tenggorrokan dan nyeri
n saat menelan.
m Selaaput lendir
y
yang melap pisi faring mengalami
m peradangan dan tertutuup oleh sellaput yang
b
bewarna kepputihan atau mengeluarkkan nanah (M Mansjoer, 1999).

Patofisiolog
P gi
Kum man menginffiltrasi lapisaan epitel, keemudian billa epitel terkkikis maka
j
jaringan limmfoid superrfisial bereaaksi, terjadii pembenduungan radan ng dengan
i
infiltrasi leuukosit polim
morfonukleaar. Pada sttadium awaal terdapat hiperemia,
e
edema, dan sekresi yaang meningkkat. Eksudatt mula-mulaa serosa tappi menjadi
m
menebal ataau berbentukk mukus, keemudian cennderung mennjadi kering dan dapat
m
melekat padda dinding faaring. Dengaan hyperemiia, pembuluhh darah dind ding faring
m
menjadi meelebar. Bentuuk sumbatann yang bew warna putih, kuning ataau abu-abu
t
terdapat padda folikel attau jaringan limfoid. Taampak bahw wa folikel attau bercak-
b
bercak padaa dinding faring
f posterior, atau terletak
t lebiih ke lateraal, menjadi
m
meradang daan membenggkak (Kazzi A.A, 2005)..

Gambar 1. Faringitis Akut (Kazzzi, 2005)

Terapi
T
T
Terapi Meddis yang ada saat ini antaara lain :
1. Untuk mengurang gi nyeri teenggorokan diberikan obat pereda nyeri
(analgesstik), obat hisap atau beerkumur denngan larutan garam hanggat. Aspirin
tidak booleh diberikan pada anaak-anak dann remaja yanng berusia dibawah
d 18
tahun kaarena bisa menyebabkan
m n sindrom Reeye (Eugen dkk,
d 1993)
2 Jika peenyebabnya adalah bakkteri, diberik
2. kan antibiootik. Untuk mengatasi
infeksi dan menccegah kom mplikasi (m misalnya deemam remaatik), jika
penyebaabnya strepttokokus, dibberikan tableet penicilin oral (200.00 00-250.000
unit pennisilin G,3-44 kali sehari,, selama 10 hari). Pemberian obat in
ni biasanya
akan menghasilkan
m n respon klinnis yang ceepat dengan terjadinya penurunan
suhu baadan dalam waktu 24 jjam. Jika penderita meemiliki alerg gi terhadap
4

penicilinn bisa digaanti dengann erythromyycin, klindaamisin atau antibiotik


lainnya (Eugen dkk, 1993)
Selaiin terapi obaat, pemberiann kompres panas
p atau ddingin pada leher
l dapat
m
membantu meringankan
m n nyeri. Keppada penderita faringitiss akut juga dianjurkan
u
untuk meng gurangi aktiivitas atau istirahat, mengkonsum
m msi cairan yang
y lebih
b
banyak, tiddak minum minuman yang berallkohol dan dingin, menghindari m
m
makanan yan ng merangsaang seperti ccabe dan lainn-lain (Ditjenn PP & PL, 2010).
2

T
Tanaman Gambir
G (Uncaria Gambbir Roxb)
T
Taksonomi

Kerajaan Plantae
Devisi Angiosperrms
Sub Divisi Eudicots
Kelas Asterids
Ordo Gentianalees
Familia Rubiaceaee
Genus Uncaria
Spesies Uncaria gaambir Roxb Ga
Gambar 2. Tanaman (U
Gammbir (Uncariia gambir
(
(Risfaheri ett al,1993 ) roxb) ((Risfahari et
e al, 1993)

Persebaran
P
Tanaaman gamb bir (Uncariaa Gambir Roxb)
R biasa tumbuh di hutan dan
t
tempat-temppat lainnya yang
y bertanaah agak mirring dan cukkup mendapaatkan sinar
m
matahari serrta curah hu
ujan merata setiap tahunn. Biasanya tumbuh di ketinggian
a
antara 200 m - 900 m did atas permuukaan laut. Tanaman
T inii kebanyakann berada di
d
daerah Kalim
mantan dan Sumatra
S (Risfaheri, 1993).

Morfologi
M
Gammbir adalah tumbuhan
t peerdu setengaah merambaat dengan peercabangan
m
memanjang, , daun berbentuk oval deengan ujung meruncing, permukaan daun tidak
b
berbulu, tanngkai daun pendek, buunganya terssusun majem muk dengan n mahkota
b
bewarna merah
m muda atau hijauu, kelopak bunga penndek, mahkkota bunga
b
berbentuk coorong (seperrti bunga koppi), benang sari
s lima, daan buah beru upa kapsula
d
dengan dua ruang. Buah hnya berbenttuk bulat sep perti telur, dengan
d panjaang kurang
l
lebih 1,5 cmm dan bewarrna hitam. B Bagian gambbir yang dippanen adalahh daun dan
r
ranting yangg selanjutnyaa diolah untuuk menghasilkan ekstrakk gambir yaang bernilai
e
ekonomis (H
Hayani, 20077).

Kandungan Komponen Kimia


K K
Kom mponen bioakktif utama paada tanaman n gambir adaalah flavonoiid, katekin
7
7-33%, asam
m kutekutan nnat 20-55%, pyrocatechhol 20-30%, gambir flouuresensi 1-
3 kateku merah 3-5%
3%, %, quersetin 2-4%, fixedd oil 1-2%, lilin 1-2%, dan d sedikit
a
alkaloid. Flaavonoid, kaateki dan asaam katekutaannat meruppakan komp ponen yang
m
memiliki potensi sebagaai zat antibakkteri (Risfaheri, 1993).
5

Flavonoid
Definisi
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar. Senyawa-
senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagian zat bewarna
kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan (Arifin A.S, 1986).

Struktur Flavonoid
Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom
karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3)
sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat menghasilkan
tiga jenis struktur, yakni 1,3-diarilpropan atau flavonoid, 1,2-diarilpropan atau
isofalvonoid, dan 1,1-diarilpropan atau neoflavonoid (Arifin A.S, 1986).

Kegunaan Flavonoid
Antioksidan alami terdapat dalam bagian daun, buah, akar, batang dan biji
dari tumbuh-tumbuhan obat. Bagian tersebut mengandung senyawa fenol dan
polifenol. Polifenol dan turunannya telah lama dikenal memiliki aktivitas
antibakteri, antimelanogenesis, antioksidan dan antimutagen. Senyawa flavonoid
yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan senyawa flavonoid tidak stabil
terhadap perubahan pengaruh oksidasi, cahaya, dan perubahan kimia, Senyawa
flavanoid yang umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang digunakan sebagai
salah satu komponen bahan baku obat-obatan untuk mengatasi serangan penyakit
(sebagai antimikroba atau antibakteri) dan alat pertahanan (antivirus) (Arifin A.S,
1986).

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Flavonoid Gambir


Langkah-Langkah
1. Ekstrak serbuk daun gambir (Unicaria gambir roxb) dibuat larutan uji dengan
komposisi pelarut air : etanol (1:1), tetapi ekstrak serbuk daun gambir
dibedakan menjadi 6 konsentrasi yaitu 6%, 3%, 1%, 0.5%, 0.05%, 0.025%.
2. Masing-masing larutan dengan konsentrasi ekstrak gambir yang berbeda-beda
dimasukkan ke dalam lubang pada media nutrien yang sebelumnya telah
dinokulasikan dengan bakteri uji streptococcus grup A.
3. Cawan petri diinkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam, selanjutnya
diameter zona bening yang terbentuk diukur sebagai aktivitas antibakteri
(Pambayun dkk, 2007)

Hasil Uji
Sifat antibakteri dinyatakan dalam Diameter Daya Hambat (DDH).
Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh hasil bahwa hanya larutan uji
dengan konsentrasi ekstrak serbuk gambir 6% dan 3% yang memiliki aktivitas
antibakteri, karena konsentrasi 6% dan 3% memiliki diameter hambat sebesar 20
mm dan 10 mm, daya hambat konsentrasi 6% dan 3% tergolong kuat untuk
menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus. Alasan dipilihnya pelarut air dan
etanol adalah karena lebih aman untuk bahan pangan dan toksisitasnya lebih
rendah. Penggunaan campuran pelarut air:etanol 1:1 memberikan kelarutan yang
6

lebih besar karena memiliki indeks polaritas yang lebih tinggi (Pambayun dkk,
2007).
Melihat kemampuan ekstrak flavonoid gambir dalam menghambat
pertumbuhan bakteri streptococcus grup A penyebab faringitis akut, maka tepat
kiranya jika tanaman ini dimanfaatkan untuk pembuatan permen gambir jahe
dalam meredakan infeksi faringitis akut.

Mekanisme Cara Kerja Flavonoid sebagai Antinyeri pada Faringitis

Ion H+ Membran sel


flavonoid tenggorokan bocor
menyerang
gugus fosfat Molekul fospolipid
bakteri Sel mikroba yang
tidak dapat
menempel pada
mempertahankan
permukaan sel
bentuk membran dan
tenggorokan
terurai
terinaktivasi oleh
flavonoid

Bakteri penyebab rasa Bakteri terhambat


nyeri pada tenggorokan pertumbuhannya dan
mati dan rasa nyeri hilang akhirnya mati

Gambar 3. Bagan Cara Kerja Flavonoid sebagai Antinyeri (Kazzi, 2005)

Strategi Implementasi
Teknik Implementasi Produksi Permen Gambir Jahe
Keunggulan yang dimiliki oleh tanaman gambir sangatlah banyak, hal ini
lah yang memberikan suatu gagasan untuk membuat inovasi. Inovasi alternatif
yang akan kami gagas adalah pemanfaatan ekstrak tanaman gambir dalam
produksi permen gambir jahe. Inovasi alternatif tersebut diharapkan mampu
memberikan solusi terhadap permasalahan bagi penderita faringitis akut di
Indonesia.
Untuk pembuatan permen gambir jahe bahan utama yang digunakan
adalah hasil olahan gambir yang telah diekstrak kemudian disedimentasikan dan
dicetak. Didalam gambir terdapat senyawa flavonoid yang berkhasiat sebagai
antibiotik dan mampu mengobati infeksi maupun peradangan yang terjadi pada
tenggorokan serta membunuh bakteri (Cowan,1999). Selain itu terdapat juga jahe
yang mengandungan zat zingeron sebagai komponen pemberi rasa pedas dan
zingiberol yang dapat memberi rasa hangat serta minyak atsiri yang mampu
memberi rangsangan terhadap aktivitas biologis dan fisiologis tertentu seperti
mencegah mual dan menambah nafsu makan (Widiyanti, 2009). Permen gambir
jahe ini dibuat berdasarkan resep tradisional pembuatan permen jahe yang telah
banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
7

Cara Pembuuatan Permeen Gambir Jahe


C Ja
Bahan: Alaat:
1) 1 kotak gambir olahhan (8 gram)) 1)) Penggorenngan
2) 100 graam jahe yangg sudah 2)) Spatula
dikupass 3)) Saringan
3) 100 graam tepung taapioka 4)) Loyang
4) 150 graam gula jawaa 5)) Alat pemaarut
5) 400 ml air 6)) Alat tumbuuk
6) 5 gram wijen untukk taburan
P
Proses pembbuatan:
1. Kupas jaahe dan cuci sampai berssih
2. Blender jahej dengan n 120 ml air hingga
h haluss
3. Parut gu ula jawa untuuk memperceepat proses pemasakan
p
4. Tumbuk k gambir sam mpai halus
5. Rebus 200 2 ml air di d penggorengan, kemu udian masukkkan sari jahhe, gambir
yang sudah ditumbuuk dan gula jjawa yang teelah diparut secara bersaamaan.
6. Rebus dan aduk seccara terus-meenerus hingg ga mengentaal dan berwaarna coklat
tua.
7. Masukkaan tepung taapioka yangg telah dienccerkan denggan 200 ml air sedikit
demi sedikit sambil diaduk hinggga rata denggan api kecill
8. Masak hingga adoonan permenn gambir jahe j benar-bbenar menggental dan
berstekttur keras.
9. Masukkaan adonan ke k loyang yyang telah dilumuri
d teppung beras agar tidak
lengket,, kemudian taburi
t dengann wijen sebaagai penambbah rasa.
10.Dinginkaan dalam suhu s kamar hingga meengeras, kem mudian poto ong sesuai
ukuran
11.Setelah dipotong
d lum
muri dengan tepung beraas agar tidakk lengket denngan media
penyimppanannya, misal
m plastik
12. Masukkaan permen gambir jahee dalam plaastik, lalu d dibungkus laagi dengan
menggu unakan kerttas packaginng sehinggaa kandungaan flavonoidd didalam
permen dapat bekkerja secaraa maksimall. Pengemasan dengann cara ini
dilakukaan karena senyawa flavvonoid yangg terdapat daalam permenn ini tidak
stabil teerhadap peruubahan penggaruh oksidaasi, cahaya, dan perubaahan kimia,
sehingga packagingg sangat dipeerlukan.

Gambir
G olahaan (Sebelum Memasuukkan tepung tapioka
dikeembangkan menjadi
m permeen) yangg telah dilaruttkan

Campuraan gambir,saari jahe dan Adonan P


Permen gambiir jahe
gulajawayangtelahmengental yanng sudah jadi

Prosees pencetakann permen Permen Gambir Jahe yang


gambir jahhe sudah dikemas

Gambar 4.
4 Proses pem
mbuatan peermen Gambir Jahe:

K
Kandungan Permen Gam
mbir Jahe

Kuuersetin Antibbiotik

Kaatekin Antiokksidan
G
Gambir Melinduungi sel
Zatt samak
Flavvonoid Antibaakteri

Permen Zin
ngiberol Pemberi raasa hangat
Jahe
Gambir Zin
ngeron Pemberi rasa
r pedas
Jahe
Gulla merah
Gllukosa Penghasiil energi
Guula pasir
Prrotein Penghasiil energi
Tepung
T
taapioka Karbbohidrat Zat pem
mbangun

Gambar 5.
5 Bagan Kaandungan Permen Gam
mbir Jahe

D
Dosis Pengkkonsumsian Permen
P Gammbir Jahe
Bahaan utama gambir yangg digunakann dalam prooses produkksi permen
g
gambir jahee ini adalahh gambir hasil
h olahann yang telahh diekstrak kemudian
d
disedimenta sikan dan dicetak. D Dalam satuu kotak gaambir kerinng olahan
m
mengandung g ekstrak gam
mbir murni sekitar 8 graam (Gusminar, 2003). Berdasarkan
B
9

penelitian yang telah ada dosis 4-8 gram dalam satu kotak gambir jahe olahan ini
adalah dosis yang dianjurkan untuk pembuatan suatu produk obat (Hembing,
1998), sehingga kami menggunakan acuan ini dalam pembuatan permen gambir
jahe. Dalam sekali produksi permen gambir jahe kami hanya menggunakan 1
kotak olahan gambir. Hal itu dikarenakan apabila digunakan lebih dari 1 kotak
maka hasilnya akan mempengaruhi cita rasa permen yaitu menjadi getir dan pahit.
Dalam sekali pembuatan dapat dihasilkan 9 permen. Jika dalam 1 kotak gambir
olahan terkandung 8 gram ekstrak gambir murni maka tiap satu bungkus
setidaknya mengandung sekitar 0,8 gram ekstrak gambir murni.
Berat bersih atau netto tiap bungkus permen adalah 2,5 gram. Karena dosis
yang dianjurkan adalah 8 gram ekstrak gambir murni, maka agar kerja permen ini
dapat maksimal, penderita faringitis harus mengkonsumsi 9 permen setiap
harinya, dengan pengkonsumsian 3x3 (pagi 3 kali, siang 3 kali, dan malam 3 kali).

Implementasi pada masyarakat


Agar tercapainya tujuan penerapan gagasan ini dilakukan langkah-langkah
yang tepat dan sistematis. Langkah langkah yang dilakukan diantaranya yaitu
pemberian sosialisasi mengenai gagasan yang dicetuskan dan tujuan dari gagasan
penulis, proses pemanfaatan tanaman gambir (Uncaria gambir roxb) untuk diolah
menjadi permen gambir jahe yang berkhasiat meredakan infeksi faringitis akut.

Mahasiswa

Mengajukan gagasan

Penelitian

Izin BPOM/DEPKES

Proses pengolahan

Permen Gambir Jahe

Pemerintah

Penerapan pada penderita Sosialisasi pada Masyarakat


faringitis akut

Gambar 6. Bagan Implementasi Gagasan pada Masyarakat


10

Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan dalam Implementasi Gagasan


Beberapa pihak yang membantu dalam implementasi gagasan :
1. Mahasiswa
Mahasiswa berperan sebagai pencetus ide gagasan sekaligus
pelaku penelitian serta pengimplementasian gagasan dengan
memanfaatkan tanaman gambir untuk produksi permen gambir jahe
sebagai obat alternatif pereda infeksi faringitis akut.
2. Dosen
Dosen merupakan pihak yang sangat penting dalam implementasi
gagasan ini. Dalam hal ini dosen sebagai pembimbing dan sebagai kontrol
ide penelitian dalam pembuatan permen gambir jahe sebagai obat alternatif
pereda infeksi faringitis akut. Dosen sebagai pembimbing berperan agar
hasil gagasan ini dapat terwujud secara optimal.
3. Masyarakat
Masyarakat dapat diberdayakan untuk mengolah tanaman gambir
ini menjadi produk yang disukai berbagai kalangan yakni permen gambir
jahe, yang merupakan produk olahan tanaman herbal yang bermanfaat dan
tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh, selain itu dalam
pengkonsumsiannya juga mudah.
4. Petani
Berperan sebagai pihak yang melakukan pembudidayaan tanaman
gambir (Uncaria gambir roxb) agar keberadaannya tidak langka.
5. Pemerintah dan Lembaga UMKM( Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
Berperan dalam mensosialisasikan pemanfaatan potensi gambir ini
sebagai produk permen gambir jahe kepada masyarakat, khususnya
masyarakat perkotaan yang kebanyakan terlalu menggantungkan obat-
obatan kimia seperti antibiotik dan analgesik untuk penyembuhan
faringitis akut.
6. Pabrik Produksi Permen
Memproduksi permen gambir jahe ini lalu mempublikasikan
kepada masyarakat tentang inovasi permen sebagai obat pereda infeksi
faringitis akut.
7. Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM)
Berperan dalam menguji obat-obatan herbal yang telah diproduksi
dan mengawasi peredaran di masyarakat.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan


Faringitis merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat,
khususnya sering terjadi pada anak-anak, apalagi saat musim pancaroba dan
musim hujan. Dimusim pancaroba suhu udara dan temperatur sering berubah-
ubah, sehingga berpengaruh pada kondisi tubuh. Faringitis akut dapat
mengakibatkan rasa sakit pada tenggorokan, perasaan tidak nyaman saat
menelan, nyeri atau rasa gatal pada tenggorokan (Kazzi A.A, 2005).
Terapi medis yang digunakan saat ini untuk penyembuhan faringitis akut
adalah dengan pemberian obat pereda nyeri (analgesik), obat hisap atau dengan
11

diberikan antibiotik seperti penicilin dan erythromycin. Sebenarnya terapi


penyembuhan faringitis dengan mengkonsumsi analgesik dan antibiotik
memberikan reaksi penyembuhan yang cepat dirasakan oleh si penderita. Akan
tetapi dengan terlalu seringnya pemakaian analgesik dan antibiotik ini tidaklah
baik bagi tubuh dan juga akan menimbulkan dampak bagi kesehatan seperti
penyakit ginjal, hati dan komplikasi yang lainnya (Eugen dkk, 1993). Selain itu
harga obat-obatan tersebut juga mahal dan pendistribusian obat tersebut juga sulit
dilakukan di daerah terpencil, sehingga akan menyulitkan masyarakat yang
tinggal didaerah pedesaan dan masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah.
Oleh karena itu diperlukan pengobatan alternatif dengan memanfaatkan kekayaan
alam indonesia salah satunya dengan tanaman gambir (Uncaria gambir roxb).
Melalui metode studi pustaka dan pengumpulan data informasi baik digital dan
non digital didapatkan mekanisme flavonoid pada Uncaria gambir roxb dalam
mengurangi rasa nyeri pada faringitis akut. Mekanisme kerja flavonoid adalah
dengan mengganggu fungsi membran sitoplasma pada tenggorokan, ion H+ dari
senyawa flavonoid akan menyerang gugus polar (gugus fosfat) pada bakteri
sehingga molekul fosfolipid akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat dan
asam fosfat. Hal ini mengakibatkan fosfolipid tidak mampu mempertahankan
bentuk membran sel, sehingga membran akan bocor dan bakteri penyebab
faringitis akut akan mengalami hambatan pertumbuhan bahkan kematian (Kazzi,
2005).

Teknik Implementasi
Pemanfaatan kandungan flavonoid ini dapat ditemukan pada tanaman
gambir (Uncaria gambir roxb) dan diimplementasikan dengan pembuatan permen
gambir jahe. Permen ini dibuat berdasarkan resep tradisional pembuatan permen
jahe yang telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jahe dipilih karena mampu
menyamarkan rasa pahit pada gambir karena kandungan flavonoid didalamnya.
Jahe mengandung zat zingeron sebagai komponen pemberi rasa pedas dan
zingiberol yang dapat memberi rasa hangat serta minyak atsiri yang mampu
memberi rangsangan terhadap aktivitas biologis dan fisiologis tertentu seperti
mencegah mual dan menambah nafsu makan (Widiyanti, 2009). Selain itu
permen jahe juga banyak disukai oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat
menikmati kegunaan gambir sebagai obat untuk meredakan infeksi faringitis akut
tanpa perlu bersusah payah membuat campuran sirih serta merasakan rasa gambir
yang pahit dan getir.

Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)


Gagasan ini dalam pelaksanaannya akan mempunyai dampak dan manfaat
baik secara langsung maupun tidak langsung pada beberapa sektor kehidupan.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sektor Kesehatan
Dengan pengkonsumsian permen gambir jahe ini diharapkan dapat
menjadi obat alternatif herbal baru untuk membantu meredakan infeksi
faringitis, karena kebanyakan obat-obat kimia jika dikonsumsi terus akan
berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.
12

2. Sektor Perekonomian
Pengolahan tanaman gambir menjadi permen gambir jahe diharapkan
dapat terjun ke pasaran, sehingga dapat meningkatkan sektor
perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, karena
dalam proses produksinya melibatkan masyarakat itu sendiri.
3. Sektor Sosial
Pemanfaatan tanaman gambir menjadi permen gambir jahe membutuhkan
jumlah yang cukup besar, sehingga apabila tidak ada kepedulian
masyarakat untuk membudidayakan tanaman ini maka dapat mengancam
kelestarian dari tanaman gambir. Oleh karena itu diperlukan kerja sama
yang baik antar komponen agar keseimbangan tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai