C. STANDAR KOMPETENSI :
Mahasiswa memahami hakikat pengetahuan dan ilmu sebagai bagian dari
fenomena manusia.
D. KOMPETENSI DASAR:
Mahasiswa dapat:
1. Pengertian.
Teori ilmiah atau teori keilmuan adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan
secara logis untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah peristiwa atau fenomena.
Misalnya, teori Darwin tentang evolusi organisme hidup yang menerangkan bahwa
bentuk-bentuk organisme yang lebih rumit berasal dari sejumlah kecil bentuk-bentuk
yang lebih sederhana dan primitif. Organisme-organisme tersebut, berkembang secara
evolusioner sepanjang masa. Jadi, teori ilmiah atau teori keilmuan merupakan
sekumpulan proposisi yang mencakup konsep-konsep tertentu yang saling
berhubungan. Kondisi saling keterhubungan di antara konsep-konsep tersebut
menyajikan suatu pandangan yang bersifat utuh dan sistematik mengenai fenomena
atau obyek keilmuan yang ditelaah sehingga mampu menjelaskan dan meramalkan
fenomena atau obyek keilmuan dimaksud. Prinsipnya, tujuan akhir dari ilmu adalah
mengasilkan teori yaitu berupa penjelasan –penjelasan terhadap terhadap fenomena
alamiah.
Kedua; memberi suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang
semulanya belum dipetakan, untuk memberikan arah atau orientasi bagi proses
pemikiran keilmuan.
Ketiga; memberi petunjuk atau arahan bagi penelitian atau penyelidikan lanjut.
Terlihat jelas bahwa terdapat hubungan antara teori ilmiah dan kaidah ilmiah. Teori
ilmiah berisi proposisi-proposisi logis yang berusaha menjelaskan fenomena atau obyek
keilmuan tertentu, dengan menunjuk pada keajegan–keajegan suatu kaidah ilmiah
(kaidah keilmuan) dan juga bersifat prediktif (peramalan). Meskipun demikian, sebuah
teori ilmiah tidak pernah akan menjadi sebuah kaidah ilmiah. Teori ilmiah (teori
keilmuan) hanya mengacu pada kaidah-kaidah ilmiah sebagaimana telah diketahui dan
meungkin menyarankan kaidah-kaidah tambahan. Teori keilmuan mencoba
menerangkan sebuah kaidah tertentu dengan mengacu pada suatu kaidah (keteraturan
atau keajegan berupa hubungan tertib) yang lebih umum.
Teori merupakan tujuan dasar dan sekaligus tujuan akhir dari kegiatan ilmu atau
keilmuan. Sebuah buku telfon bukanlah sebuah ilmu atau karya ilmiah karena tidak
didasarkan pada teori keilmuan tertentu serta tidak dapat menghasilkan teori baru.
Sebuah buku telfon hanya berfungsi menunjuk atau memberi informasi apa adanya,
pada orang tertentu, nomor tertentu, kota tertentu, atau tahun tertentu, dan tidak
menunjuk pada suatu hal yang umum, analisis, penalaran, dan sebagainya berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan.
1. Pengertian.
Metode ilmu atau metode keilmuan adalah suatu cara di dalam memperoleh ilmu atau
pengetahuan baru. Metode keilmuan, dalam hal tertentu, dipandang pula sebagai
sebuah teori pengetahuan yang dipergunakan untuk memperoleh jawaban-jawaban
tertentu mengenai suatu permasalahan atau pernyataan. Hal metode keilmuan,
karenanya, lebih merupakan prosedur keilmuan yang mencakup berbagai tindakan
pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara atau teknik untuk mengembangkan
pengetahuan yang ada guna mencapai pengetahuan baru yang disebut ilmu.
Asumsinya, lewat pengorganisasian kegiatan keilmuan yang bersifat sistematis dan
pengujian pengamatan serta penalaran-penalaran logis atasnya maka manusia mampu
mengumpulkan pengetahuan secara kumulatif, walaupaun hal itu terus-menerus
bertumbuh dalam kritik, koreksi, serta penyempurnaan. Jadi, metode ilmu lebih
merupakan prosedur keilmuan yang digunakan oleh ilmuwan dalam pencarian
sistematis terhadap pengetahuan baru dan meninjau kembali pengetahuan yang telah
ada.
Prosedur keilmuan yang merupakan metode ilmu atau metode ilmiah dimaksud tidak
hanya mencakup aspek pengamatan (observasi) atau percobaan (eksperimen), namun
terkait dengan aspek; analisis, pemerian (uraian), penggolongan (klasifikasi),
pengukuran, perbandingan, pengujian, dan survei. Bahkan, prosedur keilmuan yang
terkait dalam metode ilmu dimaksud meliputi pula prosedur-prosedur logis, misalnya;
induktif, deduktif, abstraksi, dan penalaran, yang semuanya termasuk di dalam ruang
lingkup metode ilmu.
Metode ilmu atau metode keilmuan meliputi suatu rangkaian langkah-langkah yang
tertib berupa 11 (sebelas) langkah, seperti:
1. sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah. Manusia, di dalam hidupnya,
selalu menghadapi masalah, baik yang bersifat jasmani atau material, psikologis,
sosiologis, antropologis, tradisi budaya, agama, hukum, ekonomi, politik, interaksi, dan
sebagainya. Manusia, dalam hal itu, menggunakan pikirannya untuk mengamati
permsalahan tersebutm mengidentifikasikannya, dan mengajukan secara spesifik dalam
sebuah rumusan atau definisi permasalahan yang jelas sebagai hal yang patut
dipertanyakan dan dipecahkan atau dijawab. Metode keilmuan pada tahapan awal ini
seolah berusaha menempatkan realitas (obyek) tersebut dalam dunia fakta dengan
struktur-struktur hubungan logisnya yang dapat dinalar dan diamati secara empiris
melalui ransangan inderawi untuk dapat diberi arti atau makna tertentu. Kesadaran
atau kepekaan pikiran, pada tahap ini yang mengarah pada tahap penyelidikan atau
penelitian.
4. penyusunan dan klasifikasi data. Tahap metode keilmuan ini mengarah pada kegiatan
penyusunan data di dalam kelompok, jenis, dan kelas. Bagi semua cabang ilmu, usaha
mengidentifikasi, menganalisisi, membandingkan, dan menafsirkan, serta membeda-
bedakan fakta yang relevan, tergantung pada sistem klasifikasi yang disebut taksonomi,
hal itu oleh ilmuwan modern, terus berusaha menyempurkanan taksonomi keilmuannya
masing-masing.
2. bahwa tiap penalaran atau tafsiran, mungkin saja benar sejauh apa yang dikemukakan.
Meski pun demikian, hal itu tetap terbatas pada sistem bahasa dan sistem klasifikasi
yang digunakan, sementara konsistensi dari pengetahuan keilmuan atau pengetahuan
ilmiah tidak sejelas apa yang diduga.
3. pengujian kebenaran ilmu dalam kerangka metode keilmuan dimaksud, pada dasarnya
bersifat pragmatis dalam menjelaskan hakikat kebagaimanaan dan keapaan, meskipun
demikian, tunjuan pengetahuan manusia ingin memahami kenyataan tersebut secara
utuh, apa maknanya, serta alasan eksistensinya, yang semuanya tidak dapat dijelaskan
oleh metode keilmuan dimaksud.
Konsep, dalam metode ilmiah atau metode keilmuan terwujud di dalam model dan
hipotesis. Model adalah suatu gambaran abstrak (citra) yang diperlukan terhadap
sekelompok fakta atau gejala. Misalnya, dalam penelitian terhadap pendidikan tinggi,
dapat digunakan model sebagai gambaran abstrak suatu sistem yang mempunyai tiga
bentuk, yaitu; input, proses, dan out put. Unsur yang diperlukan sebagai input adalah
mahasiswa serta sarana prasarana seperti buku pelajaran atau perpustakaan dan
laboratorium. Sementara, yang dapat dipandang sebagai out put adalah sarjana yang
yang dihasilkan atau dikonversikan melalui proses pembelajaran dan ujian. Model dapat
juag diambil dari benda fisik yang ada, misalnya, model sebuah piramida yang
digunakan dalam penelaan atau penjelasan mengenai struktur sesuatu masyarakat.
Hipotesis adalah suatu kerangka yang bersifat sementara untuk kepentingan pengujian
dan pangkal penyelidikan lanjut demi untuk pembuktian yang lebih sempurna.
E. Sumber:
F. Evaluasi: