Anda di halaman 1dari 16

PENELITIAN

SEJARAH

KELOMPOK 1
POIN PEMBAHASAN SUMBER
01 PENGERTIAN
04 DATA
PENELITIAN
DAN
HIPOTESIS

JENIS
02 TUJUAN
PENELITIAN 05 PENELITIAN
SEJARAH
SEJARAH

LANGKA
03 karakterist 06 LANGKA DAN
STUDI
ik KASUS
PENELITIAN
SEJARAH
01 PENGERTIAN
 Metode penelitian sejarah merupakan proses penelitiaan yang dilaksanakan secara
sistematis tentang apa yang telah terjadi di masa lalu. Salah satu tujuan dari penelitian
sejarah yaitu untuk mengkomunikasikan peristiwa yang terjadi di masa lampau.
 Sejarah adalah suatu proses interaksi yang terus-menerus antara sejarawan dan
fakta yang ada, yang merupakan dialog tidak berujung antara masa lalu dan masa
sekarang.
 jadi Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan
penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau
dan dilaksanakan secara sistematis.

Kelompok 1
02. TUJUAAN PENELITIAN SEJARAH

01
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa
lampau (Jhon W. Best, 1977 (dalam Nurul Zuriah 2005: 52).

Donal Ary (dalam Yatim Riyanto 1996: 23) menyatakan bahwa penelitian sejarah untuk memperkaya pengetahuan 02
peneliti tentang bagaiman dan mengapa suatu kejadian masa lalu dapat terjadi serta proses bagaimana masa lalu itu
menjadi masa kini, pada akhirnya, diharapkan meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini serta
memperolehnya dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan di masa kini.

R. Fraenkel dan Norman E. Wellen (Yatim Riyanto 1996: 23) menyatakan bahwa melakukukan penelitian
sejarah dengan tujuan untuk:
1. Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka mungkin mempelajari
dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau.
2. Mempelajari bagaiman sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk melihat jika mereka dapat 03
mengaplikasikan maslahnya pada masa sekarang
3. Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang
4. Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau kecendrungan. Misalnya pada
awal tahun 1990, mayoritas guru-guru wanita datang dari kelas menengah ke atas, tetapi guru laki-laki
tidak;
5. Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara lebih lengkap.
0.3 ciri penelitian sejarah

ciri khas dari metode sejarah adalah sebagai berikut:


1. Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data
yang diamati orang lain di masa-masa lampau.
2. Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data
primer dibandingkan dengan data sekunder. Bobot data harus
dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal;.
3. Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta
menggali informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan
ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar
4. Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama
pengarang, tempat dan waktu. Sumber tersebut harus diuji
kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh
sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah
berhubungan.
04 SUMBER DATA
PENELITIAN SEJARAH

Sumber dari sejarah yang merupakan data yang


digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah dapat
diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain:
remain, dokumen, sumber primer, sumber sekunder,
materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.

Kelompok 8
HIPOTESIS PENELITIAAN
SEJARAH

Seperti penelitian yang menggunakan metode-metode lain, metode sejarah juga memerlukan adanya hipotesa sebagai jawaban
sementara dalam memecahkan masalah. Memang, jika kerja hanya untuk memperoleh catatan-catatan masa lampau untuk
kebutuhan masa sekarang, hipotesa tikda diperlukan. Tetapi penelitian yang hanya sekedar mengumpulkan catatan-catatan dan
fakta-fakta masa lampau saja, bukanlah penelitian dalam arti yang sesungguhnya, tetapi hanya merupakan sebagian kecil
prosedur atau step-step metode ilmiah dalam penelitian-penelitian sejarah. Seperti halnya penelitian-penelitian lain, metode
sejarah juga bermaksud untuk menemukan suatu generalisasi yang akan menemukan pengertian-pengertian tentang fenomena-
fenomena dengan dimensi waktu, yang mana generalisasi itu mencakup bukan saja masa lampau, tetapi juga tentang masa
sekarang dan masa yang akan datang. Karena itu, hipotesa dalam metode sejarah diperlukan sebagai titik tolak dalam
memfokuskan serta memandui kerja.

Kelompok 8
06 Jenis-jenis Penelitian Sejarah
Penelitian historis banyak sekali macamnya. Tetapi secara umum, dapat dibagi atas empat jenis, yaitu:
Penelitian Sejarah Komparatif, Penelitian Yuridis atau Legal, Penelitian Biografis, dan Penelitian Bibliografis.

1. Penelitian Sejarah Komparatif


Jika penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-fenomena
sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sejarah komparatif
2. Penelitian Yuridis atau Legal
Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik hukum
formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu, maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam
penelitian yuridis.
3.Penelitian Biografis
Metode sejarah yang
digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat dinamakan penelitian
biografis.
4. Penelitian Bibliografis
Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari
fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi dikelompokkan
dalam Penelitian Bibliografis.
07. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH

Pemilihan Subyek yang akan Diteliti . Heuristik (Pengumpulan Data)


Pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan topik penelitian dengan tujuan agar Heuristik merupakan langkah awal dalam
dalam melakukan pencarian sumber-sumber
sejarah dapat terarah dan tepat penelitian sejarah untuk berburu dan
sasaran.Pemilihan topik penelitian dapat
didasarakan pada unsur-unsur berikut ini: mengumpulkan berbagi sumber data yang
Bernilai, peristiwa sejarah yang diungkap terkait dengan masalah yang sedeang
tersebut harus bersifat unik, kekal, abadi.
Keaslian (Orisinalitas), peristiwa sejarah yang diteliti.misalnya dengan melacak sumber
diungkap hendaknya berupa upaya pembuktian
baru atau ada pandangan baru akibat munculnya sejarah tersebut dengan meneliti berbagai
teori dan metode baru dokumen, mengunjungi situs sejarah,
Praktis dan Efesien, peristiwa sejarah yang
diungkap terjangkau dalam mencari sumbernya mewawancarai para saksi sejarah.
dan mempunyai hubungan yang erat dengan
peristiwa itu.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH

Kritik (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). Kritik
sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
Kritik Ekstern, kritik ekstern di dalam penelitian ilmu sejarah umumnya menyangkut keaslan atau
keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan
naskah.Bentuk penelitian yang dapat dilakukan sejarawan, misalnyatentang waktu pembuatan dokumen
itu (hari dan tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sndiri.Sejarawan
dapat juga melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki tinta untuk penulisan dokumen guna menemukan
usia dokumen. Sejarawan dapat pula melakukan kritik ekstern dengan mengidentifikasikan tulisan tangan,
tanda tangan, materai, atau jenis hurufnya.
Kritik Intern, kritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber
sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan
unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen
dianggap relevan apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui
berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH

Interpretasi (Penafsiran) Historiogray

Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan


merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu
kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari Historiogray adalah proses penyusunan fakta-

berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah
agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan
ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur sejarah. Setelah melakukan penafsiran
logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk terhadap data-data yang ada, sejarawan harus
menghindari suatu penafsiran yang semena-
sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar
mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi
untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk
sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat
dibavca orang lain. Oleh karena itu perlu
deskriptif sajabelum cukup. Dalam
perkembangan terakhir, sejarawan masih dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa

dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan
digunkan. berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-
pokok pemikiran yang diajukan.
9. Case Study in Tactics : “ Inca
Quarrying and Ston ecutting” b y J
e an‐Pierr e Protzen

Protzen meneliti teknik konstruksi Inca, mulai dari penggalian batu hingga pemasangannya. Dengan studi kasusu ini kita
dapat mengakses masa lalu.
● Keakraban di tempat. Protzen memperoleh pengetahuan tentang topiknya melalui kunjungan langsung .
● Penggunaan dokumen. Protzen merujuk pada studi lain baik untuk menguatkan temuannya sendiri atau sebagai
penolak untuk apa yang dia amati.
● Penggunaan dokumen. Protzen merujuk pada studi lain baik untuk menguatkan temuannya sendiri atau sebagai
penolak untuk apa yang dia amati.
● Perbandingan visual. Perbandingan visual mengungkap informasi situs yang tidak dapat ditemukan dengan cara lain.
● Bukti material. Protzen melihat ke artefak itu sendiri sebagai bukti untuk mendukung hipotesisnya bahwa metode
utama pembalutan batu Inca adalah dengan menumbuk. Dia mencatat bahwa warna keputihan dari pitmark pada batu
konsisten dengan panas yang dihasilkan saat menumbuk. Selain itu, ia mencatat bahwa pitmarks lebih halus saat
mendekati tepi sambungan Dia berteori bahwa mereka dibuat oleh "palu yang lebih kecil untuk mengerjakan bagian
tepinya".
● Perbandingan dengan kondisi di tempat lain. Protzen melihat kondisi serupa dalam budaya di tempat lain untuk
berspekulasi tentang teknik, ini didasarkan pada asumsi bahwa ada sejumlah cara budaya pra-industri dapat
mendandani batu dalam jumlah besar dengan tangan. Dari bukti di Kachiqhata : “Tanda pemotongan di blok ini dan
lainnya sangat menarik

.
Case Stud y in Tactics : “ Inc a
Quarr yin g and Ston ecuttin g”
b y Jean‐Pierr e Protzen
● Informan dan pengetahuan lokal. Protzen bergantung pada pengetahuan lokal
untuk mengidentifikasi tambang barat Kachiqhata sebagai “tambang sebenarnya
dari Ollantaytambo
● Peragaan / kesaksian. Mungkin taktik Protzen yang paling persuasif adalah
pemeragaan pekerjaan yang dilakukan oleh tukang batu Inca
● Identifikasi sisa pertanyaan. Menyatakan dengan jelas apa yang tidak
diketahui seseorang di hadapan bukti yang ada sebenarnya dapat membuat
narasi menjadi lebih kuat; ini berlaku secara umum untuk semua jenis laporan
penelitian. Di sini, setelah meringkas pengetahuan lokal tentang area yang
ditunjuk sebagai "tempat penambang," serta mengkritik pandangan analis lain (
Harth-terre ) tentang hal ini, Protzen hanya mengatakan bahwa "signifikansi . . .
dari struktur ini masih harus didirikan”

.
kesimpulan

Penelitian sejarah mengakses bukti dari masa lalu,Pada tingkat yang strategis, aliran
pemikiran mempengaruhi bagaimana kondisi masa lalu diinterpretasikan. Secara
taktis,penelitian sejarah memerlukan pencarian fakta, evaluasi fakta, pengorganisasian
fakta, dan kemudian analisis fakta tersebut. Ini membutuhkan imajinasi interpretatif yang
bagaimanapun tidak tumpah ke dalam fiksi, tetapi lebih dipandu oleh pikiran yang
digambarkan oleh Barzun dan Graff yang dimana memiliki kecintaan pada ketertiban. Ini
memerlukan kesadaran akan berbagai jenis penilaian yang dapat dibuat setelah cukup data
atau bukti yang telah dikumpulkan. Ini memerlukan identifikasi imajinatif dan penggunaan
taktik khusus untuk mengakses objek yang diteliti, seperti yang diilustrasikan oleh Protzen .
Terlebih lagi, pada tataran strategis, penelitian sejarah membutuhkan pembingkaian narasi
yang sekaligus holistik, dalam artian sebuah cerita bersifat holistik.
kekurangan kelebihan
Terbatasnya daya ingat seorang pelaku atau saksi Pengumpulan data dalam sejarah lisan dilakukan
sejarah terhadap suatu peristiwa dengan komunikasi dua arah sehingga memungkinkan
sejarawan dapat menanyakan langsung bagian yang
kurang jelas kepada narasumber.

Subjektivitas dalam penulisan sejarah sangat tinggi. Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis karena
Dalam hal ini perasaan keakuan dari seorang saksi dari memungkinkan sejarawan untuk menggali informasi
seorang pelaku sejarah yang cenderung memperbesar dari semua golongan masyarakat.
peranannya dan menutupi kekurangannya sering
muncul dalam proses wawancara. Selain itu,
subjektivitas juga terjadi karena sudut pandang dari
masing-masing pelaku dan saksi sejarah terhadap
suatu peristiwa sering kali berbeda.Sumbe

. Melengkapi kekurangan data atau informasi yang


belum termuat dalam dokumen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai