Anda di halaman 1dari 43

PRINSIP DASAR

PENELITIAN
SEJARAH
Oleh: Edward Aria Jalu Taufan Putera

“Sampaikanlah pikiranmu. Jika ia benar, ia telah


menunjukkan sebagian kenyataan. Jika ia salah, ia
akan merangsang lahirnya pikiran yang lebih
benar. Baik ketika benar bahkan ketika salah,
menyampaikan pikiran selalu lebih baik daripada
diam sama sekali.” –Hikayat Lama-
1
PETA
PENELITIAN
KONSEP SEJARAH

Langkah- Prinsip Dasar Peristiwa,


Sumber, Bukti,
Langkah dalam Jenis dalam Peninggalan
dan Fakta
Penelitian Sejarah Penelitian Sejarah,
Sejarah
Sejarah Sejarah Lisan Monumen
Peringatan
Sejarah

Pemilihan Topik Heuristik Verifikasi Interpretasi Historiografi

2
PERHATIKAN GAMBAR
BERIKUT!

Seperti ilmu yang lain, sejarah juga mempunyai objek penelitian. Objek penelitian sejarah
adalah peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa lampau. Sedangkan cara yang
dilakukan dalam
peneltian sejarah disebut metode sejarah.
3
METODE Metode adalah cara, jalan, atau
petunjuk pelaksanaan teknis.

Penyelidikan yang seksama dan teliti


PENELITIAN terhadap suatu masalah, baik untuk
mendukung atau menolak suatu teori atau
untuk mendapatkan kebenaran.

METODE SEJARAH Proses menguji dan menganalisa


secara kritis sumber sejarah dan
peninggalan masa lampau dalam
rangka menghasilkan gambaran yang
benar tentang peristiwa itu.
4
Menurut Tokoh

“Metode penelitian sejarah adalah seperangkat


aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan
sumber-sumber sejarah secara efektif, menilai
secara kritis dan mengajukan sintetis dari hal-hal
yang dicapai dalam bentuk tertulis.”

Gilbert J. Geraghan
5
Menurut Tokoh

“Metode sejarah adalah suatu kegiatan


mengumpulkan, menguji, dan menganalisa data
yang diperoleh dari peninggalan-peninggalan masa
lalu, kemudian direkonstruksi berdasarkan data
yang diperoleh sehingga menghasilkan kisah
sejarah.”

Louis Gottschhalk
6
Dengan menggunakan metode sejarah secara tepat, pertanyaan-pertanyaan dasar
penelitian berikut ini dapat dijawab tuntas sehingga pada gilirannya mendukung
sebuah historiografi yang layak. Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah :
• Apa (peristiwa apa) yang terjadi (what)?
• Kapan terjadinya peristiwa itu (when)?
• Dimana terjadinya peristiwa itu (where)?
• Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu dan apa hubungaan antar pelaku
(who)?
• Mengapa peristiwa itu terjadi (why)? Apa latarbelakannya? Apa saja factor-
faktor
pemicunya?
• Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu (how)?
• Apa dampaknya terhadap kehidupan manusia waktu itu?

7
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
SEJARAH
SEJARAH Sejarah adalah sebuah
proses PERUBAHAN.

KONTINUITAS DISKONTINUITAS

8
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
SEJARAH
SEJARAH Sejarah adalah sebuah
proses PERUBAHAN.

KONTINUITAS DISKONTINUITAS
Proses saling mengkait antara serangkaian Penyebabnya karena setiap peristiwa
peristiwa atau kejadian dalam sebuah urutan sejarah pada dasarnya merupakan
waktu tertentu. Sebuah proses sejarah peristiwa tunggal yang unik, abadi
dikatakan berkelanjutan karena ia dapat dan hanya sekali terjadi dalam
mempengaruhi peristiwa sejarah lainnya. kehidupan manusia.
9
PETA
PENELITIAN
KONSEP SEJARAH

Langkah- Prinsip Dasar Peristiwa,


Sumber, Bukti,
Langkah dalam Jenis dalam Peninggalan
dan Fakta
Penelitian Sejarah Penelitian Sejarah,
Sejarah
Sejarah Sejarah Lisan Monumen
Peringatan
Sejarah

Pemilihan Topik Heuristik Verifikasi Interpretasi Historiografi

10
1. PEMILIHAN
TOPIK
• Topik itu harus bernilai, bersifat orisinal,
bersifat praktis, dan yang terpenting adalah
memiliki kesatuan antara kesemua unsur
tersebut.
• Dalam pemilihan topik, seorang sejarawan
harus memperhatikan adanya kedekatan
emosional dan kedekatan intelektual.

11
1. PEMILIHAN
TOPIK
Dalam memulai proses pemilihan topik penelitian, seorang sejarawan dapat
berpegang pada empat perangkat pertanyaan.

bersifat geografis
bersifat biografis (siapa?)
(dimana?)
1980 2000 2020

1970 1990 2010


bersifat kronologis
bersifat fungsional (apa?)
(bagaimana?)
12
1. PEMILIHAN
TOPIK
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM
PROSES
PEMILIHAN TOPIK
Kesalahan Baconian, yaitu pendapat bahwa tanpa
teori, konsep, ide, paradigma, praduga, hipotesis,
atau generalisasi yang lain, penelitian sejarah dapat
dilakukan.

13
1. PEMILIHAN
TOPIK
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM
PROSES
PEMILIHAN TOPIK
Kesalahan terlalu banyak pertanyaan, pertanyaan
yang terlalu banyak membuat fokus pertanyaan akan
hilang.

14
1. PEMILIHAN
TOPIK
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM
PROSES
PEMILIHAN TOPIK
Kesalahan pertanyaan yang bersifat dikotomi,
yaitu pandangan sejarah yang hitam putih atau
seolah-olah sejarah hanya memiliki dua
kemungkinan.

15
2. HEURISTIK
Heuristik berasal dari bahasa Yunani “eureka” yang
berarti “untuk menemukan”. Heuristik adalah seni
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan suatu
penemuan.
Heuristik yaitu tahap pengumpulan informasi
tentang topik dalam penelitian sejarah.
Dalam tahap heuristik, sejarawan bekerja dengan
menggunakan sumber-sumber pustaka, seperti
ensiklopedia, kamus biografi, kamus sejarah, kamus
tematis (ekonomi,sosiologi, dll.), buku sejarah
umum, dokumen yang diterbitkan, bahan-bahan
arkeologis, epigrafis dan numismatis.

16
2. HEURISTIK
JENIS
HEURISTIK
SUMBER PRIMER SUMBER SEKUNDER

• Sumber primer adalah sumber • Sumber sekunder adalah sumber yang


yang dibuat pada saat menggunakan sumber primer sebagai
peristiwa terjadi. Sumber sumber utamanya. Jadi, dibuat oleh
primer ini dibuat oleh tangan tangan atau pidak kedua, contohnya
pertama. buku, skripsi, dan tesis.
• Berkaitan langsung dengan • Segala sesuatu yang sudah mendapat
peristiwa sejarah (sumber interpretasi orang lain.
sezaman).
17
2. HEURISTIK
ATURAN
SEJARAWAN
Dari berbagai sumber dokumen yang ditemukan, tentu sejarawan lebih menaruh
minat terhadap dokumen yang dianggapnya penting. Untuk mengetahui
dokumen yang lebih penting seorang sejarawan harus berpegang pada empat
aturan umum berikut.
Semakin dekat waktu pembuatan Semakin sedikit segmen pembaca yang
dokumen dengan peristiwa yang dirancang untuk sebuah dokumen (misalnya
direkamnya, semakin baik dokumen semakin besar sifat rahasianya), semakin
tersebut bagi tujuan sejarah. besar kemungkinanya bahwa dokumen itu
Semakin serius pengarang membuat bersifat murni.
rekaman peristiwa, dokumennya akan Semakin tinggi keahlian si penyusun
semakin dapat dipercaya sebagai sebuah laporan pada bidang yang dilaporkannya,
sumber sejarah. laporan itu akan semakin dapat dipercaya.
18
2. HEURISTIK
KESALAHAN-KESALAHAN YANG HARUS
DIHINDARI DALAM PROSES HEURISTIK. Kesimpulan
keliru:
”Bentuk yang
Kesalahan holisme, terdapat di dalam
kesalahan yang menganggap ruang tersebut
adalah lingkaran.”
satu bagian penting mewakili
keseluruhan.

19
2. HEURISTIK
KESALAHAN-KESALAHAN YANG HARUS
DIHINDARI DALAM PROSES HEURISTIK.

Kesalahan
pragmatis, yang
terjadi karena sumber
dipilih untuk tujuan
tertentu.

20
2. HEURISTIK
KESALAHAN-KESALAHAN YANG HARUS
DIHINDARI DALAM PROSES HEURISTIK.
Kesalahan ad-hominem, kesalahan yang
muncul akibat dalam pengumpulan sumber
sejarah, peneliti salah memilih orang;
otoritas, profesi, pangkat, atau jawaban
tertentu.
Untuk menghindarinya, perlu dilakukan
pengumpulan data dari tiga sumber, yaitu
pihak yang berkaitan dengan peristiwa, pihak
yang saling bertentangan, dan saksi mata
yang tidak terlibat sama sekali.
21
3.
VERIFIKASI
Verifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber
sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti
pemeriksaan atau pengujian terhadap kebenaran laporan
tentang suatu peristiwa sejarah.

ASPEK INTERN ASPEK EKSTERN

22
3.
VERIFIKASI
ASPEK EKSTERN

Aspek Ekstern membahas mengenai apakah sumber itu asli atau palsu sehingga
sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah tersebut,
seperti waktu pembuatan dokumen, bahan, atau materi dokumen.

ASPEK INTERN

Aspek Intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu dapat
memberikan informasi yang diperlukan, misalnya berupa proses analisis terhadap
suatu dokumen.
23
3.
VERIFIKASI
ASPEK EKSTERN

Aspek ekstern harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.


• Apakah sumber itu merupakan sumber yang dikehendaki
(autentitas)?
• Apakah sumber itu asli atau turunan (orisinalitas)?
• Apakah sumber itu masih utuh atau sudah diubah (integritas)?

ASPEK INTERN

Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung


dalam sumber dapat dipercaya.

24
3.
VERIFIKASI
ASPEK EKSTERN ASPEK INTERN

Menyelediki/menilai kredibilitas
Menyelidiki aspek luar sumber sejarah. sumber sejarah tersebut. Meneliti
Meneliti keaslian sumber sejarah yang apakah isi, fakta, dan peristiwa yang
didapat (meneliti kertas, meneliti usia ada di dalam sumber dapat
batu, meneliti jenis kertas, meneliti dipercaya atau hanya sebuah bualan.
jenis batu, meneliti struktur tanah, Mengujinya denga membandingkan
meneliti tinta, meneliti jenis tulisan, sumber yang satu dengan sumber
dll). yang lainnya yang memberikan
informasi hal yang sama.

25
3.
VERIFIKASI
KESALAHAN-KESALAHAN YANG HARUS
DIHINDARI DALAM PROSES VERIFIKASI.
Kesalahan Pars Pro Toto, Pars pro toto berasal
dari bahasa latin yang berati sebagian untuk
keseluruhan objek.
Kesalahan Pars Pro Toto terjadi apabila penulis
sejarah atau sejarawan menganggap bahwa bukti
yang hanya berlaku untuk sebagian dianggap
berlaku untuk keseluruhan.
Contoh: Daendels memberikan upah kepada
seluruh masyarakat (pekerja) Bumiputera.
Faktanya Tidak.
26
3.
VERIFIKASI
KESALAHAN-KESALAHAN YANG HARUS
DIHINDARI DALAM PROSES VERIFIKASI.
Kesalahan Totem Pro Porte, Totem Pro Porte
berasal dari bahasa latin yang berati keseluruhan
untuk sebagian objek.
Sejarawan mengemukakan keseluruhannya,
padahal yang dimaksudkan adalah bukti untuk
sebagian. Misalnya, semua orang yang
bersekolah di negeri Belanda digambarkan
seolah-olah menjadi orang barat yang berpikir
dan berbicara seperti orang Belanda. Padahal
Sosrokartono kemudian menjadi mistikus Jawa.
27
4.
INTERPRETASI
Interpretasi adalah mentafsirkan data sejarah,
dalam proses ini terlihat unsur subjektifitas. Oleh
karena itu sejarawan harus jujur mencantumkan
data dan keterangan yang diperoleh. Interpretasi
terbagi menjadi dua, yaitu analisis dan sintetis.

ANALISIS SINTESIS
4.
INTERPRETASI
ANALISIS SINTESIS

Analisis, yang berarti Sintetis, yang berarti


menguraikan. Dalam analisis, menyatukan. Dalam
sejarawan mencoba untuk proses ini, data
melihat beberapa kemungkinan dikelompokan menjadi
yang dikandung oleh suatu satu dengan pola
sumber sejarah. generalisasi konseptual.
4.
INTERPRETASI
KESALAHAN-KESALAHAN YANG HARUS
DIHINDARI DALAM PROSES
INTERPRETASI
• Kesalahan tidak membedakan alasan, sebab, kondisi, dan motivasi
Alasan terjadi dekat dengan peristiwa, sebab terjadi lebih dekat lagi. Kondisi
menjadi latar belakang peristiwa, sedangkan motivasi adalah tujuan peristiwa.
Lengsernya Presiden Soeharto dengan alasan: kemiskinan sebab: kkn, kondisi:
otoriter, motivasi: demokrasi.

30
4.
INTERPRETASI
KESALAHAN-KESALAHAN YANG HARUS
DIHINDARI DALAM PROSES
INTERPRETASI
• Kesalahan Post Hoc dan Propter Hoc
Post hoc (setelah ini), Propter hoc (maka ini). Kesalahan ini terjadi saat
sejarawan berpendapat, karena peristiwa A lebih dulu daripada B, maka B
disebabkan oleh A.
Contohnya sejarawan melihat bahwa setelah membuka perkebunan,
daerahnya menjadi maju, lalu sejarawan menyimpulkan kemajuan sebagai
akibat pembukaan perkebunan. Sejarawan lupa mempertimbangkan faktor
lainnya yang tak kalah berpengaruh.
Lanjutan dari kesalahan ini ada Cum hoc, Propter hoc (bersama-sama
dengan ini maka ini) terjadi bila sejarawan menghubungkan sebab dan
kesalahan. Lalu Pro hoc, Propter hoc, terjadi bila sejarawan salah mengurutkan
31peristiwa.
4.
INTERPRETASI
KESALAHAN-KESALAHAN YANG HARUS
DIHINDARI DALAM PROSES
INTERPRETASI
• Kesalahan reduksionisme
Kesalahan ini sering dikerjakan oleh sejarawan yang berideologi, yaitu bila
sejarawan menyederhanakan gejala yang sebenarnya kompleks. Masalah
kemiskinan di Indonesia bukan hanya karena tanah garapannya sempit.
• Kesalahan pluralisme yang berlebihan
Karena masalahnya yang kompleks, sejarawan malah takut menjelaskan
masalah yang dominan. Menurutnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan SBY-JK sangat kompeks, tetapi sejarawan tidak dapat
menjelaskan salah satu factor yang dominan.
32
5.
HISTORIOGRAFI
• Hitoriografi berasal dari kata historia artinya sejarah dan
graphia artinya penulisan. Historiografi merupakan tahap
paling akhir dalam kegiatan penelitian untuk penulisan
sejarah. Menulis kisah sejarah tidak hanya menyusun dan
merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga
menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah
berdasarkan fakta hasil penelitian. Untuk itu, menulis sejarah
memerlukan kecakapan dan kemahiran.
• Historiografi yang baik biasanya menyajikan latar belakang,
kronologi peristiwa, analisis sebab akibat, dan uraian
mendalam mengenai hasil penelitian, dampak, serta
kesimpulan. Dengan demikian, hasilnya dapat memberikan
pemahaman baru yang bermakna kepada pembaca tentang
topik tersebut.
33
5.
HISTORIOGRAFI
Langkah-langkah Historiografi
dapat dibedakan menjadi dua
HISTORIOGRAFI NARATIF HISTORIOGRAFI STRUKTURALIS

Historiografi strukturalis
Historiografi naratif adalah
adalah penulisan sejarah yang
penulisan sejarah yang berisi
berisi tentang perubahan yang
tentang rekaman peristiwa
terjadi di masyarakat.
atau tindakan pelaku secara
Historiografi strukturalis
pribadi yang berlangsung
sering juga disebut sejarah
dalam waktu tertentu.
sosial.

34
5.
HISTORIOGRAFI
Bentuk Bentuk Historiografi
NARASI DESKRIPTIF ANALITIS

Isinya lebih banyak


Isinya lebih detail dan Isinya lebih banyak
bercerita sesuai dengan
kompleks dibandingkan berorientasi pada
apa yang diinformasikan
dengan narasi. penelaahan masalah.
oleh sumber sejarah.

35
5.
HISTORIOGRAFI
Sifat Penulisan Sejarah
Penulisan sejarah ada dua bentuk, yaitu penulisan yang bersifat deskriptif
naratif dan deskriptis analitis.

DESKRIPTIF NARATIF

Penulisan yang bersifat deskriptif naratif lebih banyak bercerita sesuai yang
diinformasikan sumber sejarah. Informasi dalam tulisan narasi hanya
menjawab pertanyaan mengenai apa dan di mana peristiwa tersebut terjadi serta
berorientasi terhadap sumber. Selain menceritakan apa yang ada dalam sumber,
penulisan deskriptif naratif bersifat terperinci dan kompleks.

36
5.
HISTORIOGRAFI
Sifat Penulisan Sejarah
Penulisan sejarah ada dua bentuk, yaitu penulisan yang bersifat deskriptif
naratif dan deskriptis analitis.

DESKRIPTIF ANALITIS

Penulisan yang bersifat deskriptif analitis pada dasarnya mencoba menjawab


pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Adapun uraian penulisan deskriptif
analitis bersifat problem solving, yaitu memecahkan masalah. Pertanyaan tidak
hanya terbatas pada apa, siapa, dan dimana, tetapi juga mengajukan pertanyaan
mengapa dan bagaimana. Untuk menjawab pertanyaan mengapa dan
bagaimana, sejarawan membutuhkan kemampuan yang bersifat analitis.
37
5.
HISTORIOGRAFI
Sifat Penulisan Sejarah

Dengan demikian, historiografi tidak hanya sekedar


bercerita, tetapi banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang mendalam dengan tinjauan berbagai aspek. Penulisan
yang baik adalah gabungan antarunsur naratif, deskriptif, dan
analitis. Bentuk gabungan ini akan menampilkan unsur
cerita, detail sumber, dan analisis terhadap peristiwa sejarah.

38
5.
HISTORIOGRAFI
Tahapan Historiografi
PENGANTAR HASIL PENELITIAN KESIMPULAN
Hasil penelitian sejarah merupakan
Biasanya kesimpulan berisi
media bagi sejarawan untuk
Biasanya pengantar berisi temuan penelitian sejarawan
memaparkan keahliannya dalam
latar belakang penelitian, secara umum, misalnya
melakukan penelitian. Pada bagian
beberapa hasil rekontruksi Anton Lucas yang
inilah yang akan menjadi ajang bagi
sejarah, teori-teori tentang menyimpulkan bahwa
sejarawan untuk
topik yang diteliti, konflik yang etrjadi pada
mempertanggungjawabkan hasil
pertanyaan-pertanyaan tahun 1945 di Brebes, Tegal,
penelitiannya. Tanggung jawab
yang dilontarkan, serta serta Pemalang disebabkan
tersebut terletak dalam catatan dan
sumber-sumber sejarah adanya pertentangan antara
lampiran. Setiap fakta yang ditulis
yang digunakan. golongan priayi dan
harus disertai dengan data yang
masyarakat biasa.
mendukung.
39
5.
HISTORIOGRAFI
Bentuk Penulisan Sejarah
PENULISAN SEJARAH TRADISIONAL

Kebanyakan karya sejarah tradisional kuat dalam hal genealogi,


tetapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis.
Tekanan penggunaan sejarah ini sebagai bahan pengajaran
agama.
Adanya kingship (konsep mengenai raja), pertimbangan
kosmologis, dan antropologis lebih diutamakan daripada
keterangan dari sebab akibat.

40
5.
HISTORIOGRAFI
Bentuk Penulisan Sejarah
PENULISAN SEJARAH KOLONIAL
Historiografi Kolonial adalah penulisan sejarah yang
berkembang pada masa Kolonial Belanda sejak abad ke-17 M
hingga Pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke-20 M.
Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan warga
Belanda (Eropa) di Hindia Belanda karena ditulis oleh orang-
orang Belanda atau Eropa. Tujuan penulisannya untuk
memperkuat kedudukan mereka di Indonesia.
Penulisan ini memiliki ciri Neerdelandosentris (eropa sentris),
tekanannya pada aspek politik dan ekonomi serta bersifat
institusional.
41
5.
HISTORIOGRAFI
Bentuk Penulisan Sejarah
PENULISAN SEJARAH NASIONAL
Penulisan sejarah dengan bangsa Indonesia sebagai subjek
utama. Model historiografi ini mulai marak setelah bangsa ini
merdeka pada agustus 1945.
Penulisannya bersifat Indonesiasentris, dengan tujuan untuk
kepentingan menanamkan rasa nasionalisme kepada seluruh
rakyat Indonesia. Sedangkan ciri dari historiografi nasional
antara lain menggunakan perspektif nasionalisme Indonesia.
Dari karakteristiknya, penulisan sejarah memiliki tujuan untuk
kepentingan bangsa Indonesia. Tulisan sejarah sengaja dibuat
berdasarkan perspektif bangsa Indonesia. SARTONO KARTODIRDJO
42
5.
HISTORIOGRAFI
Kesimpulan Historiografi
Langkah-langkah dalam penelitian sejarah harus
dilakukan secara bertahap, artinya harus mendahulukan langkah
awal sebelum melakukan langkah selanjutnya. Sebagai contoh, kita
harus melakukan kritik sumber terlebih dahulu sebelum melakukan
interpretasi.
Penelitian sejarah merupakan proses yang unik,
menantang, dan kompleks. Unik karena merekonstruksi peristiwa
yang terjadi pada masa lampau dan masih kontroversial.
Menantang karena dibutuhkan ketekunan, keterampilan, kerja
keras, dan pantang menyerah dalam mencari sumber. Dan
kompleks karena menyangkut eksistensi suatu bangsa dan manusia
pada masa lampau, masa kini, dan masa depan.

43

Anda mungkin juga menyukai