(PDMPK)
1. Prinsip Kesukarelaan
Ketulusan hati, tanpa pamrih (ikhlas), mengutamakan kewajiban dari pada hak.
Mengabdi dengan penuh tanggung jawab.
Prinsip ini bertujuan agar para Pramuka menjadi pengabdi masyarakat yang tulus hati,
tanpa pamrih, bertanggung jawab dan mengerti mana yang kewajiban dan mana yang
hak.
1. Untuk Siaga :
o Janji berupa Dwi Satya
o Dharma berupa Dwi Dharma
2. Untuk Penggalang :
o Janji berupa Tri Satya
o Dharma berupa Dasa Dharma
3. Untuk Penegak / Pandega :
o Janji berupa Tri Satya
o Dharma berupa Dasa Dharma
Tujuan diadakannya tanda kecakapan ini ialah disamping untuk merangsang peserta
didik untuk lebih giat latihan dan belajar, juga sebagai penghargaan atas telah
berhasilnya menempuh segala ujian dan berhasilnya dalam latihan. Penghargaan
semacam ini sangatlah penting. Sebab setiap peserta didik merasa bahwa hasil
karyanya dihargai, maka sebagai dorongan untuk lebih memajukan berkarya, sistim
penghargaan inilah dipakai dalam kepramukaan.
3. Sistim Beregu
Maksud dari sistim beregu ini ialah untuk memberikan kesempatan kepada para Pramuka
untuk belajar mengelola satuan Pramuka dan kegiatannaya.
- Moral Pancasila
- Tanggung jawab
- Kemampuan berkelompok
- Demokrasi
- Kepemimpinan
1. Siaga : dalam kelompok kecil yang disebut barung, yang beranggotakan 7-10 anak,
dipimpin oleh pemuka barung. Dan kumpulan barung-barung itu disebut Perindukan.
Perindukan dipimpin oleh Pemimpin Barung Utama.
2. Pengglang : dalam kelompok kecil disebut regu, yang dipimpin oleh pemimpin regu
dan dibantu wakil pemimpin regu. Regu-regu itu bergabung dalam suatu kelompok
besar yang disebut pasukan, yang dipimpin oleh pemimpin regu utama.
3. Penegak : dalam satuan kecil disebut Sangga, yang dipimpin oleh pemimpin Sangga
dan dibantu oleh wakil pemimpin Sangga. Sangga-Sangga berkumpul menjadi
kelompok besar yang disebut Ambalan, yang dipimpin oleh Pemimpin Sanga Utama.
4. Pandega : dalam kelompok kecil disebut Reka, dan dalam kelompok besar disebut
Racana Pandega.
- Satuan putra dibina oleh Pembina putra, dan satuan putri dibina oleh Pembina putri.
Kecuali Siaga putra dapat dibina oleh Pembina putrid, dan Siaga putri dapat dibina oleh
pembina putra.
Jadi gugus depan putra terpisah dengan gugus depan putri, dan biasanya dengan nomor
yang berurutan. Angka ganjil untuk putra dana angka genap untuk putri.
Tujuan dari diterapkannya sistim ini adalah agar proses pendidikan Kepramukaan untuk
masing-masing jenis, dapat lebih intensif dan efektif.
Maksud dari prinsip ini adalah agar proses pendidikan Kepramukaan dapat mengenai
sasaran dengan tepat pada tiap-tiap golongan umur Pramuka. Untuk itulah maka,
o Siaga : anak usia 7-10 tahun. Anak seumur ini pikirannya masih terpusat
kepada induk semangnya.Maka cara mendidiknya pun harus memakai cara
keluarga. Penuh kasih sayang, gembira ria, kelincahan dan sebagainya.
o Penggalang : anak umur 11-15 tahun. Anak umur ini sudah menginjak
remaja, dan mulai mengenal masyarakat lingkungan. Cara mendidiknya tentu
dengan cara yang dapat mengena pada masa perkembangan usia ini.
o Penegak : pemuda umur 16-20 tahun. Pemuda seumur ini sudah dapat berfikir
kritis, logis, dan realistis. Sudah mengerti corak kehidupan masyarakat. Anak
pemuda usia ini sudah berani dan dapat mengambil tindakan sendiri.
o Pandega : pemuda dewasa umur 21-25 tahun. Pemuda se-usia ini sudah harus
terjun membina masyarakat, dan bergaul dalam kehidupan masyarakat luas
Keprasahajaan hidup adalah sederhana dan wajar. Pramuka harus belajar hidup sederhana
dan wajar dengan cara :
9.Prinsip Swadaya
Prinsip Swadaya dalam Kepramukaan adalah : bahwa semua kegiatan harus dilaksanakan
dengan usaha dan daya upaya sendiri (berdikari) untuk tidak menggantungkan diri pada
orang lain.
Sistim Among berarti : mengasuh, memelihara, menjaga dan merawat. Orang yang
melaksanakan among disebut Pamong. Dalam Kepramukaan Pembinalah yang
disebut Pamong .
Bijaksana (adil)
Memberi teladan yang baik
Rasa cinta kasih
Disiplin dan tanggung jawab
Atau lebih populernya ialah dengan ajaran Ki Hajar Dewantoro yaitu :
Kesembilan PDMPK tersebut harus diterapkan secara keseluruhan, bila sebagian prinsip
tersebut dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi Gerakan Kepramukaan.
Diposkan oleh issa_yellow di 04.30