Anda di halaman 1dari 8

BAHASA INDONESIA

TUGAS Ke 2 KELOMPOK
3 Februari 2021

Oleh :

ADITIYA (2010511019)

ASSYFA AULIA FAJRIN (2010512025)

DANDRA GINOLA CANDRA (2010511022)

M. FADHIL (2010511023)

M. FARID ISLAMI (2010512032)

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2020/2021
DIKSI
Pengetian DiksiApa itu diksi? Pengertian Diksi adalah suatu pilihan kata yang tepat dan
selaras dengan penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang meliputi
gaya bahasa,ungkapan, pilihan kata, dan lain-lain, sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang
diinginkan. Keterbatasan dalam kosa kata dapat mengakibatkan seseorang kesulitan dalam
menyampaikan maksudnya kepada orang lain. Dan jika orang tersebut menggunakan kosa kata
yang berlebihan, ini juga akan membuat orang lain sulit mengerti pesan yang disampaikan.

Agar lebih memahami apa arti diksi, maka kita bisa merujuk kepada pendapat beberapa ahli.
Berikut ini adalah pengertian diksi menurut para ahli:

1. Harimurti

Menurut Harimurti pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh
efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam mengarang.

2. Gorys Keraf

Menurut Gorys Keraf definisi diksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

 Diksi adalah pilihan kata atau mengenai pengertian kata-kata mana yang digunakan untuk
menyampaikan suatu gagasan, penggungkapan yang tepat, dan gaya penyampaian kata
yang lebih baik sesuai situasi.
 Diksi merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari
gagasan yang disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi, serta nilai dari suatu rasa yang dimiliki kelompok masyarakat, pendengar,
dan pembaca.
3. Susilo Mansurudin

Menurut Susilo Mansurudin pengertian diksi adalah pilihan kata. Pemakaian diksi yang tepat,
cermat, dan benar dapat membantu memberi nilai pada suatu kata. Pilihan kata yang sesuai
dalam kata lain adalah tepat untuk mencegah kesalahan penafsiran yang berbeda.

4. Widyamartaya

Menurut Widyamartaya definisi diksi adalah kemampuan seseorang dalam membedakan


secara tepat suatu nuansa-nuansa makna yang tepat dengan gagasan yang disampaikannya, dan
kemampuan tersebut yang sesuai dengan kehendak dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.
5. Enre

Menurut Enre, pengertian diksi adalah penggunaan kata yang sesuai dalam mewakili pikiran
dan juga perasaan yang ingin dinyatakan dalam suatu pola untuk kalimat.

6. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Pengertian diksi menurut KBBI adalah pemilihan kata yang memiliki makna tepat dan selaras
atau dalam penggunannya memiliki kecocokan dalam mengungkapkan gagasan dengan pokok
pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar pilihan kata.

Fungsi Diksi
Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar pemilihan kata dan
carapenyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud yang
disampaikan. Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam
suatu cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut,
menjelaskan tokoh-tokoh,mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.

Secara umum, berikut ini adalah beberapa fungsi diksi:

 Membantu audiens/ pembaca mengerti apa yang disampaikan penulis atau pembicara.
 Menciptakan aktivitas komunikasi yang lebih efektif dan efisien.
 Menyampaikan gagasan atau ide dengan tepat.
 Menjadi lambang ekspresi yang ada pada suatu gagasan.
Jenis-Jenis Diksi dan Contohnya

Secara umum diksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan maknanya dan diksi
berdasarkan leksikal. Berikut penjelasannya:

I. Diksi Berdasarkan Maknanya

1. Makna Denotatif

Yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat.
Berikut ini contoh diksi bermakna denotatif :Ryan sering “kerja keras” untuk mendapatkan
penghasilan yang lebih baik.

 Robby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai banyak orang.
 Carla berinvestasi sejak dulu, sekarang ia mendapatkan “keuntungan melimpah”
 Makna Konotatfi
 Konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Berikut
ini contoh diksi dengan makna konotatif:
 Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya.
 Hanny adalah seorang “kutu buku”, itu sebabnya ia banyak tahu tentang berbagai hal
 Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapat “durian runtuh”

Perubahan makna (juga disebut pergeseran makna, pengembangan makna atau penyimpangan


makna) merupakan evolusi penggunaan kata — biasanya hingga tahapan makna modern menjadi
sangat berbeda dari makna aslinya. Dalam linguistik diakronis (atau historis), perubahan makna
merupakan perubahan pada salah satu makna sebuah kata. Setiap kata memiliki beraneka makna
dan konotasi yang dapat ditambah, dikurang, atau diubah sepanjang masa sehingga kognat lintas
ruang dan waktu dapat memiliki makna-makna yang sangat berbeda. Pengkajian perubahan
makna menjadi bagian pengkajian etimologi, onomasiologi, semasiologi, dan semantik.

2. Jenis perubahan makna

Sejumlah skema klasifikasi telah diusulkan untuk mengelompokkan perubahan makna. Skema
yang diterima luas dalam dunia akademis berbahasa Inggris adalah gagasan Bloomfield (1933):

 Penyempitan: perubahan dari tingkat superordinat ke tingkat subordinat.


Contohnya, skyline dulunya secara umum bermakna cakrawala, tetapi di Amerika Serikat
sekarang menyempit maknanya menjadi cakrawala yang dihiasi gedung-gedung pencakar
langit.[1]
 Perluasan: terdapat banyak contoh nama produk yang digunakan untuk menyebut produk
yang serupa secara umum, seperti Kleenex.[1] Penggunaan semacam ini disebut
generonimia: lihat generikisasi.
 Metafora: perubahan berdasarkan keserupaan pada sesuatu. Contohnya, broadcast aslinya
bermakna "menebar benih". Dengan perkembangan radio dan televisi, kata ini diberi
makna baru pemancaran sinyal audio dan video. Di luar lingkup pertanian, sangat jarang
yang digunakan broadcast dengan makna aslinya.[1]
 Metonimia: perubahan berdasarkan kedekatan ruang atau waktu, contohnya, jaw "pipi"
→ "rahang bawah".
 Sinekdoke: perubahan berdasarkan hubuhan keseluruhan-bagian. Penyebutan kota-kota
besar dengan maksud untuk negara atau pemerintahannya merupakan kesepakatan umum
dan contoh dari sinekdoke.
 Sinekdok: sejenis metonimia yang mengaitkan hubungan bagian dengan keseluruhan,
contohnya hands ("tangan") pada idiom all hands on deck → seluruh tubuh. Idiom ini
berarti semua orang harus terlibat membantu.
 Hiperbola: perubahan dari makna lemah menjadi kuat. Contohnya, kill "menyiksa" →
"membunuh".
 Meiosis: perubahan dari makna kuat menjadi lemah. Contohnya, astound "tersambar
petir" → "memberi kejutan".
 Degradasi: contohnya, knave "bocah" → "pelayan" → "pria penipu dan hina".
 Elevasi: contohnya, knight "bocah" → "satria".
Selain itu, pengelompokan menurut Blank (1998)[tidak jelas] juga banyak dipakai:[2]

 Metafora: perubahan berdasarkan keserupaan antara konsep, contohnya, mouse "hewan


pengerat" → "perangkat komputer".
 Metonimia: perubahan berdasarkan persentuhan antara konsep, contohnya, horn "tanduk
binatang" → "alat musik".
 Pengkhususan makna: pergeseran-makna-turun dalam taksonomi, contohnya, corn "biji-
bijian" → "gandum" (Britania Raya), → "jagung" (Amerika Serikat).
 Penyamarataan makna: pergeseran-makna-naik dalam taksonomi,
contohnya, hoover "pengisap debu bermerek Hoover" → "segala jenis pengisap debu".
 Pemindahan kohiponimis: pergeseran-makna-horizontal dalam taksonomi, contohnya
kebingunan akan kata mouse dan rat dalam beberapa dialek bahasa Inggris.
 Antifrasis: perubahan berdasarkan aspek kontrastif dari suatu konsep, contohnya, perfect
lady dengan pengertian "wanita tuna susila".
 Swaantonimia: perubahan konsep dan makna kata menjadi lawan-kata-yang-melengkapi,
contohnya, bad ("buruk") sebagai makna slang dari "baik".
 Swakonversi: pengungkapan-dalam-kata suatu hubungan menggunakan dua-ujung dari
hubungan-yang-bersangkutan, contohnya, take ("mengambil") dalam dialek digunakan
sebagai "memberi".
 Elipsis: perubahan makna berdasarkan the contiguity of names. Contohnya, car "cart" →
"automobile", semenjak (motor) car diciptakan.
 Etimologi rakyat: perubahan makna berdasarkan kesamaan nama.
Contohnya, contredanse dalam bahasa Prancis mulanya berasal dari country dance dalam
bahasa Inggris.
Blank berpikir ada masalah apabila memasukkan ameliorasi dan peyorasi serta penguatan dan
pelemahan makna dalam klasifikasi. Menurutnya, keempatnya bukan fenomena yang dapat
diklasifikasikan secara obyektif, melainkan dapat diletakkan dalam kelompok-kelompok lain
sebagaimana ia contohkan.

Penyebab terjadinya perubahan maknaSunting

Blank[3] menyusun daftar lengkap motif yang melantari perubahan makna. Keseluruhan daftar
diringkas menjadi beberapa kelompok penyebab:

a. Tekanan burit
b. Tekanan psikologis
c. Tekanan sosial-budaya
d. Tekanan budaya/ensiklopedis
Daftar ini dimutakhirkan oleh Grzega (2004) dan sedikit menjadi lebih banyak:[4]
 Kekaburan makna (kesulitan dalam mengelompokkan referen atau menemukan kata yang
tepat untuk referen sehingga mampuradukkan sebutan)
 Dominansi prototipe (perbedaan samar antara istilah superordinat dan subordinat karena
monopoli anggota prototipikal dari suatu kategori di dunia nyata)
 Alasan sosial (situasi persentuhan bahasa dengan dampak "nirdemarkasi")
 Pra- dan proskriptivisme bahasa institusional dan nirinstitusional (contohnya, pra- dan
proskriptivisme bahasa legal dan kelompok-sebaya yang bertujuan "demarkasi")
 Sanjungan
 Cemoohan
 Bahasa penyamaran ("salah nama")
 Tabu (konsep-konsep yang tabu)
 Alasan indah-resmi (penghindaran penggunaan kata yang secara fonetis serupa atau sama
dengan kata-kata bermakna buruk)
 Alasan komunikatif-resmi (penghapusan bentuk-bentuk bertaksa dalam konteks, kata
kunci: "pertentangan homonimik dan pertentangan polisemik")
 Permaikan kata-kata
 Panjang kata yang berlebihan
 Kesalahan penafsiran secara morfologis (kata kunci: "etimologi rakyat", penciptaan
keterbukaan dengan perubahan dalam kata)
 Alasan logis-resmi (kata kunci: "regularisasi leksikal", peciptaan konsosiasi)
 Kebutuhan akan keplastisan (penciptaan suatu nama karena alasan menonjol)
 Ciri khas antropologis akan suatu konsep (emosi tertentu secara antropologis yang
dimiliki suatu konsep, "ciri khas alami")
 Ciri khas beralasan budaya akan suatu konsep ("kepentingan budaya")
 Perubahan referen (perubahan-perubahan di dunia)
 Perubahan cara pandang terhadap dunia (perubahan dalam mengelompokkan dunia)
 Prestis/tren (karena sifat prestis yang terdapat pada bahasa atau varian bahasa lain, pola-
pola pembentukan kata, atau titik-titik perluasan makna)

Contoh contoh Diksi


1) Denotasi dan Makna Konotasi
a) “Ibu membuatkan aku kopi yang sangat nikmat pagi ini” (Denotasi kata kopi
menunjukan makna sebenarnya).
b) “Kulit Budi terlihat seperti kopi” (konotasi negatif, kata kopi menunjukan makna
yang tidak sebenarnya dan berupa sindiran).
c) “Dewi memang cantik seperti matahari” (konotasi positif kata matahari menunjukan
makna yang tidak sebenarnya dan berupa sanjungan).

2) Makna Leksikal Dan Gramatikal


a) “Miskin ialah ketika seseorang tidak mampu dan kekurangan secara finansial.”
b) “Pelukis itu merupakan orang yang sangat terkenal” (pe- pada lukis menunjukan
orang).

3) Makna Referensial Dan Nonreferensial


a) “Kantor Bupati terletak di jalan Jend, Sudirman”
b) “Aku baru saja pulang dari kantor bupati akan tetapi aku lupa alamatnya (kata tetapi
mengacu pada kata nonreferensional)

4) Makna Konseptual Dan Asosiatif


a) “Minggu ini aku dan keluarga akan berlibur ke puncak” (kata puncak
mendeskripsikan daerah dataran tinggi)
b) “Hati orang itu sangatlah putih” (kata putih memiliki hubungan dengan bersih dan
suci).

5) Makna Kias Dan Makna Lugas


a) “Gadis itu seperti bunga yang bermekaran.”
b) “Bunga di halaman rumahku sangatlah indah” (kata bunga menunjukan makna yang
jelas).

Anda mungkin juga menyukai