Hal yang berhubungan dengan ide, misalnya kata simposium. Dahulu, kata
simposium idenya untuk bergembira, yakni duduk-duduk di restoran sambil
minum, makan roti, dan berdansa. Kini, ide itu berubah, yakni menjadi
pertemuan ilmiah untuk membicarakan sesuatu dalam disiplin ilmu tertentu
yang dibahas dari berbagai segi.
Hal yang berhubungan dengan konsep ilmiah, misalnya makna kata volt.
Dahulu kata volt dikaitkan dengan nama penemunya, yakni Allessandro Voltas,
orang Italia yang hidup antara tahun 1745-1827. Kini makna itu lebih
ditekankan poada satuan potensial listrik yang diperlukan untuk mengalirkan
suatu ampere arus listrik melalui satuan ohm, misalnya dalam kalimat Voltase
aliran listrik di rumahmu harus ditambah.
3. Faktor sosial (social causes). Perubahan makna yang disebabkan oleh faktor
sosial dihubungkan dengan perkembangan makna kata dalam masyarakat.
Misalnya, kata gerombolan yang pada mulanya bermakna orang yang
berkumpul atau kerumunan orang, tetapi kemudian kata ini tidak disukai lagi
sebab selalu dihubungkan pemberontak atau pengacau. Sebelum tahun 1945
orang dapat saja berkata “Gerombolan laki-laki menuju pasar.”, tetapi setelah
tahun 1945, apalagi dengan munculnya pemberontak, maka kata gerombolan
enggan digunakan, bahkan ditakuti. Kini, gerombolan diganti dengan GPK
(gerakan pengacau keamanan), tetapi di Yogyakarta pada tahun 1993
mahasiswa tertentu menyebut kelompok mereka GPK juga (gerakan penuntut
keadilan) (lihat Heryanto, 1995:9).