Anda di halaman 1dari 8

MENGHINDARI PLAGIARISME

oleh
Oktarina Maulidia (1620011013)
(Mahasiswa Pascasarjana Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Lampung)

Plagiarisme menjadi wacana akademik yang banyak diperbincangkan saat ini. Plagiarisme dianggap
sebagai degradasi etika ilmiah yang sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran. Perkembangan
teknologi informasi dalam dunia akademik saat ini bagai dua sisi mata uang. Pada satu sisi,
perkembangan teknologi informasi membuat akses informasi menjadi sangat cepat dan mudah
sehingga penyebaran dan perkembangan ilmu pengetahuan tidak hanya bertumpu pada kegiatan
belajar mengajar secara formal di sekolah-sekolah. Namun di sisi lain, kemudahan akses informasi
tersebut membuat sebagian orang yang tidak bertanggung jawab melakukan tindakan plagiarisme.
Bichard (2006) dalam Wibowo (2016), McCabe melaporkan bahwa di antara 35.000 responden yang
ia teliti 35% diantaranya menjawab mereka melakukan copy dan paste dari sumber internet ketika
mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Pada tahun 2006, survei serupa yang dilakukan di Kanada juga
mengungkapkan bahwa lebih dari separuh mahasiswa S1 dan 35% mahasiswa pascasarjana
melakukan kebohongan berupa plagiarisme.

Herqutanto (2013) menjelaskan bahwa plagiarisme berasal dari bahasa Latin plagiari(us) yang berarti
penculik dan plagium yang berarti menculik. Kata tersebut pertama kali diperkenalkan oleh penyair
Romawi, Marcus Valerius Martialis, pada abad pertama masehi. Pada saat itu ia mengeluhkan puisi
lain yang kata-katanya sama dengan yang telah dibuatnya. Pada tahun 1601, kata Latin itu
dimasukkan ke dalam bahasa Inggris oleh Ben Johnson menjadi plagiarism. Melihat akar katanya,
jelas bahwa plagiarisme dalam penulisan laporan akademis mengandung unsur pencurian
intelektual karena terjadi pengambilan paksa kata-kata/gagasan tanpa seizin pemiliknya. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008), mendefinisikan plagiat sebagai pengambilan karangan (pendapat
dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri.

Banyak contoh kasus plagiarisme yang telah terungkap dan melibatkan karya-karya besar di dunia,
berikut contoh kasus plagiat yang diambil dari Wikipedia (2011) dalam Bandi (2011):
1. James A. Mackay, yang merupakan seorang ahli sejarah asal Skotlandia, dipaksa menarik
kembali semua buku biografi Alexander Graham Bell yang ditulisnya pada tahun 1998 karena
menyalin dari sebuah buku dari tahun 1973.
2. Stephen Ambrose, yang merupakan ahli sejarah dikritik karena mengambol banyak kalimat
dari karya penulis-penulis lain. Ia dituduh pertama kali pada tahun 2002 oleh dua penulis
karena menyalin sebagian tulisan mengenai pilot-pilot pesawat pembom dalam Perang
Dunia II dari buku karya Thomas Cilders The Wings of Morning dalam bukunya The Wild Blue.
3. Jimmy Carter, yang merupakan mantan presiden AS dituduh oleh seorang mantan diplomat
Timur Tengah Dennis Ross telah menerbitkan peta-peta Ross dalam buku Carter Palestine:
Peace, Not Apharteid tanpa izin atau memberi sumber.

Selain itu di Indonesia sendiri juga banyak kasus plagiarisme yang menjadi sorotan publik,
menurut Tempo (2014) kasus-kasus plagiat yang menghebohkan Indonesia diantaranya ialah:
1. Chairi Anwar (1949)
Penyair Chairil Anwar pernah dituduh menjiplak karya tulis. Tuduhan itu dilayangkan oleh
H.B. Jassin melalui tulisannya di Mimbar Indonesia berjudul Karya Asli, Saduran, dan Plagiat
membahas puisi Kerawang-Bekasi. Kritikus sastra tersebut membandingkan puisi Chairil
Anwar dengan The Dead Young Soldiers karya Archibald MacLeish, penyair Amerika Serikat.
2. Yahya Muhaimin (1992)
Ismet Fanany, yang merupakan ahli pendidikan asal Batusangkar, Sumatera Barat, yang
bermukim di Amerika Serikat menerbitkan buku tentang plagiat yang berjudul Plagiat-
Plagiat. Buku tersebut berisi tentang plagiat Yahya Muhaimin. Disertasi Yahya Muhaimin
yang berjudul The Politics of Client Businessmen yang dipertahankan di MIT Cambridge,
Amerika Serikat pada tahun 1982 dibandingkan dengan Capitalism and The Bureaucratic
State in Indonesia: 1965-1975 yang merupakan judul asli tesis Robison di Universitas Sydney
tahun 1977.
3. Amir Santoso (1979)
Amir Santoso dituduh membajak karya tulis ilmiah dari berbagai kalangan, bahkan dari
kalangan mahasiswanya sendiri.
4. I Made Kartawan (2008)
Dosen Institut Seni Indonesia Denpasar, tesis I Made Kartawan pada tahun 2003 yang
berjudul Keragaman Laras Gong Kebyar di Bali dianggap sama persis dengan laporan
penelitian berjudul Keragaman Laras (Tuning Systems) Gambelan Gong Kebyar hasil
penelitian Prof. Bandem, Prof. Rai, Andrew Toth, dan Nengah Suarditha yang dilakukan pada
tahun 1999 dari Universitas Udayana.
5. Anak Agung Banyu Perwita (2010)
Anak Agung Banyu Perwita, yang merupakan seorang guru besar di Universitas Katolik
Parahyangan, dituding menjiplak dalam artikelnya yang dimuat di harian nasional, The
Jakarta Post. Harian itu menilai tulisan Banyu telah menjiplak sebuah jurnal ilmiah di
Australia yang ditulis Carl Ungerer. Rapat senat Universitas yang berlangsung enam jam
akhirnya memutuskan untuk mencopot seluruh jabatan guru besar bidang hubungan
internasional Universitas Parahyangan itu. Banyu Perwita memilih mengundurkan diri.
6. Heri Ahmad Sukria (2010)
Dosen Institut Pertanian Bogor, Heri Ahmad Sukria, disomasi Jasmal A. Syamsu dari
Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan. Somasi dilayangkan terkait dengan dugaan
plagiarisme buku berjudul Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di Indonesia. Buku
tersebut diterbitkan IPB Press dengan penulis Heri Ahmad dan Rantan Krisnan. Menurut
sang Profesor, terdapat tulisan dan data yang diambil dari artikelnya.
7. Anggito Abimanyu (2014)
Anggito Abimanyu menyatakan mundur sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah
Mada pada Senin, 17 Februari 2014. Langkah ini diambil di tengah tudingan plagiarisme yang
menunjuk ke arahnya. Anggito mengaku keliru mencantumkan referensi dalam karya
tulisnya, tapi ia menyangkal telah menjiplak tulisan Hotbonar Sinaga di harian Kompas.

Sastroasmoro (2005) menjelaskan bahwa plagiarisme merupakan tindakan pencurian atau


kebohongan intelektual. Lebih lanjut dijelaskan, plagiarisme adalah penggunaan ide, pikiran, data,
kalimat orang lain seolah-olah sebagian miliknya tanpa menyebutkan sumbernya. Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 17 Tahun 2010, plagiat diartikan sebagai
perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba kredit atau nilai
untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak
lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyetakan sumber secara tepat dan memadai.
Dengan demikian, menurut Universitas Udayana (2013), saat menggunakan ide dari penulis lain
dengan paraphrase (paraphrase) maka penulis harus menghargai penulis yang menjadi sumber
idenya dan jika tidak, maka penulis telah melakukan kejahatan akademik yang serius yaitu
plagiarisme.

Batasan Plagiarisme

Untuk lebih jelas mengetahui batasan mengenai tindakan plagiat baik dari segi lingkup dan pelaku,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 17 Tahun 2010 menyebutkan bahwa
plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi
dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa
menyertakan sumber secara memadai;
b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau
kutipan dan/atau tanpa menyertakan sumber secara memadai;
c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber
secara memadai;
d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau
kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara
memadai.
e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak
lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyertakan sumber secara memadai.

Selain itu, untuk dapat menghindari tindakan plagiarisme, sebagai penulis harus diketahui mana
yang bukan merupakan tindakan yang tidak tergolong plagiarisme. Menurut Istiana (2013),
tindakan-tindakan yang tidak tergolong plagiarisme yaitu:
1. Menggunakan pengetahuan yang sudah menjadi fakta umum di masyarakat.
2. Menggunakan peribahasa yang sudah umum dikenal dan juga kata-kata mutiara yang tidak
diketahui lagi siapa penciptanya.
3. Memfrasa kalimat orang lain, dengan tetap menyebutkan sumbernya secara jelas.
4. Melakukan kutipan sehingga jelas bagian karya yang dikutip dari karya orang lain, dengan
tetap menyebutkan sumbernya secara jelas.

Klasifikasi Plagiarisme

Menurut Roig dalam Rachman (2011), ada dua tipe utama plagiarisme, yaitu plagiarisme ide dan
plagiarisme teks. Plagiarisme ide diartikan sebagai menggunakan ide (misalnya penjelasan, teori,
kesimpulan, hipotesis, kiasan) secara keseluruhan atau sebagian, atau dengan pengubahan sedikit
tanpa memberi kredit pada penciptanya. Sedangkan plagiarisme teks dapat didefinisikan dalam
bebrbagai bentuk, yaitu:
a) Menyalin sebagian teks dari sumber lain tanpa memberi kredit kepada penulisnya dan tidak
menempatkan teks tersebut dalam tanda kutip.
b) Menyalin sebagian teks dari sumber lain, menyisipkan atau menghapus beberapa kata atau
mengganti beberapa kata dengan sinonimnya, tapi tidak memberikan kredit kepada penulisnya
atau menempatkan teks yang diambil dalam tanda kutip.
c) Mengambil sebagian teks dari sumber lain lalu menyusun ulang seluruh kalimatnya memakai
kata-kata sendiri tapi tidak memberi kredit kepada penulisnya.
d) Mengambil sebagian teks dari sumber lain, memberi kredit kepada penulisnya, tapi hanya
mengganti satu atau dua kata atau sekedar mengubah urutan kata, bentuk aktif/pasif, dan/atau
bentuk kata kerja yang menyatakan waktu kalimatnya.

Sears dalam Iskandar (2009) mengklasifikasikan plagiarisme menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1. Tindakan mengutip tulisan tertentu tanpa menyebutkan sumber referensi serta tidak
menggunakan tanda kutip.
2. Tindakan memindahkan dan mengkombinasikan berbagai potongan tulisan-tulisan lain sehingga
membentuk pola baru tanpa menyebutkan referensi.
3. Tindakan menceritakan kembali (paraphrasing) hal-hal yang diperoleh dalam tulisan tertentu,
namun tidak menyebutkan sumber referensi.

Sedangkan Soelistyo (2010), membagi tipe-tipe plagiarisme sebagai berikut:


1. Plagiarisme kata demi kata. Penulis menggunakan kata-kata penulis lain (persis) tanpa
menyebutkan sumbernya.
2. Plagiarisme atas sumber. Penulis menggunakan gagasan orang lain tanpa memberikan
pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas).
3. Plagiarisme kepengarangan. Penulis mengakui sebagai pengarang karya tulis karya orang lain.
4. Self plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempbulikasikan satu artikel pada lebih
dari satu redaksi publikasi dan mendaur ulang karya tulis/karya ilmiah. Self plagiarism adalah
bahwa ktika mengambil karya sendiri, maka ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki
perubahan berarti.

Menurut Weber Wulff (2014) dalam Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No
5804/UN 40/HK/2015 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik 2015, tindakan
yang dapat masuk ke dalam jenis plagiat adalah sebagai berikut:
1) Copy & paste
Dilakukan dengan mengambil sebagian porsi teks yang biasanya dari sumber online kemudian
dengan CTRL + C dan CTRL + V salinan dokumen kemudian diambil dan disisipkan ke dalam
tulisan yang dibuat.
2) Penerjemahan
Penerjemahan yang dilakukan tanpa mengutip atau merujuk secara tepat.
3) Plagiat terselubung
Plagiat terselubung merupakan tindakan mengambil sebagian porsi tulisan orang lain dan
kemudian mengubah beberapa kata atau frasa dan menghapus sebagian lainnya tanpa
mengubah sisa dan konstruksi teks lainnya.
4) Shake & paste collections
Plagiat yang dilakukan dengan mengumpulkan beragam sumber tulisan untuk kemudian diambil
darinya ide dalam level paragraf bahkan kalimat untuk menggabungkannya menjadi satu.
5) Clause quilts
Plagiat yang dilakukan dengan mencampurkan kata-kat yang dibuat dengan potongan tulisan
dari sumber-sumber yang berbeda. Beberapa ahli juga menyebutnya sebagai mosaic
plagiarism.
6) Plagiat struktural
Plagiat struktural dilakukan terkait peniruan pola struktur tulisan, dimulai dari struktur retorika,
sumber rujukan, metodologi, dan tujuan penelitian.
7) Pawn sacrifice
Pawn sacrifice merupakan tindakan plagiat yang dilakukan dengan mengaburkan berapa banyak
bagian dari teks yang memang digunakan walaupun penulis menuliskan sumber kutipannya.
8) Cut & Slide
Hampir sama dengan tindakan cut & slide, plagiat dilakukan dengan mengambil satu porsi teks
dari sumber lain. Sebagian teks tersebut dikutip dan diberi pengakuan dengan cara yang benar
dengan kutipan langsung, sementara sebagian lain diambil langsung tanpa modifikasi dibiarkan
begitu saja masuk dalam tulisannya.
9) Self-plagiarism
Self-plagiarism dilakukan dengan menggunakan ide dari tulisan-tulisan sendiri yang telah dibuat
sebelumnnya namun menggunakannya dalam tulisan baru tanpa kutipan dan pengakuan yang
tepat.

Selain itu, Lako (2012) membagi plagiarisme ke dalam empat jenis, yaitu:
1. Plagiarisme total
Plagiarisme total merupakan tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara
menjiplak atau mencuri hasil karya orang lain seluruhnya dan mengklaim sebagai hasil karya
sendiri.
2. Plagiarisme parsial
Plagiarisme parsial merupakan tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara
menjiplak sebagian hasil karya orang lain untuk menjadi hasil karyanya sendiri.
3. Self-plagiarism
Self-plagiarism merupakan tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis terhadap karyanya
sendiri, naik sebagian maupun seluruhnya.
4. Plagiarisme antarbahasa
Plagiarisme antarbahasa merupakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara
menerjemahkan suatu karya tulis yang berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian
penulis menjadikan hasil terjemahan tersebut sebagai hasil karyanya tanpa menyebit
sumbernya.

Penyebab Plagiarisme

Wibowo (2012) menjelaskan bahwa berdasarkan faktor penyebabnya, plagiarisme dibedakan


menjadi plagiarisme yang disengaja dan tidak disengaja. Plagiarisme yang disengaja terjadi apabila
sejak awal tindakan plagiarisme tersebut telah dipikirkan dan direncanakan. Hal tersebut dapat
terjadi pada berbagai keadaan, diantaranya tidak memiliki cukup waktu untuk menghasilkan karya
tulis sendiri, berpikiran bahwa pembaca tidak mengetahuinya, dan untuk kalangan mahasiswa
berpikir bahwa dosen pembimbing tidak mengetahui atau tidak peduli dengan tindakan plagiarisme
yang dilakukan. Sedangkan plagiarisme yang tidak disengaja dapat terjadi dengan mengutip
sebagian karya tulis orang lain baik panjang maupun pendek tetapi lupa mencantumkan nama
penulis asli dan sumber informasi. Selain itu ketidaktahuan cara menempatkan referensi yang
seharusnya dilakukan atau mengutip dengan baik dan benar, serta tidak mengetahui cara melakukan
parafrasa juga menjadi salah satu penyebab plagiarisme yang tidak disengaja.

Suganda (2006) menyebutkan bahwa plagiarisme tumbuh subur di dunia akademik perguruan tinggi
maupun di kalangan publikasi ilmiah adalah disebabkan di antaranya oleh: 1) kurangnya pelatihan
atau sosialisasi yang mengakibatkan orang tidak tahu tentang tata cara menulis yang baik dan taat
asas; 2) kurangnya akses kepada sumber kepustakaan; 3) rendahnya apresiasi atau rasa hormat
kepada sesama penulis, dan 4) rendahnya atau tidak adanya sanksi bagi seorang plagiat.

Sedangkan Istiana (2013) menjelaskan beberapa hal yang dapat memicu tindakan plagiat
diantaranya ialah:
1. Tidak memiliki waktu yang memadai untuk meyelesaikan sebuah karya ilmiah yang menjadi
tangungjawabnya. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, mendorong orang yang
terdesak dengan tugas tersebut melakukan copy-paste atas karya orang lain.
2. Malas membaca dan melakukan analisis/sintesis terhadap sumber referensi yang dimiliki.
Padahal dalam membaca dan melakukan analisis/sintesis membutuhkan pemikiran yang
mendalam atas sumber informasi yang dibacanya.
3. Tidak memiliki pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan dalam
menulis.
4. Kurangnya perhatian dari guru maupun dosen terhadap persoalan plagiarisme.
5. Pandangan bahwa plagiarisme bukan merupakan bentuk kejahatan.
6. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuat orang tergiur untuk memperoleh
bahan tulisan dengan cepat dan mudah.
7. Menipisnya semangat menjalani proses pendidikan sehingga lebih berorientasi hasil.
8. Sanksi hukum pada pelaku plagiat masih sangat minim.

Lebih lanjut di kalangan mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya, menurut Zalnur (2012) terdapat
dua faktor penyebab timbulnya perilakku plagiarisme di kalangan mahasiswa adalah: 1)
perkembangan teknologi informasi seperti media elektronik sehingga memudahkan para mahasiswa
mendapatkan bahan-bahan perkuliahan dari sumber tersebut, dan 2) tingginya beban tugas
perkulaiahn yang diberikan oleh dosen, budaya instan dan tidak cukupnya waktu yang tersedia telah
menggiring mahasiswa agar berperilaku plagiarisme.

Mencegah Plagiarisme

Cara meminimalisir kejadian plagiarisme adalah dengan mencegah agar tindakan tersebut tidak
terjadi. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan berbagai cara, diantaranya adalah dengan
berusaha menghargai hasil karya orang lain, melakukan parafrasa, bantuan piranti lunak, dan
bertanya untuk mendapatkan pengarahan. Setiap tulisan dalam bentuk kalimat atau paragraf yang
dikutip harus selalu ditulis sumber informasi atau nama penulisnya. Kemudian apabila menggunakan
ide orang lain, sumber ide tersebut dicantumkan dan ide yang digunakan harus sesuai dan relevan
dengan karya ilmiah yang sedang disusun (Wibowo, 2012).
Sedangkan untuk penulis, cara menghindari plagiasi menururt Martoprawiro (2015) adalah:
a) Apabila menggunakan metode yang dikembangkan sendiri, tapi telah dilaporkan di makalah
sebelumnya, maka cukup merujuk makalah sebelumnya tsb.
b) Apabila mengubah metode kita untuk penelitian dalam naskah berikut yang akan dibuat, rujuk
makalah yang menjelaskan metode itu, dan jelaskan hanya perubahan yang dillakukan terhadap
metode tsb.
c) Hindari pengulangan narasi yang sama, terutama yang terkait hal-hal orisinal dan baru, yang
hendak dilaporkan.

Adapun peraturan tertulis yang digunakan untuk menghindari plagiarisme diatur dalam Pasal 7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 17 Tahun 2010, yaitu:
1. Karya mahasiswa (skripsi, tesis, disertasi) dilampiri dengan surat pernyataan bermaterai,
yang menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat dan apabila
di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut, maka penyusunnya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah
mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang telah dilampiri melalui portal Garuda
(Garba Rujukan Digital) sebagai titik akses terhadap karya ilmiah, atau potral lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

Mulyana (2010) menjelaskan penyelesaian bertahap yang dapat dilakukan apabila proposal tugas
akhir mahasiswa terindikasi plagiarisme diantaranya adalah: 1) mengidentifikasi gejala duplikasi yang
terkandung dalam tugas akhir, 2) membahas gejala duplikasi tersebut dengan anggota tim jurusan,
3) membicarakan gekala duplikasi tersebut dengan mahasiswa bersangkutan, 4) mengembalikan
proposal dengan menunjukkan kemiripannya dengan karya tulis lain, dan 5) pada tindakan
selanjutnya mahasiswa memperbaiki dan atau mengganti skripsi.

Di samping itu, beberapa cara efektif menghindari plagiat adalah 1) pengutipan langsung dan/tidak
langsung, 2) parafrase, dan 3) rangkuman. Apabila mengutip langsung dan/tidak langsung isi atau
ide dari sumber referensi, diharuskan menuliskan tanda kutip dan mencantumkan nama penulis,
tahun, dan nomor halaman sumber aslinya. Jika memparafrase dan merangkum isi atau ide sumber
rujukan, maka tidak diharuskan menuliskan tanda kutip namun tetap mencantumkan daftar pustaka
penulis (nama, tahun, dan nomor halaman) (Suryoputro dkk., 2012).

Daftar Pustaka

Bandi. 2011. Plagiarisme dan Cara Menghindari: Implementasi dalam Proposal dan Pelaporan Hasil
Riset dan Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
(http://bandi.staff.fe.uns.ac.id.)

Herqutanto. 2013. Plagiarisme, Runtuhnya Tembok Kejujuran Akademik. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. eJKI Vol 1 No 1 April 2013.

Iskandar, M. Penentuan Ciri-ciri Plagiarisme dalam Makalah Ilmiah yang Mereferensi Sumber dalam
Bahasa Asing yang Diterjemahkan. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan Vol 13
(1), Januari 2009.

Istiana, P. 2013. Perpustakaan dan Plagiarisme. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.


Lako, A. 2012. Plagiarisme Akademik. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata.
Semarang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan & Balai Pustaka.
Jakarta.

Martoprawiro, M.A. 2015. Etika Ilmiah. Disampaikan setelah Sidang Terbuka ITB Peresmian
Penerimaan Mahasiswa Baru ITB Tahun Akademik 2015/2016 Program Magister dan Doktor,
Sasana Budaya Ganesa ITB, 10 Agustus 2015.

Mulyana. 2010. Pencegahan Tindak Plagiarisme dalam Penulisan Skripsi: Upaya Memperkuat
Pembentukan Karakter di Dunia Akademik. Cakrawala Pendidikan, Mei 2010 Th XXIX, Edisi
Khusus Dies Natalis UNY.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 5804/UN40/HK/2015 tentang Pedoman


Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik 2015. Universitas Pendidikan Indonesia.

Rachman, A. 2011. Menghindari Plagiarism, Self-Plagiarism, dan Praktek-praktek Menulis yang


Dipertanyakan: Petunjuk Menuju Tulisan yang Etis. Magister Astronomi ITB.

Sastroasmoro, S. Beberapa Catatan tentang Plagiarisme. Majalah Kedokteran Indonesia 2006; 56 (1):
1-6.

Soelistyo, H. 2011. Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Suganda, T. 2006. Perihal Plagiarisme dalam Artikel. Agrikultura 17: 161-164.

Suryoputro, G., Riadi, S., dan Syaban, A. 2012. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. UHAMKA Press.
Jakarta.

Tempo. 2014. 8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia


(https://m.tempo.co/read/news/2014/02/18/078555420/8-kasus-plagiat-yang-
menghebohkan-indonesia). Diakses pada 19 Juni 2017 pukul 11.00 WIB.

Universitas Udayana. 2013. Buku Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana.

Wibowo, A. 2012. Mencegah dan Menanggulangi Plagiarisme di Dunia Pendidikan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 6 (5), April 2012.

Wibowo, R., Zulfikar, Paramu, H., Rato, D., Addy, H.S., Sulistyaningsih, E.., Bukhori, S., Tallpaessy, A.,
Gianawati, N.D., Siswoyo, Rijadi, A., dan Nuwiyanto. 2016. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
UPT Penerbitan Universitas Jember. Jember.

Zalnur, M. 2012. Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa dalam Membuat Tugas-tugas Perkuliahan pada
Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang. Jurnal Al-Talim, Jilid 1 Nomor 1 Februari 2012.

Anda mungkin juga menyukai