Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Bioteknologi Pertanian

Kelas : 01 (Selasa 08 :00 – 09 : 40)


Asisten : 1. Alya Munira
2. Arifah Syahirah

PERHITUNGAN LARUTAN STOK

Disusun oleh:

Nama : Nadhifah Salsabila


NPM : 1905101050028
Jadwal Praktikum : Selasa, 08.00-09.40 WIB

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN TANAMAN


JURUSAN AGROTEKNLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang
konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi komponen tersebut dalam formulasi media
yang akan dibuat. Larutan stok biasanya dibuat dengan konsentrasi 10, 100 atau 1000 kali
lebih pekat. Jika larutan stok dibuat, pembuatan media dapat dilakukan dengan cara
mengambil sejumlah larutan stok. Sehingga konsentrasinya menjadi sesuai dengan yang
terdapat pada formulasi media yang dikehendaki. Dalam pembuatan larutan stok, yang perlu
diperhatikan adalah penyatuan beberapa komponen media sekaligus dalam suatu larutan stok
dan harus mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya.

Dalam larutan stok yang berisi beberapa komponen media jangan sampai ada
endapan. Hal ini erta kaitannya dengan ketersediaan hara dalam media eksplan atau tanaman
yang dikulturkan. Setelah larutan stok dibuat, pengambilannya untuk media dapat dilakukan
dengan cara memipet atau menakarnya dengan gelas ukur. Kesalahan dalam penyimpanan
larutan stok akan menimbulkan kerusakan larutan tersebut terutama larutan stok yang
tingkat kepekatannya tinggi. Kerusakan yang timbul adalah terjadinya pengendapan larutan
atau terjadinya perubahan warna larutan.

Dalam pembuatan media, langkah awal adalah membuat larutan stok media terpilih.
Penggunaan larutan stok bertujuan untuk menghemat pekkerjaan-pekerjaan menimbang
bahan yang berulang-ulang setiap kali membuat media dan meningkatkan ketelitian
penggunaan bahan karena kesulitan menimbang dalam jumlah yang sedikit. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam membuat larutan stok adalah, kepekatan, jumlah larutan stok,
dan tempat penyimpanan. Formulasi media kultur jaringan pertama kali dibuat berdasarkan
komposisi larutan yang digunakan untuk hidroponik. Khususnya komposisi unsur-unsur
makronya. Unsur-unsur hara diberikan dalam bentuk garam-garan anorganik.

Pembuatan larutan stok untuk setiap media dapat berbeda-beda sesuai kebutuhan,
unsur yang terkandung, dan tujuan pembuatan larutan stok itu sendiri. Contohnya untuk
media Murashige and Skoog (MS) terdapat delapan jenis larutan yang dibuat stok. Dan
masing-masing media tersebut memiliki kandungan unsur atau bahan tersendisi yang dilabel
A sampai H. pembuatan media dikelompokkan berdasarkan jenis bahan kimia yang
digunakann. Sehingga apabila bahan kimia tersebut dicampur maka tidak terjadi interaksi
dan menghasilkan senyawa baru.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun praktikum ini bertujuan untuk:

1.2.1 Tujuan intruksional umum


Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat melakukan
perhitungan untuk pembatan larutan stok dan larutan sterilisasi.

1.2.2 Tujuan intruksional khusus


Mahasiswa mengerti cara perhitungan untuk pembuatan larutan stok dan
larutan sterilisasi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Unsur hara makro dan mikro harus disiapkan dalam bentuk larutan stok. Larutan stok
berisi unsur hara esensial yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak oleh tanaman. Unsur-
unsur tersebut diantaranya yaitu nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), dan sulfur (S). N merupakan komponen dalam pembentukan protein dan
asam amino dalam tubuh tanaman, juga merupakan elemen pada beberapa koenzim. P
merupakan komponen pembentuk asam nukleat. Baik unsur hara ikro maupun makro,
keduanya diberikan dalam bentuk garam inorganic (Aisyah, 2020).

Budidaya dengan system hidroponik sangat tergantung pada ketersediaan dan


keseimbangan nutrisi. Nutrisi yang digunakan adalah AB mix yang tersusun dari campuran
beberapa garam kimia. Larutan AB mix berasal dari campuran yang berasal dari larutan stok
A dan stok B. Pemisahan larutan stok tersebut ditujukan agar saat pengenceran garam-garam
kimia yang tercampur tidak mengendap atau membentuk garam baru. Contohnya seperti
garam kalsium dan fosfat yang dicampur akan terjadi pengendapan (Aini dan Azizah, 2018).

Larutan stok fisiologis dibuat dengan cara menimbang 8,5 gram NaCl, dimasukkan
ke dalam I liter aquadest, kemudian di autoclave. Sebanyak 100 ml larutan fisiologis
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan 10 gram tanah sampel yang berarti
suspensinya 10-1. Erlenmeyer ditutup dengan M (pH 4,8) pada masing-masing test tube.
Ditambahkan enzim ekstrak kasar (sampel) yang telah disentifugasi 10 000 rpm. Proses
disentifungasi dilakukan selama 10 menit pada suhu 40 C, sebanyak 0,5 ml untuk masing-
masing sampel (Samah, 2012).

Pengujian secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis yaitu


dengan membuat larutan stok 500 ppm, dari larutan stok tersebut dibuat lima konsentrasi
(20, 40, 60, 80 dan 100) ppm. Kemudian dipipet 0,5 ml larutan sampeel dari kelima
konsentrasi dan ditambahkan 3,5 ml DPPH 50 ppm. Selanjutnya campuran dihomogenkan
dan dibiarkan selama 30 menit dengan tujuan agar sampel dapat bereaksi dengan sempurna
dengan DPPH. Metode uji aktivitas antiradical bebas dengan menggunakan radikal bebas
DPPPH. Metode DDPH dipilih karenaa memiliki beberapa kelebihan antara laian sederhana,
mudah, cepat, peka, serta memerlukan sedikit sampel (Najib, et al., 2007).

Dalam pembuatan larutan stok, yang perlu diperhatikan adalah penyatuan beberapa
komponen media sekaligus dalam suatu larutan stok. Dan mengharuskan dalam
mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan dari sifat kimianya. Dalam larutan stok yang
berisi beberapa komponen media jangan sampai ada endapan. Hal ini erat kaitannya dengan
ketersediaan hara dalam media eksplan atau tanaman yang dikulturkan. Setelah larutan stok
dibuat, pengambilan untuk media dapat dilakukan dengan cara memipet atau menakarnya
dengan gelas ukur (Yusnita, 2003).
BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 7 September 2021, pukul 08:00 WIB
secara daring dengan meenggunakan zoom meeting.

3.2 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis dan kalkulator.

3.3 Cara Kerja


Rumus perbandingan :
Volume media (ml) = Volume stok (ml)
𝑣 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑣 𝑠𝑡𝑜𝑘
=
𝑣 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑣 𝑠𝑡𝑜𝑘
Volume (ml) = massa (gr)
𝑉1 𝑀1
=
𝑉2 𝑀2
Rumus massa x persentase:
Massa (gr) = Volume (ml) xx persentase (%)
Persentase (%) = Massa (gr) / volume (ml) x 100%
Rumus pengenceran = V1 . M1 = V2 . M2
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Stok Senyawa dalam Konsentrasi Kepekatan Konsentrasi Volume


Larutan Stok dalam dalam larutan stok
media MS larutan stok yang
(mg/L) (g/L) dibutuhkan
dalam
membuat
media per
liter (ml)
A NH4NO3 1650 1000 x 1650 1
B KNO3 1900 30 x 57 33,3
KH2PO4 170 100 x 17 10
C
H3BO3 6,2 0,62
KI 0,83 0,083
Na2MoO4.4H2O 0,25 0,025
CoCl2. 6H2O 0,025 0,0025
D CaCl2. 2H2O 440 40 x 17,6 25
E MgSO4. 7H2O 370 90 x 33,3 11,1
MnSO4. H2O 22,3 2,007
ZnSO4. 7H2O 8,6 0,774
CuSO4. 5H2O 0,025 0,00225
F FeSO4. 7H2O 27,8 1000 x 27,8 1
Na2EDTA.2H2O 37,3 37,3
atau Titriplex III
Vitamin Thiamine HCl 0,1 80 x 0,008 12,5
Niacin 0,5 0,04
Pyridoxine 0,5 0,04
Glicine 2 0,16
Myo- Myo-Inositol, 100 70 x 7 14,28
inositol
Stok Volume larutan stok Media 300 ml Media 700 ml Media 950 ml
yang dibutuhkan
dalam membuat
media per liter (ml)
A 20 6 ml 14 ml 19 ml
B 20 6 ml 14 ml 19 ml
C 5 1,5 ml 3,5 ml 4,75 ml
D 20 6 ml 14 ml 19 ml
E 5 1,5 ml 3,5 ml 4,75 ml
F 5 1,5 ml 3,5 ml 4,75 ml
Vitamin 10 3 ml 7 ml 9,5 ml
Myo- 20 6 ml 14 ml 19 ml
inositol

Stok Volume larutan stok Media 300 ml Media 700 ml Media 950 ml
yang dibutuhkan
dalam membuat
media per liter (ml)
Gula 30 g 9 21 28,5
Agar 7g 2,1 4,9 6,65
ZPT 5 ml 1,5 3,5 4,75
(IAA)

4.2 Pembahasan
Sediaan steril atau yang biasa disebut dengan larutan steril adalah sediaan yang bebas
dari pencemaran mikroba baik pathogen maupun non pathogen, vegetative, maupun non
vegetative dari suatu objek atau material. Sterilisasi sendiri adalah menghilangkan semua
bentuk kehidupan, baik bentuk pathogen, non pathogen, vegetative, maupun non vegetative
dari suatu material. Hal tersebut dapat dicapai melalui beberapa cara penghilangan secara
fisika semua organisme hidup. Misalnya melalui penyaringan atau pembunuhan organisme
dengan panas, bahan kimia, atau dengan cara lain. Sterilisasi perlu dilakukan untuk
mencegah transmisi peyakit, memcegah pembusukan material oleh mikroorganisme, serta
untuk mencegah kompetisi nutrisi dalam media pertumbuhan sehingga dapat
memungkinkan kultur organisme secara spesifik dapat membiak untuk keperluan sendiri
dalam melakukan metabolitnya.
Produk steril ini umumnya berbedaa dengan sediaan lainnya, hal ini dikarenakan
produk ini harus dibuat dengan persyaratan khusus. Tujuannya untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya kontaminasi mikroba, partikel partikulat, pathogen, serta produk
interaksi lainnya. Salah satu bentuk larutan sterilisasi yaitu adanya sediaan injeksi. Sediaan
injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspense, atau serbuk yang harus
dilarutkan. Atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan secara parentak, suntikan
dengan cara menembus, atau merobek jaringan ke dalam ataupun melalui kulit serta selaput
lender.
Penting untuk diketahui bahwa zat pengatur tumbuh, vitamin, serta antibiotic akan
terpengaruh oleh panas. Oleh karena itu perlu adanya sterilisasi dengan memakai filter.
Sterilisasi filter atau filtrasi membrane adalah melewatkan larutan dengan menggunakan air
steril di dalam laminar air flow cabinet melalui membrane yang telah disterilisasi. Dengan
ukuran pori 0,45 uM atau 0,22 uM dibawah tekanan rendah ke dalam wadah steril.
Selanjutnya jumlah yang diinginkan dari latutan steril kemudian ditambahkan ke media
kultur yang telah diautoklaf sebelumnya dan kemudian ditempatkan pada waterbath dengan
suhu 40°C. Permukaan laminar air flow cabinet biasanya disterilisasi dengan alkohol 70%-
80% atau etanol.
Meskipun alkohol asam (70% v/v, pH 2,0) mungkin lebih efektif sebagai
desinfektan. Tetapi sangat jarang digunakan karena memiliki efek korosif pada permukaan
logam. Semua alat dibenamkan pada larutan 70% - 80% (v/v) ethanol dan dipanasi dengan
lampu spiritus sebelum digunakan. Agar aman, sebaiknya wadah alkohol untuk pemanasan
diletakkan pada suatu wadah alkohol dengan dasar yang berat. Hal ini akan mencegah
jatuhnya wadah alkohol akibat tersenggol secara tidak sengaja yang dapat menyebabkan
kebakaran dalam laminar. Sebagai aturan umum, buanglah alkohol yang tersisa pada beaker
glass setelah melakukan pengkulturan.
Larutan stok adalah larutan yang konsentrasinya dipekatkan atau ditinggikan dari
konsentrasi media. Biasanya dinyatakan dalam kelipatan konsentrasi media, miasalnya 10x,
20x, 100x bahkan 1000x konsentrasi media. Tujuan dibuatnya larutan stok ini adalah untuk
meenghindari penimbangan yang berulang-ulang setiap kali membuat media. Disamping itu
terkadang timbangan untuk menimbang bahan-bahan dalam jumlah yang sangat kecil tidak
tersedia di laboratorium. Dan sebaiknya larutan ini disimpan di tempat yang bersuhu rendah
dan gelap.
Komponen larutan stok dapat dikelompokkan ke dalam : unsur makro, yang terdiri
daru unsur nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur
(S). Sedangkan unsur mikro terdiri dari unsur boron (B), cobalt (Co), tembaga (Cu), iodium
(I), besi (Fe), mangan (Mn), molybdenum (Mo) dan seng (Zn). Selain itu vitamin juga
menjadi komponen dari larutan stok, seperti vitamin B1 dan myo-inositol, namun pada
beberapa formula media ditambahkan niasin dan pirioksin (B6). Pembuatan larutan stok
didasarkan pada pengelompokan-pengelompokan seperti stok makro, stok mikro, stok Fe
(besi), stok vitamin, stok hormone, terutama larutan stok yang tidak disimpan terlalu lama
atau segera digunakan. Stok hormone dapat disimpan 2-4 minggu, sedangkan hara dapat
disimpan 4-8 minggu. Dengan adanya larutan stok pembuatan media selanjutnya tinggal
mengencerkan larutan stok saja.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan stok adalah daya simpan
larutan. Larutan yang sudah mengalami pengendapan tidak dapat digunakan lagi.
Pengendapan larutan stok umumnya terjadi apabila kepekatan larutan terlalu tinggi. Oleh
karena itu pengendapan larutan dapat dihindari dengan membuat larutan yang tidak terlalu
pekat atau tidak menggunakan larutan campuran yaitu dengan membuat satu larutan stok
hanya untuk satu jenis bahan. Selain itu kondisi simpan juga harus diperhatikan, karena ada
beberapa bahan yang tidak tahan terhadap suhu tinggi dan cahaya. Larutan stok kadang-
kadang juga ditumbuhi oleh mikroorganisme, larutan stok yang terkontaminasi ini tidak
dapaat digunakan lagi.
Media kultur jaringan merupakan salah satu factor yang dapat menentukan tingkat
keberhasilan perbanyakan tanaman secara in vitro, dalam hal ini adalah kultur jaringan.
Berbagai formulasi ataau komposisi media tanam telah banyak ditemukan untuk
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan. Media biakan
adalah bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk membiakkan
mikroorganisme karena memiliki daya dukung yang tiggi terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakannya. Dalam media semi sintetik selai bahan hasil pertanian, digunakan
pula zat-zat kimia yang komposisinya diketahui dengan tepat.
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini antara lain yaitu:
1. Dalam melakukan kegiatan kultur jaringan sterilisasi termasuk salah satu hal
terpenting yang harus dilakukan untuk mencegah transmisi peyakit, dan memcegah
pembusukan material oleh mikroorganisme
2. Larutan steril pada umumnya berbeda dengan larutan lainnya karena pembuatannya
harus dilakukan secara khusus dengan tujuan untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya kontaminasi mikroba, partikel partikulat, pathogen, serta produk interaksi
lainnya
3. Konsentrasi dalam pembuatan larutan stok sangat bervariasi, seperti 10 x, 20 x, 100 x,
bahkan 1000 x
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan stok yaitu daya simpan
latutan dan kondisi simpan larutan.
5. Media kultur jaringan menjadi salah satu aspek yang benar-benar harus diperhatikan,
karena keberhasilan kultur jaringan akan ditentukan oleh media kulturnya.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan pada praktikum ini adalah sebaiknya
waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan tepat sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, I. 2020. Kultur Jaringan Pisang Kepok Tanjung. Deepublish, Yogyakarta.

Aini, N. Azizah, N. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Hidroponik. UB


Press, Malang.
Najib, A, et al. 2007. Uji Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Etanol Daun Kemangi
(Ocimum basilicum L.) dengan Menggunakan Metode DPPH. Jurnal Fitofarmaka
Indonesia. 3 (2). 164-168.
Samah, E. 2012. Molekuler Bakteri Selulolitik. Kita Menulis, Medan.
Yusnita. 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. P.T
Agromedia Pustaka, Tanggerang.
`

Anda mungkin juga menyukai