Anda di halaman 1dari 2

Pembuatan larutan stok merupakan tahapan awal sebelum membuat media kultur.

Hal ini
dikarenakan terdapat beberapa komponen dari media yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
Oleh karena itu, perlu dibuat larutan stok untuk memudahkan proses penimbangan. Komponen-
komponen yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit yaitu unsur hara dari mikronutrien, vitamin,
dan zat pengatur tumbuh. Hal ini sudah sesuai dengan Nurimala (2018) yang menjelaskan
langkah pertama dalam pembuatan media adalah membuat stok dari komponen media terpilih.
Pembuatan larutan stok dilakukan untuk menghemat waktu pada proses pekerjaan menimbang
bahan yang berulang-ulang setiap kali membuat media. Selain itu, tidak tersedianya timbangan
yang dibutuhkan untuk menimbang bahan dalam jumlah kecil. Ditambahkan oleh Ikhrar dkk.
(2019) dengan adanya larutan stok akan memudahkan proses pembuatan media. Hal ini karena,
dalam pemakaian larutan stok hanya perlu diencerkan saja lalu bisa digunakan. Larutan stok
dibuat hanya untuk satu jenis bahan yang bertujan untuk menghindari pengendapan larutan.
Prinsip dasar dalam pembuatan media menurut Syahid & Hadipoentyanti (2017) adalah
penyediaan larutan stok yang akan digunakan untuk membuat berbagai media perlakuan.
Pembuatan larutan stok dilakukan dengan melarutkan satu persatu unsur hara secara berurutan
dimulai dari bobot molekul yang paling kecil ke bobot molekul paling besar. Setiap unsur harus
dilarutkan satu persatu sampai benar-benar larut untuk menghindari terjadinya pengendapan.
Larutan stok yang dibuat terdiri dari stok unsur makronutrien dan mikronutrien, vitamin, dan zat
pengatur tumbuh. Larutan stok hara makro dan mikro dapat disimpan dalam jangka waktu 4-8
minggu, sedangkan stok vitamin hanya 1-2 minggu. Tujuan dari pembuatan larutan stok ini yaitu
untuk memudahkan dalam pembuatan media. Selain itu, juga untuk menghemat pekerjaan
menimbang bahan kimia secara berulang dan menghindari menimbang bahan dalam jumlah
sedikit. Pada pratikum kali ini dibuat larutan stok A, B, C, dan D yang berasal dari komponen
unsur hara makronutrien. Sedangkan, larutan stok E, F, dan G dari unsur hara mikronutrien.
Selain itu, juga dibuat larutan stok vitamin, zat pengatur tumbuh, dan myo-inositol.
Pembuatan larutan stok makronutrien dilakukan dengan menimbang semua komponen
bahan yang digunakan untuk pembuatan larutan stok A, B, C, dan D. Larutan stok A dibuat
dengan menimbang NH4NO3 sebanyak 8,25 g. Larutan stok B dibuat dengan menimbang KNO 3
sebanyak 9,50 g. Larutan stok C dibuat dengan menimbang CaCl2.H2O sebanyak 4,40 g. Larutan
stok D dibuat dengan menimbang MgSO4.7H2O sebanyak 3,70 g dan KH2PO4 sebanyak 1,70 g.
Fungsi dari penimbangan ini untuk memastikan komposisi dari bahan yang akan digunakan
sudah tepat. Hal ini dikarenakan pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cermat karena
jika tidak akan terjadi pengendapan pada saat disimpan di lemari es. Dalam pembuatan larutan
stok menurut Syahid & Hadipoentyanti (2017) dibutuhkan ketelitian pada saat proses
penimbangan dan pencampuran bahan kimianya. Bahan kimia yang ditimbang harus sesuai
dengan komposisi yang telah ditentukan. Apabila komposisi bahan kurang atau bahkan lebih
akan berdampak terhadap keseimbangan pertumbuhan tanaman. Larutan stok A dan larutan stok
B dibuat dengan konsentrasi 5x, sedangkan larutan stok C dan larutan stok D dibuat dengan
konsentrasi 10x. Hal ini sudah sesuai dengan Nurimala (2018) bahwa tingkat kepekatan larutan
stok pada dasarnya ditentukan oleh jenis dan jumlah bahan yang digunakan. Misalnya untuk
garam-garam mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar, larutan stoknya dibuat dengan
tingkat kepekatan yang lebih rendah.
Pernyataan diatas juga didukung oleh Silalahi (2015) bahwa unsur makro dibutuhkan
dalam jumlah cukup besar. Beberapa persenyawaan dari makronutrien yang umum digunakan
pada medium kultur jaringan antara lain KNO3, NH4NO3, Ca(NO3).4H2O, NaNO3, CaCl2.2H2O,
MgSO4.7H2O, KCl, KH2PO4, NH4H2PO4, NaH2PO4.2H2O, Na2SO4, (NH4)2SO4, NH4Cl, dan
K2SO4. Pada pratikum kali ini hanya digunakan enam senyawa. Senyawa pertama yaitu NH4NO3
yang dibutuhkan tanaman untuk menyuburkan, dan pertumbuhan vegetative tanaman sebab
unsur N dapat membentuk protein, lemak, dan persenyawaan organik lain. Senyawa kedua yaitu
KNO3 yang diperlukan untuk memacu pembelahan sel, sintesis karbohidrat dan protein, serta
untuk mereduksi nitrat. Senyawa ketiga yaitu CaCl2.2H2O yang dapat mempengaruhi hidratasi,
permeabilitas, dan penyerapan nutrien. Selain itu, kalsium juga dapat mempengaruhi tingginya
pH dan menetralisir racun. Senyawa kelima yaitu MgSO 4.7H2O yang diperlukan sebagai elemen
utama dalam pembentukan klorofil dan berperan penting sebagai aktifator enzim terutama dalam
proses fosforilasi. Senyawa keenam yaitu KH2PO4 yang juga berfungsi sebagai aktifator enzim
untuk memacu pada jaringan meristematik.
Masing-masing komponen penyusun larutan stok A, B, C, dan D selanjutnya dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi ± 50 mL akuades steril. Penambahan akuades steril disini
berfungsi sebagai pelarut. Selanjutnya, menghomogenasikan larutan dengan menggunakan
magnetic stirrer. Proses homogenasi perlu dilakukan agar semua bahan tercampur dan tidak ada
bahan yang mengendap. Langkah ini sesuai dengan Singh (2018) bahwa perataan komponen
media dengan magnetic stirrer harus benar-benar homogen. Larutan dimasukkan ke dalam labu
takar 100 mL setelah semua larutan stok terlarut sempurna dan ditambahkan akuades sampai
volume mencapai 100 mL. Pemindahan larutan ke dalam labu takar bertujuan untuk
mempermudah pada saat penuangan larutan ke dalam botok stok. Langkah selanjunya yaitu
memindahkan larutan stok ke dalam botol stok dan diberi label berupa: nama stok, konsentrasi
larutan stok, dan pengambilan larutan stok untuk pembuatan media 1 L. Larutan stok A, B, C,
dan D kemudian disimpan dalam suhu 4 oC. Fungsi dari penyimpanan media di dalam botol stok
dan disimpan pada suhu 4oC agar bisa terhindar dari kontaminasi dan bertahan lama, sehingga
bisa digunakan untuk proses pembuatan media. Fungsi perlakuan tersebut sudah sesuai dengan
Nurimala (2018) yang menjelaskan bahwa setelah pembuatan larutan stok, larutan harus
disimpan di dalam lemari pendingin agar tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya
bahan-bahan kimia dari mikroba penyebab kontaminan.

Anda mungkin juga menyukai