PEMBUATAN PEREAKSI
H031211017
KELOMPOK IV
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Laporan Praktikum Biokimia
PEMBUATAN PEREAKSI
H031211017
Asisten Praktikan
Salah satu zat yang digunakan dalam keseharian adalah yaitu, pereaksi
(reagen), yakni zat yang berperan dalam suatu reaksi kimia atau diterapkan untuk
tujuan analisis kimia. Sifat zat meliputi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat-sifat ini
meliputi antara lain wujud, warna, bau, titik didih, titik bakar, higroskopis, daya
larut, daya cemar, daya rusak, daya racun, rumus molekul, rumus kristal, dan
kereaktifan (Mulyono, 2006). Larutan adalah campuran homogen dari dua atau
lebih zat. Zat terlarut adalah zat yang jumlahnya relatif lebih kecil disbanding
pelarutnya, dan pelarut adalah zat yang memiliki jumlah yang lebih besar
dibanding zat terlarut. Suatu larutan dapat berupa gas, padat, atau
sekelompok zat, yang disebut reaktan (reactant), menjadi sekelompok zat baru,
yanh dinamakan produk (product). Dengan kata lain, reaksi kimia adalah proses
yang menghasilkan perubahan kimia. Memang, dalam banyak kasus, tidaka ada
komposisi dan sifat aslinya. Kita memerlukan bukti bukti sebelum kita dapat
pembuatan reaksi, pengaruh reaksi terhadap suatu senyawa, sifat yang terjadi pada
suatu senyawa.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
pereaksi dari KH2PO4, K2HPO4, dan cara pembuatan pereaksi buffer fosfat
dengan pH 5,8.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KH2PO4
Peran fosfor (P) bagi tanaman adalah berguna untuk merangsang
pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda, dapat sebagai bahan
karbohidrat, memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah
hingga mencapai pH 3,00. Asam fosfat digunakan karena merupakan asam lemah
stabil (Okzelia, 2017). Kristal KH2PO4 memiliki efek dapat meruntuhkan hifa dari
jamur patogen dan penyusutan konidia dan konidiofora jamur, menembus sel
terhadap jamur dengan membentuk senyawa larut mengkristal dengan Ca2+ dalam
Fosfor (P) dan Kalium (K) merupakan unsur hara makro yang sangat
bunga dan buah. Defisiensi fosfor menyebabkan daun kusam, daun rontok, batang
bunga melemah, dan tunas tidak mudah terbuka. Selanjutnya, ketika serapan
tanaman dan pembentukan buah mengalami penurunan. Nutrisi fosfor dan kalium
yang memadai telah dikaitkan dengan peningkatan pembungaan, ukuran buah dan
2.2 K2HPO4
molekul air ditarik oleh ion-ion garam sehingga akan mengurangi interaksinya
larutan K2HPO4 inilah yang berperan sebagai buffer. Pada penelitian tersebut
terjadi efek meningkatnya kepadatan sel pada awal waktu kultivasi. Efek yang
terjadi pada penambahan garam fosfat ini terjadi melalui mekanisme buffering
dapat dilihat dari terjadinya pengurangan jamur tepung pada tanaman mangga
dengan menghambat kerusakan lebih lanjut pada buah mangga oleh jamur dan
aktif mengatasi pengaruh jamur. Efisiensi garam K2HPO4 adalah 82% dan
diproduksi hasil buah mangga 82,1 kg/pohon lebih efektif dibandingkan dengan
garam KH2PO4 yang memiliki efisiensi 80,4%. Selain itu, penyerapan cepat fosfat
oleh jaringan tanaman dan mobilitas ekstrim fosfat dalam jaringan, biaya rendah,
toksisitas terhadap hewan rendah, dampak terhadap lingkungan aman dan nilai
gizi fosfat, membuat fosfat sebagai penyemprot daun amat ideal untuk kontrol
fosfor. Pembentukan senyawa bahan bakar ATP, sintesis DNA dan RNA, dan
banyak proses biokimia lainnya yang terjadi pada makhluk hidup membutuhkan
fosfor. Sumber utama fosfor dalam kultur bakteri adalah K 2HPO4 dan KH2PO4.
K2HPO4 ditentukan sebagai sumber fosfor yang lebih cocok untuk menghasilkan
dan glukosa-1-fosfat lebih baik disintesis dari senyawa K2HPO4 (Yi dkk., 2015).
buffer atau air dapat digunakan untuk mengekstrak kandungan pigmen fikoeritrin
menggunakan pelarut buffer fosfat. Hal ini disebabkan pelarut buffer dapat
METODOLOGI PERCOBAAN
alumunium foil.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol semprot, gelas
kimia 250 ml, gelas ukur 100ml, bulb, pipet skala 5 ml, spatula, neraca analitik
Menimbang 2,72 gram KH2PO4 pada neraca analitik lalu menuangkan KH2PO4 ke
dalam gelas kimia. Mengukur volume akuades sebanyak 100 ml pada gelas ukur.
Menuangkan akuades ke dalam gelas kimia yang telah diisi dengan KH 2PO4.
Menimbang 3,48 gram K2HPO4 pada neraca analitik lalu menuangkan K2HPO4 ke
dalam gelas kimia. Mengukur volume akuades sebanyak 100 ml pada gelas ukur.
Menuangkan akuades ke dalam gelas kimia yang telah diisi dengan K 2HPO4.
skala sebanyak 4 ml lalu tuangkan pada gelas kimia yang telah terisi KH 2PO4.
Kemudian mengukur volume akuades pada gelas ukur sebanyak 50 ml, lalu
tuangkan kedalam gelas kimia yang telah berisi campuran larutan KH 2PO4 dan
4.1 Hasil
Hasil yang didapatkan dari percobaan ini adalah 100 mL KH2PO4 0,2 M
dan 100 mL K2HPO4 0,2 M yang akan digunakan sebagai pereaksi untuk
4.2 Pembahasan
maka akan ditimbang sebanyak 2,72 gram dengan menggunakan secara analitik.
Kemudian 2,72 gram KH2PO4 ditambahkan akuades sebanyak 100 mL dan dapat
diketahui bahwa KH2PO4 bersifat polar karena dapat larut dalam akuades
mL dengan pH 5,8
BAB V
5.1 Kesimpulan
3. buffer fosfat pH5,8 dibuat dengan mencampur KH2PO4 dengan K2HPO4 dan
akuades 1o mL
5.2 Saran
dilengkapi lagi untuk memperlancar jalannya praktikum. Selain itu, bahan yang
akan digunakan sebaiknya selalu diperbaharui agar ketika ingin digunakan tidak
kesusahan mencarinya.
Saran untuk percobaan ini adalah semoga percobaan ini dapat lebih baik
lagi ke depannya dalam hal metode yang digunakan agar berjalan lebih efektif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Averill, B., dan Eldredge, P., 2011, General Chemistry: Principles, Patterns, and
Applications, The Saylor Foundation, Washington D.C.
Chang, R., 2010, Chemistry, The McGraw-Hill Companies, Inc, New York.
Elise, C. Y., Salim, M., dan Syafrizayanti, 2021, Pemurnian Fikosianin dari
Spirulina platensis dengan Metode Liquid Biphasic Flotation (LBF) dan
Penentuan Aktivitas Antioksidannya, Jurnal Riset Kimia, 12(2):102-111.
Hudha, M. I., Daryono, E.D., dan Kusuma, E.R., 2017, Spray Anti Jamur
Biocompatible dari Pemurnian Crude Gliserol pada Tanaman Mangga
dengan Variasi Rasio KOH terhadap Ester dan pH Asidifikasi,
Jurnal Teknik Kimia, 10(1):1-8.
Ma, Q., Wang, X., Yuan, W., Tang H, Luan M., 2021, The Optimal Concentration
of KH2PO4 Enhances Nutrient Uptake and Flower Production in Rose
Plants via Enhanced Root Growth, Agriculture, 1210(11):1-14.
Okzelia, S. D., Hendrati, D., dan Iljas, N., 2017, Isolasi dan Pemisahan Senyawa
Alkaloid dari Buah Mahkota Dewa Phaleria macrocarpa Boerl. dengan
Metode Kromatografi Cair, Journal of Nursing and Health, 1(2):80-85.
Petrucci, R. H., Harwood, W. S., Herring. F. G., Madura, J, D., 2011, Kimia
Dasar Prinsip-Prinsio dan Aplikasi Modern, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Yi, J .S., Kim, M., Kim S. J., dan Kim, B. G., 2015, Effects of Sucrose Phosphate,
and Calcium Carbonate on the Production of Pikromycin from
Streptomyces venezuelae, Journal Microbiol Biotechnol, 25(4):496-502.
Sinaga, P. S., Suhendra, L., Putra, G. P. G., 2019, Pengaruh Variasi Larutan
pH Buffer Terhadap Karakteristik Ekstrak Alga Merah (Gracilaria sp.)
Sebagai Pewarna, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri,
7(3):407-416.
Lampiran 1. Bagan Kerja
1. Pereaksi K2HPO4
K2HPO4 0,2 M
-
Hasil
2. Pereaksi K2HPO4
K2HPO4 0,2 M M
-
Hasil
3. Buffer fosfat pH 5,8
KH2PO4 46 mL K2HPO4 4 mL
ditambahkan akuades 50 mL
diaduk hingga larut sempurna
diamati dan dicatat
Hasil
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan