Anda di halaman 1dari 31

Laporan Praktikum Biokimia

PEMBUATAN PEREAKSI

ACHMAD ADHIL MACHMUR

H031211017

KELOMPOK IV

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Laporan Praktikum Biokimia

PEMBUATAN PEREAKSI

Disusun dan diajukan oleh:

ACHMAD ADHIL MACHMUR

H031211017

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Asisten Praktikan

Indo Esse Achmad Adhil M


NIM. H031 17 1018 NIM. H031 21 1017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu zat yang digunakan dalam keseharian adalah yaitu, pereaksi

(reagen), yakni zat yang berperan dalam suatu reaksi kimia atau diterapkan untuk

tujuan analisis kimia. Sifat zat meliputi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat-sifat ini

meliputi antara lain wujud, warna, bau, titik didih, titik bakar, higroskopis, daya

larut, daya cemar, daya rusak, daya racun, rumus molekul, rumus kristal, dan

kereaktifan (Mulyono, 2006). Larutan adalah campuran homogen dari dua atau

lebih zat. Zat terlarut adalah zat yang jumlahnya relatif lebih kecil disbanding

pelarutnya, dan pelarut adalah zat yang memiliki jumlah yang lebih besar

dibanding zat terlarut. Suatu larutan dapat berupa gas, padat, atau

cair (Chang, 2010).

Reaksi kimia (chemical reaction) adalah proses yang mengonversi

sekelompok zat, yang disebut reaktan (reactant), menjadi sekelompok zat baru,

yanh dinamakan produk (product). Dengan kata lain, reaksi kimia adalah proses

yang menghasilkan perubahan kimia. Memang, dalam banyak kasus, tidaka ada

yang terjadi Ketika sejumlah zat dicampur; masing-masing mempertahankan

komposisi dan sifat aslinya. Kita memerlukan bukti bukti sebelum kita dapat

mengatakan bahwa suatu reaksi telah terjadi (Petrucci dkk., 2011).

Oleh karena itu dilakukan percobaan pembuatan pereaksi khususnya untuk

mahasiswa agar menambah wawasan dalam hal mengetahui proses dalam

pembuatan reaksi, pengaruh reaksi terhadap suatu senyawa, sifat yang terjadi pada

suatu senyawa.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan

pereaksi KH2PO4 dan K2HPO4 serta buffer fosfat pada pH 5,8.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dalam percobaan ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara pembuatan pereaksi KH2PO4.

2. Untuk mengetahu cara pembuatan pereaksi K2HPO4.

3. Untuk mengetahui cara pembuatan pereaksi buffer fosfat dengan pH 5,8.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan

pereaksi dari KH2PO4, K2HPO4, dan cara pembuatan pereaksi buffer fosfat

dengan pH 5,8.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KH2PO4
Peran fosfor (P) bagi tanaman adalah berguna untuk merangsang

pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda, dapat sebagai bahan

mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, dapat membantu asimilasi

dan pernapasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah.

Unsur Kalium (K) berperan untuk membantu pembentukan protein dan

karbohidrat, memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah

gugur dan merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi

kekeringan dan penyakit (Purba dkk., 2021).

Larutan KH2PO4 0,05 M diasamkan dengan larutan asam fosfat 10%

hingga mencapai pH 3,00. Asam fosfat digunakan karena merupakan asam lemah

dari garam KH2PO4 sehingga membentuk larutan buffer yang mempunyai pH

stabil (Okzelia, 2017). Kristal KH2PO4 memiliki efek dapat meruntuhkan hifa dari

jamur patogen dan penyusutan konidia dan konidiofora jamur, menembus sel

jamur dan mengganggu keseimbangan kalium dan menyebabkan pecahnya

dinding konidia. Selain itu, KH2PO4 bisa memberikan perlindungan sistemik

terhadap jamur dengan membentuk senyawa larut mengkristal dengan Ca2+ dalam

sel tanaman yang sehat (Hudha dkk., 2017).

Fosfor (P) dan Kalium (K) merupakan unsur hara makro yang sangat

penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. P atau fosfor

memungkinkan transfer energi ke seluruh tanaman untuk perkembangan akar dan


pembungaan. K atau kalium sangat penting untuk proses fotosintesis dan berbagai

proses metabolisme yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

bunga dan buah. Defisiensi fosfor menyebabkan daun kusam, daun rontok, batang

bunga melemah, dan tunas tidak mudah terbuka. Selanjutnya, ketika serapan

kalium turun di bawah tingkat yang dibutuhkan, maka menyebabkan pertumbuhan

tanaman dan pembentukan buah mengalami penurunan. Nutrisi fosfor dan kalium

yang memadai telah dikaitkan dengan peningkatan pembungaan, ukuran buah dan

pembentukan buah. Saat ini, monopotassium phosphate (KH2PO4) telah banyak

digunakan sebagai sumber fosfor dan kalium dalam produksi tanaman

hortikultura (Ma dkk., 2021).

2.2 K2HPO4

Larutan K2HPO4 merupakan pelarut organik. Larutan K2HPO4 konsentrasi

tinggi dapat menurunkan kelarutan protein. Penurunan kelarutan terjadi akibat

molekul air ditarik oleh ion-ion garam sehingga akan mengurangi interaksinya

dengan protein. Keadaan ini mengakibatkan terjadi interaksi hidrofobik antara

sesama molekul protein sehingga menurunkan kelarutan dan mengendapkan

protein yang berikatan dengan pigmen fikosianin (Elise, 2021).

Fosfat anorganik secara umum digunakan sebagai buffer seperti contohnya

larutan K2HPO4 inilah yang berperan sebagai buffer. Pada penelitian tersebut

dilakukan penambahan sumber P dalam bentuk KH2PO4 dan K2HPO4. Kemudian

terjadi efek meningkatnya kepadatan sel pada awal waktu kultivasi. Efek yang

terjadi pada penambahan garam fosfat ini terjadi melalui mekanisme buffering

yaitu pengendalian nilai pH (Subagiyo dkk., 2015).


KH2PO4 dan K2HPO4 merupakan garam yang efektif sebagai fungsisida,

dapat dilihat dari terjadinya pengurangan jamur tepung pada tanaman mangga

dengan menghambat kerusakan lebih lanjut pada buah mangga oleh jamur dan

aktif mengatasi pengaruh jamur. Efisiensi garam K2HPO4 adalah 82% dan

diproduksi hasil buah mangga 82,1 kg/pohon lebih efektif dibandingkan dengan

garam KH2PO4 yang memiliki efisiensi 80,4%. Selain itu, penyerapan cepat fosfat

oleh jaringan tanaman dan mobilitas ekstrim fosfat dalam jaringan, biaya rendah,

toksisitas terhadap hewan rendah, dampak terhadap lingkungan aman dan nilai

gizi fosfat, membuat fosfat sebagai penyemprot daun amat ideal untuk kontrol

penyakit tanaman (Hudha dkk., 2017).

Unsur yang penting bagi mikroorganisme dan organisme hidup adalah

fosfor. Pembentukan senyawa bahan bakar ATP, sintesis DNA dan RNA, dan

banyak proses biokimia lainnya yang terjadi pada makhluk hidup membutuhkan

fosfor. Sumber utama fosfor dalam kultur bakteri adalah K 2HPO4 dan KH2PO4.

K2HPO4 ditentukan sebagai sumber fosfor yang lebih cocok untuk menghasilkan

pikromisin. Diharapkan bahwa prekursor desosamin dari bagian glikon pikromisin

dan glukosa-1-fosfat lebih baik disintesis dari senyawa K2HPO4 (Yi dkk., 2015).

2.3 Buffer Fosfat

Fikoeritrin adalah pigmen polar dan berasosiasi dengan protein. Larutan

buffer atau air dapat digunakan untuk mengekstrak kandungan pigmen fikoeritrin

Pelarut yang terbaik untuk mendapatkan kandungan pigmen fikoeritrin adalah

menggunakan pelarut buffer fosfat. Hal ini disebabkan pelarut buffer dapat

mempertahankan kondisi pigmen dari perubahan pH dan suhu tinggi jika

dibandingkan dengan pelarut air (Sinaga dkk., 2019).


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah KH2PO4

(kalium dihidrogen fosfat), K2HPO4 (dikalium hidrogen fosfat), akuades, dan

alumunium foil.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol semprot, gelas

kimia 250 ml, gelas ukur 100ml, bulb, pipet skala 5 ml, spatula, neraca analitik

dan botol reagen.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Pereaksi KH2PO4

Menimbang wadah terlebih dahulu kemudian kalibrasi neraca ke nol.

Menimbang 2,72 gram KH2PO4 pada neraca analitik lalu menuangkan KH2PO4 ke

dalam gelas kimia. Mengukur volume akuades sebanyak 100 ml pada gelas ukur.

Menuangkan akuades ke dalam gelas kimia yang telah diisi dengan KH 2PO4.

Homogenkan larutan dengan di aduk hingga semua KH 2PO4 larut dengan

sempurna. Setelah homogen, larutan dipindahkan ke dalam botol reagen.

3.3.2 Pereaksi K2HPO4

Menimbang wadah terlebih dahulu kemudian kalibrasi neraca ke nol.

Menimbang 3,48 gram K2HPO4 pada neraca analitik lalu menuangkan K2HPO4 ke

dalam gelas kimia. Mengukur volume akuades sebanyak 100 ml pada gelas ukur.
Menuangkan akuades ke dalam gelas kimia yang telah diisi dengan K 2HPO4.

Homogenkan larutan dengan di aduk hingga semua K 2HPO4 larut dengan

sempurna. Setelah homogen, larutan dipindahkan ke dalam botol reagen.

3.3.3 Buffer Fosfat

Mengukur volume larutan KH2PO4 sebanyak 46 ml pada gelas ukur lalu

tuangkan kedalam gelas kimia. Mengukur volume K 2HPO4 menggunakan pipet

skala sebanyak 4 ml lalu tuangkan pada gelas kimia yang telah terisi KH 2PO4.

Kemudian mengukur volume akuades pada gelas ukur sebanyak 50 ml, lalu

tuangkan kedalam gelas kimia yang telah berisi campuran larutan KH 2PO4 dan

K2HPO4 dan dihomogenkan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang didapatkan dari percobaan ini adalah 100 mL KH2PO4 0,2 M

dan 100 mL K2HPO4 0,2 M yang akan digunakan sebagai pereaksi untuk

percobaan dalam praktikum.

4.2 Pembahasan

KH2PO4 telah dihitung jika sebanyak 100 mL dengan konsentrasi 0,2M

maka akan ditimbang sebanyak 2,72 gram dengan menggunakan secara analitik.

Kemudian 2,72 gram KH2PO4 ditambahkan akuades sebanyak 100 mL dan dapat

diketahui bahwa KH2PO4 bersifat polar karena dapat larut dalam akuades

Begitupun dengan K2HPO4 telah dihitung jika sebanyak 100 mL dengan

konsentrasi 0,2 M maka akan ditimbang sebanyak 3,48 gram dengan

menggunakan neraca analitik. Kemudian 3,48 gram K2HPO4 ditambahkan

akuades sebanyak 100 mL dan dapat diketahui bahwa K 2HPO4 juga

bersifat polat karena dapat larut dalam akuades.

Larutan Buffer Fosfat dibuat ketika melarutkan ke dalam gelas kimia

menggunakan pipet skala dengan memasukkan KH2PO4 sebanyak 46 mL,

K2HPO4 sebanyak 4 mL, akuades sebanyak 50 ml sehingga didapatkan total 100

mL dengan pH 5,8
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. pembuatan pereaksi 100 mL KH2PO4 0,2 M mula-mula ditimbang sebanyak

2,72 gram KH2PO4

2. pembuatan pereaksi 100 mL K2HPO4 0,2 M mula-mula ditimbang sebanyak

3,48 gram K2HPO4

3. buffer fosfat pH5,8 dibuat dengan mencampur KH2PO4 dengan K2HPO4 dan

akuades 1o mL

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium adalah sebaiknya alat dan bahan lebih

dilengkapi lagi untuk memperlancar jalannya praktikum. Selain itu, bahan yang

akan digunakan sebaiknya selalu diperbaharui agar ketika ingin digunakan tidak

kesusahan mencarinya.

5.2.2 Saran untuk Percobaan

Saran untuk percobaan ini adalah semoga percobaan ini dapat lebih baik

lagi ke depannya dalam hal metode yang digunakan agar berjalan lebih efektif dan

efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Averill, B., dan Eldredge, P., 2011, General Chemistry: Principles, Patterns, and
Applications, The Saylor Foundation, Washington D.C.

Chang, R., 2010, Chemistry, The McGraw-Hill Companies, Inc, New York.

Elise, C. Y., Salim, M., dan Syafrizayanti, 2021, Pemurnian Fikosianin dari
Spirulina platensis dengan Metode Liquid Biphasic Flotation (LBF) dan
Penentuan Aktivitas Antioksidannya, Jurnal Riset Kimia, 12(2):102-111.

Hudha, M. I., Daryono, E.D., dan Kusuma, E.R., 2017, Spray Anti Jamur
Biocompatible dari Pemurnian Crude Gliserol pada Tanaman Mangga
dengan Variasi Rasio KOH terhadap Ester dan pH Asidifikasi,
Jurnal Teknik Kimia, 10(1):1-8.

Ma, Q., Wang, X., Yuan, W., Tang H, Luan M., 2021, The Optimal Concentration
of KH2PO4 Enhances Nutrient Uptake and Flower Production in Rose
Plants via Enhanced Root Growth, Agriculture, 1210(11):1-14.

Mulyono, M., 2006, Membuat Reagen Kimia di Laboratorium, Penerbit Bumi


Aksara, Jakarta.

Okzelia, S. D., Hendrati, D., dan Iljas, N., 2017, Isolasi dan Pemisahan Senyawa
Alkaloid dari Buah Mahkota Dewa Phaleria macrocarpa Boerl. dengan
Metode Kromatografi Cair, Journal of Nursing and Health, 1(2):80-85.

Petrucci, R. H., Harwood, W. S., Herring. F. G., Madura, J, D., 2011, Kimia
Dasar Prinsip-Prinsio dan Aplikasi Modern, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Yi, J .S., Kim, M., Kim S. J., dan Kim, B. G., 2015, Effects of Sucrose Phosphate,
and Calcium Carbonate on the Production of Pikromycin from
Streptomyces venezuelae, Journal Microbiol Biotechnol, 25(4):496-502.

Sinaga, P. S., Suhendra, L., Putra, G. P. G., 2019, Pengaruh Variasi Larutan
pH Buffer Terhadap Karakteristik Ekstrak Alga Merah (Gracilaria sp.)
Sebagai Pewarna, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri,
7(3):407-416.
Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Pereaksi K2HPO4

K2HPO4 0,2 M

- ditimbang 2,72 g menggunakan neraca analitik

- dimasukkan ke dalam gelas kimia

- ditambahkan 100 mL akuades

- diaduk hingga larut sempurna

- dicatat perubahan yg terjadi

-
Hasil

2. Pereaksi K2HPO4

K2HPO4 0,2 M M

- ditimbang 3,48 g menggunakan neraca analitik

- dimasukkan ke dalam gelas kimia

- ditambahkan 100 mL akuades

- diaduk hingga larut sempurna

- dicatat perubahan yg terjadi

-
Hasil
3. Buffer fosfat pH 5,8

KH2PO4 46 mL K2HPO4 4 mL

 ditambahkan akuades 50 mL
 diaduk hingga larut sempurna
 diamati dan dicatat

Hasil
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan

Gambar 1. Pereaksi KH2PO4

Gambar 2. Pereaksi K2HPO4

Gambar 3. Larutan Buffer fosfar pH 5,8


Lampiran 3. Perhitungan
Lampiran 4. Sumber

Anda mungkin juga menyukai