Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN IV
KESETIMBANGAN KIMIA

Disusun Oleh:
Ulya Karimah
1811015120018
Kelompok V

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN IV

KESETIMBANGAN KIMIA

Asisten Nilai Laporan

(Robby Yosua Tambunan) Tanggal Praktikum :


6 November 2018

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
PERCOBAAN IV
KESETIMBANGAN KIMIA

I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
konsentrasi salah satu komponen dalam sistem kesetimbangan, untuk mengetahui
pengaruh pengurangan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem
kesetimbangan dan mengetahui reaksi antara FeCl3 dan KCSN.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Dasar Teori
Kesetimbangan kimia menjelaskan keadaan di mana laju reaksi
maju dan laju reaksi balik sama besar dan di mana konsentrasi reaktan dan
produk tetap tidak berubah seiring berjalannya waktu. Konstanta
kesetimbangan dapat dinyatakan dalam molaritas (untuk larutan) atau
tekanan persial (untuk gas). Konstanta kesetimbangan memberi informasi
tentang arah akhir dari suatu reaksi reversible dan konsentrasi-konsentrasi
dari campuran kesetimbangannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia, perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi
jeadaan kesetimbangan atau lebih tepatnya, jumlah relatif reaktan dan
produk. Perubahan tekanan dan volume mungkin dapat memberikan
pengaruh yang sama terhadap sistem gas pada kesetimbangan. Hanya
perubahan suhu yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan.
Katalis dapat mempercepat tercapainya keadaan kesetimbangan dengan
mempercepat reaksi maju dan reaksi balik, tetapi katalis tidak dapat
mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan (Chang,
2004).
Konsep kesetimbangan terdiri dari konstanta kesetimbangan,
kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Konstanta
kesetimbangan menunjukkan dan percobaan untuk reaksi, konsentrasi gas
dinyatakan dalam molaritas yang dapat dihitung dari jumlah mol gas-gas
yang semula ada pada kesetimbangan dan volume labu dalam liter.
Kesetimbangan homogen berlaku untuk reaksi yang semua spesi
bereaksinya berada pada fase yang sama. Kesetimbangan heterogen reaksi
reversible yang melibatkan reaktan dan produk yang fasenya berbeda
menghasilkan kesetimbangan heterogen (Chang, 2004).
Posisi kesetimbangan merupakan akhir dari reaksi, merupakan
suatu percampuran antara produk yang dihasilkan dan reaktan yang tidak
terpakai dan berada dalam jumlah yang relatif tetap. Begitu kesetimbangan
tercapai, tidak ada lagi reaktan yang berubah menjadi produk kecuali
komdisi eksperimen reaktan berubah. Jika keadaan yang sama dicapai baik
itu dari reaktan maupun produk, dapat disimpulkan bahwa keadaan
tersebut merupakan keadaan kesetimbangan sebenarnya (Oxtoby et al .,
2001).
Ada empat dasar keadaan kesetimbangan:
1. Keadaan kesetimbangan tidak menunjukkan perubahan
makroskopik yang nyata
2. Keadaan kesetimbangan dicapai melalui proses yang berlangsung
spontan
3. Keadaan kesetimbangan menunjukkan keseimbangan dinamik antara
proses maju atau balik.
4. Keadaan kesetimbangan adalah sama walaupun arah pendekatannya
berbeda
Kita harus mengetahui tetapan kesetimbangan dari suatu reaksi
agar kita dapat menghitung sampai sejauh mana suatu reaksi
berlangsungsampai selesai pada serangkaian kondisi yang diberikan.
Reaksi kimia, seperti pembentukan hidrogen iodida dari hidrogen dan
iodin dalam fase gas, pada umumnya bersifat reversible dan ketika
kecepatan dari rekasi ke depan dan ke belakang sama, konsentrasi dari
reaktan dan produk tetap konstan seiring berjalannya waktu. Kita akan
mengatakan reaksi tersebut telah mencapai keadaan kesetimbangan.
Konsentrasia kesetimbangan mencerminkan kecendrungan intrinsik atom
untuk hadir sebagai molekul-molekul reaktan atau produk. Meskipun
sejumlah konsentrasi yang memenuhi kondisi kesetimbangan tersebut bisa
menjadi begitu besar, hanya ada satu rumus umum yang pada suhu tertentu
suatu reaksi pada saat kesetimbanga. Untuk reaksi umum dalam larutan
berair (Day, 2002).
Konsep-konsep dalam topik kesetimbangan kimia hampir
semuanya merupakan konsep abstrak, seperti konsep keadaan setimbang
dan pergeseran kesetimbangan. Konsep-konsep nya juga di dasari konsep
seperti konsep dalam laju reaksi dan konsentrasi larutan. Dalam
kesetimbangan kimia terdapat menghitung harga tetapan kesetimbangan
pada suhu tertentu atau akibat adanya pergeseran kesetimbangan ( Lukum,
2015). Kesetimbangan kimia merupakan bagian esensial dalam kimia,
karena mendasari konsep kimia lanjut misalnya kesetimbangan larutan,
kesetimbangan fasa, dan kesetimbangan reaksi sel elektrolikimia (Mut’iah,
1907).
II.2 Uraian Bahan
II.2.1 Aquadest
Nama Resmi : Air Murni
Nama latin : Purified Water
Struktur Kimia: H-O-H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan :-
Indikasi : Sebagai Pelarut
BM : 18,02
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
(Kemenkes RI, 2014)
II.2.2 FeCl3
Nama Resmi : Besi(III) klorida
Nama latin : Feri klorida
Struktur Kimia:

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; hitam kehijauan, bebas


h warna jingga dari garam hidrat yang telah
terpengaruh oleh kelembaban.
(Depkes RI, 1979)
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beopalesensi berwarna
Hjingga.
(Depkes RI, 1979)
Indikasi : Murni pereaksi
(Kemenkes RI, 2014)
BM : 162,2
(Kemenkes RI, 2014)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
(Depkes RI, 1979)
II.2.3 KSCN
Nama Resmi : Kalium tiosianat
Nama latin : Kalium tiosianat
Struktur Kimia: K+ -S
Pemerian : Hablur tidak berwarna. Meleleh basah.
H (Depkes RI, 1979)
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 15 bagian
etanol mutlak P.
H (Depkes RI, 1979)
Indikasi : Murni pereaksi
(Kemenkes RI, 2014)
BM : 97,18
(Kemenkes RI, 2014)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
(Kemenkes RI, 2014)
II.2.4 Na2HPO4
Nama Resmi : Natrium fosfat
Nama latin : Dinatrium hidrogenfosfat
Struktur Kimia:

Pemerian : Hablur tidak berwarna; tidak berbau; rasa asin.


HDalam udara kering merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air; sukar larut dalam etanol
h(95%) P.
Indikasi : Murni pereaksi
BM : 358,14
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
(Depkes RI, 1979)

III. PRINSIP
III. 1 Prinsip Reaksi
III.1.1 Fe3+ + SCN- ⇄ FeSCN2+
III.1.2 Fe3+ + 3Cl- ⇄ FeCL3
III.1.3 K+ + SCN- ⇄ KSCN
III. 1.4 Fe(SCN) + Na2HPO4 ⇄ FePO4 + HSCN + 2Na+
III. 1.5 FeSCN2+ + H2O ⇄ FeOH2+ + HSCN
III. 2 Prinsip Kerja
1. Apabila konsentrasi zat pereaksi ditambah maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah hasil reaksi (ke kanan).
2. Apabila konsentrasi zat pereaksi dikurangi maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah pereaksi (ke kiri).
3. Apabila reaktan ditambahkan katalisator maka akan mempercepat laju
kesetimbangan kimia tanpa menggeser kesetimbangan.

IV. ALAT DAN BAHAN


IV.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Batang pengaduk
2. Gelas beker 250 mL
3. Gelas ukur 50 mL
4. Pipet tetes
5. Rak tabung
6. Tabung reaksi
IV.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1.Aquadest
2.Larutan FeCl3 0,5 M
3.Larutan FeCl3 1,0 M
4.Larutan KSCN 0,5 M
5.Larutan KSCN 1,0 M
6.Larutan Na2HPO4 1,0 M

V. Cara Kerja

25 ml Aquades

 Dimasukkan ke dalam gelas kimia

KSCN 0,5 M dan FeCl₃ 0,5 M

 Dimasukkan masing-masing 3 tetes ke dalam gelas


yang berisi aquades
 Diaduk sampai warna tetap
 Dibagi kedalam 5 tabung reaksi

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5

 Ditetesi  Ditetesi  Ditetesi  Ditetesi

2 tetes 2 tetes 2 tetes


Sebagai 2 tetes
FeCl KSCN Na₂HPO₄
pembanding Aquades
1,08 M 1,08 M 1,08 M
Dibandingkan Dibandingkan Dibandingkan Dibandingkan

dengan dengan dengan dengan

tabung 1 tabung 1 tabung 1 tabung 1 dan


dilihat dari atas

Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil


DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes, RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Chang, R. 2004. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Day, R.A., A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantatif. Erlangga, Jakarta.

Lukum, A., L.A.R Laliyo & K. Sukamto. Metakognisi Mahasiswa Dalam


Pembelajaran Kesetimbangan Kimia. Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang. 21:1-125.

Mut’iah. 1907. Analisis Miskonsepsi Mahasiswa pada Empat Konsep Esensial


Kesetimbangan Kimia. Jurnal Pijar MIPA. 7: 1-42

Oxtoby, D. W., H.P. Gillis & N. H. Nachtrieb. 2001. Kimia Modern Edisi IV.
Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai