Anda di halaman 1dari 3

1

Pembahasan
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Reaksi kimia ada
yang berlangsung lambat dan ada yang cepat. Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan
konsentrasi pereaksi ataupun produk dalan suatu satuan waktu. Laju suatu eaksi dapat
dinyatakan sebagai laju berkurangnya kondentrasi suatu pereaksi; atau laju bertambahnya
konsentrasi suatu produk. Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari) konsentrasi
dalam persamaan laju. Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu
konsentrasi dari hanya satu pereaksi, maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama.
Jika orde itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu pereaksi, naka reaksi itu disebut reaksi
orde dua. Suatu reaksi dapat tak bergantung pada konsentrasi suatu pereaksi (Yuda, dkk., 2017)
Orde reaksi dikatakan mengikuti orde 0 apabila laju reaksi rata-ratanya per satuan
waktu adalah konstan dan peningkatan konsentrasi tidak mempengaruhi laju. Sedangkan, orde
reaksi dikatakan mengikuti orde 1 apabila konsentrasi sebanding dengan laju, dan apabila nilai
koefisien korelasi yang didapat dari persamaan regresi linear antara waktu dengan log
konsentrasi sisa mendekati 1. Waktu paruh adalah periode waktu yang dibutuhkan oleh suatu
obat untuk terurai menjadi setengah dari konsentrasi awal.
Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang amat penting untuk suatu
hasil produksi yang baik. Stabilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk
mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya saat dibuat
dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan. Stabilitas
obat dapat dipengaruhi oleh faktor luar seperti suhu, kelembapan, udara dan cahaya. Selain itu,
faktor faktor formulasi seperti ukuran partikel, pH, sifat dari air dan sifat pelarutnya dapat
mempengaruhi stabilitas (Damayanti et al, 2021).
Suhu yang tinggi dapat mempengaruhi semua reaksi kimia. Kenaikan suhu akan
mempercepat reaksi kimia suatu obat. Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan stabilitas
obat menjadi berkurang dan akhirnya menyebabkan penurunan kadar dari obat tersebut. pH
dapat mempengaruhi tingkat dekomposisi obat. Obat biasanya stabil pada pH 4 sampai 8.
Dengan adanya penambahan asam ataupun basa dapat menyebabkan penguraian larutan obat
menjadi dipercepat dan menyebabkan obat menjadi tidak stabil (Zaini & Gozali, 2016)
Pada praktikum ini dilakukan empat eksperimen, yaitu eksperimen kinetika penguraian
hidrogen peroksida, eksperimen pengaruh suhu terhadap stabilitas obat, eksperimen pengaruh
pH terhadap stabilitas obat, dan eksperimen pengaruh cahaya terhadap stabilitas obat. Sampel
yang digunakan pada eksperimen pertama yaitu hidrogen peroksida, dan pada percobaan
kedua, ketiga dan keempat yaitu beta karoten.
Pada eksperimen pertama diperoleh tiga grafik diantaranya grafik hubungan
2

konsentrasi terhadap waktu, grafik hubungan log konsentrasi terhadap waktu, dan grafik
hubungan 1/konsentrasi terhadap waktu. Dari ketiga grafik ini diperoleh nilai korelasi yang
berbeda, dan grafik hubungan konsentrasi terhadap waktu memiliki nilai korelasi yang paling
mendekati 1. Oleh karena itu, berdasarkan metode grafik, reaksi diasumsikan berjalan
berdasarkan orde 0. Berdasarkan metode substitusi, reaksi diasumsikan berjalan berdasarkan
reaksi orde pertama hal ini dikarenakan nilai k pada orde ini dianggap konstan. Pada metode
waktu paruh didapatkan Hidrogen Peroksida berjalan berdasarkan reaksi 0. Serta waktu paruh
yang diperoleh adalah 44,37 menit.
Pada eksperimen kedua stabilitas obat yang dipengaruh pada cahaya, suhu, dan pH
pada sampel beta karoten. Berdasarkan hasil eksperimen pada beta karoten yang dipengaruhi
oleh suhu 4oo C, 25o C, 80o C, didaptkan bahwa reaksi berjalan pada orde kedua dan didapatkan
waktu paruh 871,19 menit. Pada pengaruh cahaya gelap, pencahayaan ruangan dan lampu
halogen didapatkan reaksi berjalan pada orde dua serta nilai waktu paruh 542,5 menit. Pada
pengaruh pH 4, 6, 8, 10 reaksi berjalan pada orde satu dengan waktu paruh 52,9 menit.
Berdasarkan pustaka yang didapatkan bahwa beta karoten stabil pada pH 6-7 karena
degradasi beta karoten paling sedikit terjadi pada pH tersebut. Beta karoren juga memiliki
kepekaam yang tinggi pada suhu, dan sering mengalami degradasi/penurunan mutu secra
kimiawi ketika dilakukan pembuatan produk dan penyipamnannya, sehingga beta karoten
o
disimpan pada suhu rendah (-20 C). Beta karoen juga memiliki molekul yang sangat peka
terhadap cahaya sehingga sering diletakkan pada tempat gelap atau menggunakan lampu
halogen karena memiliki degradasi (Shao et al, 2017)
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kinetika kimia dan stabilitas obat diperoleh hasil pada
eksperimen pertama yaitu kinetika penguraian hidrogen peroksida, bila didasarkan pada
metode substitusi maka reaksi diasumsikan berjalan pada orde pertama. Sedangkan bila dilihat
pada grafik dan waktu paruh maka reaksi diasumsikan berjalan pada orde 0. Sehingga
penguraian hidorogen peroksida berjalan pada orde pertema. Pada eksperimen stabilitas obat
didaptkan bahwa stabilitas beta karoten dipengaruhi oleh cahya, suhu dan pH dan berjalan
pada reaksi orde kedua.
Saran
Saran untuk sistem laboratorium, sebaiknya praktikan dibagi menjadi dua sesi atau dua
ruangan dikarenakan ruangan cukup padat untuk satu golongan.dan agar tidak ada istilah batal
dalam praktikum agar tidak membingunkan praktikan dalam mengerjakan laporan, serta
praktikan tidak mengetahui secra teori juga. Namun mengetahui secra praktik.
3

Referensi
Damayanti, P.V. &Prasetia, I.G.N.J.A. 2021. Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Larutan Vitamin
C (Acidum ascorbicum) dengan Metode Titrasi Iodometri. Jurnal Ilmu Farmasi. 12(2):
17-20.
Laksmiani, N.P.L., Widjaja, N.I.K., & Sonia. 2015. Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu
dan Lama Pemanasan. Jurnal Farmasi Udayana.4(2): 76-81.
Yuda, R.C., Irdiansyah, &Prihatiningtyas, I. 2017. Studi Kinetika Pengaruh Suhu Terhadap
Ekstraksi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Nipis dengan Pelarut Etanol. Jurnal
Chemurgy.1(1): 22-26.
Zaini, A.N. & Gozali, D. 2016.Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Obat Sediaan Suspensi. Jurnal
Farmaka. 14(2): 1-11.

Anda mungkin juga menyukai