PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi ini berlangsung sangat lambat, tetapi dapat dikatalisis oleh ion
H+ . Walaupun telah dikatalisis, untuk mencapai kesetimbangan masih
dibutuhkan beberapa hari. Karena reaksi berlangsung sangat lambat,
konsentrasi reaktan maupun produk dapat ditentukan dengan titrasi yang
dilakukan dengan cepat. Titrasi yang dilakukan dengan cepat, diharapkan tidak
mengganggu kesetimbangan secara nyata. Konstanta kesetimbangan dapat
dicari dengan menggunakan persamaan :
[CH3COOC2H5 ][H2O]
Kc = [CH3COOH ][C2H5OH]
2.2 Teori Tambahan
2.2.1 Kesetimbangan Kimia
Salah satu fakta yang paling penting tentang reaksi kimia adalah bahwa
semua reaksi kimia reversibel (dapat balik). Bilamana suatu reaksi kimia
dimulai, hasil-hasil reaksi mulai menimbun dan seterusnya akan bereaksi satu
sama lain memulai suatu reaksi yang kebalikannya. Setelah beberapa lama
tercapailah kesetimbangan dinamis, yakni jumlah molekul (atau ion) dari setiap
zat yang terurai sama banyaknya dengan jumlah yang terbentuk dalam satu
satuan waktu.
A+B C+D
v1 = k1 x [A] x [B]
Dimana k1 adalah tetapan yang disebut tetapan laju dan kurung siku
menunjukan konsentrasi molar zat yang ada di dalam kurung. Sama halnya
kecepatan dengan mana proses kebalikannya berlangsung dinyatakan oleh :
v2 = k2 x [C] x [D]
Pada keadaan setimbang, kecepatan reaksi yang balik dan yang maju
adalah sama ( kesetimbangan ini adalah dinamis, dan bukan kesetimbangan
statis), karena itu :
[C] × [D] k1
= =K
[A] × [B] k2
2.2.2 Titrasi
Indikator
Larutan akuatik dari gas hydrogen klorida atau HCl disebut asam
klorida. Asam klorida merupakan asam kuat. Karena asam klorida banyak
digunakan dalam industri maka dalam aplikasinya harus digunakan dengan hati
– hati karena merupakan cairan yang sangat korosif. Hidrogen klorida (HCl)
adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan
satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan
molekul air membentuk ion hidronium, H3O+ (Saputra, 2015).
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh
karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium
klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air
(Saputra, 2015).
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
1. HCl 2M
2. NaOH 2,0M
3. Etanol
4. Asam asetat 1M (hati-hati dalam penggunaannya)
5. Indikator phenolftalein
3.2 Diagram Alir
Pembuatan Larutan
Erlenmeyer 1 Erlenmeyer 1
+ HCl 2M 5 mL + HCl 2M 5 mL
+ 1mL etanol + 2 mL etanol
+ 4 mL CH3COOH + 3 mL CH3COOH
Larutan 1 Larutan 2
Erlenmeyer 1 Erlenmeyer 1
+ HCl 2M 5 mL + HCl 2M 5 mL
+ 3 mL etanol + 4 mL etanol
+ 2 mL CH3COOH + 1 mL CH3COOH
Larutan 3 Larutan 4
B. Titrasi
Larutan 1 Erlenmeyer 1
+ Indikator PP + Indikator PP
- Dititrasi dengan NaOH 1M - Dititrasi dengan NaOH 1M
V NaOH : 14,00 mL V NaOH : 13,00 mL
Larutan 1 Erlenmeyer 1
+ Indikator PP + Indikator PP
- Dititrasi dengan NaOH 1M - Dititrasi dengan NaOH
+ Indikator PP
- Dititrasi dengan NaOH 1M
V NaOH : 9,80 mL
Bj : 1,022 g/mL
Piknometer
- Ditimbang piknometer kosong
+ 5 mL CH3COOH
- Ditimbang
- Dihitung P
Bj : 1,068 g/mL
Piknometer
Bj : 0,86 g/mL
3.3 Cara Kerja
A. Pembuatan Larutan
4.1 Hasil
A. Titrasi
No Percobaan V NaOH 1 M
1 14,00 mL
2 13,00 mL
3 11,80 mL
4 10,50 mL
B. Massa Jenis
No
[CH3COO [CH3COOC2H5
Erlenm [C2H5OH] [H2O] Kc
H] ]
eyer
1 0,00699 M 0,00234 M 0,00699 M 0,00699 M 3
Adanya perubahan volume yang didapatkan berasal dari jumlah mol dari
asam butirat. Mol yang didapatkan ini berasal dari reaksi pembatas yang dapat
digunakan untuk mengetahui banyaknya mol yang terlibat serta sisa mol yang
terbentuk. Pada erlenmeyer satu atau campuran jenis 1 didapatkan mol asam
butirat sebesar 0,0699, mol etanol sebesar 0,234.
Pada erlenmeyer dua atau campuran jenis 2 didapatkan mol asam butirat
sebesar 0,0533, mol etanol sebesar 0,0400. Campuran jenis 3 didapatkan mol
asam butirat sebesar 0,0333, mol etanol sebesar 0,0600. Campuran jenis 4
didapatkan mol asam butirat sebesar 0,0117, mol etanol sebesar 0,0816.
KESIMPULAN
1. Dokumentasi
2. Reaksi
A. Pembuatan Larutan Sampel
HCl
CH3COOH + C2H5OH ⇌ CH3COOC2H5 + H2O
Asam Asetat Etanol Asam Butirat Air
Etanol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑚𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
4,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑜𝑙 = = 0,0933 mol
46,08 𝑔/𝑚𝑜𝑙
CH3COOH 1 M
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑚𝑜𝑙 =
𝑀𝑟
5,34 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑜𝑙 = = 0,0889
60,052 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Erlenmeyer 2
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
0,0533 0,0933 - -
0,0533 0,0533 0,0533 0,0533
Erlenmeyer 4
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
0,0117 0,0933 - -
0,0117 0,0117 0,0117 0,0117
Erlenmeyer 2
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[CH3COOH] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0533
[CH3COOH] = = 0,00533 𝑀
10
Erlenmeyer 3
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[CH3COOH] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0333
[CH3COOH] = = 0,00333 𝑀
10
Erlenmeyer 4
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[CH3COOH] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0117
[CH3COOH] = = 0,00117 𝑀
10
F. Konsentrasi Etanol
Erlenmeyer 1
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[C2H5OH] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0234
[C2H5OH] = = 0,00234 M
10
Erlenmeyer 2
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[C2H5OH] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0400
[C2H5OH] = = 0,0040 M
10
Erlenmeyer 3
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[C2H5OH] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0600
[C2H5OH] = = 0,0060 M
10
Erlenmeyer 4
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[C2H5OH] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0816
[C2H5OH] = = 0,00816 M
10
Erlenmeyer 2
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[CH3COOC2H5] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0533
[CH3COOC2H5] = = 0,00533 M
10
Erlenmeyer 3
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[CH3COOC2H5] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0333
[CH3COOC2H5] = = 0,00333 M
10
Erlenmeyer 4
𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
[CH3COOC2H5] = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,0117
[CH3COOC2H5] = = 0,00117 M
10
Erlenmeyer 2
[𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐶 𝐻5 ].[𝐻2 𝑂]
Kc = [𝐶𝐻 3𝐶𝑂𝑂𝐻]2.
3 [𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻]
0,00533 𝑥 0,00533
Kc = = 1,3
0,00533 𝑥 0,0040
Erlenmeyer 3
[𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐶 𝐻5 ].[𝐻2 𝑂]
Kc = [𝐶𝐻 3𝐶𝑂𝑂𝐻]2.
3 [𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻]
0,00333 𝑥 0,00333
Kc = = 0,6
0,00333 𝑥 0,0060
Erlenmeyer 4
[𝐶𝐻 𝐶𝑂𝑂𝐶 𝐻5 ].[𝐻2 𝑂]
Kc = [𝐶𝐻 3𝐶𝑂𝑂𝐻]2.
3 [𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻]
0,00117 𝑥 0,00117
Kc = 0,00117 𝑥 = 0,1
0,00816