Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, konsep yang di masyarakat dan
acuan bertindak pada dasarnya telah berlangsung cukup lama. Adapun perkembangan pemikiran
HAM diantaranya adalah:
Periode sebelum kemerdekaan( 1908-1945)
Dalam konteks pemikiran HAM, para pemimpin Boedi Oetomo telah memperhatikan adanya
kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang ditinjaukan kepada
pemerintah kolonial maupun dalam tulisan yang dimuat surat kabar Goeroe Desa. Perdebatan
pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah hak persamaan
kedudukan di muka hukum.
Periode setelah kemerdekaan
(1908-1945)
1945- 1959-
1950-
1950 1966
1959
Pada periode awal kemerdekaan masih Pada periode ini sistem pemerintahan
Pemikiran HAM pada periode ini
menekankan pada hak untuk merdeka yang berlaku adalah sistem
mendapatkan momentum yang sangat
(self determination), hak kebebasan demokrasi terpimpin sebagai
membanggakan, karena suasana kebebasan
untuk berserikat melalui organisasi reaksi penolakan Soerkarno
yang menjadi semangat demokrasi atau
politik yang didirikan serta hak terhadap sistem demokrasi
demokrasi parlementer mendapatkan
kebebasan untuk menyampaikan parlementer.
tempat di kalangan elit politik.
pendapat terutama di parlemen.
1970- 1998-
1980 1966- sekara
1998 ng
Kasus
Konflik Israel
Apartheid di
dan Palestina
Afrika
Selatan
(1948-1943
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
Kasus Tragedi
Kasus
Partai Komunis
Pembunuhan
Indonesia (PKI)
Buruh Marsinah
1965-1966
(Mei 1993)
Kasus Tragedi
Semanggi dan
Kerusuhan Mei
1998
Kasus Penembakan
Kabinda Papua oleh
KKB (April 2021
Peraturan Perundang-undangan Tentang
Perlindungan HAM di Indonesia
1. UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
2. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
3. Kepres. No. 50 tahun 1993 tentang Komnas HAM
4. PP No. 2 tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap
korban dan saksi dalam pelanggaran HAM yang berat.
5. PP No. 3 tahun 2002 tentang kompensasi retitusi dan
rehabilitasi terhadap korban pelanggaran.
Upaya penegakan HAM di Indonesia
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemeritah untuk
upaya pemerintah dalam menegakkan HAM bagi warga negara
Indonesia antara lain:
• Penegakan melalui undang-undang.
• Pembentukan Komisi Nasional.
• Pembentukan pengadilan HAM.
• Penegakan melalui proses pendidikan.
Pengadilan HAM
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan
peradilan umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota.
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM
berat yang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan
(UURI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM). Pengadilan HAM
bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM
yang berat. Pengadilan HAM juga berwenang memeriksa dan memutus
perkara pelanggaran HAM yang berat yang dilakukan di luar batas territorial
wilayah negara RI oleh Warga Negara Indonesia (WNI).
Kelembagaan HAM
Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM telah dibentuk lembaga –
lembaga resmi oleh pemerintah seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan, Peradilan HAM dan lembaga – lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat terutama dalam bentuk LSM pro-demokrasi dan
HAM.
KOMNAS HAM
Komnas HAM Komisi Nasional (Komnas) HAM pada awalnya dibentuk dengan Keppres
Nomor 50 Tahun 1993. Komnas HAM bertujuan: membantu pengembangan kondisi
yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia, meningkatkan perlindungan dan
penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia
seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Fungsi
komnas HAM
• Fungsi pengkajian dan penelitian.
• Fungsi penyuluhan.
• Fungsi pemantauan.
• Fungsi mediasi
Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Komisi
Perlindungan Anak Indonesia
Komisi National Perlindungan Anak (KNPA) ini lahir berawal dari gerakan
nasional perlindungan anak yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1997.
Tugas KNPA melakukan perlindungan anak dari perlakuan, misalnya:
diskriminasi, eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual, penelantaraan,
kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah yang
lain. KNPA juga yang mendorong lahirnya UURI Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan