Anda di halaman 1dari 24

HAM

HAK ASASI MANUSIA


Erlan Mutaqien 3212211010
Nabila Nur Setiawan 3212211006
Apa itu HAM ?
HAM atau Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat
pada diri manusia yang bersifat kodratif dan fundamental
sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga,
dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau Negara.
Bagaimana HAM dalam UU ?
Dalam UU dijelaskan bahwa pengertian Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM)
Hakikat HAM
a) HAM tidak dapat dicabut, dihilangkan atau
diwariskan.
b) HAM bersifat universal, berlaku untuk semua orang
tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
status sosial, pandangan politik, dsb.
c) HAM bersifat hakiki, yaitu hak yang sudah ada
sejak dalam kandungan.
d) HAM tidak dapat dilanggar.
Sejarah HAM PBB
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh
organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB
membentuk komisi hak asasi manusia. Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny.
Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang
diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa
Universal Declaration Of Human Rights atau Pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia, yang
terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan
persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember
diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.
Sejarah HAM di Indonesia

Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, konsep yang di masyarakat dan
acuan bertindak pada dasarnya telah berlangsung cukup lama. Adapun perkembangan pemikiran
HAM diantaranya adalah:
Periode sebelum kemerdekaan( 1908-1945)
Dalam konteks pemikiran HAM, para pemimpin Boedi Oetomo telah memperhatikan adanya
kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang ditinjaukan kepada
pemerintah kolonial maupun dalam tulisan yang dimuat surat kabar Goeroe Desa. Perdebatan
pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah hak persamaan
kedudukan di muka hukum.
Periode setelah kemerdekaan
(1908-1945)
1945- 1959-
1950-
1950 1966
1959

Pada periode awal kemerdekaan masih Pada periode ini sistem pemerintahan
Pemikiran HAM pada periode ini
menekankan pada hak untuk merdeka yang berlaku adalah sistem
mendapatkan momentum yang sangat
(self determination), hak kebebasan demokrasi terpimpin sebagai
membanggakan, karena suasana kebebasan
untuk berserikat melalui organisasi reaksi penolakan Soerkarno
yang menjadi semangat demokrasi atau
politik yang didirikan serta hak terhadap sistem demokrasi
demokrasi parlementer mendapatkan
kebebasan untuk menyampaikan parlementer.
tempat di kalangan elit politik.
pendapat terutama di parlemen.
1970- 1998-
1980 1966- sekara
1998 ng

Strategi penegakkan HAM pada


Pemikiran elit penguasa pada masa ini sangat periode ini dilakukan melalui dua
Pada masa awal periode ini
diwarnai oleh sikap penolakkannya terhadap tahap status penentuan (perspective
telah diadakan berbagi
HAM sebagi produk Barat dan individualistik status) dan tahap penataan aturan
seminar tentang HAM.
serta bertentangan dengan paham kekeluragan secara konsisten( rule consistent
yang dianut bangsa Indonesia. behaviour).
Hak Asasi
Hak Asasi
Hukum Pribadi Hak Asasi
(Legal (Personal Politik
Rights) Rights) (Politic
Rights)
Macam-macam
HAM secara
Hak Asasi umum
Peradilan Hak Asasi
(Procedural Ekonomi
Rights) (Property
Hak Asasi Rights)
Sosial
Budaya
UUD 1945(amandemen I-IV UUD 1945) memuat hak asasi manusia yang terdiri dari

1) Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat


2) Hak kedudukan yang sama di dalam hukum
3) Hak kebebasan berkumpul
4) Hak kebebasan beragama
5) Hak penghidupan yang layak
6) Hak kebebasan berserikat
7) Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan
Undang-undang yang Mengatur HAM

 Pasal 28A (hak hidup)


 Pasal 28 B (hak berkeluarga)
 Pasal 28 C (hak memperoleh pendidikan)
 Pasal 28 D (kepastian hukum)
 Pasal 28 E (hak kebebasan beragama)
 Pasal 28F (komunikasi dan informasi)
 Pasal 28G (kesejahteraan dan jaminan sosial)
Pelanggaran HAM
Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia (UURI Nomor
39 Tahun 1999). Richard Falk, salah seorang pemerhati HAM mengembangkan suatu standar
guna mengukur derajat keseriusan pelanggaran hak – hak asasi manusia. Hasilnya adalah
disusunnya kategori–kategori pelanggaran hak – hak asasi manusia yang dianggap kejam,
yaitu :
a. Pembunuhan besar – besaran (genocide).
b. Rasialisme resmi.
c. Terorisme resmi berskala besar.
d. Pemerintahan totaliter.
e. Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan– kebutuhan dasar manusia.
f. Perusakan kualitas lingkungan.
g. Kejahatan – kejahatan perang.
Pelanggaran HAM
Dalam UURI Nomor 39 Tahun 1999 yang dikategorikan pelanggaran HAM yang berat
adalah :
a. Pembunuhan masal (genocide);
b. Pembunuhan sewenang – wenang atau diluar putusan pengadilan;
c. penyiksaan;
d. penghilangan orang secara paksa;
e. perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis.
Disamping pelanggaran HAM yang berat juga dikenal pelanggaran HAM biasa. Pelanggaran
HAM biasa antara lain:
• Pemukulan
• Penganiayaan
• Pencemaran nama baik
• Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
Kasus Pelanggaran HAM di Dunia

Renzim Benito Mussolini di Italia Renzim Adolf Hilter di Jerman


(1924-1943) (1933-1945)

Kasus
Konflik Israel
Apartheid di
dan Palestina
Afrika
Selatan
(1948-1943
Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
Kasus Tragedi
Kasus
Partai Komunis
Pembunuhan
Indonesia (PKI)
Buruh Marsinah
1965-1966
(Mei 1993)

Kasus Tragedi
Semanggi dan
Kerusuhan Mei
1998
Kasus Penembakan
Kabinda Papua oleh
KKB (April 2021
Peraturan Perundang-undangan Tentang
Perlindungan HAM di Indonesia
1. UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
2. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
3. Kepres. No. 50 tahun 1993 tentang Komnas HAM
4. PP No. 2 tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap
korban dan saksi dalam pelanggaran HAM yang berat.
5. PP No. 3 tahun 2002 tentang kompensasi retitusi dan
rehabilitasi terhadap korban pelanggaran.
Upaya penegakan HAM di Indonesia
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemeritah untuk
upaya pemerintah dalam menegakkan HAM bagi warga negara
Indonesia antara lain:
• Penegakan melalui undang-undang.
• Pembentukan Komisi Nasional.
• Pembentukan pengadilan HAM.
• Penegakan melalui proses pendidikan.
Pengadilan HAM
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan
peradilan umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota.
Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM
berat yang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan
(UURI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM). Pengadilan HAM
bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM
yang berat. Pengadilan HAM juga berwenang memeriksa dan memutus
perkara pelanggaran HAM yang berat yang dilakukan di luar batas territorial
wilayah negara RI oleh Warga Negara Indonesia (WNI).
Kelembagaan HAM
Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM telah dibentuk lembaga –
lembaga resmi oleh pemerintah seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan, Peradilan HAM dan lembaga – lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat terutama dalam bentuk LSM pro-demokrasi dan
HAM.
KOMNAS HAM
Komnas HAM Komisi Nasional (Komnas) HAM pada awalnya dibentuk dengan Keppres
Nomor 50 Tahun 1993. Komnas HAM bertujuan: membantu pengembangan kondisi
yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia, meningkatkan perlindungan dan
penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia
seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. Fungsi
komnas HAM
• Fungsi pengkajian dan penelitian.
• Fungsi penyuluhan.
• Fungsi pemantauan.
• Fungsi mediasi
Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Komisi
Perlindungan Anak Indonesia

Komisi National Perlindungan Anak (KNPA) ini lahir berawal dari gerakan
nasional perlindungan anak yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1997.
Tugas KNPA melakukan perlindungan anak dari perlakuan, misalnya:
diskriminasi, eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual, penelantaraan,
kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah yang
lain. KNPA juga yang mendorong lahirnya UURI Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan


dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 181 Tahun 1998. Dasar
pertimbangan pembentukan Komisi Nasional ini adalah
sebagai upaya mencegah terjadinya dan menghapus segala
bentuk kekerasan terhadap perempuan.
LSM Pro-demokrasi dan HAM

Disamping lembaga penegakan hak asasi manusia yang dibentuk oleh


pemerintah, masyarakat juga mendirikan berbagai lembaga HAM.
Lembaga HAM bentukan masyarakat terutama dalam bentuk LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat) atau NGO (Non Governmental
Organization) yang programnya berfokus pada upaya pengembangan
kehidupan yang demokratis (demokratisasi) dan pengembangan HAM.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai