I. Jawaban Kelompok 1
1. Apa perbedaan kejahatan genosida dan kejahatan manusia pada umumnya?
– Singlaire (kelompok 2)
Kejahatan genosida = Sengaja dilakukan dan direncanakan untuk memusnahkan atau
menghilangkan kelompok tertentu.
Kejahatan manusia = Menghilangkan atau memusnahkan perorangan secara luas atau
sistematis yg ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil.
5. Apa perbedaan perlindungan HAM periode 1959 -1966 dan 1966 – 1998?
- A. Fajirn (kelompok 4)
Pada tahun 1959 – 1966 Lemahnya fungsi lembaga perwakilan rakyat menjadi salah satu
keburukan. Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat menjadi
semacam boneka yang dikendalikan oleh pemimpin negara. Dalam hal ini, aspirasi-
aspirasi dan keinginan rakyat tidak mampu diwujudkan oleh pemerintah. Program-
program pemerintah seperti LKMD, Inpres desa tertinggal, dan seterusnya, menjadi
semacam program penjinakan yang dilakukan oleh penguasa agar rakyat miskin tidak
berteriak menuntut hak-hak mereka.
Pada tahun 1966 – 1997 hukum yang diskriminatif menjadi keburukan. Hukum hanya
berlaku bagi masyarakat biasa atau masyarakat menengah ke bawah. Pejabat dan kelas
atas menjadi golongan yang kebal hukum. Hak masyarakat untuk mendapatkan
perlakukan yang sama di depan hukum menjadi hal yang sangat langka. Hak asasi sosial
dilanggar oleh pemerintah.
2. Apa perbedaan antara dasar hukum yang diatur dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950?
- Yuniar Alfain (kelompok 4)
Perbedaan antara Konstitusi RIS dan UUDS 1950 sebenernya hanya terdapat pada
susunan sistematika penyusunan dan bentuk negaranya, sedangkan isinya sama aja yaitu
sama-sama mengatur hukum-hukum yang berlaku di Indonesia.
Perbedaan sistematika penyusunan:
Konstitusi RIS: tersusun atas 4 alinea, 6 bab, dan 197 pasal
UUDS 1950 : tersusun atas 4 alinea, 6 bab, 146 pasal, dan 1 pasal penutup
Perbedaan bentuk negara:
Konstitusi RIS: berbentuk negara serikat
UUDS 1950 : berbentuk negara kesatuan
3. Apakah ada perkembangan hukum dalam memajukan dasar hukum HAM di Indonesia?
- Muhamad Haikal (kelompok 5)
Periode 1945-1950
Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi secara formal. Contohnya: Hak kebebasan
untuk merdeka, Hak kebebasan untuk berserikat/berkumpul dalam organisasi politik,
Hak kebebasan menyampaikan pendapat, Hak Maklumat Pemerintah tanggal 1
November 1945 tentang Pemilihan Umum, Maklumat Pemerintah tanggal 3
November 1945 tentang pembentukan partai Politik, Maklumat Pemerintah tanggal
14 November 1945.
Periode 1950-1959
Pemikiran HAM telah mendapat momentum yang sangat membanggakan.
Contohnya: Masa Demokrasi Parlementer, Tumbuh partai politik di berbagai
ideologi, Berkembangnya kebebasan pers, Masa pasang, UU No.68 tahun 1958
tentang Hak Politik Perempuan.
Periode 1959-1966
Telah terjadi pemasungan Hak Asasi Manusia. Contohnya: Masa Demokrasi
Terpimpin, Kekuasaan terpusat berada di tangan presiden sipil dan hak politik seperti
hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Dengan
kata lain, telah terjadi sikap restriktif (pembatasan yang ketat oleh kekuasaan)
terhadap hak sipil dan hak politik warna negara.
Periode 1966-1998
Pada awal periode ini telah diadakan seminar tentang HAM yang dilaksanakan pada
1967. Contohnya: Peralihan pemerintahan dari Presiden Soekarno ke Presiden
Soeharto, Masa Orde Baru, Masa ini terbagi menjadi tiga bagian:
Awal orde baru
Banyak diadakan seminar HAM
Ada semangat menegakkan HAM
Seminar rekomendasi gagasan pembentukan pengadilan HAM (1967)
Seminar Nasional Hukum II (1968) rekomendasi uji materiil perlindungan HAM
Tap MPRS No. XIV/MPRS/1966
Tahun 1970-an awal sampai Periode akhir 1980-an
Persoalan HAM mengalami kemunduran
Penguasa menolak HAM
HAM dianggap produk barat yang bertentangan dengan nilai luhur bangsa Indonesia
Menjelang Periode 1990-an sampai akhir orde baru
Masyarakat dan LSM HAM terus bergerak
HAM kembali dihargai
Pergeseran strategi pemerintah dari represif dan defensif ke strategi akomodatif
Pembentukan Komnas HAM tanggal 7 Juni 1993 menurut Kepres No. 50 tahun 1993
Periode 1998-sekarang
Masa dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru yang
berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan HAM. Contohnya: Masa Reformasi,
Dilakukan pengkajian terhadap kebijakan pemerintah orde baru yang berlawanan
dengan pemajuan dan perlindungan HAM, Penyusunan perundang-undangan
mengenai HAM, Pengkajian dan ratifikasi terhadap instrumen HAM internasional,
Terdapat 2 tahap strategi penegakan HAM:
Tahap Status Penentuan (prescriptive status)
Penerapan perundang-undangan mengenai HAM, Tap MPR, UU, Perpu, dan Kepres
Tahap Penataan Aturan Secara Konsisten (rule consistent behaviour)
Pada masa pemerintahan Presiden Habibie
Tap MPR No. XVII/MPR/1998
Ratifikasi Konvensi ILO
Rencana aksi Nasional HAM
Persiapan pengesahan perangkat internasional HAM
Desiminasi informasi dan pendidikan HAM
Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM
Pelaksanaan isi perangkat internasional yang telah diratifikasi perundangan nasional
V. Jawaban Kelompok 5
1. Apa perbedaan restitusi, kompensasi, dan rehabilitasi?
- Johannes (kelompok 2)
Restitusi adalah ganti rugi yang dibayar oleh pelaku kepada korban atau keluarganya.
Kompensasi adalah ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah kepada korban atau
keluarganya.
Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik atau hak-hak lainnya oleh pemerintah kepada
pelaku yang telah dipidana, biasanya jika hukumannya terlalu berat jika dibandingkan
dengan tindak pidananya, atau jika pelaku ternyata tidak bersalah.
2. Bagaimana cara pelajar berpartisipasi dalam penegakan HAM?
- Kholilah (kelompok 3)
Mempelajari PKn dengan sungguh-sungguh
Menerapkan sikap-sikap positif dalam menegakkan HAM
Tidak memilih-milih teman, dalam arti bergaul dan berteman dengan siapa saja
Menghormati teman yang berbeda suku, ras, agama, kulit, dan sebagainya
Tidak saling membully
Menghormati dan menghargai guru dan teman