PENDAHULUAN
1. Jika pada sistem terdiri dari 2 lapisan cair yang tidak tercampur atau
tercampur sebagian ditambahkan zat ketiga yang larut dalam kedua lapisan
tersebut, maka zat ketiga akan terdistribusi diantara kedua lapisan tersebut
dengan perbandingan tertentu.
2. Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam fasa I dan fasa II adalah
konstan dan tidak tergantung dari jumlah zat terlarut.
TINJAUAN PUSTAKA
……………………………… (1)
Fasa organik yang dipakai dalam percobaan ini adalah Toluen. Bagian
pertama percobaan ini adalah untuk menentukan koefisien distribusi yang
merupakan parameter kuantitatif dan mendefinisikan bagaimana molekul-
molekul Iodium membagi dirinya diantara kedua fasa.
............................................ (2)
Konsentrasi Iodium dalam kedua fasa itu ditentukan dengan cara titrasi
dengan Natrium tiosulfat. Dalam penentuan konstanta kesetimbangan dibuat
anggapan bahwa koefisien distribusi molekul Iodium tidak bergantung dari
adanya komponen lain. Penentuan konsentrasi Iodium dalam fasa Toluen yang
berada dalam kesetimbangan dengan fasa encer, dan pengetahuan tentang
koefisien distribusi menghasilkan (I2)c pada fasa encer.
2.2 Teori Tambahan
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Corong pisah 250 mL
2. Gelas kimia 100 mL
3. Pipet ukur : 5, 10, 25 mL
4. Ball pipet
5. Buret 50 mL
6. Statif & klem buret
7. Erlenmeyer 250 mL
8. Pipet tetes
9. Gelas ukur 5, 10 mL
10. Corong gelas
11. Penyangga corong
12. Botol semprot
3.1.2 Bahan
1. Toluen
2. Larutan Iodium dalam Toluen
3. KI 1M
4. Na2S2O3 0,1M
5. Indikator
3.2 Diagram Alir
A. Kalibrasi Pipet Ukur 5 mL
Pipet ukur 5 mL
10 mL I2 dalam Toluen
+ 100 mL H2O
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa
+ 2,5 mL toluen
+ 100 mL H2O
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa
5 mL I2 dalam Toluen
+ 5 mL toluen
+ 100 mL H2O
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa
10 mL I2 dalam Toluen
+ 100 mL KI 0,1 M
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa
10 mL I2 dalam Toluen
+ 100 mL KI 0,05 M
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa
3. Corong pisah 3
10 mL I2 dalam Toluen
+ 100 mL KI 0,025 M
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa
4.1 Hasil
A. Kalibrasi Pipet Ukur
Perlakuan Hasil
Botol timbang
Piknometer
Volume
3 mL 2,2 mL 4 mL 3,3 mL 4,5 mL 3,6 mL
Na2S2O3
Volume
2,7 mL 0,8 mL 3,1 mL 1,1 mL 3,6 mL 1,4 mL
Na2S2O3
4.2 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN
1. Dokumentasi
A. Kalibrasi pipet ukur 5 mL
Hasil titrasi dari I2 dalam Toluen dan I2 dalam H2O dengan larutan Na2S2O3.
2. Reaksi
Reaksi titrasi
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Reaksi konstanta kesetimbangan
I2 + I - I3-
3. Perhitungan
A. Kalibrasi Pipet Ukur 5 mL
a) Botol timbang
Massa toluen = (berat botol timbang + toluen) – berat botol timbang
kosong
= 35,67 gram – 31,47 gram
= 4,2 gram
m 4,2 g
ρ toluen = = = 0,84 g/mL
v 5 mL
b) Piknometer
Massa toluen = (berat piknometer + toluen) – berat piknometer kosong
= 15,93 gram – 11,72 gram
= 4,21 gram
m 4,21 g
ρ toluen = = = 0,842 g/mL
v 5 mL
Volume
3 mL 2,2 mL 4 mL 3,3 mL 4,5 mL 3,6 mL
Na2S2O3
Menentukan nilai KD I2
Corong pisah 1
[ I 2 dalam Toluen]
KD =
[ I 2 dalam H 2 O]
0,12 M
=
0,0176 M
= 6,8182
Corong pisah 2
[ I 2 dalam Toluen]
KD =
[ I 2 dalam H 2 O]
0,16 M
=
0,0264 M
= 6,0606
Corong pisah 3
[ I 2 dalam Toluen]
KD =
[ I 2 dalam H 2 O]
0,18 M
=
0,0288 M
= 6,25
Volume
2,7 mL 0,8 mL 3,1 mL 1,1 mL 3,6 mL 1,4 mL
Na2S2O3
Corong pisah 2
Kc = ¿¿
0,124
=
0,1 x 0,0088
= 140,91
Corong pisah 3
Kc = ¿¿
0,144
=
0,1 x 0,0112
= 128,57