Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan


Berdasarkan Hukum Distribusi yaitu :

1. Jika pada sistem terdiri dari 2 lapisan cair yang tidak tercampur atau
tercampur sebagian ditambahkan zat ketiga yang larut dalam kedua lapisan
tersebut, maka zat ketiga akan terdistribusi diantara kedua lapisan tersebut
dengan perbandingan tertentu.
2. Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam fasa I dan fasa II adalah
konstan dan tidak tergantung dari jumlah zat terlarut.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mennetukan koefisien fistribusi (KD) dari Iodium dalam Toluen
dan H2O.
2. Untuk menentukan konstanta kesetimbanagn dari reaksi (KC).
I2 + I - I3-
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar


Dalam larutan encer, molekul Iodium bereaksi secara lemah dengan
ion Iodium untuk membentuk ion I3¯. Kesetimbangan berlangsung sangat
cepat sehingga tidak mungkin untuk mengukur konsentrasi dari komponen-
komponennya dengan menggunakan peralatan secara kimiawi.

Konstanta kesetimbangan (Kc) dapat ditentukan dari hubungan :

……………………………… (1)

Indeks c menyatakan konsentrasi berada dalam kesetimbangan dan


digunakan berdasarkan kenyataan bahwa molekul-molekul Iodium mampu
menyebar dengan sendirinya diantara fasa encer dan fasa organik tidak
tercampur, tetapi tidak demikian halnya dengan komponen-komponen I ¯ dan
I3¯.

Fasa organik yang dipakai dalam percobaan ini adalah Toluen. Bagian
pertama percobaan ini adalah untuk menentukan koefisien distribusi yang
merupakan parameter kuantitatif dan mendefinisikan bagaimana molekul-
molekul Iodium membagi dirinya diantara kedua fasa.

............................................ (2)

Konsentrasi Iodium dalam kedua fasa itu ditentukan dengan cara titrasi
dengan Natrium tiosulfat. Dalam penentuan konstanta kesetimbangan dibuat
anggapan bahwa koefisien distribusi molekul Iodium tidak bergantung dari
adanya komponen lain. Penentuan konsentrasi Iodium dalam fasa Toluen yang
berada dalam kesetimbangan dengan fasa encer, dan pengetahuan tentang
koefisien distribusi menghasilkan (I2)c pada fasa encer.
2.2 Teori Tambahan
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Corong pisah 250 mL
2. Gelas kimia 100 mL
3. Pipet ukur : 5, 10, 25 mL
4. Ball pipet
5. Buret 50 mL
6. Statif & klem buret
7. Erlenmeyer 250 mL
8. Pipet tetes
9. Gelas ukur 5, 10 mL
10. Corong gelas
11. Penyangga corong
12. Botol semprot

3.1.2 Bahan
1. Toluen
2. Larutan Iodium dalam Toluen
3. KI 1M
4. Na2S2O3 0,1M
5. Indikator
3.2 Diagram Alir
A. Kalibrasi Pipet Ukur 5 mL

Pipet ukur 5 mL

- Dibersihkan dan dikeringkan


- Ditimbang botol timbang kosong
- Dimasukkan toluen ke dalam pipet ukur kering
- Dipindahkan ke dalam botol timbang kosong yang telah
diketahui beratnya
- Ditimbang botol timbang + toluen
- Ditentukan kerapatan toluen dengan piknometer
- Dihitung volume toluen yang sebenarnya

Massa botol timbang kosong : 31,47 gram


Massa botol timbang + 5 mL toluen : 35,67 gram
Kerapatan toluen : 0,842 g/mL
Volume toluen sebenarnya : 5 mL
B. Penentuan Koefisien Ditribusi
1. Corong pisah 1

10 mL I2 dalam Toluen

+ 100 mL H2O
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa

I2 dalam Toluen I2 dalam H2O

- Dipipet 2,5 mL - Dipipet 12,5 mL


+ KI - Dititrasi dengan larutan
- Dititrasi dengan lar. Na2S2O Na2S2O3
-
Konsentarsi I2 : 0,12 M Konsentarsi I2 : 0,0176 M
2. Corong
Nilai KD I2 pisah 2
: 6,8182 Nilai KD I2 : 6,8182

7,5 mL I2 dalam Toluen

+ 2,5 mL toluen
+ 100 mL H2O
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa

I2 dalam Toluen I2 dalam H2O

- Dipipet 2,5 mL - Dipipet 12,5 mL


+ KI - Dititrasi dengan larutan
- Dititrasi dengan lar. Na2S2O3 Na2S2O3

Konsentarsi I2 : 0,16 M Konsentarsi I2 : 0,0264 M


Nilai KD I2 : 6,0606 Nilai KD I2 : 6,0606
3. Corong pisah 3

5 mL I2 dalam Toluen

+ 5 mL toluen
+ 100 mL H2O
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa

I2 dalam Toluen I2 dalam H2O

- Dipipet 2,5 mL - Dipipet 12,5 mL


+ KI - Dititrasi dengan larutan
- Dititrasi dengan lar. Na2S2O3 Na2S2O3

Konsentarsi I2 : 0,18 M Konsentarsi I2 : 0,0288 M


Nilai KD I2 : 6,25 Nilai KD I2 : 6,25

C. Penentuan Konstanta Kesetimbangan


1. Corong pisah 1

10 mL I2 dalam Toluen

+ 100 mL KI 0,1 M
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa

Fasa toluen + KI Fasa air

- Dipipet 2,5 mL - Dipipet 12,5 mL


- Dititrasi dengan Na2S2O3 - Dititrasi dengan Na2S2O3

Konsentarsi I2 : 0,108 M Konsentarsi I2 : 0,0064 M


Nilai KC I2 : 168,75 Nilai KC I2 : 168,75
2. Corong pisah 2

10 mL I2 dalam Toluen

+ 100 mL KI 0,05 M
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa

Fasa toluen + KI Fasa air

- Dipipet 2,5 mL - Dipipet 12,5 mL


- Dititrasi dengan Na2S2O3 - Dititrasi dengan Na2S2O3

Konsentarsi I2 : 0,124 M Konsentarsi I2 : 0,0088 M


Nilai KC I2 : 140,91 Nilai KC I2 : 140,91

3. Corong pisah 3

10 mL I2 dalam Toluen

+ 100 mL KI 0,025 M
- Dikocok selama 30 menit
- Didiamkan selama 20 menit
- Dipisahkan 2 fasa

Fasa toluen + KI Fasa air

- Dipipet 2,5 mL - Dipipet 12,5 mL


- Dititrasi dengan Na2S2O3 - Dititrasi dengan Na2S2O3

Konsentarsi I2 : 0,144 M Konsentarsi I2 : 0,0112 M


Nilai KC I2 : 128,57 Nilai KC I2 : 128,57
3.3 Cara Kerja
A. Kalibrasi Pipet Ukur 5 mL
1. Dibersihkan dan dikeringkan botol timbang ukuran 5 mL
2. Ditimbang botol kosong.
3. Dimasukkan toluen ke dalam pipet ukur yang telah kering tersebut.
Kemudian pindahkan ke dalam botol timbang kosong yang telah
diketahui beratnya.
4. Ditimbang botol timbang + toluen
5. Kerapatan toluen dapat ditentukan dengan piknometer
6. Dihitung volume toluen yang sebenarnya.

B. Penentuan Koefisien Distribusi


1. Dimasukkan dalam corong pisah zat-zat tersebut ini :
Corong pisah 1 Corong pisah 2 Corong pisah 3
Zat
(mL) (mL) (mL)
I2 dalam
10 7,5 5
Toluen
Toluen - 2,5 5
H2O 100 100 100

2. Dikocok ketiga corong pisah tersebut selama 30 menit, agar


kesetimbangan tercapai.
3. Didiamkan selama 20 menit agar kedua fasa terpidah secara sempurna.
4. Dipipet I2 dalam Toluen 2,5 mL, ditambahkan KI dan dititrasi dengan
larutan Na2S2O3.
5. Dipipet I2 dalam H2O 12,5 mL, dititrasi dengan larutan Na2S2O3.
C. Penentuan Konstanta Kesetimbangan
1. Dimasukkan dalam corong pisah zat-zat tersebut ini :
Corong pisah 1 Corong pisah 2 Corong pisah 3
Zat
(mL) (mL) (mL)
I2 dalam
10 10 10
Toluen
KI 0.1M 100 - -
KI 0,05M - 100 -
KI 0,025M - - 100

2. Dikocok ketiga corong pisah tersebut selama 30 menit


3. Didiamkan 20 menit.
4. Dipipet 12,5 mL fasa air dan dititrasi dengan larutan Na2S2O3.
5. Dipipet 2,5 mL fasa Toluen + KI dan ditittrasi dengan larutan Na2S2O3.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Kalibrasi Pipet Ukur
Perlakuan Hasil

Botol timbang

- Ditimbang botol timbang kosong Massa = 31,47 gram

- Ditimbang botol + 5 mL toluen Massa = 35,67 gram

- Ditentukan berat toluen Massa = 4,2 gram

- Ditentukan kerapatan toluen ρ toluen = 0,84 g/mL

Piknometer

- Ditimbang piknometer kosong Massa = 11,72 gram

- Ditimbang pikno + 5 mL toluen Massa = 15,93 gram

- Ditentukan berat toluen Massa = 4,21 gram

- Ditentukan kerapatan toluen ρ toluen = 0,842 g/mL

B. Penentuan Koefisien Distribusi (KD)


Corong pisah 1 Corong pisah 2 Corong pisah 3

Parameter I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam


Toluen H2O Toluen H2O Toluen H2O

Volume
3 mL 2,2 mL 4 mL 3,3 mL 4,5 mL 3,6 mL
Na2S2O3

Konsentrasi 0,12 M 0,0176 M 0,16 M 0,0264 M 0,18 M 0,0288 M


KD 6,8182 6,0606 6,25

C. Penentuan Konstanta Kesetimbangan


Corong pisah 1 Corong pisah 2 Corong pisah 3

Parameter I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam


Toluen H2O Toluen H2O Toluen H2O

Volume
2,7 mL 0,8 mL 3,1 mL 1,1 mL 3,6 mL 1,4 mL
Na2S2O3

Konsentrasi 0,108 M 0,0064 M 0,124 M 0,0088 M 0,144 M 0,0112 M

Kc 168,75 140,91 128,57

4.2 Pembahasan
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa :


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1. Dokumentasi
A. Kalibrasi pipet ukur 5 mL

Berat botol timbang Berat botol timbang +


kosong toluen

Berat piknometer kosong


Berat piknometer + toluen

B. Penentuan Koefisien Distribusi

Corong pisah 2 (I2


Corong pisah 1 (I2 Corong pisah 3 (I2 dalam
dalam Toluen 7,5 mL,
dalam Toluen 10 mL Toluen 5 mL, Toluen 25
Toluen 2,5 mL dan
dan H2O 100 mL) mL dan H2O 100 mL)
H2O 100 mL)
Didiamkan sampai terpisah menjadi 2 Larutan dipisahkan I2 dalam Toluen
fasa selama 20 menit. dan I2 dalam H2O

Hasil titrasi dari I2 dalam Toluen dan I2 dalam H2O dengan larutan Na2S2O3.

C. Penentuan Konsentrasi Kesetimbangan

Corong pisah 1 (I2 Corong pisah 2 (I2 Corong pisah 3


dalam Toluen dan dalam Toluen dan (I2 dalam Toluen
KI 0,1M) KI 0,05M) dan KI 0,025M)

Didiamkan sampai terpisah menjadi 2 fasa selama 20 menit.


Penambahan KI Ditambahkan
Larutan dipisahkan
dan larutan dititrasi amylum dan
antara fasa air dan
dengan Na2S2O3 dititrasi dengan
fasa toluen + KI.
Na2S2O3.

2. Reaksi
Reaksi titrasi
I2 + 2S2O32-  2I- + S4O62-
Reaksi konstanta kesetimbangan
I2 + I -  I3-

3. Perhitungan
A. Kalibrasi Pipet Ukur 5 mL
a) Botol timbang
Massa toluen = (berat botol timbang + toluen) – berat botol timbang
kosong
= 35,67 gram – 31,47 gram
= 4,2 gram
m 4,2 g
ρ toluen = = = 0,84 g/mL
v 5 mL
b) Piknometer
Massa toluen = (berat piknometer + toluen) – berat piknometer kosong
= 15,93 gram – 11,72 gram
= 4,21 gram
m 4,21 g
ρ toluen = = = 0,842 g/mL
v 5 mL

B. Penentuan Koefisien Distribusi


Menentukan Konsentrasi I2
Volume I2 dalam Toluen = 2,5 mL
Volume I2 dalam H2O = 12,5 mL
[Na2S2O3] = 0,1 M

Corong pisah 1 Corong pisah 2 Corong pisah 3

Titrasi I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam


Toluen H2O Toluen H2O Toluen H2O

Volume
3 mL 2,2 mL 4 mL 3,3 mL 4,5 mL 3,6 mL
Na2S2O3

Corong pisah 1 : Volume I2 dalam Toluen = 10 mL


Volume Toluen = 0 mL
Volume H2O = 100 mL
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I2 dalam Toluen] =
V .Toluen
0,1 M x 3 mL
=
2,5 mL
= 0,12 M
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I2 dalam H2O] =
V .Toluen
0,1 M x 2,2 mL
=
12,5 mL
= 0,0176 M

Corong pisah 2 : Volume I2 dalam Toluen = 7,5 mL


Volume Toluen = 2,5 mL
Volume H2O = 100 mL
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I2 dalam Toluen] =
V .Toluen
0,1 M x 4 mL
=
2,5 mL
= 0,16 M
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I2 dalam H2O] =
V .Toluen
0,1 M x 3,3 mL
=
12,5 mL
= 0,0264 M

Corong pisah 3 : Volume I2 dalam Toluen = 5 mL


Volume Toluen = 5 mL
Volume H2O = 100 mL
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I2 dalam Toluen] =
V .Toluen
0,1 M x 4,5 mL
=
2,5 mL
= 0,18 M
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I2 dalam H2O] =
V .Toluen
0,1 M x 3,6 mL
=
12,5 mL
= 0,0288 M

Menentukan nilai KD I2
Corong pisah 1
[ I 2 dalam Toluen]
KD =
[ I 2 dalam H 2 O]
0,12 M
=
0,0176 M
= 6,8182
Corong pisah 2
[ I 2 dalam Toluen]
KD =
[ I 2 dalam H 2 O]
0,16 M
=
0,0264 M
= 6,0606

Corong pisah 3
[ I 2 dalam Toluen]
KD =
[ I 2 dalam H 2 O]
0,18 M
=
0,0288 M
= 6,25

C. Penentuan Konstanta Kesetimbangan


Menentukan Konsentrasi I3-
[KI] pada corong pisah 1 = 0,1 M
[KI] pada corong pisah 2 = 0,05 M
[KI] pada corong pisah 3 = 0,025 M
Volume fasa air = 12,5 mL
Volume fasa Toluen + KI = 2,5 mL

Corong pisah 1 Corong pisah 2 Corong pisah 3

Titrasi I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam I2 dalam


Toluen H2O Toluen H2O Toluen H2O

Volume
2,7 mL 0,8 mL 3,1 mL 1,1 mL 3,6 mL 1,4 mL
Na2S2O3

Corong pisah 1 : Volume I2 dalam Toluen = 10 mL


Volume KI 0,1 M = 100 mL
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I3]-c = [I2 dalam Toluen] =
V . fasa Toluen+ KI
0,1 M x 2,7 mL
=
2,5mL
= 0,108 M
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I3]-c = [I2 dalam H2O] =
V . fasa H 2 O
0,1 M x 0,8 mL
=
12,5 mL
= 0,0064 M

Corong pisah 2 : Volume I2 dalam Toluen = 10 mL


Volume KI 0,05 M = 100 mL
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I3]-c = [I2 dalam Toluen] =
V . fasa Toluen+ KI
0,1 M x 3,1 mL
=
2,5 mL
= 0,124 M
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I3]-c = [I2 dalam H2O] =
V . fasa H 2 O
0,1 M x 1,1 mL
=
12,5 mL
= 0,0088 M

Corong pisah 3 : Volume I2 dalam Toluen = 10 mL


Volume KI 0,025 M = 100 mL
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I3]-c = [I2 dalam Toluen] =
V . fasa Toluen+ KI
0,1 M x 3,6 mL
=
2,5 mL
= 0,144 M
[ Tiosulfat ] x V . Tiosulfat
[I3]-c = [I2 dalam H2O] =
V . fasa H 2 O
0,1 M x 1,4 mL
=
12,5mL
= 0,0112 M
Mencari Nilai Kc
Corong pisah 1
Kc = ¿¿
0,108
=
0,1 x 0,0064
= 168,75

Corong pisah 2
Kc = ¿¿
0,124
=
0,1 x 0,0088
= 140,91

Corong pisah 3
Kc = ¿¿
0,144
=
0,1 x 0,0112
= 128,57

Anda mungkin juga menyukai