REAKSI-REAKSI TRIGLISERIDA
H031211017
KELOMPOK IV
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Laporan Praktikum Biokimia
REAKSI-REAKSI TRIGLISERIDA
H031211017
Asisten Praktikan
PENDAHULUAN
Konsumsi lemak dunia berkisar antara 10-45% dari total energi. Trigliserida
menjadi bahan lemak yang memiliki kemudahan dicerna paling tinggi dan
mengandung energi yang tertinggi pula (9 kkal/gram). Lemak memiliki cita rasa
asupan lemak. Untuk mengatasi hal tersebut telah banyak dilakukan penelitian
mengenai berbagai produk pengganti lemak yang lebih sehat dan rendah kalori
namun memiliki cita rasa lemak. Salah satu produk pengganti lemak
dunia diperkirakan masih 1,333 triliun barrel yang akan habis dalam waktu 45,7
bakar alternatif ramah lingkungan. Rudolf Diesel, pada tahun 1899 menciptakan
mesin diesel dengan menggunakan bahan bakar minyak nabati (minyak kacang
sebagai mono alkil ester asam lemak rantai Panjang yang diturunkan dari bahan
baku lemak sebagai sumber yang dapat diperbahurui, seperti minyak nabati dan
lemak hewani, untuk digunakan dalam mesin diesel (Kartika dkk., 2012).
pada senyawa lemak dengan melakukan tes akrolein dan tes kolorimetri.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
reaksi-reaksi trigliserida
akrolein dengan cara penambahan KHSO4 dan pemanasan hingga timbul bau yang
dan H2SO4 pekat. Hasil uji positif ditandai dengan terbentuknya warna hijau
zamrud.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat
fisiknya daripada sifat kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa (1) relatif
tidak larut dalam air dan (2) larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan
kloroform. Senyawa ini merupakan kandungan makanan yang penting, tetapi juga
karena nilai energinya yang tinggi, tetapi juga karena asam lemak esensial dan
vitamin larut lemak serta mikronutrien lipofilik lain yang terkandung dalam lemak
makanan alami. Lemak disimpan di jaringan adiposa, tempat senyawa ini juga
lipoprotein. Lipid memiliki peran sangat penting dalam nutrisi serta kesehatan,
larut pada pelarut organik yang cenderung non-polar seperti etanol, eter, dan
kloroform, namun terdapat beberapa golongan lipid yang larut pada pelarut polar.
Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi
sebgagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang
beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hari, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan
dalam sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti
(eter, kloroform, dan benzena). Lipid bersifat non polar atau hidrofolik. Penyusun
utama lipida adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam
sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R’COOH dan
R‖COOH. Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami
dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16,18, atau 20 atom
bebas, lilin (wax), dan juga kelompok lipida sederhana yang mengandung
Secara umum, lipid tidak larut dalam air karena mengandung banyak
hidrofobik, dan tak larut air. Molekul ini disebut amfipatik. Molekul mengalami
orientasi pada pertemuan air-minyak dengan gugus polar di fase air dan gugus
nonpolar di fase minyak. Lipid lapis ganda (bilayer) amfipatik ini adalah struktur
dasar pada membran biologis. Lipid berada dalam suatu konsentrasi kritis dalam
medium air. Agregasi garam empedu menjadi misel dan liposom serta
sebagai pembawa obat dalam sirkulasi yang diarahkan ke organ spesifik, dalam
terapi kanker. Liposom digunakan untuk pemindahan gen ke dalam sel vaskular
sebagai pembawa pada pemakaian obat atau kosmetik secara topikal atau
transdermal. Emulsi merupakan partikel yang jauh lebih besar, yang biasanya
dibentuk oleh lipid nonpolar dalam medium air. Emulsi distabilkan oleh zat
suatu lapisan permukaan yang memisahkan sebagian besar materi nonpolar dari
Lemak yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati dan
jaringan adiposa harus diangkut antara berbagai jaringan dan organ untuk
digunakan dan disimpan. Karena lipid tidak larut dalam air, masalah bagaimana
(fosfolipid dan kolesterol) dan protein untuk membuat lipoprotein yang dapat
terdapat pada minyak sayur dan lemak hewan. Trigliserida dapat merupakan
95%-98% dari seluruh bentuk lemak terkonsumsi pada semua bentuk makanan
Trigliserida adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor yang
banyak didapatkan dalam sel-sel lemak; terutama 99% dari volume sel.
menjadi kolesterol, fosfolipid dan bentuk lipid lain kalau dibutuhkan. Sebagai
jaringan lemak, trigliserida juga mempunyai fungsi fisik yaitu sebagai bantalan
orang orang gemuk mempunyai kadar trigliserida yang tinggi dalam plasma.
Trigliserida banyak disimpan dibalik lipatan kulit. Makin gemuk sesorang, makin
banyak trigliserida yang terdapat dalam tubuhnya dan membuat kulit menjadi
dan asam lemak. Mono- dan diasilgliserol. Gliserol yang diesterifikasi dengan
satu atau dua asam lemak, juga ditemukan di jaringan. Senyawa ini sangat penting
Asam lemak adalah asam organik dengan setidaknya satu gugus karboksil
(–C(=O)OH, –COOH, atau –CO2H) dan rantai karbon panjang yang ikatannya
dapat berupa ikatan rangkap, seperti pada asam lemak tak jenuh, atau ikatan
tunggal. ikatan, seperti pada asam lemak jenuh. Asam lemak umumnya berasal
dari trigliserida dan fosfolipid, dan merupakan komponen utama dari lemak
makanan. Kebanyakan asam lemak yang terjadi secara alami memiliki rantai tak
bercabang dengan jumlah atom karbon genap. Menurut jumlah ikatan rangkap,
katalog Asam lemak mencakup asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh
tunggal, dan asam lemak tak jenuh ganda (Chen dkk., 2020).
Tata nama sistematik yang paling sering digunakan untuk menamai asam
karbon yang sama, dengan -oat menggantikan akhiran -e. Jadi, asam jenuh
berakhiran -anoat, misalnya asam oktanoat (C8), dan asam tak jenuh dengan ikatan
rangkap memiliki akhiran -enoat, misalnya asam oktadesenoat (asam oleat, C18).
Di dalam tubuh, asam lemak terutama terdapat sebagai ester minyak dan lemak
alami, tetapi di dalam plasma, lemak terdapat dalam bentuk tidak teresterifikasi
sebagai asam lemak bebas, yakni suatu bentuk transport. Asam lemak yang
terdapat dalam lemak alami biasanya mengandung atom karbon berjumlah genap.
Rantai tersebut dapat jenuh (tidak mengandung ikatan rangkap) atau tak jenuh
Gliserida adalah ester asam lemak dari gliserol dan langkah awal dalam
lihat enzim lipase mengkatalisis reaksi ini, dan reaksi serupa terjadi di banyak sel
lemak bebas dilepaskan selama lipolisis dan diangkut dalam plasma sebagai
kompleks fisik dengan albumin. Meskipun konsentrasi asam lemak bebas plasma
basal biasanya hanya 0,25-0,5 mmol/L, asam lemak bebas merupakan sumber
utama asam lemak untuk jarigan karena memiliki waktu paruh yang sangat sikat .
Studi pada model hewan menunjukkan bahwa asam lemak, termasuk asam
arakidonat dan DHA, dengan cepat diambil oleh otak ketika disuntikkan ke dalam
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah lilin, minyak kelapa,
minyak sawit, mentega, H2SO4 pekat, padatan KHSO4, akuades, NaOCl 2%,
larutan α-naftol 0,1%, HCl pekat, aluminium foil, kertas label, sunlight,
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL larutan sampel minyak dan lemak
tabung reaksi diisi dengan 1 mL larutan sampel minyak dan lemak (minyak
kelapa, minyak sawit, mentega, lilin, dan gliserol) serta akuades sebagai kontrol
Keterangan:
- : tidak tengik
4.2 Reaksi
4.2.1 Tes Akrolein
a. Lilin (Wax)
b. Mentega
c. Gliserol
d. Minyak Kelapa
e. Minyak Sawit
f. Akuades
a. Lilin (Wax)
b. Mentega
c. Minyak Kelapa
d. Minyak Sawit
e. Akuades
f. Gliserol
4.3 Pembahasan
Tes Akrolein adalah salah satu tes yang digunakan dalam pengujian suatu
sampel yang mengandung gliserol. Sampel yang digunakan adalah mentega, lilin,
minyak kelapa, minyak sawit, akuades, dan gliserol. Pada tes ini gliserol
diidentifikasi dengan cara penambahan KHSO4 ke dalam tabung reaksi yang berisi
akan terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol, reaksi hidrolisis ini
gliserol dan yang tidak mengandung gliserol berdasarkan ketajaman bau yang
minyak sawit = minyak kelapa> gliserol > lilin = mentega > akuades. Kekuatan
sampel, semakin banyak kandungan gliserolnya maka semakin kuat bau tengik
yang dihasilkan. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa bau minyak sawit dan
minyak kelapa adalah yang paling tengik. Salah satu teori menyatakan bahwa
sampel dengan uji positif berupa adanya perubahan warna hijau zamrud pada
sampel. Sampel minyak dan lemak yang digunakan adalah lilin, mentega, minyak
kelapa, minyak sawit, akuades dan gliserol. Pada tes ini dilakukan penambahan
dapat terbentuk. Setelah itu didiamkan selama 2-3 menit supaya NaOCl larut
pekat mampu memisahkan gugus yang terikat pada -OH sehingga gugus benzena
yang terikat pada α-naftol bisa berikatan dengan gugus -OH yang ada pada
minyak dan lemak yang diuji mengandung gliserol kecuali akuades. Hal ini sudah
sesuai dengan teori yang ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna hijau
zamrud pekat pada lilin, mentega, minyak kelapa dan minyak sawit. Hasil ini
tidak sesuai dengan teori dimana seharusnya sampel lilin juga tidak berwarna
Teori menyatakan bahwa lilin (wax) terbentuk dari reaksi esterifikasi asam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. pada tes akrolein, lilin, mentega, minyak kelapa, minyak sawit, akuades,
dan gliserol menghasilkan uji positif yang ditandai dengan adanya bau
tengik.
2. pada tes kolorimetri, lilin, mentega, minyak kelapa, dan minyak sawit
zamrud.
5.2 Saran
dilengkapi lagi untuk memperlancar jalannya praktikum. Selain itu, bahan yang
akan digunakan sebaiknya selalu diperbaharui agar ketika ingin digunakan tidak
kesusahan mencarinya.
Saran untuk percobaan ini adalah semoga percobaan ini dapat lebih baik
lagi ke depannya dalam hal metode yang digunakan agar berjalan lebih efektif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur, A, A., 2001, Plasma Free Fatty Acid and Lipoproteins as Sources of
Polyunsaturated Fatty Acid for the Brain, Journal of Molecular
Neuroscience, 16(1):159-165.
Chen, J., and Liu, H., 2020, Nutritional Indices for Assessing Fatty Acids:
A Mini-Review, Journal of Molecular Sciences, 5965(12):1-24.
Edwards, N, A., and Hassal, K, A., 1971, Cellular Biochemistry and Physiology,
McGraw-Hill Publishing Company, Inggris.
Murray, R. K., Bender, D, A., Botham, K, M., Kennelly, P, J., Rodwell, V, W.,
and Weil, P, W., 2009, Harper’s Illustrated Biochemistry, McGraw-Hill
Publishing Company, United States.
Kartika, D., dan Widyaningsih, S., 2012, Konsentrasi Katalis dan Suhu Optimum
pada Reaksi Esterifikasi menggunakan Katalis Zeolit Alam Aktif (ZAH)
dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah, Jurnal Natur Indonesia,
14(3):219-226.
Prakoso, T., Hapsari, S. C., Lembono, P., dan Soerawidjaja, T. H., 2006, Sintesis
Trigliserida Rantai Menengah Melalui Transesterifikasi Gliserol dan
Asam-Asam lemaknya, Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 5(3):520-529.
Siswati, T., Sa’diyah, A., Permatasari, A., Rismayana, R., Sulistiana, D.,
Mardiyah, U., Kristanto, B., Puspita, D., Indis, N. A., Patimah, Aisyah, S.,
Sandra, L., Satriawan, D., dan Rahmawati., 2022, Kimia Analisis Bahan
Pangan, PT. Global Eksekutif Teknologi, Padang.
Suraidah, Febriani, N., dan Wirman, S. P., 2016, Pemanfaatan Buah Pala untuk
Mengatasi Ketengikan Pada Minyak Kelapa yang Dibuat dengan Cara
Tradisional, Jurnal Photon, 6(2): 123-129.
Rodwell, V. W., Bender, D, A., Botham, K, M., Kennelly, P. J., dan Weil, P, W.,
2019, Biokimia Harper, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Lampiran 1. Bagan Kerja
1. Tes Akrolein
sebanyak 1 mL
Hasil
2. Tes Kolorimetri
sebanyak 1 mL
Hasil
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan
1. Tes Akrolein