REAKSI-REAKSI TRIGLISERIDA
H041211007
KELOMPOK 1 B
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Laporan Praktikum Biokimia
REAKSI-REAKSI TRIGLISERIDA
Asisten Praktikan
PENDAHULUAN
Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang diangkut dalam darah dan
disimpan pada jaringan lemak tubuh. Trigliserida merupakan asam lemak yang
ditemukan dengan aliran darah dengan kadar normal biasanya tidak melebihi 150
gliserol telah membentuk satu ikatan ester dengan satu molekul asam lemak.
monoasilgliserol. Tata nama monogliserida dan ditentukan oleh jumlah, jenis, dan
posisi asam lemak yang terikat pada gliserin. Jumlah asam lemak yang terikat satu
terdapat pada minyak sayur dan lemak hewan. Trigliserida merupakan 95%-98%
dari seluruh lemak terkonsumsi Trigliserida dibentuk di hati yang berasal dari
lipid yang kita makan atau berasal dari karbohidrat dan disimpan sebagai lemak di
bawah kulit dan di organ-organ lain. Trigliserida adalah bentuk lemak yang paling
lemak; terutama 99% dari volume sel. Disamping digunakan sebagai sumber
energi, trigliserida dapat dikonversi menjadi kolesterol, fosfolipid dan bentuk lipid
akrolein.
kalorimetri.
hingga timbul bau khas yaitu bau tengik yang menandakan bahwa sampel
mengandung gliserol.
II.1 Lipid
dalam sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti
(eter, kloroform, dan benzena). Lipid bersifat non polar atau hidrofolik. Penyusun
utama lipida adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang
panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R’COOH dan R‖COOH Penyusun lipida
lainnya berupa gliserida, monogliserida, asam lemak bebass, lilin (wax), dan juga
secara umum didefinisikan sebagai komponen yang mudah larut pada pelarut
organik yang cenderung non-polar seperti etanol, ether, dan kloroform, namun
terdapat beberapa golongan lipid yang larut pada pelarut polar (Mamuaja, dkk.,
2017).
Asam lemak penyusun lipida ada dua macam, yaitu asam lemak jenuh dan
asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh molekulnya mempunyai ikatan
rangkap pada rantai karbonnya. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C pada
rantai yang ikatannya tidak jenuh (peristiwa adisi). Selama penyimpanan, lemak
atau minyak mungkin menjadi tengik. Ketengikan ini terjadi karen asam lemak
pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon,
alkanal, atau keton, serta sedikit apoksi dan alkohol (alkanol) dengan BM relatif
rendah dan bersifat volatile dengan aroma yang tidak enak (tengik/rancid). Dalam
pengkatalis. Penambahan katalis pada campuran reaksi yang tidak berada pada
yang dapat dihidrolisis dengan alkali dalam keadaan panas yang selanjutnya akan
menghasilkan sabun. Triasilgliserol mudah larut didalam pelarut non polar, seperti
lemak dari jaringan. Triasilgliserol dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh
dan karenanya berbentuk cair pada suhu kamar, dapat diubah secara kimia
menjadi lemak padat oleh hidrogenasi sebagi gandanya. Jika terkena udara,
proses autooksidasi. Molekul oksigen dapat bereaksi dengan asam lemak yang
memiliki dua atau lebih ikatan ganda, menghasilkan produk kompleks yang
menyebabkan rasa dan bau menyimpang pada lemak yang mengalami ketengikan
II.2 Minyak
mempunyai sifat fisikokimia yang berbeda satu sama lain, karena perbedaan
jumlah dan jenis ester yang terdapat di dalamnya. Dalam struktur lemak dan
minyak, asam lemak terikat pada gliserol melalui ikatan kovalen sehingga
terbentuk ester gliserol. Ikatan yang terbentuk adalah antara gugus karboksil pada
asama lemak dan gugus hidroksil pada gliserin. Setiap pembentukan ikatan
kovalen akan membebaskan satu molekul air sehingga reaksinya disebut reaksi
gliserin dapat mengikat maksimum tiga rantai asam lemak dandapat melepaskan
maksimal tiga molekul air untuk membentuk trigliserida (Mamuaja, dkk., 2017).
berasal dari tanaman (nabati) dan hewan (hewani). Lemak dan minyak yang dapat
dimakan (edible fat), dihasilkan oleh alam, yang dapat bersumber dari bahan
nabati atau hewani. Adapun perbedaan umum antara lemak nabati dan hewani
mengandung fitosterol, 2) kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani
lebih kecil dari lemak nabati, dan 3) lemak hewani mempunyai bilangan Reichert-
Meissl lebih besar dan bilangan Polenske lebih kecil dibanding dengan minyak
nabati. Struktur kimia lemak dan minyak memiliki tiga buah asam lemak yang
terikat pada gliserin sehingga disebut trigliserida. Berdasarkan jenis asam lemak
apabila ketiga asam lemak yang terikat pada gliserin adalah sama, sedangkan
trigliserida campuran adalah apabila salah satu atau seluruh asam lemak yang
terikat berbed. Contoh trigliserida campuran adalah yang disusun oleh 3 jenis
asam lemak yang berbeda. Trigliserida tersebut disusun oleh asam palmitat pada
C1, asam linoleat pada C2, dan asam stearat pada C3. Trigliserida campuran ini
2018).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah gliserol, minyak sawit,
minyak wijen, minyak kelapa, mentega, lilin, akuades, padatan KHSO4, larutan
NaOCl 2%, HCl pekat, H2SO4 pekat, larutan α-naftol, aluminium foil,
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala, tabung
reaksi, rak tabung, spatula, pipet tetes, pipet skala, bulb, hot plate, pembakar
minyak sawit, minyak wijen, mentega, lilin, gliserol, dan akuades). Ditambahkan
selama 2-3 menit. Ditambahkan 2-3 tetes HCl pekat dan dihomogenkan,
IV.2 Reaksi
b. Minyak Wijen
c. Mentega
d. Lilin
e. Gliserol
f. Akuades
4.2.1 Tes Kolorimetri
a. Minyak Kelapa
b. Minyak Wijen
c. Mentega
d. Lilin
e. Gliserol
f. Akuades
IV.3 Pembahasan
dengan tes akrolein. Sampel yang digunakan adalah minyak kelapat, minyak
wijen, mentega, lilin, gliserol, dan akuades. Pada tes ini gliserol diidentifikasi
dengan cara penambahan KHSO4 ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel.
terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol, reaksi hidrolisis ini mengakibatkan
aluminium foil supaya saat larutan dipanaskan baunya tidak habis menguap.
menjadi akrolein serta untuk menghilangkan kadar air. Akrolein yang terbentuk
Pada hasil percobaan, dapat diketahui sampel minyak dan lemak yang
percobaan didapatkan urutan ketajaman bau tengik dari yang paling tengik sampai
yang tidak tengik, yaitu lilin > mentega > gliserol > minyak kelapa > akuades.
Kekuatan bau tengik tersebut didasarkan pada kandungan gliserol dari masing-
masing sampel, semakin banyak kandungan gliserolnya maka semakin kuat bau
tengik yang dihasilkan. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa bau gliserol tidak
terlalu tengik, hal ini bertentangan dengan teori dimana seharusnya gliserol yang
memiliki bau tengik paling kuat. Hal ini mungkin terjadi karena beberapa
KHSO4 tidak larut sempurna. Selain itu, pada hasil percobaan diperoleh bau
tengik pada lilin, hal ini juga bertentangan dengan teori dimana lilin tidak
mengandung gliserol karena pada saat dihidrolisis lilin hanya menghasilkan asam
lemak dan alkohol. Hal ini mungkin disebabkan oleh sampel lilin yang telah
sampel dengan uji positif berupa adanya perubahan warna hijau zamrud pada
sampel. Sampel minyak dan lemak yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak
sawit, minyak wijen, mentega, lilin, dan gliserol, serta akuades sebagai kontrol
negatif. Pada tes ini dilakukan penambahan NaOCl 2% yang berfungsi untuk
HCl pekat sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi, lalu dipanaskan untuk
pekat. Penambahan H2SO4 pekat mampu memisahkan gugus yang terikat pada -
OH sehingga gugus benzena yang terikat pada α-naftol bisa berikatan dengan
gugus -OH yang ada pada gliserol dan menghasilkan senyawa yang berwarna
hijau zamrud.
Pada hasil percobaan diperoleh hasil bahwa semua sampel minyak dan
lemak yang diuji mengandung gliserol kecuali akuades. Hal ini ditandai dengan
terbentuknya larutan berwarna hijau zamrud pekat pada lilin, minyak kelapa,
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan kali ini adalah
sebagai berikut :
2. Semakin tinggi suhu sistem dari suatu reaksi, maka kecepatan reaksinya juga
akan meningkat.
V.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan untuk laboratorium ialah agar air keran
Saran yang dapat saya sampaikan tentang percobaan kali ini adalah
Chang, R., 2018.Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-konsep Inti, Erlangga, Jakarta.
(41), 99–109
Sampel
sebanyak 1 mL.
dipanaskan
Hasil
1. Tes Kalorimetri
Sampel
-
selama 1 menit.