Anda di halaman 1dari 20

BAB I LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK KULTUR JARINGAN

MEMBUAT LARUTAN STOK

Unib-BW

OLEH :

NAMA : PETRUS SIMATUPANG

NPM : E1J009094

CO.ASS : RUTH SIREGAR

PRODI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2012
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Formulasi media kultur jaringan pertama kali dibuat berdasarkan komposisi larutan yang digunakan
untuk hidroponik, khususnya komposisi unsur-unsur makronya. Unsur-unsur hara diberikan dalam
bentuk garam-garam anorganik. Koposisis media dan perkembangan formulasinya didasarkan pada
jenis jaringan, organ dan tanaman yang digunakan serta pendekatan dari masing-masing peneliti.
Beberapa jenis sensitif terhadap konsentrasi senyawa makro tinggi atau membutuhkan zat pengatur
tertentu untuk pertumbuhannya.

Media kultur sebagi media tumbuh tanam yang dikulturkan merupakan bagian penting dalam proses
perbanyakan tanaman secara invitro. Pentingnya media kultur dalam tehnik perbanyakan vegetatif
ini tidak lepas dari adnya komponen penyusun media yang terdiri dari berbagi unsur pendukung
pertumbuahan tanaman seperti hara makro, hara mikro, vitamin, zat perangsang tumbuh dan
sumber energi dalam bentuk gula.

Pembuatan larutan stok berdasarkan pengelompokan dalam: Stok makro, stok mikro, stok Fe,
stok vitamin dan stok hormone terutama bila larutan stok tidak disimpan terlalu lama (segera
digunakan habis). Stok hormone dapat disimpan antara 2-4 minggu, sedangkan stok hara dapat
disimpan 4-8 minggu. Dengan adanya larutan stok, pembuatan media selanjutnya hanya dengan
teknik pengenceran dan pencampuran saja.

Untuk itu dalam praktikum ini dilakukan pembuatan media stok dengan kepekatan atau konsentrasi
tertentu sehingga diperoleh pemecahan masalah seperti yang tersebut di atas.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui cara pembuatan larutan stok


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pembuatan media, langkah pertama adalah membuat stok dari media terpilih. Penggunaan
larutan stok menghemat pekerjaan menimbang bahan yang berulangulang setiap kali membuat
media.Untuk membuat medium kultur jaringan, biasanya menimbang setiap komponen bahan
kimia yang terdapat pada resep medium dasar. Langkah ini kurang praktis karena memakan banyak
waktu dan mengurangi kecepatan. Selain itu timbangan yang digunakan untuk menimbang sejumlah
kecil bahan kimia kadang-kadang tidak tersedia. Kendala ini dapat dibatasi dengan pembuatan
larutan stok terlebih dahulu, kecuali untuk unsur mikronya. Jadi perlu membuat larutan stok untuk
unsur mikro, besi, vitamin, hormon, dan mio-inositol (Hendaryono dan Wijayani, 2007). Setiap
larutan stok dapat dipergunakan sampai 100 liter media, bahkan larutan stok mikro dapat
dipergunakan sampai 100 liter media. Larutan stok dapat disimpan ditempat yang bertemperatur
rendah dan gelap.

Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang konsentrasinya
lebih tinggi daripada konsentrasi kompenen tersebut dalam formulasi media yang akan dibuat.
Larutan stok biasanya dibuat dengan konsentrasi 10, 100 atau 1000 kali lebih pekat. Jika larutan stok
dibuat, pembuatan media dapat dilakukan dengan cara mengambil sejumlah larutan stik sehingga
konsentrasinya menjadi sesuai dengan yang terdapat pada formulasi media yang dikehendaki
(Yusnita, 2003).

Dalam pembuatan larutan stok, yang perlu diperhatikan adalah penyatuan beberapa komponen
media sekaligus dalam suatu larutan stok dan harus mempertimbangkan kecocokan dan kestabilan
dari sifat kimianya. Dalam larutan stok yang berisi beberapa komponen media jangan sampai ada
endapan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan hara dalam media eksplan atau tanaman yang
dikulturkan. Setelah larutan stok dibuat, pengambilanya untuk media dapat dilakukan dengan cara
memipet atau menakarnya dengan gelas ukur (Yusnita, 2003).

Pembutan larutan stok dimaksudkan untuk memberi kemudahan pekerjaan dalam pembutan media
salnjutnya antara lain;

1. Menghemat pekerjaan menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media

2. Mengatasi kesulitan penimbangan dalam jumlah yang sangat kecil

3. Mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlau sering dibuka dan ditutup

(Marlin dkk, 2007).

Pembuatan larutan stok berdasarkan pengelompokan dalam : Stok makro, stok mikro, stok Fe, stok
vitamin dan stok hormone terutama bila larutan stok tidak disimpan terlalu lama (segera digunakan
habis). Stok hormone dapat disimpan antara 2-4 minggu, sedangkan stok hara dapat disimpan 4-8
minggu. Dengan adanya larutan stok, pembuatan media selanjutnya hanya dengan teknik
pengenceran dan pencampuran saja.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan stok adalah penyimpanan (daya simpan)
larutan. Larutan yang sudah mengalami pengendapan, tidak dapat digunakan lagi. Pengendapan
larutan stok umumnya terjadi bila kepekatan dapat dihindari dengan membuat larutan yang tidak
terlalu pekat atau tidak menggunakan larutan campuran, yaitu dengan membuat satu larutan stok
hanya untuk satu jenis bahan (terutama untuk unsur hara makro). Kondisi simpan juga diperhatikan,
karena ada beberapa bahan yang tidak tahan dalam suhu tinggi atau cahaya.

Pembuatan media dikelompokan berdasarkan jenis bahan kimia yang digunakan, sehingga jika
bahan kimia tersebut dicampur tidak terjadi interaksi yang menghasilkan senyawa baru. Biasanya
pengelompokan dilakukan berdasarkan stok hara makro, stok hara mikro, vitamin dan stok
hormone, terutama jika larutan stok tidak disimpan terlalu lam. Stok hara baik mikro maupu makro
dapat disimpan dalam waktu yang relative lam yaitu 4-8 minggu, sedangkan stok hormone biasanya
disimpan dalam jangka waktu 2-4 minggu (Marlin dkk, 2007).

Larutan stok dalam bentuk cair disimpan di dalam lemari es. Pembuatan larutan stok harus dilakukan
dengan cermat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami penendapan di dalam lemari
es. Jika terjadi pengendapan, maka sebelum larutan stok digunakan terlebih dahulu harus
dipanaskan (Hendaryono dan Wijayani, 2007). Larutan stok kadang-kadang ditumbuhi
mikroorganisme. Larutan stok yang terkontaminasi mikroorganisme ini, juga tidak dapat digunakan
lagi. Oleh karena itu kondisi simpan harus dijaga kebersihan dan tempat (wadah) larutan harus
diusahakan cara-cara pembuatan larutan stok untuk media Murashige dan Skoog (1962).

Pada stok hara makro, senyawa-senyawa sumber unsur hara makro diperlukan dalam jumlah yang
cukup besar. Oleh karena itu sebaiknya dibuat dalam larutan stok tunggal. Selain itu jenis anion
senyawa sumber unsur hara makro tidak sama, kemungkinan hal tersebut akan mempercepat
pengendapan larutan bila dibuat larutan stok campuran. Biasanya larutan stok hara dibuat beberapa
macam dan diberi nama sebagai berikut :

Tabel 4. Pembuatan larutan stok media MS untuk skala besar.

No

Larutan stok

Kersenyawaan

Berat persenyawaan (mg)

Pelarut Aquadest

(ml)

Konsentrasi larutan stok (kali)

Volume larutan stok untuk 1 liter media (ml)


1

NH4NO3

83500

1000

50

20

KNO3

95000

1000

50

20

CaCl2.H2O

44000

1000

100

10

MgS4.H2O

KH2PO4

(37000+

17000)
1000

100

10

FeSO4.7H2O

Na2EDTA.

(5570+

7450)

500

500

200

(senyawa mikro)

MnSO4.H2O

ZnSO4.H2O

H3BO3

KI

Na2MoO4.H2O

CoCl.6H2O

CuSO4.5H2O

(3380.0+

1720.0+

1240.0+

1240.0+
50.0+

5.0+

5.0)

1000

200

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada larutan stok :

a. Larutan stok media, sebaiknya tidak disimpan lebih dari 2 bulan sebelum dipergunakan.

b. Stok vitamin dan zat pengatur tumbuh, sebaiknya digunakan segar (kurang dari 2 minggu). Oleh
karena itu sebelum membuat larutan stok, harus ditentukan dahulu kebutuhan media, jadwal
pembuatan media dan semua sarana pembuatan media harus benar-benar sudah siap.

c. Larutan stok yang telah mengalami pengendapan dan yang sudah ditumbuhi mikroorganisme
(terkontaminasi), tidak boleh digunakan lagi (dibuang).

d. Semua alat-alat gelas (alat ukur, takar, wadah) sebelum dipergunakan untuk membuat larutan,
harus dibilas dulu dengan aquadest. Setelah selesai digunakan atau sebelum digunakan lagi, harus
pula segera dibilas dengan aquadest. Bila tidak digunakan lagi, tempatkanlah pada rak penyimpanan
secara terbalik supaya kering dan bagian dalamnya tidak berdebu.

Vitamin yang paling sering digunakan dalam media kultur jaringan tanaman, adalah thiamine
(vitamin B1), nicotinic acid (niacin) dan pyridoxine (vitamin B6). Thiamine merupakan vitamin yang
esensial dalam kultur jaringan tanaman.

Nicotinic acid, penting keberadaannya di dalam media kultur akar tomat, ercis dan lobak (Bonner
dan Devirian, 1939), begitu juga pyroxidin diperlukan dalam kultur akar tomat (Robbins dan
Schmidt, 1939).

Myo-inositol atau meso-inositol atau i-inositol digunakan dalam media untuk memperbaiki
pertumbuhan dan morfogenesis, sehingga myo-inositol dianggap sebagai golongan vitamin untuk
tanaman. Menurut Myo-inositol berperan dalam keikutsertaan dalam lintasan biosintesa asam-D-
galakturonat yang menghasilkan vitamin C dan pectin serta kemungkinan inkorporasinya dalam
fosfoinositida dan fosfatidil inositol yang berperanan dalam pembelahan sel. Penambahan myo-
inositol dengan konsentrasi antara 20-100 mg/l pertama kali ditunjukkan oleh Jacquiot dalam kultur
kambium tanaman elm (George dan Sherringtone, 1984). Myo-inositol berpengaruh dalam
morfogenesis kultur, misalnya dalam kultur Haworthia sp. Pembentukan pucuk dalam Haworthia sp.
tergantung dari keberadaannya myo-inositol (Kaul dan Sabharwal, 1972, 1975). Di alam Myo-inositol
ditemukan dalam air kelapa, dan dalam jumlah kecil didalam agar dipasaran. Myo-inositol juga
digunakan dalam pembuatan media Wood & Braun dan Murashige & Skoog (George dan
Sherringtone, 1984).
Pantothenic acid mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan jaringan tanaman tertentu,
seperti Salix sp. (Telle dan Gautheret, 1947), tidak semua jenis tanaman membutuhkan penambahan
pantothenic acid, contohnya pada kultur jaringan wortel.

Vitamin E (tocopherol) yang ditambahkan ke dalam kultur jaringan tanaman dapat memacu
pembentukan kalus friable (remah) dalam kultur embrio jagung sedangkan dalam kultur suspensi
kedelai, merangsang penyebaran sel pada konsentrasi 0.95 mM (Oswald et al, 1977).

BAB III

METODELOGI

3.1 Bahan dan Alat

Senyawa kimia penyusun larutan stok A-H

Hot Plate

Aquades

Magnetic stearer

Gelas piala

Erlenmeyer

Labu ukur

Sudip

Gelas ukur

Timbangan analitik

3.2 Cara Kerja

& Pembuatan Larutan Stok A, 100 ml konsentrasi 50 kali

1. Menimbang pesenyawaan NH4NO3 sebanyak 8.35 g

2. Memasukan bahan yang telah ditimbang tersebut ke dalam gelas piala bersih yang telah berisi
aquades atau air bebas ion kurang lebih 70 ml. selanjutnya melakukan pengadukan hingga larut
merata, jika berhasil larutan berwarna bening

3. Memindahkan larutan tersebut ke daam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan aquades .
Kemudian di dalm labu takar dilakukan penambahan air hingga volumenya tepat 100 ml
4. Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan
menutupny denan rapat dan memberi label A. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam
ruang pendingin

5. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan


alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat

& Pembuatan Larutan Stok B, 100 ml konsentrasi 50 kali

1. Menimbang persenyawaan KNO3 sebanyak 9.5 g

2. Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang telah dibilas dengan
aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maa arutan berwarna bening

3. Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan
menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml

4. Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan
menutupnya dengan rapat dan memberi label A. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam
ruang pendingin

5. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan


alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.

& Pembuatan Larutan Stok C, 100 ml konsentrasi 50 kali

1. Menimbang persenyawaan CaCl2 sebanyak 9,5 g

2. Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang telah dibilas dengan
aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil ma arutan berwarna bening

3. Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan
menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml

4. Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan
menutupnya dengan rapat dan memberi label C. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam
ruang pendingin

5. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan


alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.

& Pembuatan Larutan Stok D, 100 ml konsentrasi 50 kali

1. Menimbang persenyawaan MgSO4 sebanyak 0,33 g dan persenyawaan KH2PO4 sebanyak 1,7 g

2. Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang terpisah dan telah dibilas
dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maka larutan berwarna
bening

3. Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan
menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4. Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan
menutupnya dengan rapat dan memberi label D. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam
ruang pendingin

5. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan


alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.

& Pembuatan Larutan Stok E, 100 ml konsentrasi 200 kali

1. Menimbang persenyawaan FeSO4.7H2O sebanyak 0,557 g dan persenyawaan Na2.EDTA


sebanyak 0,745 g

2. Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang terpisah dan telah dibilas
dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maka larutan berwarna
bening

3. Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan
menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml

4. Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan
menutupnya dengan rapat dan memberi label E. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam
ruang pendingin

5. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan


alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.

& Pembuatan Larutan Stok F, 100 ml konsentrasi 200 kali

1. Menimbang persenyawaan unsure hara mikro dengan menggunakan timbangan :

NO

BAHAN KIMIA

JUMLAH YANG DIBUTUHKAN

MnSO4.7H2O

338 mg

ZnSO4.7H2O

7400 mg

H3BO3
124 mg

KI

16,6 mg

Na2MoO4.2H2O

5,0 mg

CoCl2.6H2O

0,05 mg

CuSO4.5H2O

0,05 mg

2. Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang terpisah dan telah dibilas
dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maka larutan berwarna
bening

3. Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan
menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml

4. Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan
menutupnya dengan rapat dan memberi label F. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam
ruang pendingin

5. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan


alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.

& Larutan stok G, 100 ml kepekatan 100 kali

1. Menimbang 0,1 g myo inositol, Kemudian memasukkan semua bahan ke dalam labu takar 100
ml, yang telah berisi aquades kurang lebih 25 ml. Labu takar selanjutnya dikocok hingga semua
bahan larut merat, kemudian volume labu ukur ditatapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan
aquades. Selanjutnya memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer 150 ml dan menutup
rapat dan menyimpan pada lemari pendingin.

& Vitamin dan zat pengatur tumbuh

1. Menimbang bahan-bahan berikut :


a) Thiamine HCl : 10 mg

b) Nicotinic Acid : 50 mg

c) Pyridoxine HCl : 50 mg

d) Glycine : 200 mg

2. Kemudian memasukkan semua bahan ke dalam labu takar 100 ml, yang telah berisi aquades
kurang lebih 25 ml. Labu takar selanjutnya dikocok hingga semua bahan larut merat, kemudian
volume labu ukur ditatapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan aquades. Selanjutnya
memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer 150 ml dan menutup rapat dan menyimpan
pada lemari pendingin.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Stok

Bahan kimia

Kons. Per liter

Berat persenyawaan (mg)

Kepekatan larutan stok

Vol. Pemipetan Stok

(ml/L)

NH4NO3

1650

83500

50

5,0

B
KNO3

1900

95000

50

5,0

CaCl2.2H2O

440

44000

100

2,5

MgSO4

KH2PO4

370

170

37000

17000

100

2,5

FeSO4.7H2O

Na2EDTA

28

37,3

5570

7450
200

1,25

MnSO4. H2O

MgSO4.7 H2O

H3BO3

KI

Na2MoO4.2H2O

CoCl2.6H2O

CuSO4.5H2O

22,3

8,6

6,2

0,83

0,25

0,025

0,025

11150

4300

3100

415

125

12,5

12,5

500

0,5

G
Myo inisytol

100

100

10000

Thiamin

Nikotinik acid

Piridoksin

Glysine

0,1

0,5

0,5

100

500

500

2000

1000

1000

1000

1000

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan larutan stok. Diawali dengan penimbangan media
komponen penyusun larutan stok dengan menggunakan timbangan analitik. Setelah dilakukan
penimbangan sesuai dengan kebutuhan yaitu berdasarkan kepekatan atau konsentrasi yang
dinginkan, maka dilakukan proses pelarutan dengan menggunakan aquades murni yang tidak
mengandung ion. Untuk larutan stok yang terdiri lebih dari satu persenyawaan maka proses
pelarutan dilakukan pada tempat yang berbeda hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi
kimia antara masing-msing persenyawaan misalnya reaksi penggaraman yang dapat meyebabkan
degradasi atau penurunan dari larutan stok itu sendiri.

Larutan stok A mengandung NH4NO3 sebanyak 1650 mg. Untuk membuat larutan stok A dengan
kepekatan 50x, kita memerlukan 82500 mg (1650 mg x 50). Larutan Stok A, kepekatan 50x , pada
1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus untuk menghitung jumlah larutan stok
yang kita ambil atau dipipet.

Karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok A hanya 250 ml dengan kepekatan
50 saja, maka kami hanya memerlukan NH4NO3 sebanyak 2,0625 g , maka volume larutan stok yang
akan dipipet adalah . Pembuatan larutan stok A, yaitu dengan menimbang NH4NO3 sebanyak 2,0625
g, kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan menambahkan akuades sekitar 100 ml,
kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate.
Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut dituangkan pada labu ukur
dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya
sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat
kemudian diberi lebel A. Larutan harus terlarut sempurna agar pada waktu diletakan dilemari es
tidak terjadi endapan. Biasanya larutan yang sudah mengalami pengendapan, tidak dapat digunakan
lagi. Pengendapan larutan stok umumnya terjadi bila kepekatan dapat dihindari dengan membuat
larutan yang tidak terlalu pekat atau tidak menggunakan larutan campuran, yaitu dengan membuat
satu larutan stok hanya untuk satu jenis bahan (terutama untuk unsur hara makro). Kondisi simpan
juga diperhatikan, karena ada beberapa bahan yang tidak tahan dalam suhu tinggi atau cahaya.

Larutan stok B mengandung KNO3 sebanyak 1900 mg. Untuk membuat larutan stok B dengan
kepekatan 50x, kita memerlukan 95000 mg (1900 mg x 50). Larutan stok B, kepekatan 50x , pada
1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus untuk menghitung jumlah larutan stok
yang kita ambil atau dipipet.

karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok B hanya 250 ml dengan kepekatan
50, maka kami hanya memerlukan KNO3 sebanyak 23,75 g , maka volume larutan stok yang akan
dipipet adalah . Pembuatan larutan stok B, yaitu dengan menimbang KNO3 sebanyak 23,75 g,
kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan menambahkan akuades sekitar 100 ml,
kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate.
Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut dituangkan pada labu ukur
dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya
sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat
kemudian diberi lebel B.
Larutan stok C mengandung CaCl2.2H2O sebanyak 440 mg. Untuk membuat larutan stok C dengan
kepekatan 100x, kita memerlukan 44000 mg (440 mg x 100). Larutan stok C, kepekatan 100x , pada
1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus untuk menghitung jumlah larutan stok
yang kita ambil atau dipipet.

karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok C hanya 250 ml dengan kepekatan
50, maka kami hanya memerlukan CaCl2.2H2O sebanyak 11 g , maka volume larutan stok yang akan
dipipet adalah . Pembuatan larutan stok C, yaitu dengan menimbang CaCl2.2H2O sebanyak 11 g,
kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan menambahkan akuades sekitar 100 ml,
kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate.
Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut dituangkan pada labu ukur
dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya
sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat
kemudian diberi lebel C.

Larutan stok D mengandung dua unsure yaitu MgSO4 dan KH2PO4 sebanyak 370 dan 170 mg. Untuk
membuat larutan stok D dengan kepekatan 100x, kita memerlukan MgSO4 dan KH2PO4 sebanyak
37000 dan 17000 mg (masing-masing dikali dengan 50). Larutan Stok D, kepekatan 100x , pada 1000
ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus untuk menghitung jumlah larutan stok yang
kita ambil atau dipipet.

karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok D hanya 250 ml dengan kepekatan
100, maka kami hanya memerlukan MgSO4 dan KH2PO4 sebanyak 13,5 g , maka volume larutan stok
yang akan dipipet adalah .

Pembuatan larutan stok D, yaitu dengan menimbang MgSO4 dan KH2PO4 masing-masing sebanyak
9.25g dan 4.25g, kemudian memasukkannya ke dalam botol kultur dan menambahkan akuades
sekitar 100 ml. Larutan dimasukkan ke dalam botol yang terpisah, kemudian sambil diaduk
meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate. Setelah larutan stok terlarut
sempurna, larutan persenyawaan tersebut digabung pada labu ukur secara berurut yaitu MgSO4
kemudian KH2PO4 supaya tidak terjadi penggumpalan atau pengendapan, dan ditepatkan
volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah
ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian
diberi lebel D.

Larutan stok E mengandung FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA sebanyak 28 mg dan 37,3 mg. Untuk
membuat larutan stok E dengan kepekatan 200x, FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA sebanyak 13060 mg
(5600 mg + 7460 mg x 200). Larutan Stok E, kepekatan 200x , pada 1000 ml air. Kita dapat
menggunakan menggunakan rumus untuk menghitung jumlah larutan stok yang kita ambil atau
dipipet.
karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok E hanya 250 ml dengan kepekatan
200, maka kami hanya memerlukan FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA sebanyak 3,2 g , maka volume
larutan stok yang akan dipipet adalah . Pembuatan larutan stok E, yaitu dengan menimbang
FeSO4.7H2O dan Na2.EDTA masing-masing sebanyak 1,4 dan 1,8 g, kemudian memasukkannya ke
dalam botol kultur secara terpisah dan menambahkan akuades masing-masing sekitar 100 ml,
kemudian sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate.
Setelah larutan stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut digabung pada labu ukur
secara berurut yaitu FeSO4.7H2O kemudian Na2.EDTA supaya tidak terjadi penggumpalan atau
pengendapan, dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan aquades sampai batas 250 ml.
Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut dipindahkan ke erlenmyer 250 ml
ditutup rapat kemudian diberi lebel E.

Larutan stok F mengandung MnSO4.7H2O, MgSO4.7 H2O, H3BO3, KI, Na2MoO4.2H2O, CoCl2.6H2O,
CuSO4.5H2O masing-masing sebanyak 22,3; 8,6; 6.2; 0.83; 0.25; 0.025; 0.025 mg. Untuk membuat
larutan stok F dengan kepekatan 500x, memerlukan media sebanyak 19115 mg (masing-masing
kebutuhan media dikali dengan 500, setelah itu ditambahkan). Larutan Stok F, kepekatan 500x ,
pada 1000 ml air. Kita dapat menggunakan menggunakan rumus untuk menghitung jumlah larutan
stok yang kita ambil atau dipipet.

karena kami di dalam praktikum ini hanya membuat larutan stok E hanya 250 ml dengan kepekatan
500, maka kami hanya memerlukan stok media F sebanyak 4,77875 g , maka volume larutan stok
yang akan dipipet adalah . Pembuatan larutan stok E, yaitu masing-masing media dimasukkan ke
dalam botol kultur secara terpisah dan menambahkan akuades masing-masing 30 ml, kemudian
sambil diaduk meggunakan magnetic stirrer melarutkannya menggunakan hot plate. Setelah larutan
stok terlarut sempurna, larutan persenyawaan tersebut digabung pada labu ukur secara berurut
yaitu MnSO4.7H2O, MgSO4.7 H2O, H3BO3, KI, Na2MoO4.2H2O, CoCl2.6H2O, CuSO4.5H2O supaya
tidak terjadi penggumpalan atau pengendapan, dan ditepatkan volumenya dengan menggunakan
aquades sampai batas 250 ml. Setelah volumenya sudah ditepatkan maka larutan stok tersebut
dipindahkan ke erlenmyer 250 ml ditutup rapat kemudian diberi lebel F.

Setelah selesai membuat larutan stok, larutan stok yang telah jadi disimpan pada lemari pendingin
secara berurutan (A-F). gelas Erlenmeyer tersebut (tempat larutan stok) sebelumnya telah dibaluti
dengan aluminium foil yang telah disterilkan. Untuk penggunaannya dalam pembuatan media yaitu
dengan cara mengencerkan larutan stok yang telah dipipet sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan aquades. Dengan adanya larutan stok dapat memberi keuntungan antara lain yaitu
menghemat waktu pekerjaan, menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media, mengatasi
kesulitan menimbang dalam konsentrasi kecil dan mengurangi kerusakan bahan kimia akibat terlalu
sering dibuka dan ditutup. Larutan stok dalam bentuk cair disimpan di dalam lemari es. Pembuatan
larutan stok harus dilakukan dengan cermat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami
penendapan di dalam lemari es. Jika terjadi pengendapan, maka sebelum larutan stok digunakan
terlebih dahulu harus dipanaskan.

Pembuatan media dikelompokan berdasarkan jenis bahan kimia yang digunakan, sehingga jika
bahan kimia tersebut dicampur tidak terjadi interaksi yang menghasilkan senyawa baru. Biasanya
pengelompokan dilakukan berdasarkan stok hara makro, stok hara mikro, vitamin dan stok
hormone, terutama jika larutan stok tidak disimpan terlalu lama.

Senyawa-senyawa di dalam media MS dapat terjadi pengendapan persenyawaan, ini terlihat jelas
pada media cair. Kebanyakan dari persenyawaan yang mengendap adalah fosfat dan besi, kemudian
dalam jumlah yang lebih sedikit adalah Ca, K, N, Zn dan Mn. Senyawa paling sedikit adalah senyawa
yang mengandung unsur C, Mg, H, Si, Mo, S, Ca dan Co. Pengendapan unsur-unsur tersebut
mungkin tidak penting, karena unsur-unsur tersebut masih tersedia bagi jaringan tanaman dan
pengaruh pengendapannya belum diketahui. Untuk mengatasi pengendapan Fe, Dalton dan grupnya
menganjurkan supaya konsentrasi Fe dikurangi sampai 1/3 dengan EDTA yang tetap (Dalton et al,
1983).

BAB V

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dengan adanya larutan stok dapat memberi keuntungan antara lain yaitu menghemat waktu
pekerjaan, menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media, mengatasi kesulitan
menimbang dalam konsentrasi kecil.

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan larutan stok yang
terdiri dari stok A-F melalui beberapa tahapan antara lain: penimbangan persenyawaan, pelarutan
senyawa kimia dengan menggunakan aquades, penetapan volume akhir, pelabelan dan
panyimpanan pada lemari es.

Untuk pengenceran dapat menggunakan rumus untuk menghitung jumlah larutan stok yang
kita ambil atau dipipet.

Untuk larutan stok yang terdiri lebih dari satu persenyawaan maka proses pelarutan dilakukan
pada tempat yang berbeda, untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara masing-msing
persenyawaan misalnya reaksi penggaraman yang dapat meyebabkan degradasi atau penurunan
dari larutan stok itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

George, E. T and P. O. Sherington. 1984. Plant Popagation by Tissue Culture Handbook And Directory
Comercil Collaboration. Exogetis Ltd, England.
Hendaryono dan Ir Ari Wijayani, 2007. Teknik Kultur Jaringan.

Marlin, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu,
Bengkulu.

Nugroho, A dan H. Sugianto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tehnik Kultur Jaringan. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Wattimena, G. A. 1992. Bioteknologi Tanaman. IPB, Bogor.

Yusnita, 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Srcara Efisien. P.T Agromedia Pustaka,
Tangerang.

Anda mungkin juga menyukai